Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

P ertemuan 11 Angka Indeks J0682.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "P ertemuan 11 Angka Indeks J0682."— Transcript presentasi:

1 P ertemuan 11 Angka Indeks J0682

2 Tujuan Belajar Setelah mempelajari bab ini, Mahasiswa diharapkan mampu: Menjelaskan pengertian angka Indeks Menjebutkan berbagai macam angka Indeks Menghitung berbagai macam angka Indeks dan mengimplementasikan Menguji angka Indeks dan mendeflasikan data berkala

3 I I I A P Materi ngka indeks berantai ndek agregat
ndek harga relatif sederhana ndeks rata-rata harga relatif ngka indeks berantai endeflasian data berkala I I A P

4 1 2 Buku Acuan keenam, halaman 280 – 303
. Statistik (2000) kar. J. Supranto, jilid 1 Chap.11 edisi keenam, halaman 280 – 303 . Statistika, Teori dan Aplikasi (2001), Bab 08, kar. Wayan Koster, edisi pertama, halaman 2

5 TM FRAKTIL 82 54 57 77 60 64 67 76 70 52 69 84 71 75 79 73 68 80 74 59 51 65 61 66 50 81 55 58 72 63 62 78 53 Hitung data diatas : Kuartil 1, 2, dan 3 Desil 3, 6, dan 8 Persentil 17, 45, dan 93

6 ANGKA INDEK Ada dua jenis periode Contoh : 08 - 01
Adalah angka yang dipakai sebagai alat perbandingan dua atau lebih kegiatan yang sama untuk kurun waktu yang berbeda. Satuan angka indeks % namun dalam prakteknya jarang dipakai. Ada dua jenis periode Periode Dasar. Periode yang dipakai sebagai dasar dalam membandingkan kegiatan tersebut.Umumnya nilainya = 100 2. Periode Berjalan / Bersangkutan.Periode yang dibandingkan dalam kegiatan tersebut Contoh : Penduduk Indonesia = jiwa meningkat = jiwa Apabila Periode Dasar 1960 Indeks Penduduk Indonesia 1960 =

7 Indeks Penduduk Indonesia 1970
= Ada kenaikan 51,92% (151,92 – 100) Bagaimana kalau Periode Dasarnya 1970 Penyusunan Angka Indeks (Baik) : Perumusan Masa Depan Angka Indeks harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan dan ukurannya sama. Pemilihan Periode Dasar A. Keadaan ekonomi relatif mantap dan stabil B. Jangan terlalu jauh Jenis Angka Indeks (Penggunaan) : Indeks Harga (Price Index) Mengukur perubahan harga barang Misal : Indeks harga konsumen Indeks harga perdagangan besar Indeks harga yang dibayar dan diterima petani Indeks Kwantitas (Quantity Index) Mengukur kwantitas suatu barang yang diproduksi dikonsumsi maupun dijual

8 Berdasar Cara Penentuan :
Misal : Indeks Produksi Beras Indeks Konsumsi Kedelai Indeks Penjualan Jagung 3.Indeks Nilai (Value Index) Perubahan nilai dari suatu barang, baik yang dihasilkan diimpor maupun diexport. Misal : Indeks nilai export kopra Indeks nilai import beras Berdasar Cara Penentuan : Indeks Tidak Berimbang Yang dalam pembuatannya tidak memasukkan faktor yang mempengaruhi naik-turunnya angka indeks A. Metode Angka Relatif B. Metode Agreagat C. Metode Rata-Rata Relatif 2. Indeks Tertimbang Memasukkan faktor yang mempengaruhi Metode Agregat Sederhana Tertimbang Metode Laspeyres Metode Paasche Metode Drobisch Metode Fisher Metode Marshall – Edgeworth Metode Walsh

9 08 - 05 Agregat C. Rata- Rata Relatif Indeks Harga 1971 = 100
Jenis Bahan Pokok 1971 1972 Jumlah 1.254,97 1.261,51 Indeks Harga 100 100,52 Indeks Harga = 100 Indeks Harga C. Rata- Rata Relatif Jenis Bahan Pokok Relatif – Harga Pn Po Beras Ikan Asin Minyak Kelapa Gula Pasir Garam Minyak Tanah 46,62/38, = 1,1978 140,11/135, = 1,0311 86,46/93, = 0,9216 140,21/97, = 1,0644 10,74/9, = 1,1222 16,26/16, = 1,0074

10 P = HARGA Q = JUMLAH ATAU KWANTITAS
Sabun Cuci Tekstil Batik 32,26/31, = 1,0579 118,16/118, = 0,9940 705,69/712, = 0,9906 = 9,3870 INDEK BERHIMBANG Indeks Harga = 100 Indeks Harga LASPEYRES (QO TETAP) P = HARGA Q = JUMLAH ATAU KWANTITAS JENIS BAHAN Po Pn Qo Kopra Kopi Lada Teh 4,959 14,902 26,726 17,252 6,437 14,595 23,595 21,595 1,840 994 24 420 11,844,080 14,507,430 566,280 9,069,900 9,124,560 14,812,588 641,424 7,245,840

11 08 - 07 B. PAASCHE ( Qn Tetap ) Disini indeks 1971 = 100 ( Th. Dasar)
kapok 17,000 17,500 16 280,000 272,00 TOTAL 36,267,690 32,096,412 Disini indeks = 100 ( Th. Dasar) B. PAASCHE ( Qn Tetap ) Menggunakan kuantitas tahun tertentu sebagai timbangan Jenis Bahan Po Pn Qn PnQn PoQn Kopra Kopi Lada Teh Kapuk 4,959 14,902 26,726 17,252 17,000 6,437 14,595 23,595 21,595 17,500 969 742 242 456 13 6,237,453 10,829,490 5,704,990 9,847,320 227,500 4,805,271 11,057,284 6,467,692 7,866,912 221,000 Total 32,851,753 30,418,159

12 Rumus : 08 - 08 C. PROBISH ( Rata Hitung )
Disini diumpamakan indeks 1971 = 100 C. PROBISH ( Rata Hitung ) Rumus yang terdapat diantara kedua hasil perumusan LASPEYRES dan PASCHE PROBISH menganjurkan sistem rata – rata bagi hasil indeks LASPEYRES dan PAASCHE jika hasil kedua indeks tersebut berbeda jauh

13 08 - 09 D. FISHER ( Rata Ukur ) E. MARSHALL – EDGEWORTH
Dikenal juga dengan nama Indek Indial Rumus : Hasil Fisher relatif tidak begitu berbeda dengan hasil Drobisch Meskipun demikian, hasil indeks Fisher < dibanding hasil Drobisch E. MARSHALL – EDGEWORTH Rata-rata tidak dilakukan terhadap indeks PAASCHE dan LASPEYRES, tetapi dilakukan terhadap timbangan kuantitasnya (Q) Rumus :

14 08 - 10 F. WALSH Indeks Harga 1970 = 100 Indeks Harga Rumus :
Jenis Bahan Po Pn Qo Qn Kopra Kopi Lada Teh Kapuk 4,959 14,902 26,726 17,252 17,000 6,437 14,595 23,595 21,595 17,500 1.840 994 24 420 16 969 742 242 456 13 Indeks Harga = 100 Indeks Harga Qo + Qn Po (Qo + Qn) Pn (Qo + Qn) 2.809 1.736 266 876 29 F. WALSH Rumus :

15 KESIMPULAN 08 - 11 A.Indeks Tidak Tertimbang B.Indeks Tertimbang
Metode Angka Relatif 2. Metode Agregat 3. Metode Rata Relatif B.Indeks Tertimbang 1. Indeks Laspeyres 2. Indeks Paasche 3. Indeks Drobisch 4. Indeks Fisher 5. Indeks Marshal - Edgeworth

16 LATIHAN ANGKA INDEKS Tabel. Kuantitas Produksi dan harga eceran tiga
jenis barang, 1994 dan 1995 Jenis Barang Produksi Harga 1995 X Y Z Tentukan Indeks Kuantitas Relatif barang Y tahun 1994, apabila tahun dasar 1995. Tentukan Indeks Kuantitas Rata rata Relatif tahun 1995 dengan tahun dasar 1994. Tentukan Indeks Kuantitas Laspeyres 1995, Paasche 1995, Drobisch 1995 dengan tahun dasar 1994 Tentukan Indeks Marshall – Edgeworth 1995 dan Walsh 1995 dengan tahun dasar 1994

17 DEFLASI (Membandingkan)
Meskipun pendapatan seseorang setiap periode (= Tahun) meningkat , namun pendapatan nyata (Riil) belum tentu naik bahkan mungkin turun Nilai Uang = Daya Beli Uang Pendapatan Nyata Dengan membandingkan (Deflasi) nilai pendapatan nyata dengan Indeks Harga (Indeks Biaya Hidup) Ada tahun dasar (Tahun Patokan) = 100 % Indeks Harga Berfungsi sebagai Deflator Contoh Pendapatan Pak Bima Tahun 1990 adalah 160% Dibandingkan tahun 1980 (naik 60%) Sedangkan indeks biaya hidup telah naik 2x lipat Dibandingkan tahun 1980 (sbg tahun patokan) Pendp. Nyata = 160/2 = 80% saja

18 Indeks Harga Konsumen (1995=100%)
Contoh Lagi Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 Upah Rata (Rp/Hari) 1500 2000 2500 2700 3000 Indeks Harga Konsumen (1995=100%) 95,5 101,8 114,4 116,2 123,5 Tentukan Upah Nyata dari soal diatas Langkah Satu Tahun dasar 1995 = 100% maka indeks Harga Konsumen yang baru Langkah Dua Tentukan upah nyata (pendapatan Riil) dengan cara membagi upah rata dengan IHK yang baru

19 Tahun dasar tetap 1995 = 100% Upah nyata Arti Upah Nyata
Misal Tahun 1999: Upah Rata Rp.3000 dengan IHK = 129,3%. Upah nyata hanya Rp.2320 Artinya telah terjadi penurunan nilai uang akibat Kenaikan harga dan lain lainnya. Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 Upah Rata (Rp/Hari) 1500 1876 2087 2219 2320 IHK Baru 1995=100% 100% 106,6% 119,8% 121,7% 129,3%

20 Sejak 1995 – 1999 Upah rata rata naik sebesar 100% dari Upah nyata (Pendapatan Riil) naik 54,7% dari Jadi periode upah yang diterima Naik 100%, tetapi sebenarnya upah nyata Hanya naik 54,7% Daya Beli Dengan memakai IHK baru, tentukan daya beli rupiah per tahun bilamana dianggap 1 rupiah (1995) benar-benar bernilai 1 rupiah atau mempunyai daya beli 1 rupiah Jawab Karena tahun 1995, 1 rupiah mempunyai daya beli 1 rupiah maka upah Pak Bima (1995) dengan Indeks 100 % adalah : Sehingga :

21 Daya Beli Artinya : Uang 1 upaih pada tahun 1995 mempunyai daya beli
hanya 0,94 rupiah pada tahun 1996 dan 0,83 rupiah pada tahun 997 dan seterusnya Dengan kata lain Daya Beli tahun 1996 turun sebesar Daya beli tahun 1997 turun 17% Tahun 1995 1996 1997 1998 1999 Daya Beli 1,0 0,94 0,83 0,82 0,77 ~ Turun 6% Turun 17 Turun 18% Turun 23%

22 Soal Ditanya : Asumsi IHK Baru Gaji Rill (nyata)
Tahun Gaji/Bulan IHK 1997 Rp 110 1998 118 1999 125 2000 130 2001 138 Ditanya : IHK Baru Gaji Rill (nyata) Jika Tahun 2002 IHK = 145 ingin kenaikan gaji 10% dari 2001 berapa sebaiknya upah normal yang harus diberikan PT.ITB Daya beli per 1 Rupiah Asumsi Tahun dasar adalah 1997

23 Jawab Tahun IHK Baru 1997 1998 1999 2000 2001 2002 100% 118/110 x 100% = 107,28 % 125/110 x 100% = 113,64 % 130/110 x 100% = 118,19 % 138/110 x 100% = 125,46 % 145/100 x 100% = 131,82 % Kenaikan gaji 10% = 110% x Rp ,97 = Rp ,87 (upah normal) Jadi upah nominal 2002 Tahun IHK Baru 1997 1998 1999 2000 2001 2002 100/ x Rp = Rp ,- 100/107,28 x Rp = Rp ,- 100/113,64 x Rp = Rp ,- 100/118,19 x Rp = Rp ,- 100/125,46 x Rp = Rp ,- 100/131,82 x Rp = Rp ,97,-

24 Tahun Daya Beli Tahun Produk Domestik Bruto IHK
Jawab Tahun Daya Beli 1997 1998 1999 2000 2001 2002 100/ x Rp. 1 = Rp. 1 100/107,28 x Rp. 1 = Rp. 0,93 100/113,64 x Rp. 1 = Rp. 0,88 100/118,19 x Rp. 1 = Rp. 0,85 100/125,46 x Rp. 1 = Rp. 0,78 100/131,82 x Rp. 1 = Rp. 0,76 Tahun Dasar 2000 IHK Baru Produk Domestik Bruto Nyata Daya Beli Rupiah Pernah terjadi Produk Domestik Bruto (PDB) tahun IHK = 400 terjadi penurunan 10% dari tahun 1996. Berapa PDB Nominalnya ? Latihan Tahun Produk Domestik Bruto IHK 1996 1997 1998 1999 2000 Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- Rp ,- 465 498 537 591 651

25 ۩Sampai jumpa Pada Pertemuan 12 (F2F)


Download ppt "P ertemuan 11 Angka Indeks J0682."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google