Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

GANGGUAN ANXIETAS.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "GANGGUAN ANXIETAS."— Transcript presentasi:

1 GANGGUAN ANXIETAS

2 DSM IV and ICD 10 Membedakan Gangguan Anxietas berdasarkan :
Perkembangan sejak kemunculannya, Klas stimuli, yang memunculkannya, pervasivitas dan topografi respon anxietas, Peran faktor yang jelas dikenali dalam etiologi anxietas. Berikut ini prinsip ganguan anxietas yang dideskripsikan dalam DSM IV dan ICD 10: • cemas perpisahan • fobia • gangguan cemas menyeluruh • gangguan panik • Post-traumatic stress disorder= gangguan stres pasca trauma • gangguan obsesif-kompulsif

3 Cemas Perpisahan Ketakutan yang tidak sepadan yang dipicu oleh perpisahan dari orang yang dilekatinya. Bukan satu-satunya penyebab menolak ke sekolah , namun yang tersering menyebabkannya. Cemas perpisahan dengan penolakan ke sekolah kronis merupakan prognosis buruk jika tak segera ditangani. Sepertiga dari kasus ini kelak pada masa mudanya mendorong terjadinya gangguan panik dengan agorafobia sekunder (Tonge, 1994).

4 Fobia Ketakutan luar biasa ketika berhadapan dengan obyek/situasi / kejadian tertentu, sehingga secara persisten obyek itu dihindari. Dalam DSM IV fobia spesifik dibedakan dari fobia sosial dan agorafobia. Fobia spesifik dalam DSM IV dibagi menjadi beberapa golongan terkait binatang, perlukaan (termasuk suntikan) , gambaran alam (ketinggian, kilat halilintar) dan situasi tertentu (pesawat, lift). Fobia sosial intinya adalah takut dinilai/dievaluasi oleh orang yang tidak dikenali baik dan menimbulkan rasa malu luar biasa. Fobia sosial membuat orang membatasi kehidupan sosialnya. Pada versi awal DSM diistilahkan sebagai Gangguan Menghindar.

5 Generalized anxiety disorder Gamngguan Anxietas Menyeluruh
Merasa terancam terus menerus oleh hl-hal lumrah sehari-hari seolah akan terjadi malapetaka Kecemasan tidaklah terpusat pada satu situasi atau hal khusus Pada DSM awal disebut Gangguan Cemas berlebihan

6 Gangguan panik Serangan panik, tiba-tiba, tidak terduga , akut dan berulang Serangannya membuat yang mengalaminya sangat menakutkan, mencemaskan, seolah akan mati, tercekik, hilang kendali diri, akan menjadi gila. Diantara serangan keadaan normal, berfluktuasi, jika bertemu dengan faktor pencetus, seranan panik terjadi. Kecemasan ini dapat berkembang menjadi fobia tempat publik=agorafobia sekunder Mereka takut meninggalkan rumah, sebagai tempat yang dianggap aman, untuk pergi ke tempat publik. Kae3na takut tak dapat meloloskan diri dari keramaian di tempat umum untuk memperoleh pertolongan ketika terjadi serangan Medikasi : clomipramine (Anafranil).

7 Post-traumatic stress disorder
Post-traumatic stress disorder (PTSD) terjadi pada banyak orang setelah yang bersangkutan menghadapi bencana yang mengancam jiwa dirinya atau orang lain. Memori tentang kejadian selalu berulang seakan baru saja terjadi, sehingga memicu kecemasan yang kuat. Orang yang mengalaminya cenderun menekan memorinya dengan menghindari situasi yang mengingatkan bencana

8 Terapi PTSD Banjiri yang bersangkutan dengan imajinasi gambaran kejadian tanpa membagkitkan kecemasan berlebihan. Kemudian terapis mengajak yang bersangkutan relaksasi dalam dan membacakan skenario bencana kepadanya

9 Gangguan Obsesif-Kompulsif
Obsessive-compulsive disorder (OCD) merupakan kondisi khas dengan pikiran berulang (obsesif) yang membuat orang cemas. Kemudian orang ini menghilangkan dorongan pikiran yang mencemaskan dengan melakukan tindak ritual berulang (kompulsi)

10 Gambaran Klinis keenam Gangguan Cemas
Lihat DSM IV-ICD 10 Cemas perpisahan, stimulusnya perpisahan dengan orang yang mengasuhnya / caregiver. Fobia stimulusnya obyek (binatang), kejadian (kecelakaan), atau situasi spesifik (bertemu kenalan baru) Generalized anxiety disorder, orang menafsirkan banyak aspek dari lingkungannya sebagai ancaman. Gangguan panik, stimulus menimbulkan sensasi pada tubuh seperti tachycardia (debar jantung meningkat) . Melalui debar jantung ketakutan memuncak sehingga terjadi serangan panik. PTSD, peristiwa internal dan eksternal merupakan petanda yang mengingatkan kejadian traumasehinga merangsang kecemasan OCD, stimuli pembagkit cemasnya adalah pikiran berulang (obsessional) Misal, situasi kotor berpotensi bangkitnya ide obsesi tentang kebersihan dan ecemasan akan kontaminasi

11 Kognisi Pada Keenam Gangguan Cemas
Temanya adalah meghindari cemas Pada cemas perpisahan, anak yakin bahwa orangtua atau dirinya akan mengalami bahaya jika berpisah. Dalam fobia, ada keyakinan bahwa obyek/kejasdian/situasi yang ditemuai membahayakan diri mereka. Dalam Gangguan Cemas menyeluruh, setiap kejadian merupakan ancaman bencana bagi dirinya. Misal: ketkutan rumahnya bakal terbakar, mobil bertabrakan, akan dihukum bila bersalah , teman-teman akan menjauhi dsb. Dalam Gangguan Panik , membuat mereka yakin serangan panik selanjutnya akan membuat mereka mati dan keyakinan sekunder datang membuat mereka menjadi agoraphobia. Keyakinan ini membuat mereka merasa aman tinggal di rumah saja. PTSD, mereka yakin kejadian bencana jika dikeluarkan dari memori kesadaran, bahaya dalam mengalami kembali ketakutan yang amat sangat dan trauma yang mengikutinya akan dapat dihindari OCD, bentuk obsesi terbanyak adalah kotor dan kontaminasi; katastrofi seperti kebakaran, penyakit, kematian; simetri, menurut aturan dan ketepatan ; ketaatan religi; jijik dengan kotoran tubuh, no keberuntungan dan kesialan; dosa atas pikiran seksual. Mereka juga yakin dengan ritual tertentu yang spesifik, maka kesialan tak akan sampai.

12 Keyakinan Akan Ancaman dan Bahaya
Terikat pada status afektif, karakteristik merasa tegang, gelisah dan tidak nyaman saat menghadapi stimuli yang menakutkan akan membangkitkan kemarahan luar biasa atau pada OCD ada ritual kompulsi penangkalnya . Misal anak dengan Cemas Perpisahan akan menjadi aggressive tantrums jika oleh ibunya ditinggal di sekolah. PTSD, mengalamibrasa tegang dan cemas luar biasa , ketumpulan emosi merupakan pelepasan materi afektif dari kesadaran

13 Pola Bangkitan Pola bangkitan tergantung pada jenis stimuli khusus pada setiap gangguan Cemas p[erpisahan hyperarousalnya : jika ada perpisahan Fobia spesifik: jika ada obyek/kejadian/situasi yang menakutkan. Pada generalized anxiety disorder, hyperarousal berlangsung terus menerus Pada Gangguan Panik dan PTSD pola bangkitan level sedang atu kronik dengan episode singkat hyperarousal ekstrim Pada OCD, pola pikiran berulang khas terjadi akut dan intens. Para pencemas menghindari cemasnya dengan perilaku menghindar Fobia spesifik , membuat mereka membatasi pergaulan sosial , seperti menghindari olahraga karena takut terluka. Pada cemas perpisahan, generalized anxiety disorder, Gangguan panik dan PTSD, mereka menghindarinya dengan cara perilaku terikat erat. Pada PTSD, mereka mendekatkan diri dengan alcohol atau napza. Alcohol dan napza merupakan upaya mereka menurunkan kecemasan dan menekan memori traumatiknya. Pada OCD, individu membuat perilaku ritual untuk mengurangi kecemasan Perilau kompulsi yang umum : mencuci, memeriksa, membuang kontaminan, meraba, kaku pada urutan dan mengoleksi secara berulang. Interpersonal relationships terpengaruh oleh berbagai kecemasan

14 Epidemiologi Prevalensi seumur hidup untuk semua gangguan cemas per cent (APA, 1994). Untuk cemas perpisahan 4% Prevalensi seumur hidup fobia simpel 10–11.3 per cent; fobia sosial 3–13 per cent; generalized anxiety disorders 5 per cent; panic disorder 1.5–3.5 per cent; PTSD 1–14 per cent; OCD s 2.5 per cent (APA, 1994). Kevbanyakan dialami perempuan pada kebanyakan anxietas, OCD sama antara laki-laki dan perempuan Komorbiditas kecemasan cukup tinggi dan banyak orang mengalami beberapa jenis cemas (APA, 1994). Anxiety disorders juga berkomorbid dengan gangguan mood (terutama depresi) dan substance use disorders. Alkohol dan napza merupakan cara mereka menurunkan cemas , suatu medikasi diri. Gangguan Cemas Spesifik rterkait dengan specific personality disorders. Sebagian orang dengan Fobia Sosial adalah mereka dengan Kepribadian Menghindar , atau dengan kepribadian obsesif kompulsif pada mereka dengan OCD. OCD dan Gagguan Tic, berkaitan erat , terutama pada sindroma Tourette , keadaan tik multipel dan vokal. OCD juga dekat dengan Gangguan Makan seperti anorexia nervosa. Pada anak, Gangguan Cemas dapat merupakan komorbiditas dengan gangguan conduct, attention deficit hyperactivity disorder dan major depression.

15 Perkembangan Mulai denga cemas biasa yang kemudian ditautkan dengan aspek kognisi, afeksi fisiologik, perilaku dan hubungan sosial kan (Strongman, 1996). Pada tingkat kognitif, situasi pencetus cemas dianggap sebagai bahaya atau ancaman Pada tingkat affective , ada perasaan terancam dan tegang. Pada tingkat faal, bangkitan otonom terjadi membuat diri bersiap menghadapi atau melarikan diri dari situasi mengancam. Individu menghadapi atau menghindar dari bahaya. Interpretasinya setiap situasi mengancam akan dilawan atau melarikan diri tergantung konteks sosial dan respon individu dalam keluarga atau jejaring sosialnya

16 Perkembangan Takut Pencetus ketakutan bagi anak dan remaja berkembang sesuai perkembangan kognitif dan sosialnya , kompetensi sosial dan kepeduliannya (Ollendick et al., 1994; Klein, 1994; Morris and Kratochwill, 1991). Pada enambulan masa awal kehidupan stimulasi ekstrim akan menimbulkan ketakutan seperti suara keras. Dengan perkembangan object-constancy danskema sebab akibat sepanjang usia setahun, anak akan mengerti perbedaan anggota keluarga dekat dengan orang asing/tak dikenal , ini berpotensi menimbukan cemas perpisahan

17 Perkembangan Takut Pada masa awal kehidupan anak lekat dengan orang yang merawatnya, dan ia takut berpisah dari pengasuhnya. Pada masa pre operasional , jika ada orang tak dikenali ia ketakutan. Ketrampilannya dikembangkan melalui pengasuhan , imajinasi terbentuk , tetapi belum dapat membedakan fantasi dan realita , maka anak ketakutan dengan imajinasi dan supernatural imajinasinya Aseiring perkembangannya tidak lagi takut pada binatang dsb. Mereka tetap takut pada bahaya alami seperti banjir, gubtur, halilintar , epidemi penyakit. Pada masa sekolah ketakutannya beralih pada kegagalan akademik, olahraga, seni. Pada remaja, masa berpikir formal operasional, kapasitas berpikir abstrak berkembang Anak remaja mulai dapat memroyeksikan apa yang akan terjadi di masa datang dan mengantisipasinya terutama ancaman pada relasi. Ketakutannya utama adalah penolakan dari kawan. Ketakutan ini menetap pada saat dewasa pada derajat yang berbeda-beda

18 Perkembangan Gangguan Cemas
Perkemvbqangan kecemasan bersama dengan perkembangan ketakutan seiring dengan perjalanan pengasuhan anak (Silverman and Rabian, 1994; Klein, 1994). Cemas perpisahan, secara klinis dapat muncul pada masa transisi pra sekolah atau sekolah dasar , juga dapat saja pada masa kanak lanjut. Awitan fobia binatang tejadi pada masa awal anak Awitan Cemas dan jenis lainnya mencapai puncak pada mana anak lanjut Cemas sosial, gangguan panik dan agoraphobia, yang berkembang sekunder dari gangguan panik , muncul pertama pada remaja dengan Gagguan Anxietas menyeluruh Obsessive-compulsive disorder berbeda dengan ritual normal anak pra sekolah dan anak umur 8-9 tahun, ketika mereka mengumpulkan mainan dan menjejerkannya secara berurutan Munculnya obsesif kompulsif dapat saja pada usia itu, namun juga dapat pada dewasa Gangguan ceas baru datang berobat jika menggangu fungsi sehari-hari

19 Teori Etiologi Teorinya tekait bio-psiko-sosial dan terapinya dikembangkan secara biologik, psikoanalitik, kognitif-behavioural dan sistem tradisi keuarga

20 Biological theories The genetic hypothesis. The GABA hypothesis.
The adrenergic-noradrenergic Basal ganglia hypothesis. Serotonin hypothesis.

21 The genetic hypothesis
Kerentanan akan takut terjdi pada masa perkembangan ketika mereka dihadapkan pada ketakutan (Torgersen, 1990). Gangguan anxietas tinggi pada turunan pertama orang dengan kondisi yang sama (Torgersen, 1990). Adanya faktor genetik, kecuali terbatas bukti pada PTSD.

22 The GABA hypothesis. Cemas fobia dan GAM, terjadi karena disfungsi neuron yang secara normal menghasilkan gamma aminobutyric acid (GABA) secara otomatis ketika kecemasan tinggi datang mencapai SSP GABA biasanya dilepas ketika datang cemas pada level tertentu , kemudian ia terikat pada reseptor GABA pada neuron yang terangsang ketika menghadapi kecemasan Pengikatan ini merupakan proses penghambatan untuk menurunkan kecemasan. Terapi phobia dan GAM dengan benzodiazepines seperti diazepam (Valium) atau chlordiazepoxide (Librium) menurunkan anxietas sebab obat ini mengikat reseptor syaraf GABA dengan konsekuensi menurunkan bangkitan anxietas Benzodiasepin menurunkan cemas pada orang dewasa , efek ini hilang begitu obat dihentikan. Pemakaian jangka panjang dihindari karena ketergantungan dan toleransi (Roy-Byrne and Cowley, 1998). Pada anak,sedikit controlled trials dari benzodiazepines dilakukan, ia hanya mereduksi cemas secara perifer dan hanya sedikit lebih baik dari plasebo(Taylor, 1994b).

23 Hipotesa adrenergic-noradrenergic
Formula ini disusun spesifik untuk menerangkan kejadian serangan panik. Serangan panik dikatakan akibat disregulasi subsistem adrenergic dan noradrenergic padasistem syaraf otonom, terutama di locus coeruleus. Studi biokimiawi mengindikasikan kenaikan fungsi adrenergic dan pharmacological challenge dengan agen yang mempengaruhi fungsi adrenergic seperti asam laktat dan C02, mendukung hipotesa ini, 1994). Serangan panik dapat diinduksi dengan menelan laktat atau menghirup C02 pada orang dewasa dengan ganggua panik. Challenge tests merupakan alat bantu diagnosis ganguan panik dan inhalasi C02 digunakan untuk memfasilitasi terapi paparan pada orang dewasa, ketika persepsi tanda bangkitan otonom diidentifikasi sebagai stimuli menakutkan (Côté and Barlow, 1993). Anti depresan Tricyclic seperti imipramine yang memengaruhi fungsi noradrenalin digunakan untuk menerapi serangan panik. Beberapa bukti dari penelitian dengan Controle Trial pada orang dewasa menunjukkan bahwa antidepressan secara temporer seefektif terapi perilaku pada terapi gangguan panik; pasa anak, terapi antidepresan berguna sebagai terapi tambahan terapi psikologik pada anak yang dengan gangguan penolakan sekolah (Côté and Barlow, 1993; Barlow et al., 1998; Taylor, 1994b; Bernstein, 1994).

24 Hipotesa Basal ganglia
Disregulasi sistem syaraf dalam ganglia basalis dipikirkan sebagai penyebab anxietas, pada OCD Pada kasus Khorea Sydenham , Huntington’s chorea, Wilson’s disease, Parkinson’s disease dan Tourette syndrom sangat tinggi insiden OCD (Wise and Rapoport, 1989). Kerusakan ganglia basalis akibat trauma kepala dapat memicu episode OCD (Max et al., 1994). Juga tindakan bedah yang membuat diskoneksi ganglia basalis dari korteks frontalis membuat OCD berat (Rapoport et al., 1994). Beberapa periset memberikan spekulasi bahwa kenaikan kasus OCD relatif memantapkan perilaku berdandan atau proteksi diri secara rtidak tepat dan pola ini sangat mungkin d enkoding di ganglia basalis. (e.g. Swedo, 1989).

25 Hipotesa Serotonin Disregulasi sistem serotonin merupakan penyebab OCD. Orang dengan OCD mengalami pengosongan kadar neurotransmitter serotonin. Terbukti dengan terapi spesifik serotonergic reuptake inhibitors, pada anak dan dewasa , seperti klomipramin, OCDnya menurun (Insel et al., 1985; Leonard et al.,1994; Rauch and Jenike, 1998).

26 Teori Psikoanalitik Teori mekanisme defensi psikoanalitik digunakan untuk melindungi diri dari impuls seksual dan aggresivitas yang tidak diterima yang membuat anxietas moral jika terekspresi dalam kesadaran. impuls seksual dan aggresivitas yang tidak diterima dan anxietas moral ditransformasi dalam nerotik kecemasan dan diekspresikan sebagai gangguan cemas. Pada fobia impuls yang seperti ini direpresikan dan anxietas neurotiknya ditransformasi kedalam obyek subsitusi yang merupakan simbol obyek originalnya Mekanisme defensif ini disebut displacement. Jadi ketika orang mengatakan takut pada obyek /situasi tertentu, hipotesa psikoanalitik mengatakan hal itu berasal dari obyek yang tabu jika dibicarakan pada masyarakat normal sehingga perlu diberi ujud lain yabg dapat diterima Pada Gangguan Cemas Menyeluruh mekanisme defensi ini rusak dan orang tersebut menjadi dibanjiri kecemasan dari impuls yang tidak dapat diterima , banjiran ini menerobos kesadaran dan muncul dalam ekspresi. Ekspresi dari obyek tabu di displace ke target yang tersedia. (Malan, 1979; Bateman and Holmes, 1995). Pernyataan asli Freud dapat dilihat dalam kasus the Little Hans. Anak laki-laki Hans fobia terhadap kuda . Ketakutan pada ancaman kastrasi dan ayahnya yang diekspresikan lewat kuda (Freud, 1909a).

27 Teori PSIKOANALITIK Terapi psikoanalitik bertujuan menginterpretasi mekanisme pertahanan diri , perasaan yang terlarang yang disembunyikanyang direpresikan dan terkait anxietas neurotik Malan (1979) menunjuk tiga elemen (the defence, the hidden feeling, and the associated anxiety) sebagai segitiga konflik. Selama terapi perhatian kita tertuju pada parallels antara the cara orang mengelola relasinya sekarang dengan terapis ; relasi masa lalu dengan orangtua; dan relasi sekarang dengan orang lain yang bermakna dalam hidupnya seperti kelompok sebaya, teman kerja, atau pasangannya. Malan (1979) mengatakan tiga bentuk relasi ini merupakan jantung interpretasi transferen, sebagai segitiga relasi Interpretasi segitiga konflik dan orang dalam segitiga dapat tentatif ketika ikatan terapis pasien telah kuat dan dalam formulasi kasus coherent psycho-dynamic. Ide displacement sangat berguna dalam klinik ketika bekerja dengan pasien cemas . Kecemasan terhadap sesuatu sebenarnya kecemasan pada hal yang lain. Tak cukup bukti ini merupakan konflik psikoseksual Terbatas bukti efektiivitas terapi psikodinamik pada dewasa dan anak pada gangguan anxietas (Roth and Fonagy, 1996; Fonagy and Moran, 1990).

28 Teori PSIKOANALITIK Sudut pandang psikoanalitik mengatakan OCD terjadi dari sisa buruknya perang toilet-training (Freud, 1909b). Menurt psikoanalitik, selama fase anal anak marah pada orangtua karena harus menggunakan toilet dengan cara tepat. Sebetulnya anak jengkel pada orangtua, tetapi kejengkelannya direpresikan . Pada dewasa impuls seksual aggresif yang direpresikan berupaya mengekspresikan diri dalam bentuk cemas. Imp[uls dan pikiran aggressive di displaced dan di substitusi dengan yang lebih dapat diterima . Ketika ini menerobos kesadaran,, diterima sebagai ego-alien karena sudah dianggap bukan milik orang tersebut atau sudah diisolasi. Anxietas dikelola dengan cara ritual kompulsif untuk undo or cancel out impuls yang tidak dikehendaki. Survey orang dengan OCD secara variatif gagal mengidentifikasi tingginya konflik orngtua-anak pada toilet training dibanding kontrol (Milby and Weber, 1991), dan sedikit bukti bahwa orang dengan OCD dapat mengambil keuntungan dari interpretasi psychoanalytic psychotherapy. Kompulsi merefleksikan penggunaan mekanisme defensif undoing cocok dengan pengamatan klinik dengan keterangan cognitive behavioural OCD.

29 Teori Kognitif-behavioural
Menekankan pada pentingnya pengalaman pembelajaran. Behavioural theory.pembiasaan. Eysenck’s (1979) Eysenck berargumentasi bahwa orang dengan konstitusi lebih nerotik dan introvert lebih mudah mengembangkan fobia Cognitive theory. Pndekatan kognitif menurut Beck untuk terapi gangguan anxietas nerotik , kecemasan terjadi ketika terjadi pemicu reaktif yang timbul dari reaktivasi kognisi reactivate threat-oriented cognitif skema yang dibentuk semasa masa kanak dan pengalaman penuh stress (Beck et al., 1985): The world is dangerous, so I must continually be on guard; or My health is ailing so any uncomfortable somatic sensation must reflect serious ill health.

30 Teori Kognitif -behavioural OCD.
Stimuli lingkungan spesifik memicu pikiran obsesional dan ritual kompulsif digunakan untuk menetralkan obsesif yang menyusup. Stimuli lingkungan mendorong terjadinya anxietas mellui inisiasi proses pengkondisian klasik. Secara riwayat, stimuli dipasangkan dengan anxietas, sehingga terjadilah stimuli terkondisi. Menurut Rachman & Hodgson (1987) beberapa orang mempunyai kerentanan untuk disusupi pikiran obsesif yang tidak dapat diterima diri. Faktor yang mengkontribusi kerentanan bervariasi , termasuk adanya hyperarousability genetik; mood depresi ; pengalaman sosialisasi yang membutuhkan standar moral tinggi; dan sistem keyakinan spesifik tentang relasi antara pikiran dan tindakan, kendali dan tanggung jawab.

31 Teori Kognitif -behavioural OCD.
Orang dengan kerentanan OCD yakin bahwa susupan pikiran obsesif dan yang secara moral tidak dapat diterima secara otomatis diterjemahkan kedalam tindakan immoral; sehingga mereka mengendalikan susupan pikiran dan impuls imoral; dalam upaya mengendalikan ini timbullah tindakan kompulsi. Menuut teori cognitive-behavioural, episode OCD biasanya sipicu oleh peristiwa stressful dalam kehidupan, penyakit atau disrupsi dalam keluarga. Terapi kognitive-behavioural OCD biasanya berdasar pada asesmen stimuli yang mendorong obsesi; anxietas berasosiasi dengan semua ini ; tindakan ritual kompulsi akan menurunkan kecemasan Terapi juga meliputi paparan pemicu kecemasan yang menimbulkan pikiran obsesi , sebagai rspon [encegahan kecemasan , individu melahirkan tindakan ritual kompulsi

32 Teori Sistem Keluarga Sosialisasikan kecemasan dan model kecemasan pada anggota keluarga ( terutama pengasuh utama) yang sangat mempengaruhi, memberi model dan penguatan terkait keyakinan anxietas dan perilaku. Anggota keluarga yang selalu berinteraksi dengan pasien dan membuat gangguan dipertahankan individu terkait anxiety-related beliefs aan perilaku menghindar. Sistem keyakinan keluarga yang mendorong terjadinya anxietas termasuk cara pandang dengan keraguan yang secara rutin diinterpretasikan sebagai ancaman atau bahaya; yang mengatakan bahwa masa depan penuh bahaya, katastropik dan membahayakan ; bahwa segala ketidakpastian adalah ancaman; bahwa fluktuasi sistem otonom diinterpretasikan sebagai sebagai awitan serangan kecemasan penuh; bahwa setiap kejadian kecil merefleksikan bukti keseriusan penyakit; dan bahwa pemeriksaan akan memastikan konsekuensi negatif dan dinyatakan sebagai benar. Melalui pengamatan anggota keluarga keyakinan ini menjadi nyata membangun personaliti dengan sistem ancaman bahaya

33 Pendekatan Integratif
Melalui wawanvara klinis individu dan anggota keluarga, simtom kecemasan dan situasinya dapat diidentifikasi dan didiagnosis sesuai kriteria dalam ICD 10 dan DSM IV. Skala self-report, rating scales dan wawancara terstruktur telah ada untuk membantu mendiagnosis gangguan anxietas pada anak (Carr, 1999) dan dewasa (Lindsay, 1994). Selama proses asesmen individu dan keluarganya juga dapat diundang untuk mencatatkan fluktuasi perasaan harian atas kecemasan , pikiran yang terkait dengan hal tersebut, perilaku menghindarnya dan lingkungan sekitar yang membuat fluktuasi ini

34 Pendekatan Integratif
Terapi psikologik dan farmakologik sama efektifnya dan seringkali diperlukan kombinasinya agar hasil optimal (Nathan and Gorman, 1998). Untuk cemas perpisahan terapi utama adalah pendekatan brief family-based behavioural (Blagg, 1987). Untuk fobia simpel, terapi paparan berjenjang bertahap atau paparan tiba-tiba selama jangka waktu panjang pada situasi yang menakutkan paling efektif. Benzo-diazepines untuk jangka pendek membantu menurunkan kecemasan fobia tetapi ketika terapi dihentikan, efeknya menghilang Untuk gangguan panik dengan agoraphobia, paparan berjenjang atas situasi yang mengancam dikombinasi dengan dukungan keluarga , coping skills training kombinasi dengan clomipramine atau SRI. Untuk GAM, cognitive-behaviour therapy, dengan menantang pikiran ketakutan dan pembelajaran penyesuaian serta relaksasi merupakan terapi yang efektif. Untuk PTSD, terapi paparan, untuk menantang memori traumatik dan membiasakan dengan kecemasan sampai kecemasan menurun. Medikasi antidepresan tricyclic antidepressants dan SRIs merupakan terapi melengkapi terapi psikologik terapi paparan. Trapi lain adalah desensitisasi melalui paparan

35 Pendekatan Integratif
Pendekatan non-direktif permisif pada konseling akan membuat eksaserbasi daripada menurunkan kecemasan

36 Simpulan Ketakutan Normal adalah respon pada ancaman potensial untuk mencari selamat, anxietas adalah respon non-adaptive menghadapi situasi yang mengancam Dalam DSM IV dan ICD 10 kita jumpai macam gangguan anxietas termasuk anxietas perpisahan, fobia, GAM , gangguan panik (dengan atau tanpa agoraphobia), post-traumatic stress disorder dan obsessivecompulsive disorder. Pada keadaan klinis gangguan anxietas perhatian pasien tercurah pada hal yang membuat ia cemas; kognisinya berorientasi ancaman; fisiknya merepon ancaman dengan berbagai bangkitan otonom; perilaku menghindar; merusak hubungan relasi karena kecemasannya sehingga membatasi pergaulan dan situasi sosial. Prevalensi seumur hidup semua gangguan anxietas antara %.

37 Simpulan Munculnya gangguan anxietas dimulai dari ketakutan biasa yang terus berkembang dengan anxietas perpisahan dan fobia tunggal pada masa kanak dini . Fobia sosial , gangguan panik, dan agoraphobia—biasanya merupakan respon sekunder gangguan panik—mulai dari masa remaja bersama dengan GAM. Teori biologik : disregulasi beberapa sistem—seperti sistem GABA, adrenergicnoradrenergic dan serotonergic—pada etiologi cemas Benzodiazepines dan serotonin reuptake inhibitors sementara membantu menurunkan gejal. Teori psikoanalitik membuktikan adanya mekanisme defensif displacement pada beberapa anxietas dan undoing pada OCD. Cognitive-behavioural theories anxietas menunjukan adanya peran pembiasaan dan proses sosialisasi pada perkembangan gangguan anxietas Sistem keluarga menekankan pada peran keluarga yang menancapkan keyakinan dan pola interaksi dalam perkembangan dan pemeliharaan gangguan anxietas dan jika gaya hidup keluarga diubah akan terjadi perbaikan Dalam praktek klinik, pendekatan integratif dalam asesmen dan terapi banyak dilakukan


Download ppt "GANGGUAN ANXIETAS."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google