Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TIM UKMPPD UNIV MALHAYATI BANDAR LAMPUNG 2015

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TIM UKMPPD UNIV MALHAYATI BANDAR LAMPUNG 2015"— Transcript presentasi:

1 TIM UKMPPD UNIV MALHAYATI BANDAR LAMPUNG 2015
OBSTETRIC GYNECOLOGY TIM UKMPPD UNIV MALHAYATI BANDAR LAMPUNG 2015

2 ASUHAN PERSALINAN NORMAL
Melihat tanda dan gejala kala II Menyiapkan pertolongan persalinan Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik Menyiapkan ibu dan keluarga untuk proses pimpinan meneran Persiapan pertolongan kelahiran bayi Menolong kelahiran bayi Penanganan bayi baru lahir Menilai perdarahan Melakukan prosedur pasca persalinan

3 Memastikan pembukaan lengkap dengan keadaan janin baik :
Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan amniotomi

4 TINGGI FUNDUS dan USIA GESTASI

5 Bunyi Jantung Anak Dapat didengar pada akhir bulan ke-V
Dengan doptone → pada akhir bulan ke-III Frek. : x/menit Paling jelas terdengar di punggung anak dekat pada kepala Menandakan : tanda pasti kehamilan, anak hidup Dapat memperkirakan: presentasi anak, posisi anak, sikap anak, dan adanya anak kembar

6 PROM/PPROM Premature rupture of membranes (PROM)
Rupture of the chorioamnionic membrane (amniorrhexis) prior to the onset of labor at any stage of gestation Preterm premature rupture of membranes (PPROM) PROM prior to 37-wk. gestation Risk Factors: Prior PROM or PPROM Prior preterm delivery Multiple gestation Polyhydramnios Incompetent cervix Vaginal/Cervical Infection Gonorrhea, Chlamydia, GBS, S. Aureus Antepartum bleeding (threatened abortion) Smoking Poor nutrition

7 Steady leakage of small amounts of fluid Physical
History “Gush” of fluid Steady leakage of small amounts of fluid Physical Sterile vaginal speculum exam Minimize digital examination of cervix, regardless of gestational age, to avoid risk of ascending infection/amnionitis Assess cervical dilation and length Obtain cervical cultures (Gonorrhea, Chlamydia) Obtain amniotic fluid samples Findings Pooling of amniotic fluid in posterior vaginal fornix Fluid per cervical os

8 Pada usia kehamilan > 37 minggu :
Test Nitrazine test Fluid from vaginal exam placed on strip of nitrazine paper Paper turns blue in presence of alkaline (pH > 7.1) amniotic fluid Fern test Fluid from vaginal exam placed on slide and allowed to dry Amniotic fluid narrow fern vs. cervical mucus broad fern Pada usia kehamilan > 37 minggu : Pengelolaan aktif → terminasi kehamilan Bila belum didapatkan tanda persalinan → misoprostol intravaginal dan tetes oksitosin; SC bila usaha pervaginam tidak berhasil

9

10 KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Kehamilan Ektopik : kehamilan yang terjadi di luar kavum uteri, paling sering di tuba (90-95%) → kehamilan ektopik terganggu bila telah terjadi ruptur tuba dan memberikan gejala-gejala, antara lain : Nyeri perut Amenorrhea Perdarahan per vaginam (dapat juga tidak) Syok karena hipovolemia perdarahan (tergantung beratnya perdarahan)

11 Diagnosis : Tatalaksana : Nyeri pada palpasi perut, perut tegang
Nyeri goyang portio Urine b-hCG (+) Kuldosentesis (+) : darah pada kavum douglas (warna merah tua, tidak membeku setelah diambil USG Diagnosis pasti : laparotomi Atasi Shock Penghentian perdarahan segera → laparotomi salpingektomi (memotong bagian tuba yang terganggu)

12 HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Hipertensi Gestasional : Didapatkan desakan darah ≥ 140/90 mmHg untuk pertama kalinya pada kehamilan, tidak disertai dengan proteinuria dan desakan darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan. Preeklamsi : Kriteria minimum: Desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg setelah umur kehamilan 20 minggu, disertei dengan proteinuria ≥ 300 mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+ Eklamsi : Kejang-kejang pada preeklamsi disertai koma Hipertensi kronik dengan superimposed preeklamsi : Timbulnya proteinuria ≥ 300 mg/ 24 jam pada wanita hamil yang sudah mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan 20 minggu. Hipertensi kronik : Ditemukannya desakan darah ≥ 140/ 90 mmHg, sebelum kehamilan atau sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalinan.

13 PERSALINAN Tanda in-partu : Dibagi dalam 4 kala :
Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks. Dapat disertai ketuban pecah dini. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan terjadi pembukaan serviks. Dibagi dalam 4 kala : Kala I : mulai dari his persalinan sampai pembukaan cervix lengkap Kala II : dari pembukaan lengkap sampai lahir bayi Kala III : dari lahir bayi sampai lahir plasenta Kala IV : masa 1 jam setelah plasenta lahir

14 Kala 4: dari lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya
4 kala persalinan. Kala 1 persalinan :dimulainya proses persalinan yang ditandai dengan adanya kontraksi yang teratur, adekuat dan menyebabkan perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap. 1. fase laten dimulai dari awal kontraksi hingga pembukaan mendekati 4 cm kontraksi mulai teratur tetapi lamanya masih diantara detik 2. fase aktif kontraksi di atas 3 kali dalam 10 menit lama kontraksi 40 detik atau lebih dan mules pembukaan dari 4 cm sampai lengkap(10cm) terdapat penurunan bagian terbawah janin Kala 2: Dimulai pada saat pembukaan serviks telah lengkap dan berakhir pada saat bayi telah lahir lengkap. Pada Kala 2 ini His menjadi lebih kuat, lebih sering, dan lebih lama. Selaput ketuban mungkin juga sudah pecah/ baru pecah spontan pada awal Kala 2 ini. Rata-rata waktu untuk keseluruhan proses Kala 2 pada primigravida ± 1,5 jam, dan multipara ± 0,5 jam Kala 3: Dimulai pada saat bayi telah lahir lengkap, dan berakhir dengan lahirnya plasenta. Kala 4: dari lahirnya plasenta hingga 2 jam setelahnya

15 DYSFUNCTIONAL UTERINE BLEEDING
Abnormal bleeding from the uterus and can be characterized clinically by amount, duration, and periodicity : Oligomenorrhea: menstruation occurring with intervals of more than 35 days Polymenorrhea: menstruation occurring regularly with intervals of less than 21 days Metrorrhagia: menstrual bleeding occurring at irregular intervals or bleeding between menstrual cycles Menorrhagia: regular menstrual cycles with excessive flow (technically more than 80 mL of volume) or menstruation lasting more than 7 days Menometrorrhagia: menstrual bleeding occurring at irregular intervals with excessive flow or duration DUB is broadly characterized clinically as ovulatory or anovulatory

16 Ovulatory DUB → presents as menorrhagia Risk Factors :
Adolescence Perimenopause Obesity: DUB in overweight women results from altered estrogen-to-progesterone ratios and increased peripheral conversion of androgens to estrogens. The estrogen-driven endometrial proliferation eventually leads to endometrial overgrowth and abnormal bleeding patterns. Weight loss in obese patients presumably restores regular menstrual cycles by decreasing the adipose tissue available for conversion of androgens to estrogen Polycystic ovary syndrome (PCOS) Cigarette smoking

17 ABORTUS Definisi : Perdarahan dari uterus yang disertai dengan keluarnya sebagian atau seluruh hasil konsepsi pada usia kehamilan < minggu dan atau Berat < 500gr Patofisiologi : Pada awal abortus terjadi perdarahan dalam desidua basalis + nekrosis jaringan sekitarnya → hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya (benda asing dalam uterus) → uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya.

18 DIAGNOSIS PERDARAHAN SERVIKS BESAR UTERUS GEJALA LAIN Abortus iminens
Sedikit-sedang Tertutup Lunak Sesuai usia kehamilan Plano test (+) ·   Kram ringan ·   Uterus lunak insipiens Sedang-banyak Terbuka Sesuai atau lebih kecil Kram sedang/kuat inkomplit Sedikit-banyak  usia kehamilan Kram kuat . Keluar jaringan Uterus lunak komplit Sedikit-tidak ada Tertutup/terbuka Sedikit/tanpa kram Keluar jaringan ·   massa kehamilan (+/-) ·   Uterus agak kenyal Abortus Septic Perdarahan berbau Membesar, nyeri tekan Demam Leukosistosis

19 Missed Abortion Kematian janin < 20 Mg, tapi tidak dikeluarkan selama  8 Mg. Etiologi: diduga Hormon progesteron Gejala Diawali dengan abortus imminens yang kemudian menghilang spontan atau setelah terapi. Gejala subyektif kehamilan menghilang, mammae mengendor, uterus mengecil, tes kehamilan (-). Sering disertai gangguan pembekuan darah karena hipofibrinogenemia. Terapi Tergantung KU & kadar fibrinogen serta psikis ibu. Jika < 12 Mg → DC, jika > 12 Mg → infus oksitosin 10 IU/D5 500 cc atau Prostaglandin E

20 GINEKOLOGI Kista Bartholin
Kista pada kelenjar bartholin yang terletak di kiri-kanan bawah vagina,di belakang labium mayor. Terjadi karena sumbatan muara kelenjar e.c trauma atau infeksi Kista Nabothi (ovula) Terbentuk karena proses metaplasia skuamosa, jaringan endoserviks diganti dengan epitel berlapis gepeng. Ukuran bbrp mm, sedikit menonjol dengan permukaan licin (tampak spt beras) Polip Serviks Tumor dari endoserviks yang tumbuh berlebihan dan bertangkai, ukuran bbrp mm, kemerahan, rapuh. Kadang tangkai panjang sampai menonjol dari kanalis servikalis ke vagina dan bahkan sampai introitus. Tangkai mengandung jar.fibrovaskuler, sedangkan polip mengalami peradangan dengan metaplasia skuamosa atau ulserasi dan perdarahan. Karsinoma Serviks Tumor ganas dari jaringan serviks. Tampak massa yang berbenjol-benjol, rapuh, mudah berdarah pada serviks. Pada tahap awal menunjukkan suatu displasia atau lesi in-situ hingga invasif. Mioma Geburt Mioma korpus uteri submukosa yang bertangkai, sering mengalami nekrosis dan ulserasi.

21 PERDARAHAN POST PARTUM
Definisi Lama Kehilangan darah > 500 mL setelah persalinan pervaginam Kehilangan darah > 1000 mL setelah persalinan sesar (SC) Definisi Fungsional Setiap kehilangan darah yang memiliki potensi untuk menyebabkan gangguan hemodinamik Perdarahan setelah bayi lahir : perdarahan segera Perdarahan setelah 24 jam persalinan : perdarahan lanjut Insidens 5% dari semua persalinan

22 Gejala dan tanda yang selalu ada Gejala dan tanda yang Kadang-kadang ada Diagnosis kemungkinan Uterus tidak berkontraksi dan lembek Tidak ada penonjolan uterus supra simfisis Perdarahan setelah anak lahir (perdarahan pascapersalinan dini) Syok Atonia uteri Perdarahan segera setelah bayi lahir Darah segar Uterus kontraksi baik Plasenta lengkap Teraba diskontinuitas portio atau dinding vagina Pucat Lemah Menggigil Presyok Robekan jalan lahir Plasenta belum lahir setelah 30 menit Perdarahan segera Tali pusat putus akibat traksi berlebihan Inversio uteri akibat tarikan Perdarahan lanjutan Retensio plasenta Sub-involusi uterus Nyeri tekan perut bawah Perdarahan post partum lanjut Anemia Demam (bila terinfeksi) Sisa fragmen plasenta / Endometritis (terinfeksi) Tidak terdapat penonjolan suprasimfisis ataupun pada perut bawah Uterus tidak teraba saat palpasi Lumen vagina terisi massa kenyal dengan penampakan plasenta bagian fetal dan tali pusat (bila belum lepas) Neurogenik syok Pucat dan limbung Inversio Uteri

23

24 Sisa Plasenta Penemuan secara dini: dengan melakukan kelengkapan plasenta setelah dilahirkan Pada Pasca-persalinan lanjut: pasien akan kembali 6-10 hari setelah persalinan dengan keluhan perdarahan dan sub-involusi uterus Tatalaksana : Antibiotika : ampisilin kombinasi dengan metronidazole Ekplorasi digital (bila serviks terbuka) dan mengeluarkan bekuan darah atau jaringan Bila serviks tertutup, lakukan evakuasi dengan aspirasi vakum manual atau dilatasi/kuretase Transfusi bila Hb<8 gr%

25 ATONIA UTERI Kegagalan serabut-serabut otot miometrium uterus untuk berkontraksi dan memendek Hampir 95% dari perdarahan post partum adalah karena atonia uteri Biasa terjadi segera setelah bayi lahir hingga 4 jam setelah persalinan. Faktor resiko : overdistensi uterus (gemeli, makrosomia, polihidramnion, paritas tinggi), umur terlalu muda/tua, multipara dengan jarak kelahiran pendek, partus lama, malnutrisi, penanganan salah dalam melahirkan plasenta Gejala : Kontraksi uterus lemah/tidak berkontraksi, lunak Perdarahan per vaginam warna merah tua Fundus uteri tinggi Tanda-tanda syok Pencegahan : manajemen aktif kala III dengan oksitosin injeksi 10U IM

26 Rangsang dan Pijat Uterus
Atonia Uteri Rangsang dan Pijat Uterus Oksitosin 10 IU IM dan infus 40 IU dalam 500 ml NS/RL 40 tetes Infus untuk restorasi cairan dan jalur obat esensial Transfusi Perdarahan terus berlangsung Uterus tidak berkontraksi Kompresi bimanual Kompresi aorta abdominalis Tekan segmen bawah atau aorta abdominalis Beri misoprostol 400 mg rektal Tidak berhasil Atonia persistens Ligasi arteri uterina dan ovarika

27

28 Kehamilan Kembar (Gemelli)
Diagnosis : Penyulit: Hidramnion Partus prematurus Hipertensi dalam kehamilan Anemia Gangguan pertumbuhan Malpresentasi Perdarahan antepartum Resiko perdarahan postpartum Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan Teraba 3 bagian besar atau lebih, atau 2 bagian besar berdampingan Terdapat 2 ballotement Terdengar bunyi jantung pada 2 tempat yang sama jelasnya, apalagi terdapat perbedaan frekuensi Ro : 2 kerangka anak USG Anamnesis subjektif ibu: lebih berat, sesak napas, bengkak kaki, pergerakan anak lebih sering terasa Penanganan selama kehamilan: Perjalanan jauh dihindari Coitus dihindari terutama pada 3 bulan terakhir Koreksi anemia Diet tinggi protein/mineral

29 KONTRASEPSI PIL HORMONAL
Mekanisme Kerja : ESTROGEN : MENCEGAH OVULASI (MENEKAN FSH) MENCEGAH IMPLANTASI (PENGARUH PADA ENDOMETRIUM) PROGESTERON MENCEGAH OVULASI ( MENEKAN LH) MENCEGAH SPERMA MASUK KE CERVIX (PERUBAHAN LENDIR CERVIX) MENCEGAH IMPLANTASI (ENDOMETRIUM) Pil KB berisi hormon (bisa kombinasi estrogen atau progesteron atau progesteron saja). Pil kontrasepsi pada dasarnya memiliki tingkat efektivitas tinggi untuk mencegah kehamilan (pil kombinasi memiliki kegagalan 1 dalam 1000). Jadi, jika terjadi kehamilan mungkin saja cara pemakaiannya salah.

30 Aturan Minum : Biasanya dimulai di hari ke 1 atau ke 5 haid. Minum pil KB sebaiknya diminum pada waktu yang sama sehingga tidak kelupaan. Tidak harus jam yang sama selama tidak lebih dari 12 jam. Jika lupa 1 hari (24 jam) maka masih dapat diminum 2 tablet langsung pada saat ingat. Namun jika lupa lebih dari 1 hari bisa saja dilanjutkan namun efektifitas berkurang sehingga perlu dikombinasikan dengan kontrasepsi kondom saat berhubungan intim. Jika mengkonsumsi pil KB 21 tablet dan lupa melanjutkan pada blister yang baru maka mens tidak akan terjadi. Hal ini karena efek dari lanjutkan hormon estrogen dan progesteron pada pil KB tersebut. Bila hentikan pil KB maka dalam beberapa hari mens akan terjadi.

31 Bila lupa minum 1 butir pil hormonal (berwarna kuning) maka harus minum 2 butir pil hormonal segera setelah Anda mengingatnya Apabila lupa meminum 2 butir atau lebih pil hormonal (berwarna kuning), maka dalam 7 hari gunakan kondom apabila melakukan hubungan seksual atau hindari hubungan seksual selama 7 hari Apabila lupa meminum 1 butir pil pengingat (berwarna putih) maka buang pil pengingat yang terlupakan Bila lupa minum pil dalam dua hari, segera minum dua pil sekaligus ketika ingat.

32 Malpresentasi/ Malposisi

33 LETAK MUKA Sebab tersering : Panggul sempit dan anak besar
Tatalaksana : Diperiksa apakah ada kelainan panggul Dalam persalinan : dapat lahir spontan asalkan tidak ada CPD; biasanya partus lebih lama dengan kemungkinan ruptur perineum lebih besar; apabila dagu tidak dapat berputar ke depan, dilakukan SC Apabila tidak ada gawat janin dan persalinan berlangsung dengan kecepatan normal, maka cukuplah dilakukan observasi terlebih dahulu hingga terjadi pembukaan lengkap. Apabila setelah pembukaan lengkap dagu berada di anterior, maka persalinan vaginal dilanjutkan seperti persalinan dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih posterior, didapatkan tanda-tanda disproporsi, atau atas indikasi obstetric lainnya.

34

35 Letak Sungsang

36 Hiperemesis Gravidarum
Grade : Tingkat 1 : lemah,napsu makan↓, BB↓,nyeri epigastrium, nadi↑,turgor kulit berkurang,TD sistolik↓, lidah kering, mata cekung. Tingkat 2 : apatis, nadi cepat dan kecil, lidah kering dan kotor, mata sedikit ikterik, kadang suhu sedikit ↑, oliguria, aseton tercium dalam hawa pernafasan. Tingkat 3 : KU lebih lemah lagi, muntah-muntah berhenti, kesadaran menurun dari somnolen sampai koma, nadi lebih cepat, TD lebih turun. Komplikasi fatal ensefalopati Wernicke : nystagmus, diplopia, perubahan mental.Ikterik Definisi, keluhan mual,muntah pada ibu hamil yang berat hingga mengganggu aktivitas sehari-hari. Biasanya mulai setelah minggu ke-6 dan baik dengan sendirinya sekitar minggu ke-12 Etiologi : Kemungkinan kadar BhCG yang tinggi atau faktor psikologik Predisposisi :primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda. Akibat mual muntah → dehidrasi → elektrolit berkurang, hemokonsentrasi, aseton darah meningkat → kerusakan liver

37 Analisis Sperma

38

39

40 Taksiran Persalinan

41

42 Amenore

43

44 Infeksi Puerperalis

45

46

47 KONTRASEPSI HORMONAL Mekanisme Estrogen
1.Mencegah ovulasi (menekan FSH) 2.Mencegah implantasi (pengaruh pada endometrium) Progesteron 1.Mencegah ovulasi ( menekan LH) 2.Mencegah sperma masuk ke cervix (perubahan lendir cervix) 3.Mencegah implantasi (endometrium) 4.Merangsang Hormon Prolaktin

48 Kontra indikasi •Thrombophlebitis •Penyakit cerebrovaskuler atau coronaria •Diabetes dengan kelainan vaskuler •Hypertensi •Kanker buah dada •Gangguan fungsi hati • Hamil

49 KOMPLIKASI IUD Perforasi uterus Abortus Kram uterus Perdarahan Menorrhagia Infeksi KONTRA INDIKASI IUD Kehamilan Infeksi pelvis Kelainan Bentuk Uterus Genital actinomycosis Cervicitis dan vaginitis

50 Ca Serviks Cervical dysplasia:
abnormal changes in the cells on the surface of the cervix that are seen underneath a microscope Histology cervical intraepithelial neoplasia (CIN) I (mild) a benign viral infection CIN II (moderate), CIN III (severe). Cytology low-grade SIL (squamous intraepithelial lesion)low-grade lesions high-grade SIL (HSIL)  high-grade dysplasia

51

52

53

54

55

56

57 Choriocarsinoma

58

59 OAT dan Kontrasepsi

60


Download ppt "TIM UKMPPD UNIV MALHAYATI BANDAR LAMPUNG 2015"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google