Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DEPRESI.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DEPRESI."— Transcript presentasi:

1 DEPRESI

2 Senang-Sedih - Adaptif
Setiap spesies akan survive bilamana melakukan sosialisasi. Sosialisasi ini dapat membangkitkan rasa senang dan rasa sedih . Ikatan relasi jangka panjang demikian juga. Kesedihan , biasanya terjadi ketika seseorang kehilangan obyek/peristiwa/karakteristik personal berharganya serta ketrampilan berelasi. Keadaan yang menyenangkan membuat mereka memelihara dengan baik relasi. Mood ekstrim seperti mania dan depresi merupakan mood yang kurang adaptif . Orang dengan gangguan bipolar mempunyai dua kutub mood yang berlawanan ditandai dengan episode mania dan depresi (Jamison, 1995)

3 Gambaran Klinis Sedih: kehilangan relasi penting, seseorang yang disayangi , kemampuan yang dimiliki, kesehatan ataupun status. Orang dengan depresi selalu membuat perhatian dari sisi sedih , sehingga perasaan dan kognisinya beralih kepada hal yang tidak menyenangkan, dengan demikian perilakunya terikut. Ketika mengalami depresi berat, seseorang dapat mengalami mood-congruent auditory hallucinations. Kita dapat menilai dari pernyataan pasien yang mengatakan bahwa ia mendengar suara mengritik atau memberi kabar bertema kesedihan

4 Gambaran Klinis Mereka yang depresi menilai dirinya rendah, bersalah, tidak mampu, tidak berdaya – suatu penilaian bersifat negatif . Akibatnya lingkungannyapun dinilai mengritik, memusuhi, atau tidak peduli terhadap dirinya baik di rumah, sekolah/pekerjaan atau di masyarakat Pikiran mereka sulit berkonsentrasi atau fokus Membuat simpulan atas peristiwa/pembicaraan/keadaan pun menjadi salah karena menekankan pada sisi negatif saja Perasaan mereka sedih, kesepian, atau putus asa dan tak mampu menikmati keseangan yang dulu disenanginya

5 Gambaran Klinis Simpulan yang selalu negatif, perasaan sedih dan putus asa, membuat mereka mudah tersinggung Motorik melamban dalam gerak dan bicara (psychomotor retardation) atau meningkat tetapi aktivitas inefektif (psychomotor agitation). Semangat hilang, energi menurun, lekas lelah, gangguan tidur, gangguan makan, terasa sakit dibagian2 tubuh, mood bervariasi secara diurnal Minat seksual menurun, gangguan neurofisologi, hormon, kekebalan, pola tidur

6 Gambaran Klinis Karena hilangnya energi, pikiran negatif, mereka menarik diri dari kawan/keluarga/ rekan kerja/ teman sekolah dsb Orang dilingkungan melihat mereka sebagai malas, tak berdaya , tak bermanfaat Perilaku lanjut menjadi kesepian, tak berguna lalu destruksi diri, mutilasi diri, berpikir mengakhiri kehidupan dan bunuh diri

7 Klasiifikasi DSM IV & ICD 10
Depresi mayor Gangguan mood bipolar Dysthymia Cyclothymia

8 Gambaran Klinis Episode Depresi Mayor Ganguan Mood episodik
Episode mood rendah, kognisi negatif, gangguan makan dan gangguan tidur Distimia Kondisi kronis non-episodic Simtom depresi kronis Sama Dengan tambahan episode mania : elasi, grandiosity, flight of ideas dan perilaku ekspansif Siklotimia Kondisi kronis non episodik Mood berfluktuasi antara depresi dan mania tetapi lebih ringan daripada gangguan bipolar

9 Epidemiologi Prevalensi seumur hidup depresi mayor 10–25 % pada perempuan dan 5–12 % pada laki-laki. Untuk gangguan bipolar prevalensi seumur hidup laki-laki dan perempuan 1 %(APA, 1994). Depresi lebih banyak pada dewasa daripada anak dan remaja (Harrington, 1993). Dalam komunitas prevalensi depresi pra remaja berkisar antara % dan pada remauja 2-8 %. Depresi sama besarnya antara anak laki dan anak perempuan pra remaja , pada paska remaja lebih banyak pada perempuan dibanding laki-laki

10 Epidemiologi Komorbid dysthymia, gangguan anxietas gangguan penggunaan Napza, gangguan makan, gangguan personaliti ambang biasa terjadi pada depresi mayor (APA, 1994). Awitan dini, komorbid dysthymia (sering disebut depresi ganda), simtom depresif berat, depresi maternal, dan tidak adanya komorbid

11 Teori Etiologi Biologi Psikoanalitik, Perilaku kognitif,
Sistem tradisi Keluarga

12 Teori Biologi Teori genetik
Disregulasi amine, abnormalitas endokrin, disfungsi sistem kekebalan tubuh, abnormalitas sistem sirkadian, dan pada beberapa kasus (utamanya dinegeri empat musim) ada depresi musiman Gangguan pada sistem ini pada dasarnya terletak pada kerentanan biologik yang bersifat genetik diturunkan

13 Teori Biologies Teori disregulasi Amine
Hipoaktivitas sistem amine dalam pusat-pusat neuroanatomi terkait reward and punishment (Deakin, 1986) Disregulasi sistem amine di berkas syaraf medial otak depan (reward system) dan sistem periventricular (punishment system) yang mempengaruhi dorongan untuk mencari kenikmatan dan appetite Gangguan neurotransmitter , utamanya noradrenalin dan serotonin

14 Teori Biologi Tricyclic antidepressants (TCAs) seperti imipramine/Tofranil meningkatkan disfungsi sensitivitas reseptor pada neurotransmitters, terutama noradrenalin. Monoamine oxidase inhibitors (MAOIs) seperti phenelzine/Nardil melindungi ensim —monoamine oxidase—dari pemecahan neurotransmitter dalam celah sinapik dan mendorong peningkatan level amin. Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIs) seperti fluoxetine/Prozac mencegah serotonin direabsorbsi kedalam membran presynaptic dan dengan demikian meningkatkan kadar neurotransmitter ini. Hasil uji terapi menunjukan ada tiga klas antidepresan yang efektif memengauhi depresi pada duapertiga kasus dewasa (Nemeroff and Schatzberg, 1998) tetapi nyata inefektif pada anak dan remaja (Gadow, 1992).

15 Teori Biologi Teori Disregulasi Endokrin
thyroxin dan cortisol merupakan hormon utama terkait dengan depresi (Deakin, 1986) Disregulasi aksis hypothalamic-pituitary thyroid yang memandu kadar tiroid terjadi ketika kadar tiroksin dibawah normal Depresi kronik (bukan akut) meningkatkan kadar kortisol , ritme sirkadian kortisol abnormal cortisol Dibanding dengan individu tidak depresif, terapi deksametason-suatu sintesa mirip kortisol- pada orang dengan depresi akan memerbaiki ganguan ini dalam 24 jam

16 Teori Biologi Teori Disfungsi Sistem Immunitas
Paparan stres kronik atau kehilangan akut akan membuat fungsi sistem imunitas dan munculnya simtom depresi Kerusakan sistem fungsi immun membuat infeksi mudah masuk tubuh, sehingga orang sakit. Sakit sendiri merupakan stres. Stres akan membuat kambuhan depresi

17 Teori Biologi Teori Ritme Sirkadian desinkroni
Disregulasi atau desinkroni ritme sirkadian membuat siklus tidur-terjaga terganggu. Studi orang dengan depresi menunjukan ganguan irama sirkadian khas dengan pendeknya fase rapid eye movement (REM) , awitan fase laten, tidur rusak, bangun dini hari dan sulit tidur kembali (Kupfer and Reynolds, 1992). Dasarnya adalah sistem neuroanatomi reticular activating system mengalami desinkroni . Sistem reticular activating merupakan sistem pengatur bangun dan siklus tidur-terjaga

18 Teori Biologi Teori Disregulasi Ritme Musiman (Seasonal rhythm dysregulation theories) Beberapa orang mengalami depresi dalam musim dingin (Wehr and Rosenthal, 1989)-bentuk derivat hibernasi phylogenetik. Simpomnya : lelah, tidur terusmenerus, dan nafsu makan meningkatyang dikendalikan melatonin. Melatonin disekresi oleh kelenjar pineal selama waktu gelap tanoa cahaya. Terapinya adalah menyalakan lampu supaya selalu terang benderang juga dicoba untuk mengaur keluarnya melatonin

19 Teori Psikoanalitik Teori Psikoanalitik Klasik Freud
Pada saat bayi dipisahkan dari ibunya misal penyapihan akan terjadi perasaan hilangnya obyek cinta , terjadilah regresi. Anak masuk lagi ke fase oral domana diri dan obyek yang dilekati menjadi tanpa batas lagi dan obyek cinta yang hilang diintrojeksi. Aggresi yang menyertai introjeksi mbua diri lekat dengan obyek yang hilang, sehingga kemarahan ditujukan pada diri sendiri , tanda yang khas pada orang dengan depresi

20 Teori Psikoanalitik Teori Ego Psikologi Bibring
Bibring (1965), seorang psikolog ego psikodiamik mengatakan depresi merupakan hasil akhir rendahnya self-esteem karena besarnya diskrepansi antara self dan the ideal self. Internalisasi kritik pedas orangtua atau suntikan kesempurnaan orangtua selama masa kanak awal membuat berkembangnya egp ideal. Rendahnya self-esteem penting korelasinya dengan cikal bakal depresi, dan pada beberapa kasus, tidak semua, terkait dengan orangtua yang suka menghukum atau mengritik (Blatt and Zuroff, 1992).

21 Teori Psikoanalitik Teori relasi obyek Blatt
Dua jenis depresi dari dua jenis pengasuhan relasi orangtua-anak pada awal perkembangan Kehilangan perlekatan membuat kerentanan anak akan depresi- misal pada anak yang diabaikan atau sangat dimanjakan Kehilangan otonomi membuat kerentanan depresi yang berakar dari pengalaman pengasuhan orangtua yang terlalu mengritik atau menghukum

22 Teori Psikoanalitik Blatt dan Zuroff, anak yang diabaikan atau terlalu dimanja pada pengasuhan orangtuanya akan mengembangkan model pola relasi yang sama ketika ia berhubungan dengan orang yang dilekatinya. Bagi individu tetentu, denial dan represi merupakan mekanisme defensif umum untuk menghadapi ancaman. Individu ini umumnya rentan terkena stres dikemudian hari jika relasinya mengalami gangguan seperti perpisahan atau penolakan

23 Terapi Individual psychodynamic psychotherapy atau classical psychoanalysis merupakan terapi pilihan (Bateman and Holmes, 1995). Pada terapi tetentu , berkembang transferen sehingga terjadi self-directed hostility, selfcriticism, and ideas of abandonment atau hilangnya otonomi diri diproyeksikan pada terapis Transferen ini diinterpretasikan. Therapis menunjuk secara paralel relasi pasien-orangtua dan relasi terapis-pasien dan mengasnalisisnya. Interpretasi ini merupakan pelajaran pasien mengidentifikasi dirinya ketika masuk dalam hubungan bermasalah dikemudian hari brief psychodynamic psycho-therapy merupakan terapi yang efektif pada orang dengan simtom depresi (Holmes, 1999)

24 Teori Kognitif-behavioral
Teori Perilaku Lewinsohn Depresi dipertahankan oleh rendahnya response-contingent positive reinforcement (RCPR) (Lewinsohn and Gotlib, 1995). Ini dapat terjadi karena orang dengan depresi miskin ketrampilan sosial yang dibutuhkan untuk memberi balasan perhatian ketika berinteraksi dengan orang lain. Program terapi berbasis model ini termasuk individual atau group social-skills training dengan tujuan melatih klien trampil menerima response-contingent positive reinforcement dan mengatur lingkungan sehingga banyak kesempatan menggunakan ketrampilan sosial ini

25 Teori Kognitif-behavioral
Teori Kendali Diri Rehm Depresi muncul dari defisit dalam self-monitoring, self-evaluation dan self-reinforcement (Kaslow and Rehm, 1991). Secara spesifik depresi timbul ketika orang secara selektif memonitor diri dengan hal negatif dan mengeksklusi yang positif ; lebih memutuskan segera daripada menimbang konsekuensi jagka panjang ; mengevaluasi cepat tindakan dengan kriteria pendek ; tidak mendorong perilaku adaptif ; dan masuk kedalam menghukum diri sendiri Program terapi derivat model ini memperbaiki ketrampilan diri untuk secara efektif melakukan self-monitoring, self-evaluation and self-reinforcement

26 Teori Kognitif dan Perilaku
Teori Kognitif Beck Ketika terjadi kehilangan dalam kehidupan terjadilah reaktivasi skema kognitif negatif masa kanak sebagai akibat dari pengalaman kehilangan. Skema negatif memicu asumsi negatif seperti : Saya hanya berharga ketika oranglain menyukai saya. Skema negatif berakar pada pengalaman kehilangan di masa kanak dini , termasuk: - kematian orangtua atau saudara, sakit atau terpisah - kehilangan rawatan positif orangtua karena orangtua menolak - anak melalui kritikan, hukuman berat, overprotection, diabaikan atau kekerasan masa kanak - kehilangan kesehatan personal - kehilangan atau kurangnya relasi positif melalui bullying atau pengucilan kawan sebaya - Ekspektasi kehilanan, misal orangtua sakit kronis atau sekarat

27 Teori Kognitif dan Perilaku
Menurut Beck, dua skema negatif, yang berisi sikap laten tentang the self, the world dan masa depan, merupakan kunci pada depresi. Yang pertama terhadap relasi interpersonal dan yang kedua terhadap capaian personal. Ia menyebutnya sebagai sociotropy and autonomy. Individu dengan negative self-schemas disebut sociotropy , orang yang menyatakan dirinya sendiri secara negatif ketika dirinya gagal dalam mempertahankan positive relationships. Jadi asumsi intinya adalah If I am not liked by everybody, then I am worthless. Individu yang mempunyai negative self-schemas dimana otonominya merupakan pusat pengorganisasian negatif diri nya menyatakan dirinya negaif jika gagal mencapai work-related goals. Asumsi inti tentang self nya adalah If I am not a success and in control, then I am worthless

28 Teori Kognitif dan Perilaku
Distorsi kognitif Beck : All or nothing thinking. Thinking dalam terminologi kategori ekstrim— misal, saya sukses atau gagal Selective abstraction. Secara selektif fokus pada aspek kecil situasi dan kemudian embuat simpulan darinya—misal, Saya membuat kesalahan,maka semua yang saya lakukan salah. Overgeneralization. Melakukan generalisasi pada semua hal—misal, ia tidak meyapa saya, jadi ia mebenci saya. Magnification. Membesar-besarkan kejadian—misal, he said she didn’t like me so that must mean she hates me. Personalization. Mengatribusi perasaan negatif orang lain untuk diri—misal, ketika ia masuk ruanan ia marah, jadi saya telah membuat kesalahan Emotional reasoning. Mengambil perasaan sebagai fakta—misal perasaan saya masa depan gelap, jadi masa depan tak ada harapan

29 Teori Kognitif dan Perilaku
Reformulasi Teori pembelajaran ketidak berdayaan -Seligman’s reformulated learned helplessness theory Orang yang gagal berulang untuk mengendalikan kejadian stimuli aversif atau pengalaman gagal lalu membuat kendali internal , global, atribusi stabil bagi kegagalan ini dan mencapai keberhasilan melalui atribusi tidak stabil yang spesifik (Abramson et al., 1978). Model pelatihan kembali atribusi dimana klien belajar menghadapi kegagalan mencari faktor penyebab eksternal, spesifik dan tidak stabil dan mengubahnya menjadi keberhasilan dalam faktor internal, global, stabil sebagai prinsip terapi untuk bangun. Sebagai tambahan lingkungan individu mesti dimodifikasi untuk dapat menimbang the likelihood of non-aversive successful experiences dengan the likelihood of aversive failure experiences. Klien juga dilatih mengurangi preferensi pengalaman sukses diluar kemampuannya (Seligman, 1981).

30 Teori Kognitif dan Perilaku
Teori Sistem Keluarga Keluarga seringkali mempunyai sistem dukungan, keyakinan dan pola interaksi yang menimbulkan stress, dan ini merupakan dasar penyebab dipertahankannya depresi Baik faktor genetik maupun lingkunan mempunyai kontribusi terhadap perkembangan kondisi depresi Pengalaman kehilangan termasuk tidak adanya dukungan ketika terjadi perpisahan dari pengasuh utama; ketiadaan kehadiran orangtua secara psikologik; misal kematian orangtua, atau sedih karena perginya pengasuh utama. Stresses akan ketiadaan perlindungan dan rasa aman seperti kekerasan pada anak, konflik orangtua, keluarga berantakan, anak dipindah-pindah penitipannya dan paparan panjang budayakeluarga pesimistik

31 Teori Kognitif dan Perilaku
Teori Sistem Keluarga Mungkin dipicu oleh siklus kehidupan keluarga transisi penuh ketegangan Dapat karena dipertahankannya tipe tertentu dari sistem personal dan keyakinan keluarga , ditekakannya kehilanan masa lalu, pandangan negatif ketidak berdayaan dan ketidak berhargaan tentang masa depan. Sistem keyakinan depresif tertentu membuat aktivitas menurun dan penghindaran partisipasi dalam relasi Interaksi keluarga seringkali menjadi pemelihara rasa depresif dalam keluarga

32 Pendekatan Integratif
Dalam praktek klinis umumnya terapis menggunakan pendekatan integratif untuk memahami dan melakukan terapi depresi. Depresi dapat dimlai karena adanya faktor predisposisi genetik atau pengalaman kehilangan masa lalu. Depresi dapat dipicu oleh stress atau perubahan siklus kehidupan. Dapat dipertahankan oleh faktor biologi, psychodynamic, kognitif, behavioural atau interaksi keluarga. Paling efektif adalah pendekatan multimodalitas , pemberian medikasi antidepresan agar ada perbaikan neurobiologik sehingga simtom menurun, terapi psikologik tertuju pada faktor psychodynamic, cognitive, behavioural atau ineraksi keluarga (Nemeroff andSchatzberg, 1998; Craighead et al., 1998a; Prince and Jacobson,1995; Baucom et al., 1998).

33 Pendekatan Integratif
Untuk gangguan mood bipolar, terapi jagka panjang dengan lithium carbonate atau anticonvulsants (seperti carbamezapine) akan membuat mood stabil (Keck and McElroy, 1998). Kalau stabilisasi tidak sempurna dapat terhadi kambuhan. Maka perlu kepatuhan berobat yang didukung keluarga, perbaikan relasi dalam keluarga (Craighead et al., 1998b). Clarkin et al. (1988) yakin psikoedukasi keluarga dalam terapi keluarga akan membuat penyesuaian jangka panjang pada klien. Intervensi psikoedukasi anggota keluarga dengan pemberian informasi mengenai ganguan bipolar sebagai ganguan yang bersifat kronis ; membantu mengembangkan cara menurunkan stre dalam keluarga dan meningkatkan dukungan pada pasien ; mendorong kepatuhan atas medikasi

34 Simpulan Depresi mayor merupakan gangguan mood merendah episodik kambuhan yang bersifat kronis; atensi selektif pada hal negatif ; sistem keyakinan pesimistik; pola perilaku menyiksa diri , terutama dalam relasi intim, gangguan tidur dan makan Pusat tema adalah KEHILANGAN – relasi penting, kesehatan, harta, kedudukan, status- Depresi mayor berbeda dari gangguan bipolar . Ganguan bipolar mempunyai episode manik dengan elasi. Pada distimia gangguan ringan mood non-episodic. Depresi merupakan ganguan yang biasa terjadi dan diatas 15 % orang dengan depresi major melakukan bunuh diri. Depresi berkembang dalam biological, psychoanalytic, cognitive-behavioural, dan sistem tradisi keuarga. Dalam praktek klinik pendekatan etiologi dan terapi menggunakan pendekatan integratif multimodalitas


Download ppt "DEPRESI."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google