Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

DASAR DAN FILOSOFI MANUALTERAPI II Pertemuan 1

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "DASAR DAN FILOSOFI MANUALTERAPI II Pertemuan 1"— Transcript presentasi:

1 DASAR DAN FILOSOFI MANUALTERAPI II Pertemuan 1
Oleh: Sugijanto Disampaikan pada: Kuliah reguler Manual terapi

2 TUJUAN INSTRUKSIONAL Mahasiswa memahami manualterapi dengan cara :
Mampu mendefinisikan manualterapi dan neuromusculoskeletalvegetative mechanism Mampu merinci tentang proses asuhan manualterapi anggota gerak bawah Mampu menghubungkan anatomi terapan dalam kajian histologis struktur jaringan spesifik dengan fungsi anggota gerak bawah Mampu menilai tentang proses dan intervensi manualterapi

3 Pertanyaan studi Jelaskan pengertian manualterapi.
Jelaskan proses asuhan manualterapi. Apa yang harus dipelajari dalam anatomi terapan? Jelaskan. Jelaskan tentang struktur jaringan spesifik: kapsuloligamenter, muskulotendinogen, neurologis, diskus intervertebralis, osteogen dan integumen. Jelaskan tentang patologi inflamasi dan proses penyembuhan luka. Jelaskan tentang patologi inaktifitas dan immobilisasi dan komplikasinya pada jaringan spesifik. Jelaskan konsep posisi dan sikap tubuh. Jelaskan konsep gerak tubuh dan anggota

4 DASAR-DASAR MANUALTERAPI
Pengertian: Asuhan kesehatan yang berorientasi pada neuro-musculo-sceletal-vegetative mechanism Musculosceletal: menyangkut alat pemelihara sikap dan pembentuk gerak, termasuk sendi-tulang-otot-jar lunak lain Neuromuscular: meliputi sistem saraf pusat dan perifer Neurovegetative: Reaksi sympathic-parasymphatic system

5 Patologi anatomi, fisiologi - NMSVM Normal anatomi, fisiologi&fungsi
Klien Normal Patologi morphologis Patologi NMSVM Gang NMSVM Patologi anatomi, fisiologi - NMSVM Normal anatomi, fisiologi&fungsi Assessment & diagnose Metoda & ketrampilan Analisis Strategi perencanaan Kemampuan akademis/ilmiah Prosedur intervensi Kemampuan profesional Penilaian hasil instrument

6 ASUHAN MANUALTERAPI Asuhan manualterapi meliputi:
Assessment utk menegakan diagnosis MT: Analisis Struktur jaringan spesifik Analisis Patologi morfologis & fungsi Analisis Gangguan NMSVM Strategic Planning utk menetapkan Analisis akademis diagnosiskasus Rencana target dan tujuan pengelolaan, Menetapkan program intervensi. Pelaksanaan prosedur intervensi meliputi Pemilihan metoda dan teknik yang tepat, Menetapkan dosis intervensi. Reevaluasi untuk Penilaian hasil intervensi Analisis input-proses - output.

7 DASAR PEMAHAMAN & KETRAMPILAN
Pemahaman akademis profesional ttg: Anatomi terapan/Struktur jar spesifik Anatomi-Fisiologi-Kinesiologi-Biomekanik Patologi morphologis - fungsional: Patofisiologi-Patokinesiologi-Patologi fungsional Assessment: Metoda-teknik dan ketrampilan Analisis dan hipotesis data. Intervensi: Metoda-teknik dan ketrampilan profesional Manajemen pelayanan: Pelayanan, pendidikan, penelitian, pemasaran, dll:

8 PEMAHAMAN ANATOMI TERAPAN
Model sendi Fisiologi Aspek sindesmologi Kesatuan kinesiologis Histologis Neuroanatomi-fisiologi

9 Aspek mekanis sendi Osteokinematic
Analisis gerak sendi dilihat dr gerak tulangnya Jenis gerak Bidang gerak & sumbu gerak

10 Arthrokinematic Roll-slide
Analisis gerak dg memandang gerak antar pemukaan sendinya Traction-Compression: tarikan-tekanan tegak lurus permukaan sendi (concave) Penerapan pd spine : Gapping-3 dimensi ekstensi. Translation: dorongan sejajar permukaan sendi Penerapan pd spine : C0-C1 translasi; Th LPAVP Spin: putaran pada sumbu longitudinal.

11 PEMAHAMAN ANATOMI TERAPAN
ANATOMI IN VIVO Pada keadaan hidup. DISCRIPTIVE: penamaan, foaktor-faktor yg berpengaruh. TOPOGRAFIS Lokal; regional; segmental; quadrant; total Posisi jar. thd jaringan lain Arah jaringan dan serabut FUNGSIONAL MEKANISME NMSV

12 HISTOLOGI - FISIOLOGI JAR. SPES.
Komponen dasar dan penunjang Struktur cellular Spesifikasi komponen Fisiologi jaringan spesifik GERAK DAN FUNGSI Gerak cellular - jaringan - organ - sistem - individu - lingkungan Fungsi sbg. Pemelihara sikap dan pembentuk gerak Fungsi lokal, segmental dan total

13 JARINGAN IKAT Merupakan komponen hampir seluruh jaringan tubuh.
T.a. Cells, Collagen, elastin dan matrix Dihasilkan oleh fibroblast Fibroblas menghasilkan collagen dan matrix Kekuatan oleh collagen, kelenturan oleh elastin dan viscositas matrix

14 STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
OSTEOGEN T.a. collagen, osteoblast, osteocyte, osteoclast dan matrix dg komponen pengisi calcium Membentuk tubuh Memelihara posisi/sikap dan membentuk gerak tubuh secara pasif. Melindungi organ tubuh Memproduksi erythrocyte Menyimpan cadangan calcium Bersifat lentur terhadap tekanan axial dan tangensial Kekuatan oleh kandungan calcium, kelenturan oleh collagen

15 STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
CHODRIUM-MENISCUS-DISCUS T.a. collagen, chondroblast, chondrocyte dan matrix dg komponen pengisi utama, GAG’s, proteoglycans, hyalluronic acid. Fungsi sbg: shock absorber, melicinkan gerak (scratch resistant), mengarahkan gerak. Terdapat pada facets dan discus intervertebralis Kelenturan oleh kadar GAGs, kekuatan oleh collagen, pertautan oleh proteoglicans

16 STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
CAPSULOLIGAMENTAIR T.a. tunica fibrosa bag. luar dan membrana sinovialis bag dalam. Ligament mrpk penebalan tunica fibrosa atau berdiri sendiri. Merupakan stabilisator sendi pasif Mengarahkan gerak sendi Memproduksi synovium Terdapat serabut saraf sensosis, capilair T.a. serabut collagen yg sejajar bersilangan, elastin; cell fibroblast, dan matrix dg. komponen utama: GAG’s, air,

17 STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
MUSCULOTENDINOGEN Otot rangka melekat pada tulang/fascia melalui tendon. Otot tipe I (tonic) tipe II phasic. Terbungkus oleh jar ikat. Sbg. Stabilisator aktif dan penggerak sendi. Terdapat serabut saraf motoris dan sensosis, capilair. OTOT TONIK PD ANGGOTA GERAK BAWAH: M. Iliopsoas M. Tensor fascia lata M. Rectus femoris M. Adductors hip M. Hamstrings M. Gastrocnemius M. Piriformis M. Tibialis anterior

18 STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
NEUROGEN: Motoris: A dlm satu motor unit; synaps spinal cord dan cortex motoric Sensoris: Ujung sensor; A, A, A dan C; synapstic spinal; cortex sensoric Vegetatif: sympathhic dan para sympatic Kemungkinan entrapment pd angg. Gerak bawah: M. Piriformis Bursa ischiadica Caput fibulae Tarsal tunnel

19 DERMATOMES ZONE Daerah kulit (pola tertentu) yg secara dominan disarafi dari segment spinal tertentu.

20 NERVINAL ZONE Daerah kulit yang secara spesifik disarafi oleh cabang saraf tertentu Menggambarkan pola berbeda Berasal dari cabang saraf perifer

21 SCLEROTOMES Daerah periost yg secara dominan disarafi dari segment spinal tertentu.

22 STRUKTUR JARINGAN SPESIFIK
DERMATOGEN Bag terluar tubuh sbg isolator, protector, penyangga dan organ sensor. Tersusun sbg epidermis, dermis dan subcutan. Pd subcutan terdpt jar ikat penyangga, lemak sbg isolator, saraf sensoris penerima impulse panas dingin, raba, tekan, maupun nyeri, serta pembuluh darah utk nutrisi Terdapat kelenjar keringat dan lemak. Kelenturan oleh sub cutan collagen & air Radic, jar segmental: Dermatomes, sclerotome dan myotome; saraf perifer: nervinal.

23 PATHOLOGY INFLAMASI Tissue respons thd injury Regenerasi
Jar ikat, Jar otot, Tulang, Jar mitochondria Regenerasi Collagen wound healing Aktualitas patologi Tanda2: Tumor, dolor, calor, rubor, dan fungsiolesa. Penting dlm penentuan metoda dan dosis intervensi Pd spine referred pain luas dan jauh Tanda aktualitas: tumor dolor color fungsiolesa rubor

24 Tissue damage & haemorrhage
WOUND HEALING PROCESS Injury Algogene. Fibrin menutup luka Tissue damage & haemorrhage menit Inflamasi primer Inflemasi neurogenik Gejala radang Inflamation jam Proliferasi Produksi Remodeling <3-4 hr;Cell pertahanan & fibroblast <3 mgg; produksi collagen maksimal <3 bl; resorbsi collagen, penyesuaian bentuk semula

25 INAKTIFITAS & IMMOBILISASI
Collagen adhesion Menimbulkan contracture Bila ada inflamasi jumlah sangat besar shg kontraktur berat Collagen waving + cross links Dpt timbul myofascial pain Dpt jadi fibrosis

26 INAKTIFITAS & IMMOBILISASI
Jml elastincollagen Collagen waving & abnormal cross links Capsule & Ligament contracture Collagen waving + cross links Seluruh capsule sendi  capsullar pattern. Sebagian capsule sendi  noncapsullar pattern. Pada aging  jumlah elastin menurun Sinovium meningkat nutrisi kurang

27 INAKTIFITAS & IMMOBILISASI
Muscle tightness & Contracture Otot tonic, (spine ms >>) Jumlah sarcomer menurun pd posisi memendek. Dipilahkan tightness (myofibrile) dg contracted (connective tissue) Muscle weakness & Atrophy Otot phasic Kelemahan & pengecilan. Kekuatan berbading lurus dg besarnya otot. Tonic: tight & contracted Phasic: weak & atrophy

28 INAKTIFITAS & IMMOBILISASI
Bone osteoporosis Lebih karena menurunnya circulatory, jml fibroblast & osteoblast rendah Pada aging atau immobilisasi Aktifitas osteoclast > osteoblast Karena beban tulang menurun Ditanggulangi dengan aktifitas pembebanan tulang. Pada spine: compression fracture  kyphosis Inflamasi  Circulatory 

29 INAKTIFITAS & IMMOBILISASI
Circulatory disturbance Aktifitas turun  COP turun, tensi turun, nadi meningkat. Stasis dpt timbul deep vein thrombosis/ thrombophlebitis  hati2 imboli Reflex vasoconsrtiction turun  orthostatic hypotension Hiperaktifitas simphatic: ketegangan abnormal kulit punggung Suhu tubuh menurun

30 INAKTIFITAS & IMMOBILISASI
Gangguan Neurogenik Penurunan aktifitas neurotransmiter. Ambang rangsang  motoneuron turun  reflex turun, muscle contraction lamban-perlu kalori besar. Ambang rangsang A , A, A menurun  reflex turun, keseimbangan turun Synaps: sleeping neuron Micro circulatory: vegetative Vegetative Nocisensoric

31 INAKTIFITAS & IMMOBILISASI
Skin atrophy Akibat circulasi kulit turun, reflex dilatasi  turun kulit kering, keriput, pucat, dingin. Sensasi turun  hati2 decubitus. Gangguan respiratory, ginjal, gastrointestinal, psicologis, dll.

32 POSITION AND POSTURE (sikap)
Gabungan posisi sendi2  posture tubuh Posisi tubuh lokal  total Oleh aktifitas sensomotorik Posisi-sikap-gerak  sensomotorik Sikap dipengaruhi: intelegensi, spikologis, sosial, budaya, gender, Gangguan sikap sangat berpengaruh pada struktur jar spine

33 Gerak mendasar: greak fungsional Gerak lokal  aktifitas otot simultan
MOVEMENT Merupakan integrasi sensoric - motoric vegetative menjadi gerak automatic Gerak mendasar: greak fungsional Gerak lokal  aktifitas otot simultan Gerak stabilitas posisi trunk - sendi proksimal Gerak: Strength, Endurance, Speed, accuracy Metabolism ergotrophic

34 DAFTAR PUSTAKA Frankle and Nordin, Biomechanic, Churchill Livingstone, Eidinburgh, Ed. 4, 1998. Goodman, c.c. and Boissonault, W.G., Pathology, implication for the hpysical therapist, WB Saunders Co, Philadelphia, 1998. Hall, SJ, Basic biomechanic, Mc Graw Hill, Boston, 2003 Kapanji, IA. Physiology of joint Vol I Upper extremity, Churchill Livingstone, Eidinburgh, 1986. Rasch, PJ, Kinesiology, Lea and Febiger, Philadelphia, 1998


Download ppt "DASAR DAN FILOSOFI MANUALTERAPI II Pertemuan 1"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google