Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERENCANAAN WILAYAH Pendahuluan : Disiplin Geografi Esensi perencanaan

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERENCANAAN WILAYAH Pendahuluan : Disiplin Geografi Esensi perencanaan"— Transcript presentasi:

1 PERENCANAAN WILAYAH Pendahuluan : Disiplin Geografi Esensi perencanaan
Esensi ruang dan wilayah Esensi perencanaan wilayah Paradigma perencanaan wilayah

2 Pokok Bahasan 1 : Pendahuluan

3 Disiplin Geografi Mengoperasionalkan perspektif keruangan (spatial perspective) Bertanya “di mana” dan “mengapa di sana” Memahami dan mempraktekan 6 konsep dasar Lokasi Tempat Wilayah Interaksi manusia-lingkungan Mobilitas Skala Melakukan pengwilayahan Menyajikan & menafsirkan peta Membangun pendapat spasial

4 Pokok Bahasan 2 : Esensi Perencanaan

5 Perencanaan : dari mimpi ke kenyataan
Klarifikasi Nilai-nilai Pahami kondisi saat ini Langkah 1 Langkah 2 Ciptakan Visi Rencana Langkah 3 Definisikan Misi Langkah 4 Implementasi Visi Definisikan nilai-nilai kunci yang bermakna dalam setiap aktifitas Langkah 5 Kaji kondisi lingkungan saat ini (internal dan eksternal) Ciptakan visi sesuai dengan kebutuhan masa depan Ciptakan rencana strategis, rencana aksi, dan evaluasi Klarifikasi tujuan dasar Kenyataan / Realisasi

6 What is planning Dalam konteks perencanaan wilayah:
“Planning is the process of preparing, in advance, and in a reasonably systematic fashion, recommendations for policies and courses of action, with careful attention given to their possible by-products, side effects, or ‘spillover effects.’” Coleman Woodbury (Professor in planning at UW-Madison) Dalam konteks perencanaan wilayah: Planning adalah sebuah intervensi terhadap kehidupan publik

7 Syarat Penting (1) : Akurasi
Berkaitan dengan fakta, arah, dan tujuan; Fakta = titik awal Arah = rambu-rambu Tujuan = hasil akhir dalam periode tertentu Ditentukan oleh ketepatan dan kehandalan data, metode analisis, intepretasi data, dan penyajian hasil a) Titik awal dan tujuan, tanpa arah b) Titik awal dan arah, tanpa tujuan c) Arah dan tujuan, tanpa titik awal d) Titik awal, arah dan tujuan Titik awal Tujuan Arah

8 Syarat Penting (2) : Legitimasi
ASPEK LEGAL ASPEK SOSIAL Dapat dipertanggungjawabkan secara hukum Dapat diterima secara sosial Dasar hukum Prosedur Kelembagaan formal Kondisi sosial budaya Negosiasi sosial Kelembagaan informal

9 Pokok Bahasan 3 : Esensi Ruang dan Wilayah

10 Ruang menurut berbagai disiplin ilmiah
Berbagai “istilah” Ruang Wilayah Kawasan Daerah Area Site Tempat Lokasi Pengertian Ruang??? Sebuah konsep yang terbuka; tergantung pada perspektif keilmuan Matematika : satuan geometris Fisika : media fisis Psikologi : proses kognitif Sosiologi : satuan komunitas Antropologi : hasil budidaya manusia Arsitektur : desain struktural Ekonomi : fungsi dari jarak dan biaya Geografi : permukaan bumi Planologi : lingkup perencanaan Ilmu lingkungan : satuan kehidupan Politik : wujud dari kekuasaan

11 Dua pemahaman ruang Realitas fisik, teramati dan terukur
Ideal space Perceived space Realitas fisik, teramati dan terukur Bersifat seragam, statis, given, obyektif, netral, dan apa adanya Tidak dipengaruhi oleh benda-benda di dalamnya dan bagaimana benda-benda tersebut dipahami Realitas sosial, arena intepretatif Bersifat abstrak, cair, dan dinamis Dibangun dengan cara membayangkan dan memaknai lokasi

12 Ruang sebagai sistem Upper-ground Earth surface Under-ground Baik secara praktis maupun ilmiah, selama berkaitan dengan kehidupan manusia, pengertian ruang selalu terkait dengan permukaan bumi Batas atas dan batas bawah adalah hingga ketinggian/kedalaman tertentu selama masih mempengaruhi permukaan bumi (kehidupan manusia)

13 Ruang dan Kehidupan manusia
Dunia = ruang = bersifat abstrak; Permukaan bumi = wilayah = bersifat operasional Jadi, wilayah adalah bentuk operasional dari ruang Contoh: Dunia (abstrak) Permukaan bumi (operasional) Ruang kehidupan Rumah, kampung , kota/desa, pesisir/pedalamam, dsb Dunia anak-anak Taman kanak-kanak , tempat bermain, dsb Dunia pendidikan Sekolah, pesantren, kelas, laboratorium, dsb Dunia malam Cafe, diskotik, alun-alun, dsb

14 Apakah wilayah? Bagian dari permukaan yang memiliki karakteristik tertentu baik berdasarkan aspek manusia maupun aspek alam Bersifat unik Mengandung unsur lokasi (site & situation) Memiliki luas Memiliki batas Tersusun menurut keteraturan tertentu

15 Pokok Bahasan 4 : Esensi Perencanaan Wilayah

16 Perencanaan wilayah Mengalokasikan sumber-sumber kehidupan
Isu keterbatasan dan persaingan Isu spesialisasi wilayah Isu mobilitas sumber daya (manusia, modal, barang) Isu keberlanjutan Menetapkan paradigma/pendekatan/strategi/cara perencanaan yang berbeda sesuai karakteristik wilayah Top down planning vs bottom up planning Kepentingan nasional vs kepentingan lokal Jangka pendek vs jangka panjang Modernisasi vs kearifan lokal Teori vs praktek Linearitas vs non-linearitas Sektoral vs regional

17 “Lingkaran Setan” Pembangunan
Pengangguran Tabungan terbatas Kurang modal Produktifitas rendah Pendapatan/kapita rendah Daya beli rendah Pertmbhn eko. rendah Keluarga besar Laju kelahiran tinggi Permintaan tenga kerja tinggi Output/ pekerja kurang Pendidikan kurang Kemiskinan Perumahan tak layak Kondisi hidup tak sehat Kesehatan buruk Kurang gizi Diet jelek Ouput pertanian kecil Sedikit input modern WILAYAH “A” Jika menggunakan pendekatan sektoral maka sulit menentukan prioritas Jika menggunakan pendekatan regional maka akan dilihat lebih holistik /komprehensif dan sistemik; prioritas nya adalah kebutuhan stakeholder

18 Mengalokasikan sumber-sumber kehidupan
Apa? Di/ke mana? Kenapa di/ke sana? Spatial Questions Siapa? Berapa? Bagaimana? Kapan? A-Spatial Questions

19 DENAH = Master Plan = TATA RUANG ???

20 Ketersediaan Tanah (Ruang)
Kemampuan Tanah Tanah yang tidak sesuai (not available) untuk pembangunan sesuai (available) Tidak Sengaja Alur anak sungai dataran banjir sungai lahan basah/ rawa Sengaja Pengaman sungai Pengaman lapangan terbang Pengaman jalan/ utilitas bawah tanah Berorientasi pada keberlanjutan kehidupan dan kemakmuran bersama Optimal Kualitas Pemanfaatan Ruang Tidak Hak atas

21 Mengapa harus tanah saya?
PEMBANGUNAN HAK ATAS TANAH

22 KONDISI FISIK Available Land & Unavailable Land

23 Perbedaan aktivitas pada kondisi fisik yang sama

24 Keterkaitan antar komponen fisik : morfologi & iklim

25 Pokok Bahasan 5 : Paradigma Perencanaan Wilayah

26 Persoalan wilayah Terbelakang (underdevelopment region) :
disebabkan oleh keterbasan lokal mis kelangkaan SDM, kekurangan SDM, keterbatasan infrastruktur, jauh dari jangkauan pasar Mengalami penurunan perkembangan (declining region) : disebabkan oleh ketidakmampuan menjaga keberlanjutan pembangunan mis akibat penurunan daya beli, kebangkrutan usaha, berkurangnya investasi Perkembangannya melampaui daya dukung (congested region) : disebabkan karena perkembangan yang berlebihan mis akibat pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali Terhenti perkembangannya (stagnanted region) : disebabkan oleh hilangnya faktor-faktor perkembangan mis akibat bencana alam, peperangan, dsb

27 Paradigma 1 : Development from above
Karakteristik Faktor alokasi Memaksimalkan keuntungan dari faktor terpilih Pertukaran komoditas Keuntungan komparatif Organisasi spasial Berdasarkan fungsi Dukungan teori Teori ekonomi neo-klasik Diawali dari beberapa sektor dinamis dan/atau dari beberapa lokasi yang menguntungkan Kegiatan dimulai hanya oleh beberapa agen (Schumpeter – 1974) Sebagian besar masyarakat tidak mampu melakukan perbaikan (Uphoff & Esman – 1974) Kelompok yang mampu mengajak atau memungkinkan kelompok lain untuk berpatisipasi Teori Perencanaan Regional Kutub Pertumbuhan Pusat Pertumbuhan Pusat – pinggiran Circular & Cummulative Causation

28 Paradigma 2 : Development from below
Perhatian utama : Pemerataan hasil pembangunan Mengusahakan agar penduduk lebih produktif, kreatif, mandiri, dan kuat secara sosial Memberanikan penduduk untuk menentukan pilihan Menolak asumsi bahwa pertumbuhan yang tinggi akan menciptakan perbaikan sosial dan kesejahteraan. Tujuan Utama : Memenuhi kebutuhan pokok (Stöhr and Taylor,1981), Meningkatkan kesejahteraan masyarakat (Ekins, 1986), Menggalang kekuatan sosial setempat (McRobie,1986). Teori Perencanaan Regional Agropolitan Development Selective closure strategy Secondary cities Berorientasi pada kebutuhan dasar (materi dan non materi); Optimasi peranan faktor lokal dalam menentukan proritas; Swadaya melalui pemberdayaan kapasitas dan sumberdaya lokal; Harmonisasi dengan alam untuk menjaga keberlanjutan dan keseimbangan; Transformasi sosial, ekonomi, dan spasial dalam rangka mendukung empat prinsip sebelumnya (Ekins,1992).

29 The Third Way The Third Way??? The Web of life Neo-classic theory
Development from above Development from below The Web of life Neo-classic theory Neo-marxis theory The Third Way??? Positivism, structural-functionalism, normative, mechanistic, rationale-comprehensive, enviromental determinism Pragmatism, value system, social empowerment, incrementalism Holistic-ecological, systemic, spontaneus, collective learning, mix-scanning

30 Menuju pembangunan berkelanjutan
Membuat seperti ini.... Berfungsi seperti ini....

31 Pergeseran paradigma OLD PARADIGM NEW PARADIGM Profitabilitas
Pertumbuhan Efisiensi teknis Dominasi alam Otoritas tunggal Keberlanjutan Keseimbangan Efisiensi lingkungan Harmonisasi alam Pengaturan bersama


Download ppt "PERENCANAAN WILAYAH Pendahuluan : Disiplin Geografi Esensi perencanaan"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google