Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ANTROPOMETRI TERAPAN DAN RUANG KERJA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ANTROPOMETRI TERAPAN DAN RUANG KERJA"— Transcript presentasi:

1 ANTROPOMETRI TERAPAN DAN RUANG KERJA
Alat-alat, perlengkapan yang dipakai memberi: Kenyamanan work performance - keamanan - efek fisik Postur tubuh yang tidak semestinya pada waktu bekerja (misal: badan selalu membungkuk) mengakibatkan : - problem punggung - problem tulang belakang Kemungkinan hal itu disebabkan oleh - rancangan tempat duduk - tempat keja yang tidak benar.

2 kegiatan berkaitan dengan pengukuran
Antropometri: kegiatan berkaitan dengan pengukuran dimensi dan karakteristik tubuh manusia. Macam-macam antropometri: a. Structural (static) anthropometry Ukuran-ukuran tubuh manusia diperoleh pada waktu orang dalam kondisi diam, tanpa kegiatan. Misal:  tinggi badan  tinggi orang duduk normal  lebar dari siku ke siku  tinggi lutut b. Functional (dynamic) antrhopometry Ukuran-ukuran tubuh manusia diperoleh pada waktu orang melakukan kegiatan pelaksanaan kerja.

3 Kegunaan Data Antropometri
a. Rancangan untuk orang2 ekstrim 1. Ekstrim minimum (dimensi minimum) Pengukuran didasarkan pada nilai persentil (P90, P95, P99), misal: tinggi badan, tangga kebakaran 2. Ekstrim maksimum (maximum dimension) menggunakan nilai persentil bawah (P1, P5, P10). Misal: pengoperasian kontrol b. Rancangan yang dapat disesuaikan Misal: kursi pengemudi mobil kursi kerja di kantor c. Rancangan untuk orang rata-rata

4 Ruang kerja orang dapat sangat bervariasi:  tukang pipa air
Dimensi Ruang Kerja Ruang kerja orang dapat sangat bervariasi:  tukang pipa air  astronot  industri perakitan Work space envelope: Suatu ruang kerja yang terdiri atas ruangan tiga dimensi yang cocok untuk orang bekerja sambil duduk, melakukan berbagai jenis kegiatan manual dengan menggunakan alat-alat, barang-barang lain yang diletakkan di ruang tersebut. Batas-batas ruang dipengaruhi oleh:  jangkauan lengan fungsional  arah jangkauan  pakaian kerja  posisi duduk  (umur, jenis kelamin, etnik, hambatan yang dimiliki)

5 Permukaan Tempat Kerja
Horisontal Tempat/permukaan kerja yang digunakan oleh orang yang duduk harus memudahkan untuk kegiatan manual dalam jangkauan tangan. Barnes (1983) mendefinisikan: a. Normal Area Jangkauan sapuan tangan sementara lengan pada posisi alamiah di samping badan. b. Maximum Area Jangkauan sapuan tangan dengan rentangan tangan dari badan

6 Ketinggian tempat kerja berdiri Tipe Tugas Pria Wanita
Pekerjaan cm cm Ketepatan Pekerjaan cm cm Perakitan Pekerjaan cm cm Berat

7 Ruang dan Pengaturan Fisik
Sebagian besar waktu orang dihabiskan untuk melakukan kegiatan di dalam ruangan yang dibangun. Situasi yang dibentuk antara lain: a. Situasi lokal b. Situasi antara c. Situasi umum Kondisi yang dibangun akan berpengaruh pada:  performance kerja  kenyamanan  kesejahteraan fisik.

8 Aspek yang penting untuk diperhatikan ialah:
 pengaturan komponen  fasilitas yang digunakan Komponen: Setiap penampilan fisik pada situasi kerja, termasuk: dalam work space envelop, yaitu displays, control, material, atau dimanapun yang termasuk di dalam kegiatan kerja seseorang.

9 Prinsip-Prinsip Pengaturan Komponen
a. Prinsip Kepentingan Pengaturan berdasar pada seberapa tingkat performance dengan menggunakan komponen sangat penting dalam pencapaian tujuan. b. Prinsip Frekuensi Penggunaan Prinsip ini menyiratkan seberapa banyak kegiatan dilakukan dengan menggunakan komponen. Misal: mesin fotokopi bagi juru ketik.

10 c. Prinsip Fungsional Prinsip ini mengatur komponen berdasar pengelompokan fungsinya. Misal: Kelompok displays Kelompok control d. Prinsip Rangkaian Penggunaan Dalam kondisi tertentu, rangakaian atau pola hubungan terjadi pada pengoperasian peralatan, atau dalam pelaksanaan suatu tugas.

11 TUGAS KELOMPOK Tugas : Antropometri Terapan
Metode : Observasi – wawancara Lokasi : Tempat kerja (work station) a. Bengkel (service station-resmi: 1) mobil Nasmoco, Janti; 2) AHASS, Jl Suryotomo; 3) Kawasaki, Jl. Magelang; 4) Suzuki, blk Inna Garuda Hotel); 5) Yamaha, Jl. P Mangkubumi: b. Kasir di supermarket: 6) Saphire Square; 7) Alfa; 8) Indogrosir, 9) Makro c. Customer service atau teller di bank: 10) Niaga, Sekip; 11) BRI Cik Ditiro; 12) BNI Jl. Adisucipto; 13) BCA Jl. Adisucipto) d. Pelayanan pendaftaran di RS: 14) JIH Ringroad Utara, 15) Bhayangkara, Jl. Solo; 16) Bethesda jl. Lempuyangan) e. Pelayanan SIM di Polres: 17) Poltabes Kota; f. Pelayanan BPKB/STNK di kab/kota: 18) Kodya Samsat) g. Pelayanan pasport: 19) di Kantor Imigrasi: Jl Adisucipto Kelompok:Tiap kelompok terdiri atas 3 atau 4 orang mahasiswa, boleh kurang, tetapi tidak boleh dikerjakan sendiri (individual).

12 TANPA NARKOBA TIDAK KORUPSI MULAI SEKARANG
(BANGSA YANG BESAR ADALAH BANGSA YANG TIDAK KORUPSI)

13 Laporan: 1. Halaman judul: berisi Judul Laporan menyebutkan tempat observasi, logo Univ Nama, no. mahasiswa, Jogjakarta, bulan dan tahun. 2. Sistematika: a. Pengantar b. Teori (mengenai ergonomi, antropometri, tempat kerja, pengaturan komponen) c. Hasil observasi (dan wawancara)  cantumkan peta situasi, alamat  alur kerja operator  deskripsi pelaksanaan kerja  nama pekerja yang diwawancara

14 4. Kesimpulan dan Saran 3. Pembahasan (diskusi)
Cocokkan atau diskusikan kesesuaian antara teori dengan kenyataan yang dijumpai di lapangan. 4. Kesimpulan dan Saran Hasil pembahasan merupakan dasar untuk perumusan kesimpulan. Saran diberikan berdasar pada hal-hal yang positif untuk peningkatan, hal-hal yang negatif (kurang) untuk perbaikan.

15 f. Deadline (Waktu Pengumpulan)
Tata tulis: a. Huruf yang digunakan TNR: 12 pt b. Jarak baris: 1,5 spasi c. Batas atas dan kiri: 3,5 cm batas bawah dan kanan: 2,5 cm d. Kertas putih HVS ukuran kuarto. e. Sampul mika: (?) f. Deadline (Waktu Pengumpulan) Bersamaan dengan penyerahan kerjaan ujian tulis akhir semester II/ matakuliah Ergonomika Kerja

16 Referensi (Buku yang digunakan)
Cantumkan judul-judul buku dan pengarangnya sesuai dengan urutan huruf abjad Buatlah referensi minimal 3 sumber, tidak termasuk sumber dari internet.

17 KONTROL Tanpa mesin orang bergerak bebas, tetapi kondisi lingkungan memaksa orang untuk menciptakan mekanisme kontrol. Melalui kontrol orang memberi tahu keberadaannya kepada sistem Fungsi kontrol: Fungsi utama kontrol ialah memancarkan atau menyampaikan informasi kepada alat mekanisme atau sistem.

18 KONTROL FAKTOR-FAKTOR DLM MERANCANG
Para ahli mengidentifikasi adanya 4 faktor yang penting dalam merancang kontrol: 1. Correct Identification Dalam beberapa hal identifikasi yang kurang tepat tidak berpengaruh negatif, tetapi dalam beberapa kasus lain resikonya sangat serius. a . McFarland (1946) Mencatat 400 kasus kecelakaan pesawat AU-AS dalam rentang waktu 22 bulan selama PD II Kekeliruan antara landing gear dan flap control

19 b. Gamst (1975) Meneliti para juru mesin di lokomotif, ditemukan bahwa para juru mesin sering melakukan kesalahan bermaksud mematikan lampu signal, tetapi yang dioperasikan adalah tombol untuk menutup pompa bahan bakar, sehingg aliran bahan bakar ke diesel utama mati, dan seluruh aliran listrik padam. c. Moussa-Hamouda dan Mourant (1981) Mereka mewawancara 405 pengemudi mobil dengan kontrol melalui jari yang menempel di tangkai kemudi. Ditemukan 44 % subyek melaporkan pernah mengalami kekeliruan dengan mengoperasikan hal yang tidak dikehendaki.

20 2. Bentuk Pembedaan bentuk kontrol pada dasarnya melibatkan kepekaan taktual. Prosedur yang dilakukan untuk memilih kontrol oleh operator, tidak keliru dengan yang lain hanya melalui sentuhan, tanpa melihat kontrolnya. Hanya dengan menyentuh, operator pasti yang dioperasikan adalah hal yang benar. 3. Tekstur Tekstur menunjuk pada kondisi permukaan tombol. Dalam eksperimen, subyek yang dihadapkan pada tombol yang permukaannya halus mampu membedakan dari yang tidak halus (bertekstur), tetapi untuk membedakan yang sesama bertekstur, subyek mengalami kesulitan

21 4. Lokasi Penempatan kontrol penting untuk diperhatikan, misal penempatan kontrol untuk kopling, percepatan, dan rem di dalam ruang kemudi mobil.

22 KONTROL JENIS-JENISNYA
Berbagai jenis kontrol dapat dijumpai: 1. Hand-operated control:  cranks and handwheels  tombol  stick-type control  multifunction hand control (camera) 2. Foot control  pedal (mesin jahit)  pedal (rem dan percepatan pada mobil)  cursor positioning device 3. Data entry devices  keyboard

23 KONTROL JENIS-JENISNYA
d. Cursor Positioning Devices  touch screen  touch pad  light pen  mouse e. Special Control  teleoperator  speech activated control

24 Struktur Fungsional yang lazim dalam Industri
UNION represent employee concern at all level of organi- sation, including manage- ments MANAGEMENT to set business objectives to develop macro plans to achieve these objectives with time reference ADMINISTRATIVE FUNCTION provide nontechnical support of the business plan (personnel, accounting etc.) TECHNICAL FUNCTION provide technical work force OPERATING FUNCTION responsible for executing daily function of production facilities

25 KONSEP DASAR ERGONOMI Performance: Task Demand Work Capacity
Material Task/Work Charakteristics Characteristics Organizational Environmental Characteristics Characteristics Personal Physiological Capacity Capacity Psychological Biochemical Task Demand Work Capacity Performance: Quality Stress Fatigue Accident Discomfort Distress Injury Productivity (Konsep Dasar dalam Ergonomi, Manuaba, 2000)

26 INTERAKSI KOMPONEN SISTEM KERJA
SOFTWARE LINGKUNGAN FISIK HARDWARE OPERATOR ORGANISASI (Interaksi dalam Sistem Kerja, Corlett & Clark, 1995)

27 Komponen dalam Sistem Kerja
Area Design Pertimbangan Hardware Design dan tata letak komponen Proses, peralatan, akses Operator Karakteristik Kecakapan Fisik Karakteristik tubuh, kekuatan, kapasitas kerja, postur tubuh, kelelahan, ketahanan Proses Penerimaan informasi Panca indera, perhatian, daya ingat. Karakteristik individu dan sosial Umur, jenis kelamin, lt blk budaya, suku, ketrampilan, training, motivasi, kepuasan kerja, interest, kejenuhan. Software Performansi bebas kesalahan Std operasi, buku panduan, simbol dll. Lingkungan Performansi yang aman & selamat Iklim kerja, kebisingan, penerangan, vibrasi mekanik. Organisasi Organisasi personalia/produksi Waktu kerja, istirahat, rotasi kerja, kerja shift, interest, kepuasan, tanggung jawab, interaksi sosial.

28 Produktivitas Kerja Pengertian: Konsep umum produktivitas:
Sikap mental yang berpandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari dikerjakan untuk kebaikan hari esok (Sudomo, 1991). Konsep umum produktivitas: perbandingan antara keluaran (output) dan masukan (input) per satuan waktu. Produktivitas dikatakan meningkat bilamana: a. jumlah produksi/keluaran meningkat dengan jumlah masukan/sumber daya yang sama. b. jumlah produksi/keluaran sama atau menigkat dengan jumlah masukan/sumber daya yang lebih kecil c. produksi/keluaran meningkat diperoleh dengan penambahan sumber daya yang relatif kecil (Soeripto, 1989; Chew, 1991; Pheasant, 1991)

29 Pengukuran Produktivitas
Pengukuran produktivitas dapat dibedakan dalam 2 kategori: 1. Produktivitas total: perbandingan antara total keluaran (output) dengan total masukan (input) persatuan waktu. Dalam perhitungan produktivitas total, semua faktor masukan (tenaga kerja, kapital, bahan, energi) terhadap total keluaran harus diperhitungkan. 2. Produktivitas parsial: perbandingan dari keluaran dengan satu jenis masukan atau input per satuan waktu, seperti upah, tenaga kerja, kapital, bahan, energi, beban kerja.

30 Faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja
Pendidikan, Ketrampilan Motivasi, etoskerja, disi plin, jaminan sosial Kapasitas Pekerja: Karakteristik Individu (umur, jenis kelamijn, an tropometri, pendidikan, pengalaman, agama, ke sehatan, kebugaan. -Kemampuan Fisiologis -Kemampuan Psikologis -Kemampuan Bioche mical Tugas, alat, teknologi Organisasi Kerja Lingkungan Kerja Beban Kerja, Ketidak- nyamanan Kerja, Stres Kelelahan, Penyakit Aki bat Kerja, Kecelakaan Performansi Kerja Produktivitas Kerja (Tarwaka, dkk, 2004)

31 TOPIK-TOPIK PENELITIAN DALAM ERGONOMIKA KERJA (dalam Buku ERGONOMI oleh Tarwaka dll., 2004)
I. Stasiun Kerja dan Sikap Kerja Duduk Berdiri Bergantian Meningkatkan Produktifitas Kerja Penyetrika di Laundry. Masalah yang dirumuskan: 1. Permasalahan: “Apakah perbaikan stasiun kerja dan sikap kerja duduk-berdiri bergantian menurunkan beban kerja dan keluhan subyektif serta dapat meningkatkan produktivitas kerja penyetrika wanita” 2. Identifikasi Masalah-Masalah Ergonomi: a. terdapat 3 cara mengerjakan strika:  duduk bersila di lantai  sikap kerja duduk di kursi dan menggunakan meja sebagai landasan kerja dengan ketinggian yang tidak tepat  sikap kerja berdiri menggunakan meja sebagai landasan kerja yang tidak tepat ketinggiannya.

32 3. Redesign Stasiun Kerja Ergonomis
 Redesign stasiun kerja dan sikap kerja berdiri adalah tempat bekerja menyetrika dengan menggunakan meja strika yang didesign dengan antropometri penyetrika sebagai landasan menyetrika (antropometri diukur dalam waktu 1 bulan)  Redesign stasiun kerja dan sikap kerja duduk berdiri bergantian adalah tempat bekerja menyetrika dengan menggunakan meja setrika sebagai landasan kerja, dan kursi sadel sebagai tempat duduk yang didesign sesuai antropometri penyetrika. 4. Jumlah subyek 8 orang subyek dengan 3 perlakuan:  Po: Perlakuan bekerja menggunakan lantai sbg alas  P1: Perlakuan bekerja berdiri menggunakan meja sebagai alas, sikap kerja berdiri  P2: Perlakuan bekerja berdiri-duduk bergantian, menggunakan meja sebagai alas, dan kursi sadel.

33 5. Hasil Penelitian No. Variabel n Po Mean SD P1 P2 p Value 1. Hasil Kerja Potong/jam 8 15.21 2.03 18.64 2.25 22.50 3.12 0,00 2. Produkftas Kerja 0,68 0.25 0.73 0.18 1.26 0.23 0.0

34 II. Penurunan Landasan Molen dan Pemberian Peneduh Meningkatkan Produktivitas Pengadukan Spesi Beton Secara Tradisional Permasalahan: “Apakah penurunan landasan molen dan pemberian peneduh pada pengadukan spesi beton secara tradisional dapat meningkatkan produktivitas?” Identifikasi masalah:  lubang molen terlalu tinggi  bekerja di bawah terik matahari Perlakuan:  landasan molen diturunkan 36 cm, sesuai ukuran antropometri (tinggi siku)  area pengadukan diberi peneduh dari terpal

35 4. Subyek dan perlakuan: umur subyek 20-35 tahun (kapasitas kerja
fisik maksimum).  P1: Sikap kerja tradisional  P2: Sikap kerja ergonomis, landasan molen spesi beton diturunkan 36 cm  P3: Sikap kerja ergonomis, dengan diberi peneduh. 5. Hasil: (kgm/menit) Produktivitas 91.5 2.93 74.9 2.20 56.5 1.34 P P P3 Perlakuan P P P3 Perlakuan

36


Download ppt "ANTROPOMETRI TERAPAN DAN RUANG KERJA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google