Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TALITHA LINTANG PERTIWI 31 / XI.IPS 2

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TALITHA LINTANG PERTIWI 31 / XI.IPS 2"— Transcript presentasi:

1 TALITHA LINTANG PERTIWI 31 / XI.IPS 2
PENYUSUN TALITHA LINTANG PERTIWI 31 / XI.IPS 2

2 GERAKAN WANITA R.A Kartini

3 Pokok Bahasan Biografi R.A Kartini
Latar belakang pendidikan R.A Kartini Faktor pendorong gerakan wanita R.A Kartini Perkembangan gerakan wanita R.A Kartini Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang” Strategi perjuangan Pergerakan wanita R.A Kartini

4 BIOGRAFI R.A KARTINI

5 Raden Ajeng Kartini Tanggal Lahir : 21 April 1879 Tempat Lahir : Jepara, Jawa Tengah, Hindia Belanda. Agama : Islam Ayah : R.M Sosroningrat Ibu : M.A Ngasirah R.A Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Kartini adalah orang yang pintar berbahasa. Tetapi setelah 12 tahun ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.

6 R.A Kartini dan Suami (Raden Adipati Joyodiningrat)

7 Latar Belakang Pendidikan R.A Kartini

8 Latar belakang pendidikan R.A Kartini
Sampai umur 12 tahun Kartini diperbolehkan sekolah di ELS (Europese Lagere School). Disini R.A Kartini belajar Bahasa Belanda dan ia sangat mahir dan pintar dalam berbahasa. Tapi sekolahnya harus terhenti karena ia harus dipingit. Walaupun ia dirumah, tetapi ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Ia juga belajar dari buku, koran, dan majalah-majalah Eropa. Walau ia harus menikah dan dimadu oleh Raden Adipati Joyodiningrat tapi ternyata suaminya itu mengizinkan ia untuk mendirikan pergerakan wanita.

9 Faktor Pendorong Gerakan Wanita R.A Kartini

10 Ada beberapa hal yang mendorong R
Ada beberapa hal yang mendorong R.A Kartini mendirikan pergerakan wanita, yaitu : R.A Kartini tertarik pada kemajuan berpikir orang Eropa. Karena Kartini sering membaca buku, majalah, koran, dan artikel-artikel orang-orang Eropa, maka ia memiliki keinginan untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa wanita pribumi berasal dari status soaial yang rendah. 2. R.A Kartini ingin memperjuangkan status soasial wanita agar sederajat dengan laki-laki. Selama itu, wanita tidak bebas dalam menuntut ilmu dan belajar, wanita hanya dianggap sebagai ibu rumah tangga. Maka dari itu, Kartini ingin berjuang untuk kebebasan wanita agar memperoleh otonomi dan persamaan hukum dan status sosial.

11 Perkembangan Gerakan Wanita R.A Kartini

12 Walaupun R.A Kartini dalam keadaan menjadi istri, tetapi suaminya sangat mengerti dan bahkan mendukung gerakan wanita yang diperjuangkannya. Perjuangan wanita R.A Kartini ini berpusat pada gerakan “Emansipasi Wanita” yakni persamaan derajat antara pria dan wanita. Setelah beberapa waktu akhirnya R.A Kartini mendirikan : Sekolah wanita di sebelah timur gerbang kompleks kantor Kabupaten Rembang. Yayasan wanita di semarang (1912) kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun dan Cirebon dengan nama “Sekolah Kartini” Gerakan wanita R.A Kartini berkembang pesat dan mendapat perhatian dari berbagai kalangan. Keberhasilannya sudah terlihat dari berbagai sekolah yang telah didirikan.

13 Sekolah Kartini

14 Dibalik perkembangan yang pesat, gerakan wanita oleh R
Dibalik perkembangan yang pesat, gerakan wanita oleh R.A Kartini juga mengalami hambatan yaitu : Wanita pribumi belum sepenuhnya memiliki kebebasan menuntut ilmu dan bersekolah. Banyak Belanda yang menentang.

15 Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”

16 R.A Kartini wafat pada tanggal 17 September 1904 pada umur 25 tahun, di Rembang, Jawa Tengah, Hindia Belanda. Setelah Kartini wafat, Mr. J.H Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada teman-temannya di Eropa. Abendanon saat itu menjabat sebagai Menteri Kebudayaan, Agama, dan Kerajinan Hindia Belanda. Buku itu diberi judul “Door Duisternis Tot Licht” yang arti harfiahnya “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”. Buku ini diterbitkan pada 1911 dan dicetak sebanyak 5 kali. Pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkannya dengan nama “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

17 Buku “Habis Gelap Terbitlah Terang”

18 Strategi Perjuangan Pergerakan Wanita R.A Kartini

19 Perjuangan pergerakan wanita oleh R
Perjuangan pergerakan wanita oleh R.A Kartini dapat digolongkan menggunakan strategi non-radikal, ini dikarenakan perjuangan R.A Kartini ini menghindari tindak kekerasan atau perilaku ekstrim yang ditandai dengan penerapan taktik kooperasi terhadap Belanda. R.A Kartini berjuang dengan cara yang halus, misalnya mendirikan sekolah wanita, menulis surat-surat untuk temannya di Eropa dan mencoba memperjuangkan derajat wanita. Dalam perjuangannya, tidak ada pertentangan, kekerasan, kritikan keras, dan pemberontakan sehingga gerakan wanita R.A Kartini ini tergolong kegiatan non-radikal.

20 Terimakasih… 


Download ppt "TALITHA LINTANG PERTIWI 31 / XI.IPS 2"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google