Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Organisasi dan Politik China Perantauan Pertemuan 5 Matakuliah: E1052 / Penelitian China Perantauan Tahun: 2007/2008.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Organisasi dan Politik China Perantauan Pertemuan 5 Matakuliah: E1052 / Penelitian China Perantauan Tahun: 2007/2008."— Transcript presentasi:

1 Organisasi dan Politik China Perantauan Pertemuan 5 Matakuliah: E1052 / Penelitian China Perantauan Tahun: 2007/2008

2 Bina Nusantara Organisasi China Perantauan : Sebelum Perang Dunia 2 : manfaatnya adalah untuk menyediakan bantuan dan dukungan untuk para China Perantauan untuk masalah-masalah sosial, administrasi ataupun hal-hal darurat. Selain itu untuk memberikan bantuan kepada China Perantauan yang baru datang. Dalam perkembangannya, organisasi China Perantauan (huiguan) juga melibatkan diri masalah perdagangan dan politik ketika berhubungan dengan pemerintahan dan masyarakat setempat. Setelah perang Dunia ke-2 perubahan politik dunia membuat fungsi dan tujuan organisasi China Perantauan juga berubah. Mereka lebih mementingkan hubungan kekeluargaan dan kebudayaan. Akibatnya banyak bermunculan organisasi yang didasarkan pada kesamaan marga, daerah asal dan budaya.

3 Bina Nusantara Contoh Organisasi China perantauan di Indonesia Tiong Hoa Hwee Koan Kebangkitan nasionalisme di Hindia Belanda tidak terlepas dari perkembangan yang terjadi pada komunitas Tionghoa. Tanggal 17 Maret 1900 terbentuk di Batavia Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) yang mendirikan sekolah-sekolah (jumlahnya 54 buah tahun 1908 dan mencapai 450 sekolah tahun 1934). Inisiatif ini diikuti oleh etnis lain, seperti keturunan Arab yang mendirikan Djamiat- ul Chair meniru model THHK. Pada gilirannya hal ini menyadarkan priyayi Jawa tentang pentingnya pendidikan bagi generasi muda sehingga dibentuklah Budi Utomo. Siang Hwee Tahun 1909 di Buitenzorg (Bogor) Sarekat Dagang Islamiyah didirikan oleh RA Tirtoadisuryo mengikuti model Siang Hwee (kamar dagang orang Tionghoa) yang dibentuk tahun 1906 di Batavia. Bahkan pembentukan Sarekat Islam (SI) di Surakarta tidak terlepas dari pengaruh asosiasi yang lebih dulu dibuat oleh warga Tionghoa. Pendiri SI, Haji Samanhudi, pada mulanya adalah anggota Kong Sing, organisasi paguyuban tolong-menolong orang Tionghoa di Surakarta. Samanhudi juga kemudian membentuk Rekso Rumekso yaitu Kong Sing-nya orang Jawa.

4 Bina Nusantara List of Clan Associations Guangdong Clan Associations Guangdong Clan Associations are associations of people from Guangdong province in southern China.

5 Bina Nusantara Hokkien Clan Associations The Hokkien Association is an association for immigrants from Fujian province in South China.

6 Bina Nusantara Hakka Clan Associations Tseng Lung Clan Associations The Tseng Lung Hui-Kuan is the association for Hakka people from Tseng Ch'eng and Lung-men counties of Kuang-chou prefecture in South China.

7 Bina Nusantara Surname Clan Associations Marga Tionghoa di Indonesia Marga Tionghoa di Indonesia terutama ditemukan di kalangan suku Tionghoa- Indonesia. Suku Tionghoa-Indonesia walau telah berganti nama Indonesia, namun masih banyak yang tetap mempertahankan marga dan nama Tionghoa mereka yang masih digunakan di acara-acara tidak resmi atau yang bersifat kekeluargaan. Diperkirakan ada sekitar 300-an marga Tionghoa di Indonesia, data di PSMTI (Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia) mencatat ada sekitar 160 marga Tionghoa di Jakarta. Di Singapura sendiri ada sekitar 320 marga Tionghoa. Atas dasar ini, karena daerah asal suku Tionghoa di Indonesia relatif dekat dengan Singapura maka dapat diambil kesimpulan kasar bahwa jumlah marga Tionghoa di Indonesia melebihi 320 marga.

8 Bina Nusantara Marga Tionghoa di Indonesia mayoritas dilafalkan dalam dialek Hokkian (Minnan). Hal ini tidak mengherankan karena mayoritas keturunan Tionghoa-Indonesia adalah berasal dari Provinsi Fujian (Provinsi Hokkian). Masih banyak lagi marga-marga lain yang dapat ditemui. Salah satu fenomena umum di Indonesia adalah karena marga dilafalkan dalam dialek Hokkian, sehingga tidak ada satu standar penulisan (romanisasi) yang tepat. Hal ini juga menyebabkan banyak marga- marga yang sama pelafalannya dalam dialek Hokkian terkadang dianggap merupakan marga yang sama padahal sesungguhnya tidak demikian. Marga yang lazim di kalangan Tionghoa- Indonesia semisal: Cia/Tjia (Hanzi: 謝, hanyu pinyin: xie) Gouw/Goh (Hanzi: 吳, hanyu pinyin: wu) Kang/Kong (Hanzi: 江, hanyu pinyin: jiang) Lauw/Lau (Hanzi: 劉, hanyu pinyin: liu) Lee/Lie (Hanzi: 李, hanyu pinyin: li) Oey/Ng/Oei (Hanzi: 黃, hanyu pinyin: huang) Ong (Hanzi: 王, hanyu pinyin: wang) Tan (Hanzi: 陳, hanyu pinyin: chen) Tio/Thio/Theo/Teo (Hanzi: 張, hanyu pinyin: zhang) Lim (Hanzi: 林, hanyu pinyin: lin)

9 Bina Nusantara Zupu Zupu (Chinese: 族谱 ) is a Chinese clan's register, which contains stories of the clan's origins, male lineage and illustrious members. The register is usually updated regularly by the eldest person in the extended family, who hands on this responsibility to the next generation. Updating Zupu (Chinese: 修族谱 ) is a very important task in Chinese tradition, and can be traced back thousands of years. After several generations, the local clan lineage will often publish a compendium of these zupus. The overwhelming majority of zupus remain in private hands, though a large number may be found in the Beijing University, Shanghai Library, Cornell University and Toyo Bunko.

10 Bina Nusantara Hui (secret society) Hui ( 會 ) is a Chinese word, generally meaning 'conference', but which is sometimes used to refer to a secret society. It is often mutually interchangeable with terms like kongsi ( 公司, pinyin: G ō ngs ī ), a term generally used to mean 'corporation', or a Chinese clan ( 會館 : Huìg ǔ an),. The Hokkien-derived term kongsi is more widely known in Southeast Asia, however, whereas in China, the secret societies were just simply known as hui. Tong (organization) A tong ( 堂 ; táng; literal: hall) is a Chinese American secret society. Although tongs were originally created for mutual support and protection, especially from other local ethnic groups hostile to the rapid Chinese immigration, their activities often flouted the law or became outright criminal. These first tongs modeled themselves upon the triads, underground organizations dedicated to the overthrow of the Qing dynasty, and adopting their codes of brotherhood, loyalty, and patriotism. Unlike the triads, the tongs formed without clear political motives and soon found themselves involved in lucrative criminal activities, including extortion, gambling, people smuggling, and prostitution. Prostitution proved to be an extremely profitable business


Download ppt "Organisasi dan Politik China Perantauan Pertemuan 5 Matakuliah: E1052 / Penelitian China Perantauan Tahun: 2007/2008."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google