Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENYAKIT JARINGAN KONEKTIF

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENYAKIT JARINGAN KONEKTIF"— Transcript presentasi:

1 PENYAKIT JARINGAN KONEKTIF
DIAH MIRA INDRAMAYA, dr. SpKK Bag/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSU Dr. Soetomo Surabaya

2 SINONIM Penyakit kolagen Penyakit Kolagenosis Penyakit mesenkim

3 Klasifikasi Menurut Klemperer
Skleroderma Lupus eritematosus Dermatomiositis Artritis rematika Demam rematik Poliartritis

4

5 Jaringan kolagen terdiri atas :
Elastin Substansi dasar

6 Lupus eritematosus Penyakit yang menyerang sistem konektif dan vaskular Mempunyai 2 varian: Lupus eritematosus diskoid (LED) Lupus eritematosus sistemik (LES)

7 Faktor-faktor yang mempengaruhi : Genetik Imunologik Infeksi (virus)
Lupus eritematosus Etiologi Penyakit autoimun Faktor-faktor yang mempengaruhi : Genetik Imunologik Infeksi (virus) Hormonal Obat : prokainamid, hidantoin, griseofulvin, fenilbutason, penisilin, streptomisin, tetrasiklin, sulfonamid

8 Lupus eritematosus diskoid
Definisi : Penyakit jaringan konektif terbatas pada kulit tanpa kelainan sistemik Epidemiologi : Prevalensi per 1000 orang % seluruh LE Usia tahun Wanita lebih banyak (2:1) Semua ras (kulit hitam >>>)

9 Lupus eritematosus diskoid
Gejala klinis : Makula eritematus, meninggi, berbatas jelas Sumbatan keratin pada folikel rambut (follicular plugs) Butterfly erythema Lokasi : simetrik di muka (hidung, pipi), telinga, leher, mukosa Sikatriks atrofik, hipertrofik, distorsi telinga/ hidung Bagian badan yang tidak tertutup pakaian sering residif

10 Lupus eritematosus diskoid
Pembantu diagnosis Kelainan laboratorik, imunologik jarang ANA positif pada 1/3 penderita Diagnosis banding Dermatitis seboroik Psoriasis Tinea fasialis

11 Lupus eritematosus diskoid
Penatalaksanaan Umum : KIE Hanya kelainan kulit (kosmetik menimbulkan parut irreversibel) Menghindari trauma : fisik, sinar matahari, lingkungan dingin, stres emosional Menghindari obat-obat sensitif Topikal : Surya Tabir Glukokortikoid Sistemik : klorokuin (100 mg), dosis awal : 1-2 tab/hari (3-6 mg kemudian 0,5-1 tab/hari)

12 Lupus eritematosus diskoid
Prognosis Baik ,lesi terbatas pada kulit 5-10% SLE Sembuh: jaringan parut, dispigmentasi, parut alopesia ireversibel

13

14

15 Folicular plugging dan skar hipopigmentasi pada CDLE

16 Lesi lama CDLE dengan atrofi dan hipo/hiperpigmentasi

17 Lesi Diskoid pada CDLE

18 Lesi Diskoid pada CDLE

19 Lupus eritematosus sistemik
Penyakit umumnya akut dan dapat menyerang semua organ sistemik Wanita jauh lebih banyak daripada pria Usia terbanyak sebelum 40 thn (20-30 thn) 5% mempunyai lesi-lesi kulit L.E.D. Lesi mukosa lebih sering, terutama L.E.S akut Gejala konstitusional sering Kelainan laboratorik dan imunologik sering

20 Lupus eritematosus sistemik
Kriteria diagnosis (ARA) Ruam pada muka (malar rash) Ruam diskoid Fotosensitivitas Luka pada mulut atau nasofaring Artritis Serositis Kelainan ginjal Kelainan neurologik Kelainan hematologik Kelainan imunonologik Antibodi antinuclear

21

22 Lupus eritematosus sistemik
Manifestasi klinis : Gejala konstitusional Kelainan di kulit dan mukosa Kelainan alat dalam Kelainan di sendi, tulang, otot, kelenjar getah bening, sistim saraf

23 Lupus eritematosus sistemik
Pembantu diagnosis Pemeriksaan laboratorium Sel LE Antibodi antinuklear Lupus band test Anti-ds-RNA Anti-Sm

24 Lupus eritematosus sistemik
Diagnosis 4 atau lebih dari kriteria ARA terpenuhi Gejala pada semua organ, kelainan lab, imunologik harus diadakan untuk memastikan LES Diagnosis banding Artritis rematika Sklerosis sistemik Dermatomiositis Purpura trombositopenik

25 Lupus eritematosus sistemik
Penatalaksanaan Penderita harus dirawat Kortikosteroid sistemik indikasi untuk penderita sakit kritis Obat antibiotik, antiviral, antifungal diberikan bila ada komplikasi

26 Perbedaan antara L.E.D. danL.E.S.
(Lupus eritematous diskoid) L.E.S. (Lupus eritematosus sistemik) Insiden pada wanita lebih banyak daripada pria, usia biasanya lebih dari 30 tahun Wanita jauh lebih banyak dari pada pria, umumnya terbanyak sebelum usia 40 thn (antara thn) Kira-kira 5% berasosiasi dengan atau menjadi L.E.S. Kira-kira 5% mempunyai lesi-lesi kulit L.E.D. Lesi mukosa oral dan lingual jarang Lesi mukosa lebih sering terutama pada L.E.S. akut Gejala konstitusional jarang Gejala konstitusional sering Kelainan laboratorik dan imunologik jarang Kelainan laboratorik dan imunologik sering

27

28 Lesi SCLE tipe anular

29

30

31 Skleroderma Definisi : Dibagi dalam 2 bentuk :
Penyakit kronis, etiologi tidak diketahui Mempengaruhi mikrovaskularisasi dan jaringan ikat longgar Khas : fibrosis dan obliterasi pembuluh darah kulit, paru, saluran pencernaan, ginjal dan jantung Dibagi dalam 2 bentuk : Skleroderma sirkumskripta Skleroderma difusa progresiva

32 Skleroderma sirkumskripta
Definisi : Kolagenosis kronis dengan gejala khas bercak-bercak putih kekuningan, keras, halo disekitarnya Etiologi : Belum jelas, faktor famili, kehamilan Insidensi : Wanita > laki-laki (3 kali) Usia tahun

33 Skleroderma sirkumskripta
Gejala klinis : Bercak sklerotik, plak soliter, bercak multipel Macam : Morfea soliter Morfea gutata Skleroderma linier (en coup de sabre) Morfea segmental Morfea generalisata

34 Morfea soliter Sebuah bercak numular Bulat, berbatas tegas
Berkilat seperti lilin Merah kebiruan Kadang gading dengan halo ungu Rambut dalam lesi berkurang Plak keras, indurasi Tidak lekat dengan jaringan dibawahnya

35 Morfea gutata Sangat jarang Bercak kecil, bulat atrofik Halo ungu
Didada, leher

36 Scleroderma linier Lesi soliter atau unilateral
Di kepala, dahi, ekstremitas Ada atropi dan depresi Menyerang lapisan kulit dalam Timbul dekade pertama kedua sehingga menimbulkan deformitas Hemiatrofi muka atau ekstremitas Bisa terdapat anomali vertebra (spina bifida)

37 Morfea segmental Lokalisasi dimuka Hemiatrofi Indurasi
Atrofi pada lemak subkutis dan otot kontraktur otot dan tendon Ankilosis pada kaki

38 Morfea generalisata Kombinasi 4 bentuk Tersebar luas
Atrofi otot menimbulkan disabilitas Badan bagian atas, abdomen, bokong, tungkai

39

40

41

42

43 Skleroderma difusa progresiva
Skleroderma sirkumskripta,organ dalam terkena Etiologi : belum jelas Gejala klinis : Stadium I : jari tangan : sklerodaktili, ulserasi ujung jari, muka : telangiektasis, seperti topeng, mikrostomia Stadium II : mukosa oral terkena, indurasi dilidah, gingiva, paroksisma vasomotorik, kelainan sensibilitas Stadium III : esofagus disfungsi, penurunan motilitas lambung dan usus, paru fibrosis, jantung perikarditis, ginjal gagal ginjal

44 Skleroderma difusa progresiva
Sindroma C.R.S.T (Calsinosis kutis, Raynoud phenomenon, sklerodaktili, telangiektasis) Pengobatan : Belum ada pengobatan yang spesifik, kortikosteroid

45

46

47

48

49 Dermatomiositis Penyakit inflamatorik dan degeneratif
Dengan angiopati di kulit, subkutis & otot Etiologi : Belum diketahui, diduga autoimun, penyelidikan virus Insidensi : lebih kecil dari LED dan LES, laki-laki : wanita = 1:2 semua usia, paling sering 5-15 thn dan thn

50 Gejala klinis : Khas : perubahan pada muka (palpebra)
Dermatomiositis Gejala klinis : Khas : perubahan pada muka (palpebra) Eritema, edema, warna merah ungu Telangiektasis, paralysis otot ekstra okuler Perubahan kulit yang menetap Kelainan kulit : bengkak, eritema, urtikaria Tanda Gotron : Demam patognomonis (papul datar diatas sendi tangan Demam intermiten, takikardi, hiperhidrosis, BB turun

51 Pemeriksaan laboratorium:
Dermatomiositis Pemeriksaan laboratorium: albuminuria, hematuria Anemia hipokromik, limfopenia, keratin meningkat Pengobatan umum: Istirahat total, cari kausa (tumor, fokal infeksi Medikamentosa : kortikosteroid, imunostatik

52

53

54

55 …. Sekian …. .... terima kasih .... DIAH MIRA INDRAMAYA


Download ppt "PENYAKIT JARINGAN KONEKTIF"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google