Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

TIU Mahasiswa memahami sistem angka (basis bilangan) yang digunakan dalam sistem komputer. Mahasiswa memahami representasi data dalam sistem komputer.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "TIU Mahasiswa memahami sistem angka (basis bilangan) yang digunakan dalam sistem komputer. Mahasiswa memahami representasi data dalam sistem komputer."— Transcript presentasi:

1

2 TIU Mahasiswa memahami sistem angka (basis bilangan) yang digunakan dalam sistem komputer. Mahasiswa memahami representasi data dalam sistem komputer. Mahasiswa mampu melakukan konversi data antar basis bilangan. Mahasiswa mengenal angka (bilangan) integer maupun float dalam biner. Mahasiswa mampu melakukan konversi bilangan pecahan desimal ke bilangan biner; maupun sebaliknya.

3 ALU ADDed (penjumlahan), SUBtract (pengurangan), MULtiplication (perkalian), DIVision (pembagian)

4 Manusia-Mesin Bila skema operasi arithmatika manusia menggunakan basis bilangan 10 (DECimal), Mesin menggunakan basis bilangan biner (basis biangan 2) yang disebut BINary

5 Sistem basis bilangan BINary, 2 OCTadecimal, 8 HEXadecimal, 16

6 DECimal DECimal : basis bilangan ini terdiri dari rentang angka 0 s.d 9, selengkapnya  0,1,2,3,4,5,6,7,8,9. Dengan demikian dapat disimpulkan setelah angka 9 adalah gabungan dari reset angka 1 dengan rentang 0 s.d 9 dan seterusnya. Contoh: (23) 10 = 23 10 = DEC23 (907)10 = 907 10 = DEC907

7 BINary digit / BIT BINary digit / BIT (disebut juga Bilangan Biner) : basis bilangan ini hanya terdiri dua bilangan yaitu 0, 1. Contoh: (101) 2 = 101 2  panjang data = 3 bit (0010) 2 = 0010 2  panjang data = 4 bit

8 OCTadecimal OCTadecimal : basis bilangan ini terdiri dari rentang: 0 s.d 7, selengkapnya: 0,1,2,3,4,5,6,7. Contoh: (23) 8 = 23 8 = 023 Untuk lebih memahami basis bilangan 8 ini, berikut adalah contoh script: document.writeln(023);

9 HEXadecimal HEXadecimal : basis bilangan ini terdiri dari 15 deret yang terbagi dua, yakni 10 deret alphanumerik: 0 s.d 9 dan 5 deret alphabetikal: a s.d f. Mengapa deret alphabetikal disertakan, disebabkan secara teori matematika jam-jam-an, sistem basis bilangan 16 tak lain adalah sistem jam-16, maka terdiri dari numerik: 0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15. Dengan alasan mulai numerik 10 s.d 15 melebihi dua digit, maka digunakan deret alphabetikal untuk menggantikan kelima numerik ini. Contoh: (a2) 16 = A2 16 = 0xA2 = 0xa2

10 Konversi Bilangan

11 Konversi N ke Decimal 231 maka dituliskan: (231) 10 atau 23 10 atau DEC231. Jika diuraikan dalam basis bilangan 10, maka numerik 231 dituliskan sebagai berikut: (231) 10 =2-ratusan + 3-puluhan + 1-satuan = 2* 100 + 3*10 + 1*1

12

13

14

15 Konversi Decimal ke N Untuk mendapatkan algoritma-nya, secara sederhana dilakukan sebagai berikut: Misalkan: DEC231, jika diuraikan ke dalam Basis Bilangan 10 maka: 231  10= 23 sisa 1  (LSD) 23  10= 2 sisa 3 2  10 = 0 sisa 2  (MSD) Dituliskan: 231 10 atau (231) 10 Least Significant Digit(LSD) Most Significant Digit (MSD)

16 Konversi Decimal ke N Cara lain dapat digunakan model berikut ini:

17 DEC-BIN Desimal ke Basis Bilangan 2 (DEC  BIN) Contoh: Tentukan DEC2121 dalam Biner.

18 DEC - OCT Desimal ke Basis Bilangan 8 (DEC  OCT) Contoh: Tentukan DEC2121 dalam Oktal. 2121 10 = (...) 8

19 DEC - HEX Desimal ke Basis Bilangan 16 (DEC  HEX) Contoh: Tentukan DEC2121 dalam Heksal. 2121 10 = (...) 16

20 Konversi antar BB-N Konvensional

21 Algoritma BCD8421 Algoritma ini bekerja berdasar sistem kode binary terhadap decimal; dimana setiap digit dalam sebuah numerik basis bilangan N (N≠DEC) saling bersifat independent, sehingga dapat dilakukan fractional (pemecahan/ pemilahan).

22 Algoritma BCD8421 Dasar utama Algoritma BCD8421 adalah pemilahan setiap digit sebuah bit ke dalam partisi-partisi deret biner. Jika dikonversikan ke dalam heksal, maka partisi dirangkai sepanjang 4 digit (16=2 4 ), sedangkan jika dikonversikan ke dalam oktal, maka partisi dirangkai sepanjang 3 digit (8=2 3 ).

23 perhatikan partisi-y menempati posisi LSB / LSD

24 Untuk kasus di atas penyelesaiannya dapat diuraikan sebagai berikut: 0xe2 = (...) 8 Jika A1 adalah numerik dalam basis bilangan N (N bisa HEX atau OCT), dan B1 adalah numerik dalam basis bilangan M (M bisa OCT atau HEX), maka:

25 Nyatakan setiap digit A1 dalam desimal-nya Jawab: A1 = 0xe2 Partisi-y = 2 Partisi-z = e = 14 Kelompokkan setiap digit satu kelompok, dan konversikan dalam biner dengan panjang setiap kelompok 4bit (untuk HEX) atau 3bit (untuk OCT) Jawab: Partisi-y = 2 = 0010 Partisi-z = e = 14 = 1110

26 Hasil biner lalu digabung, dan dikelompokkan kembali dengan panjang 4bit (untuk HEX) atau 3bit (untuk OCT). Jawab: Partisi-z di-concatenate-kan dengan Partisi-y, menjadi: 11100010 dilakukan fractional kembali sebagai berikut: 11100010  011 100 010 partisi-y = 010 partisi-z = 100 partisi-w = 011

27 Konversikan setiap partisi kedalam desimal (khusus ke dalam bentuk HEX, konversikan setiap desimal ke dalam padanan konversinya, yaitu: A  10, B  11, dst…), lalu di-concatenate-kan kembali. Jawab: partisi-y = 010 = 2 partisi-z = 100 = 4 partisi-w = 011 = 3 di-concatenate-kan menjadi: 342  0342 Maka didapatkan B1 sebagai konversi A1 dalam basis bilangan M. Jawab: B1 = 0342 = (342) 8 = 0xe2

28 Latihan: Gunakan algoritma BCD8421 untuk menyelesaian persoalan berikut: (11011)2 = (...) 16 = (...) 8, dan buktikan bahwa hasil HEX dan OCT tersebut menghasilkan nilai DEC yang sama.

29

30 Bilangan Pecahan (Floating-point Number) Fractional Binary Number.

31 Pecahan BIN  DEC Contoh: 1101.101 2 = (…) 10 Solusi: 1101.101 2 = 0.101 2 + 1101 2 = Bag.1 + Bag.2

32 Eksekusi Bag.1: 0.101 2 = (…) 10 = 1.2 -1 + 0 + 1.2 -3 = 0.5 + 0.125 = 0.625 10

33 Eksekusi Bag.2: 1101 2 = (…) 10 = 1.2 3 + 1. 2 2 + 0 + 1.2 0 = 8 + 4 + 1 = 13 10

34 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.625 10 + 13 10 = 13.625 10 maka, didapatkan: 1101.101 2 = (13.625) 10

35 Pecahan OCT  DEC 057.11 = 57.11 8 = (…) 10 Solusi: 57.11 8 = 0.11 8 + 57 8 = Bag.1 + Bag.2

36 Eksekusi Bag.1: 0.11 8 = (…) 10 = 1.8 -1 + 1.8 -2 = 0.125 + 0.015625 = 0.140625 10

37 Eksekusi Bag.2: 57 8 = (…) 10 = 5. 8 1 + 7.8 0 = 40 + 7 = 47 10

38 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.140625 10 + 47 10 = 47.140625 10 maka, didapatkan: 57.11 8 = (47.140625) 10

39 Pecahan HEX  DEC 0x57.11 = 57.11 16 = (…) 10 Solusi: 57.11 16 = 0.11 16 + 57 16 = Bag.1 + Bag.2

40 Eksekusi Bag.1: 0.11 16 = (…) 10 = 1.16 -1 + 1.16 -2 = 0.0625 + 0.00390625 = 0.06640625 10

41 Eksekusi Bag.2: 57 16 = (…) 10 = 5. 16 1 + 7.16 0 = 80 + 7 = 87 10

42 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.06640625 10 + 87 10 = 87. 06640625 10 maka, didapatkan: 57.11 16 = (87. 06640625) 10

43 Pecahan DEC  BIN 13.625 10 = (…) 2 Solusi: 13.625 10 = 0.625 10 + 13 10 = Bag.1 + Bag.2

44 Eksekusi Bag.1: 0.625 10 = (…) 2

45 Eksekusi Bag.2: 13 10 = (…) 2 13  2 = 6 sisa 1  (LSB) 6  2 = 3 sisa 0 3  2 = 1 sisa 1 1  2 = 0 sisa 1  (MSB) dituliskan menjadi: 1101 2

46 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.101 2 + 1101 2 = 1101.101 2 maka, didapatkan: 1101.101 2 = (13.625) 10

47 Pecahan DEC  OCT 47.140625 10 = (…) 8 Solusi: 47.140625 10 = 0.140625 10 + 47 10 = Bag.1 + Bag.2

48 Eksekusi Bag.1: 0.140625 10 = (…) 8

49 Eksekusi Bag.2: 47 10 = (…) 8 47  8 = 5 sisa 7  (LSD) 5  8 = 0 sisa 5  (MSD) dituliskan menjadi: 57 8

50 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.11 8 + 57 8 = 57.11 8 maka, didapatkan: 47.140625 10 = (57.11) 8

51 Pecahan DEC  HEX 87.06640625 10 = (…) 16 Solusi: 87.06640625 10 = 0.06640625 10 + 87 10 = Bag.1 + Bag.2

52 Eksekusi Bag.1: 0.06640625 10 = (…) 16

53 Eksekusi Bag.2: 87 10 = (…) 16 87  16 = 5 sisa 7  Least Significant Digit (LSD) 5  16 = 0 sisa 5  Most Significant Digit (MSD) dituliskan menjadi: 57 16

54 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.11 16 + 57 16 = 57.11 16 maka, didapatkan: 47.140625 10 = (57.11) 16

55 OCT  BIN 10.23 8 = (…) 2 Solusi: Lakukan dengan dua kali proses, yaitu:  Proses-1: OCT  DEC  Proses-2: DEC  BIN

56 1. OCT-DEC 10.23 8 = 0.23 8 + 10 8 = Bag.1 + Bag.2 Eksekusi Bag.1: 0.23 8 = (…) 10 = 2.8 -1 + 3.8 -2 = 0.25 + 0.046875 = 0.296875 10 Eksekusi Bag.2: 10 8 = (…) 10 = 1. 8 1 + 0.8 0 = 8 + 0 = 8 10

57 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.296875 10 + 8 10 = 8.296875 10 maka, didapatkan: 8.296875 10 = (…) 2

58 2. DEC-BIN 8.296875 10 = 0.296875 10 + 8 10 = Bag.1 + Bag.2

59 Eksekusi Bag.1: 0.296875 10 = (…) 2

60 Eksekusi Bag.2: 8 10 = (…) 2 8  2 = 4 sisa 0  (LSB) 4  2 = 2 sisa 0 2  2 = 1 sisa 0 1  2 = 0 sisa 1  (MSB) dituliskan menjadi: 1000 2

61 Selanjutnya Bag.1 dan Bag.2 digabungkan dengan cara menjumlahkannya seperti berikut ini: Bag.1 + Bag.2 = 0.010101 2 + 1000 2 = 1000.010101 2 maka, didapatkan: 8.296875 10 = (1000.010101) 2 = (00001000.010101) 2 atau dengan kata lain, maka didapatkan: 10.23 8 = 8.296875 10 = 1000.010101 2

62 Untuk mendapatkan konversi Bilangan Pecahan HEX  BIN, algoritmanya seperti mendapatkan konversi Bilangan Pecahan OCT  BIN, yakni konversikan terlebih dahulu ke dalam DEC.

63 Representasi Data dalam sistem komputer Angka  disebut dengan alphanumerik, misalkan: -2, 0.5, -9.72, 89, dsb. Karakter (huruf)  disebut dengan alphabetikal, yakni terdiri 26 mulai dari a, b, c,..., w, x, y, z. Simbol  sejumlah tanda di luar alphanumerik dan alphabetikal, misalkan: !, *, $, >, ≠, ≥, ÷, , .

64 Skema Representasi Data

65 Umumnya dalam sistem komputer modern sistem kode yang digunakan adalah American Standard Code for Information Interchange (ASCII) 8bit.


Download ppt "TIU Mahasiswa memahami sistem angka (basis bilangan) yang digunakan dalam sistem komputer. Mahasiswa memahami representasi data dalam sistem komputer."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google