Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013"— Transcript presentasi:

1 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Perubahan Mindset - Rasional Pengembangan dan Elemen Perubahan Kurikulum PPPPTK BMTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Bandung, 06 Juli 2014 1

2 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
Mengapa berubah RASIONAL PERUBAHAN KUR’13 (tantangan internal dan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola dan materi) Apa saja yang berubah ELEMEN PERUBAHAN KUR’13 perangkat hukum (SKL, SI (KI-KD), Std Proses, Std Penilaian) dan dokumen kurikulum (Silabus-RPP), pola pembelajaran dan penilaian Bagaimana melakukan perubahan APA YANG HARUS DILAKUKAN? (menyusun perangkat dan melaksanakan pembelajaran pendekatan saintifik dan penilaian otentik)

3

4 Pengembangan Kurikulum
Mengapa Kurikulum berubah? Dinamika Kurikulum Pedagogi, Psikologi Perkembangan Perubahan Kebutuhan Pengembangan Kurikulum SDM yang Kompeten Akademik Pengetahuan Pengetahuan Industri Keterampilan Keterampilan Sosial-Budaya Sikap Sikap 4

5

6

7 I PERUBAHAN MINDSET dan KREATIVITAS

8 Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 Kehidupan dan Karir • Fleksibel dan adaptif • Berinisiatif dan mandiri • Keterampilan sosial dan budaya • Produktif dan akuntabel • Kepemimpinan&tanggung jawab Pembelajaran dan Inovasi • Kreatif dan inovasi • Berfikir kritis menyelesaikan masalah • Komunikasi dan kolaborasi Informasi, Media and Teknologi • Melek informasi • Melek Media • Melek TIK Kerangka ini menunjukkan bahwa berpengetahuan [melalui core subjects] saja tidak cukup, harus dilengkapi: Berkemampuan kreatif - kritis Berkarakter kuat [bertanggung jawab, sosial, toleran, produktif, adaptif,...] Disamping itu didukung dengan kemampuan memanfaatkan informasi dan berkomunikasi Partnership: Perusahaan, Asosiasi Pendidikan, Yayasan,... 8

9 Kerangka Kompetensi Abad 21
Sumber: 21st Century Skills, Education, Competitiveness. Partnership for 21st Century, 2008 Mendukung Keseimbangan penilaian: tes standar serta penilaian normatif dan sumatif Menekankan pada pemanfaatan umpan balik berdasarkan kinerja peserta didik Membolehkan pengembangan portofolio siswa Perlunya mempersiapkan proses penilaian yang tidak hanya tes saja, tetapi dilengkapi dengan penilaian lain termasuk portofolio siswa. Disamping itu dierlukan dukungan lingkungan pendidikan yang memadai Menciptakan latihan pembelajaran, dukungan SDM dan infrastruktur Memungkinkan pendidik untuk berkolaborasi, berbagi pengalaman dan integrasinya di kelas Memungkinkan peserta didik untuk belajar yang relevan dengan konteks dunia Mendukung perluasan keterlibatan komunitas dalam pembelajaran, baik langsung maupun online 9

10 Pergeseran Paradigma Pembangunan
s/d Dekade 1980an Dekade 1990an-2010an Dekade 2020an dst Pembangunan Ekonomi Berbasis Sumberdaya Pembangunan Ekonomi Berbasis Pengetahuan Pembangunan Kesejahteraan Berbasis Peradaban Sumber Daya Alam sebagai Modal Pembangunan Pengetahuan sebagai Modal Pembangunan Peradaban sebagai Modal Pembangunan Pendidikan Pendidikan Sumber Daya Manusia sebagai Beban Pembangunan SDM Berpengetahuan sebagai Modal Pembangunan SDM Beradab sebagai Modal Pembangunan Penduduk Sebagai Pasar/Pengguna Penduduk Sebagai Pelaku/Kontributor Penduduk Sebagai Kreator/Disiminator Kekayaan Pengetahuan Kekayaan Pengetahuan Kekayaan Peradaban Pendidikan, dalam jangka panjang, adalah faktor tunggal paling menentukan melebarnya jurang kesenjangan, oleh karena itu investasi dalam bidang pendidikan adalah cara logis untuk menghilangkan kesenjangan tersebut 10

11 Pergeseran Paradigma Belajar Abad 21
Ciri Abad 21 Model Pembelajaran Informasi (tersedia dimana saja, kapan saja) Pembelajaran diarahkan untuk mendorong peserta didik mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu Komputasi (lebih cepat memakai mesin) Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah [menanya], bukan hanya menyelesaikan masalah [menjawab] Otomasi (menjangkau segala pekerjaan rutin) Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis [pengambilan keputusan] bukan berfikir mekanistis [rutin] Komunikasi (dari mana saja, ke mana saja) Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam menyelesaikan masalah 11

12

13

14 Kualifikasi Kemampuan
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung-jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab serta dampak fenomena dan kejadian. Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri.

15 TUJUAN KURIKULUM 2013 Sesuai dengan undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, maka Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Afektif skill: tahu mengapa/ mengapa melakukan, Kognitif skill: tahu apa/ apa yang harus dilakukan, Psikomotor skill: tahu bagaimana/ bagaimana melakukan

16 Pergeseran Pengertian tentang Kreativitas
Banyak penelitian menunjukkan bahwa kreativitas dapat dipelajari dan dapat diterapkan dimana saja, sehingga pendidikan harus diarahkan pada penguatan keterampilan kreatif Pemahaman Lama Pemahaman Baru Terbatas untuk seni Untuk semua mata pelajaran Murni bakat Keterampilan yang dapat dipelajari Originalitas Originalitas dan nilai (asas manfaat) Tidak perlu pengetahuan pendukung Pengetahuan lapangan sangat diperlukan Terobosan besar Keterampilan berfikir (kontribusi dalam pengembangan) Free play (bebas) dan discovery Stimulation play (terarah) dan discovery Anuscha Ferrari et al Innovation and Creativity in Education and Training 16

17 Proses Pembelajaran yang Mendukung Kreativitas
Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Business Review: 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelijensia yaitu: 1/3 dari pendidikan, 2/3 sisanya dari genetik. Kemampuan kreativitas diperoleh melalui: Observing [mengamati] Questioning [menanya] Associating [menalar] Experimenting [mencoba] Networking [Membentuk jejaring] Pembelajaran berbasis intelejensia tidak akan memberikan hasil siginifikan (hanya peningkatan 50%) dibandingkan yang berbasis kreativitas (sampai 200%) Personal Inter-personal Perlunya merumuskan kurikulum berbasis proses pembelajaran yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba [observation based learning] untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Disamping itu, dibiasakan bagi peserta didik untuk bekerja dalam jejaringan melalui collaborative learning 17

18 Proses Penilaian yang Mendukung Kreativitas
Sharp, C Developing young children’s creativity: what can we learn from research?: Guru dapat membuat peserta didik berani berperilaku kreatif melalui: tugas yang tidak hanya memiliki satu jawaban tertentu yang benar [banyak/semua jawaban benar], mentolerir jawaban yang nyeleneh, menekankan pada proses bukan hanya hasil saja, memberanikan peserta didik untuk mencoba, untuk menentukan sendiri yang kurang jelas/lengkap informasinya, untuk memiliki interpretasi sendiri terkait dengan pengetahuan atau kejadian yang diamatinya memberikan keseimbangan antara yang terstruktur dan yang spontan/ekspresif Perlunya merumuskan kurikulum yang mencakup proses penilaian yang menekankan pada proses dan hasil sehingga diperlukan penilaian berbasis portofolio (pertanyaan yang tidak memiliki jawaban tunggal, memberi nilai bagi jawaban nyeleneh, menilai proses pengerjaannya bukan hanya hasilnya, penilaian spontanitas/ekspresif, dll) 18

19 Membentuk Kemampuan Pikir Order Tinggi Sejak Dini
Center on the Developing Child, Harvard University [2011]. Building the Brain ‘ATC’ System: How Early Experiences Shape the Development of Executive Function. Arsitektur otak dibentuk berdasarkan lapisan-lapisan yang berisi jaringan-jaringan neuron yang terkait satu sama lain Jejaringan tersebut terbentuk mulai masih anak-anak, walaupun masih berkembang sampai umur 30 tahun tetapi penambahannya tidak secepat pada saat anak-anak Kompleksitas jaringan tersebut menentukan tingkat kemampuan berfikir seseorang [low order of thinking skills untuk pekerjaan rutin sampai high order of thinking skills untuk pekerjaan pengambilan keputusan eksekutif ] Untuk itu diperlukan sistem pembelajaran yang dapat membangun kemampuan high order thinking skill tersebut [melalui mencari tahu bukan diberi tahu] sejak dini melalui pemberian kebebasan untuk menentukan apa yang harus dilakukan Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan proses mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan sampai memutuskan sehingga peserta didik sejak kecil sudah terlatih dalam berfikir tingkat tinggi yang nantinya diperlukan untuk pengambilan keputusan

20 Tingkatan keterampilan berfikir Dimensi Proses Kognitif
Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif LOTS Recall thinking Faktual Mengingat Basic thinking Konseptual Memahami Menerapkan HOTS Critical thinking (otak kiri/sain/ konvergen) Prosedural Menganalisis Mengevaluasi Creative thinking (otak kanan/seni/ divergen) Metakognitif Mengkreasi

21 Indikator HOTS: mempunyai kemampuan berfikir kritis dan kreatif
Berfikir kreatif: menghasilkan komposisi, produk, gagasan yang pada dasarnya baru. Karakter berfikir kritis: 1)Merumuskan pertanyaan; 2) Membatasi permasalahan; 3) Menguji data; 4) Menganalisis berbagai informasi; ) Menghindari pertimbangan yang sangat emosional; ) Menghindari penyederhanaan berlebihan; ) Mempertimbangkan berbagai interpretasi; ) Mentoleransi ambiguitas

22 Tahapan aktivitas HOTS:
1) Menggali informasi; 2) Mengajukan dugaan; 3) Melakukan inkuiri; 4) Membuat konjektur; 5)Mencari alternatif; 6) Menarik kesimpulan Tahapan aktivitas ilmiah: 1) Identifikasi; 2) Merumuskan masalah; 3) Hipotesis; 4) Mengumpulkan dan mengolah data; 5)Analisis Tahapan aktivitas saintifik (kur’13): 1) Mengamati; 2) Menanya; 3) Mencoba/ mengumpulkan data; ) Mengasosiasi/mengolah data/ menalar; 5) mengkomunikasikan Pertanyaan Inovatif: Adakah cara lain; bagaimana jika; manakah yang salah; apakah yang akan dilakukan. Tidak berhenti dengan jawaban soal ditemukan, tetapi perlu penafsiran. Utamakan proses Inquiry atau discovery

23 Kata-kata kunci pertanyaan
DAFTAR PERTANYAAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI Tingkatan Sub-tingkatan Kata-kata kunci pertanyaan Kognitif yang lebih rendah Mengingat (remembering) Apa...; Siapa..; Kapan..; Di mana...; Sebutkan..; Jodohkan atau pasangkan...; Persamaan kata..; Golongkan..; Berilah nama… Memahami (understanding) Terangkahlah...; Bedakanlah..; Terjemahkanlah..; Simpulkan..; Bandingkan...; Ubahlah...; Berikanlah interpretasi... Menerapkan (applying) Gunakanlah... ; Tunjukkanlah...; Buatlah... ; Demonstrasikanlah... ; Carilah hubungan... ; Tulislah contoh... ; Siapkanlah... ; Klasifikasikanlah… Kognitif yang lebih tinggi Menganalisis (analyzing) Analisislah... ;Kemukakan bukti-bukti… ; Mengapa… ; Identifikasikan… ; Tunjukkanlah sebabnya…; Berilah alasan-alasan… Mengevaluasi (evaluating) Berilah pendapat… ; Alternatif mana yang lebih baik… ; Setujukah anda… ; Kritiklah… ; Berilah alasan…; Nilailah… ; Bandingkan… ; Bedakanlah… Mencipta (creating) Ramalkanlah… ; Bentuk… ; Ciptakanlah… ; Susunlah… ; Rancanglah... ; Tulislah… ; Bagaimana kita dapat memecahkan… ; Apa yang terjadi seandainya… ; Bagaimana kita dapat memperbaiki… ; Kembangkan…

24 beriman, berakhlak mulia, berilmu pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif , keterampilan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret Tujuan Pendidikan Nasional Taksonomi Krathwohl Spektrum PMK Taksonomi Bloom Standar Kompetensi Lulusan Tujuan Kurikulum 2013 Taksonomi Dyer’s Kompetensi Inti Standar Isi Taksonomi Simpson atau Dave Kompetensi Dasar Silabus Pendekatan Saintifik dan Model Pembelajaran Standar Proses Buku Guru dan Siswa Penilaian Otentik Standar Penilaian RPP

25

26

27

28


Download ppt "IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google