Teori Kepribadian Julian Rotter & Walter Mischel Psikologi Kepribadian 2 Rini Indryawati
BIOGRAFI JULIAN ROTTER Ia lulus dari Brooklyn College pada tahun 1937 dan mengambil graduate work dalam psikologi di University of Iowa dan Indiana University; beliau meneria gelar Ph.D-nya dari Indiana University pada tahun Dengan memberikan layanan sebagai psikolog pada U.S. Army selama Perang Dunia II, Rotter menerima sebuah posisi di Ohio State University, di mana George Kelly adalah direktur program psikologi klinisnya. Yang menarik yakni dua teori yang menekankan kesadatan tekanan seharusnya berkembang pada lembaga yang sama, meskipun karya Kelly muncul bersamaan dengan karya Rotter.
TEORI JULIAN ROTTER Perilaku tidak terjadi dalam ruang hampa. Seseorang akan terus memberikan reaksi terhadap aspek-aspek lingkungan eksternal dan internalnya. Rotter, Bandura, dan Skinner sepakat bahwa sebagian perilaku bisa dipelajari. Rotter nampaknya melihat bagian luar dan dalam suatu organisme, yakni penguatan dan proses-proses kognitif dalam, guna menjelaskan perilaku
TEORI JULIAN ROTTER Rotter menyebut karyanya sebagai teori kepribadian “pembelajaran-sosial” untuk menunjukkan kepercayaannya bahwa kita bisa mempelajari perilaku kita melalui pengalaman sosial kita. Kita merasakan diri kita sebagai seseorang yang memiliki kesadaran, mampu mempengaruhi pengalaman kita dan mengambil keputusan yang bisa mengatur kehidupan kita.
TEORI JULIAN ROTTER kepribadian akan terus mengalami perubahan sebagai akibat dari penampakan pengalaman baru kita. kepribadian juga memiliki tingkat stabilitas atau kontinuitas tinggi sebab ini dipengaruhi oleh pengalaman kita sebelumnya. mengintegrasikan dua kecenderungan terpisah dan penting dalam riset kepribadian: teori-teori penguatan dan teori-teori kognitif.
Konsep-Konsep Dasar Teori Pembelajaran- Sosial Potensi Perilaku Potensi perilaku mengacu pada kemungkinan bahwa perilaku tertentu akan terjadi dalam sebuah situasi tertentu. Expectancy (pengharapan) Kepercayaan individu bahwa dia berperilaku secara khusus pada situasi yang diberikan yang akan diikuti oleh penguatan yang telah diprediksikan.
Konsep-Konsep Dasar Teori Pembelajaran- Sosial Nilai penguatan(reinforcement value) tingkat pilihan untuk satu reinforcement sebagai ganti yang lain. Situasi Psikologis kita secara terus menerus memberikan reaksi pada lingkungan internal maupun lingkungan eksternal kita. Selanjutnya masing-masing lingkungan ini secara konstan saling mempengaruhi yang lain.
Konsep-konsep teori pembelajaran-sosial yang lebih luas Kebebasan Bergerak Harapan yang besar akan memberikan kebebasan bergerak yang luas, sementara harapan yang kecil juga berakibat pada kebebasan bergerak yang sempit Tingkat Tujuan Minimal penguatan adalah suatu rangkaian yang terjadi terus-menerus, dimana rangkaian mulai dari penguatan yang sangat diinginkan hingga penguatan yang sangat tidak diinginkan
Konsep-konsep teori pembelajaran-sosial yang lebih luas Motivasi Prilaku Rotter percaya bahwa semua prilaku memiliki aspek langsung; yaitu diarahkan untuk tujuan tertentu. Aspek prilaku kita secara langsung didapatkan dari efek-efek penguatan dan menjelaskan kemampuan kita untuk merespon secara selektif terhadap tanda-tanda lingkungan dan menunjukkan prilaku pilihan
Rotter mengajukan enam kategori kebutuhan, antara lain: 1.Pengakuan-Status. 2.Proteksi-Dependensi 3.Dominasi 4.Independensi 5.Cinta dan afeksi. 6.Kenyamanan fisik
BIOGRAFI WALTER MISCHEL Lahir di Wina, Austria pada 22 Februari Bersama kakaknya Teodore awalnya jadi filsuf tumbuh di lingkungan kondusif tak jauh dari rumah Freud. Saat perkuliahan ia muak dengan dosen yang selalu mengajarkan teori psikologi melalui eksperimen tikus yang menurutnya jauh dari manusia. Perkembangan psikologi sosial kognitifnya memuncak saat mengambil studi doktoral di Ohio State University pada Kala itu di kampusnya terbagi menjadi dua kubu, kubu Julian Rotter dan kubu George Kelly.
Latar Belakang Teori Sistem Kepribadian Afektif Kognitif Paradoks Konsistensi Perilaku itu bergantung pada situasi, ada kalanya siswa yang jujur malah menyontek saat ujian, padahal dia tidak pernah mencuri atau suka berbohong. Interaksi antara Situasi dan Kepribadian sebagian besar orang memiliki konsistensi tertentu dalam perilaku mereka, walter terus menekanakan bahwa situasi memiliki efek yang sangat penting pada perilaku
Sistem Kepribadian Afektif Kognitif sistem kepribadian afektif-kognitif yang disebut juga sistem pemroresan afektif-kognitif adalah penyebab keberagaman perilaku seseorang dalam situasi yang berbeda, keragaman perilaku seseorang dalam situasi yang berbeda walaupun sifatnya relatif stabil untuk waktu cukup lama Prediksi Perilaku. Jika kepribadian merupakan sistem stabil yang terus memproses informasi situasi eksternal dan internal, maka ketika individu mengahadapi situasi berbeda, perilaku mereka bisa tetap atau berubah.
Variabel-Variabel Situasi Ketika pribadi yang berbeda bersikap dengan cara yang mirip. Orang akan membentuk perilakunya sesuai situasi. Namun perbedaan individual akan mengarah kepada perilaku yang beragam tergantung kebutuhan akan pekerjaan. Di sisi lain kejadian yang sama menghasilkan respon yang berbeda,
Unit-Unit Afektif dan Kognitif Strategi Pengkodean Cara manusia mengkategorikan informasi yang diterimanya dari stimuli eksternal. Beberapa kompetensi dan Strategi Pengaturan Diri Keyakinan terhadap apa yang bisa dilakukan berkaitan erat dengan kompetensi (Mischel, 1990), mengacu pada susunan luas informasi yang diperoleh manusia.
Ekspektansi dan Keyakinan Pengetahuan mengenai prediksi kekuatan yang dimiliki terhadap keyakinan akan hasil dan situasi tertentu adalah prediktor perilaku yang lebih baik dari pada pengetahuan tentang kemampuan bertindak behaviour outcome expectancy. Tujuan dan Nilai Manusia bereaksi aktif terhadap situasi. Mereka menentukan tujuan, rencana untuk mencapainya. Nilai, tujuan, minat, dan kompetensi adalah unit afektif kognitif yang paling stabil.
Respon-Respon Afektif Respon afektif mencakup perasaan dan reaksii fisiologis lainnya. Konsep kognitif tidak terpisah dari afektif, dengan cara yang sama kompetensi dan strategi untuk mengatasi masalah, keyakinan dan ekpektansi tujuan dan nilai seseorang semuanya diwarnai respon afektif