Pengembangan Pembelajaran Berbasis Humaniora Suratno

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TUGAS FILSAFAT ILMU.
Advertisements

Ilmu Budaya Dasar Tim Pengajar IBD FH – UI.
FILSAFAT ILMU.
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
ISBD: ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR
Metodologi Penelitian
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
Dr.Ida Bagus Putera Manuaba, Drs., M.Hum.
PEMBELAJARAN UNTUK MENGEMBANGKAN KOMPETENSI Disajikan oleh Margono Slamet Institut Pertanian Bogor.
METODE ILMIAH DEWI HASTUTI, S.Pt., M.P.
Metodologi Penelitian
LANDASAN ILMIAH DAN TEKNOLOGIS
PENGORGANISASIAN MATERI IPS
Humaniora Catur Septiawan G.
Sosiologi Antropologi Pendidikan
(2)KARAKTERISTIK IPS SD
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
MANUSIA, SAINS DAN TEKNOLOGI
PERSPEKTIF DAN RUANG LINGKUP ISBD
IPS Untuk Anak Usia Dini
BUDAYA AKADEMIK dan tri darma perguruan tinggi
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
MATAKULIAH ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR
Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar
DOSEN DAN TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI (TEORI DAN PRAKTEK)
1.3a Pendekatan saintifik. 1.3a Pendekatan saintifik.
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
Humaniora.
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
STRUKTUR KURIKULUM 2013 Pendekatan Saintifik.
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
Pembelajaran ips di sd.
Ilmu Sosial Dasar.
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
PARADIGMA PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Oleh : dr. Nur Indarawati Lipoeto
KONSEP DAN HAKIKAT PEMBELAJARAN IPS
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
ANTROPOLOGI HUKUM.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN
(IBD) ILMU BUDAYA DASAR Kian Amboro, M.Pd.
TUGAS FILSAFAT ILMU.
POLA PENDEKATAN PEMBELAJARAN
PENGORGANISASIAN MATERI IPS
ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR.
Filsafat Pendidikan dan Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA Dison, L Ilmu Budaya Dasar: Surabaya: Bina Ilmu.
ILMU DAN TEKNOLOGI.
BUDAYA AKADEMIK dan tri darma perguruan tinggi
HAKIKAT BELAJAR & PEMBELAJARAN
KEDUDUKAN FILSAFAT DALAM PERKEMBANGAN ILMU
KONSEP PENDEKATAN SCIENTIFIC
Metode Ilmiah Khoirul Mahya, S.Pd 6 Agustus 2015
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
KONSEP PENDEKATAN SAINTIFIK
LANDASAN ILMIAH DAN TEKNOLOGIS
PENDIDIKAN SEBAGA ILMU PENGETAHUAN
HAKIKAT PENELITIAN 1. Ilmu Kealaman dan Ilmu Sosial Humaniora
Hakikat Manusia 9/16/ :07 PM.
BAB 1 PENGANTAR ISBD IIS DEWI LESTARI, M.Pd.
STRATEGI PENGEMBANGAN ILMU DI INDONESIA
LANDASAN ILMIAH DAN TEKNOLOGIS
PERAN MIPA DALAM RISET DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI
Direktorat Pembinaan SMA PENGEMBANGAN SILABUS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DINAS PENDIDIKAN PROPINSI JAWA TIMUR.
Metode Penelitian Sastra
TUGAS FILSAFAT ILMU 1 APA ILMU ITU? 2 Cabang-cabang Filsafat 3 Pokok Permasalahan yang dikaji Filasafat: 1.Apa yang disebut benar dan apa yang disebut.
Transcript presentasi:

Pengembangan Pembelajaran Berbasis Humaniora Suratno Pusat Kurikulum dan Pembelajaran LP 3 Universitas Jember

Prosedur Sajian Pemaparan Materi Tanya Jawab Rumusan Pengembangan Pembelajaran Berbasis Humaniora

Proses pembelajaran menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. (Tahu Mengapa) Keterampilan (Tahu Bagaimana) Pengetahuan (Tahu Apa) Produktif Inovatif Kreatif Afektif Hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Empat Pilar Unesco learning to know (pembelajaran untuk tahu) learning to do (pembelajaran untuk berbuat) learning to be (pembelajaran untuk membangun jati diri) learning live together (pembelajaran untuk hidup bersama secara harmonis) Misi-misi ini khususnya learning live together sanga mendukung dalam bidang ilmu-ilmu sosial humaniora

Harapan mahasiswa sebagai manusia terpelajar yang kritis, peka, dan arif dalam memahami keragaman dan kesederajatan manusia yang dilandasi nilai- nilai estetika, etika, dan moral dalam kehidupan bermasyarakat

Pendidikan serta ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mempunyai kaitan yang erat. IPTEK menjadi bagian utama dalam isi pengajaran, dengan perkataan lain pendidikan berperan sangat penting dalam pewarisan pengembangan IPTEK Dari sisi lain setiap perkembangan IPTEK harus segera diakomodasi oleh pendidikan yakni dengan segera memasukkan hasil pengembangan IPTEK ke dalam isi bahan ajaran Sebaliknya pendidikan dipengaruhi oleh sejumlah cabang-cabang IPTEK, utamanya ilmu-ilmu perilaku (psikologi, sosiologi, antropologi)

Pengetahuan yang memenuhi kriteria dari segi ontologis, epistemologis dan aksiologis secara konsekuen dan penuh disiplin biasa disebut ilmu atau ilmu pengetahuan (science; kata sifatnya adalah ilmiah atau keilmuan, sedangkan ahlinya disebut ilmuawan. Pengetahuan meliputi berbagai cabang ilmu (ilmu-ilmu sosial atau social sciences, dan ilmu-ilmu alam atau natural sciences), humaniora (seni, filsafat, bahasa, dan sejenisnya) serta wahyu keagamaan atau sejenisnya. Humaniora (Latin: humanior) = ilmu pengetahuan yg bertujuan membuat manusia lebih berbudaya; Humaniora meliputi: agama, filsafat, bahasa, sastra, seni, hukum

Pada zaman modern pengertian humanitas berkembang ke-2 makna khusus : Mengacu kepada perasaan kemanusiaan & tingkah laku Tujuan pendidikan liberal (pengembangan intelektual & keterampilan)

Dilihat dari segi tujuan pokok sering dibedakan ilmu dasar (basic science) dan ilmu terapan (applied science). Ilmu dasar terutama digunakan demi kemajuan ilmu itu sendiri, Ilmu Terapan terutama digunakan untuk mengatasi masalah dan memajukan kesejahteraan manusia.

Hasil dari ilmu terapan harus dialihragamkan (ditranformasikan) menjadi bahan, alat, atau prosedur kerja; kegiatan ini disebut pengembangan (development). Tindak lanjut dan hasil kegiatan pengembangan disebut teknologi Landasan Ontologis dari ilmu berkaitan dengan objek yang ditelaah oleh ilmu adalah : Apakah yang ingin diketahui oleh ilmu, bagaimana ujud hakiki dari objek tsb, dan bagaimana hubungannya dengan daya tangkap manusia?

Ilmu membatasi objeknya pada fakta atau kejadian yang bersifat empiris, yang dapat ditangkap oleh alat indra, baik secara langsung maupun dengan bantuan alat lain (mikroskop, teleskop, dsb Objek Ilmu selalu berkaitan dengan pengalaman manusia yang dapat dikomunikasikan kepada orang lain Pengetahuan Ilmiah pada dasarnya merupakan abstrak yang disederhanakan dari fakta atau kejadian alam yang sangat kompleks.

ilmu mempunyai 3 asumsi tentang objek empiris Objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain yang memungkinkan dilakukan klasifikasi Objek dalam jangka waktu tertentu tidak mengalami perubahan (kelestarian yang relatif) Adanya determinisme, bahwa suatu gejala bukan merupakan kejadian yang kebetulan tetapi mempunyai pola tertentu yang bersifat tetap)

Landasan Epistemologi dari ilmu berkaitan dengan segenap proses untuk memperoleh pengetahuan ilmiah yakni : Bagaimana prosedurnya, apakah yang harus diperhatikan agar diperoleh kebenaran, cara/teknik/ sarana apa yang membantu untuk mendapatkannya? Ilmu merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui proses tertentu yang disebut metode keilmu-an. Seperti IPTEK itu sendiri, metode keilmuan itu juga meng-alami perkembangan sebagai akumulasi pendapat manusia yang kini dikenal sebagai Model Induktif-Hipotetiko-Deduktif

Landasan Aksiologis dari ilmu berkaitan dengan manfaat atau kegunaan pengetahuan Ilmiah itu, yaitu : Untuk apa pengeta-huan ilmiah itu digunakan, bagaimana kaitannya dengan nilai-nilai moral? Ilmu telah berjasa mengubah wajah dunia dalam berbagai bidang serta memajukan kesejahteraan manusia. Namun kita juga menyaksikan bagaimana ilmu digunakan untuk mengancam martabat dan kebudayaan manusia. Oleh karena itu ilmu sering disebut netral, ilmu bebas dari nilai baik atau buruk, dan sangat tergantung dari nilai moral si empunya ilmu (ilmuwan), manusia pemilik ilmu yang harus menentukan apakah ilmunya itu bermanfaat bagi manusia atau sebaliknya.

Perkembangan IPTEK sebagai Landasan Ilmiah IPTEK merupakan salah satu hasil dari usaha manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik, yag telah dimulai pada permulaan kehidupan manusia Pengembangan dan pemanfaatan IPTEK pada umumnya ditempuh rangkaian kegiatan: Penelitian dasar, penelitian terapan, pengembangan teknologi, dan penerapan teknologi, serta biasanya diikuti pula dengan evaluasi ethis-politis-religius. Langkah terakhir diperlukan untuk menentukan apakah hasil IPTEK dapat diterima masyarakat dan apakah dampaknya tidak bertentangan dengan nilai- nilai luhur dari masyarakat

Relevansi Humaniora dengan Perkembangan Iptek Abad ke-21 setidaknya didominasi 3 bidang teknologi: Informasi, Bio-teknologi, Nano (M.T. Zen pakar teknologi Indonesia) Terkait dengan kemajuan dibidang pertelevisian, internet, handphone, yang memudahkan penyampaian dan penerimaan informasi dlm akselerasi yang luar biasa. Terkait dengan pemanfaatan di bidang peternakan, pertanaian, kedokteran, teknologi kloning yang memanipulasi Gen. Teknologi Nano ialah memanipulasi struktur molekul dengan memanipulasi atom-atom menjadi molekul-molekul. Teknologi Nano menjadikan ilmuwan mampu mengatur kedudukan atom-atom yang membentuk molekul-molekul.

Peran Bahasa sangat penting Nilai-nilai kemanusiaan sangat penting Apakah manusia akan sampai ke titik kehidupan buatan ? Apakah Bumi akan menjadi wilayah yang usang ?

Sebab Hasil Perkembangan Ilmu Humaniora Tidak Optimal Masih kuatnya pengaruh positivistik dalam dunia akademik, sehingga ukuran ilmiah selalu diperlakukan seragam yakni eksak, terukur, dan bermanfaat. Penomorduaan terhadap ilmu humaniora dalam berbagai aktivitas ilmiah bahkan dalam bentuk pengakuan atau opini masyarakat (IPA Vs IPS) Gagap teknologi dipandang lebih memalukan dari pada gagap budaya & Gagap Kemanusiaan

Kelemahan Pengembangan Ilmu Humaniora di Indonesia Rendahnya dukungan pemerintah terhadap riset ilmu humaniora dibandingkan ilmu eksak Ilmu humaniora kurang dilibatkan sebagai mitra dialog/mitra riset iptek Sindiran SDM yang menggeluti Ilmu Humaniora kurang serius dan hanya dijadikan aktivitas sambilan Lemahnya aspek metodologi yang dikuasai para empu ilmu humaniora sehingga kurang kena sasaran Rendah diri yang menghinggapi kalangan ilmuwan di bidang humaniora

Kecenderungan pada masa sekarang banyak terjadi pelanggaran mengenai nilai- nilai kemanusiaan layak halnya mencuri, membunuh, korupsi dan masih banyak lagi. Sehingga kejadian-kejadian ini mengakibatkan adanya keterpurukan bangsa Indonesia secara berkelanjutan. Penyebab akibat kecenderungan ini dilihat kurangnya kajian atau penelitian mengenai nilai- nilai kemanusiaan dan akan berdampak pada lemahnya pendidikan humaniora dan penanaman nilai martabat kemanusiaan

Untuk meningkatkan adanya peran pendidikan dalam bidang humaniora melalui pendidikan dengan adanya mata kuliah tentang pengembangan kepribadian. Pendidikan humaniora diarahkan pada pembahasan mengenai pembinaan kualitas kepribadian anak didik dengan pengembangan kepribadian yang seutuhnya, dengan adanya penanaman nilai-nilai kemanusiaan dan kesadaran dari suatu makna kehidupan pada situasi yang nyata.

Selama ini, dosen menjadi salah satu fasilitator untuk membawa anak didik dalam pembinaan nilai-nilai kemanusiaan. Untuk itu, selayaknya dilakukan penelitian terhadap nilai-nilai kemanusiaan yang dapat dimplementasikan dalam pembelajaran.

Implementasi Nilai-nilai Multikulturalisme Melalui Metode Inter- Communities Angagement Building (ICEB) Untuk Mewujudkan Kepadulian Diantara Komunitas/Organisme Kemahasiswaan Pengembangan Model Materi Pengkajian Sastra Perancis Berbasis Riset dan 5 Pilar RPKPS Meningkatkan Pemahaman dalam Mata Kuliah " Sejarah Diplomasi Asia Timur" Menggunakan Kerangka Hubungan Internasional dengan Eksplorasi Teoritik Melalui Pembuatan Buku Ajar dan Multi-Media Learning Material Pengembangan Bahan ajar Teori Prosa Berbasis Materi yang Kontekstual Integrasi dan Kontinuitas Pembelajaran Berbasis Riset Mata Kuliah Seminar Sastra Perancis Modul Mata Kuliah Agama dan Sains Berbasis Riset

Rumusan Pengembangan Pembelajaran Berbasis Humaniora