Remedial Dan Pengayaan Pembelajaran Tuntas, Remedial Dan Pengayaan K T S P Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Diklat/Bimtek M A
PEMBELAJARAN TUNTAS (Mastery Learning)
PROSES PEMBELAJARAN PENILAIAN/UJI KD KKM (LULUS) < KKM REMEDIAL PENGAYAAN BISA LULUS PORTOFOLIO T U N T A S KD berikutnya
Hakikat Belajar dan Mengajar Aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu yang belajar. Hakikat mengajar Membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya, dan cara-cara belajar bagaimana belajar.
Prinsip-Prinsip Umum Pembelajaran Responsif; Kondusif untuk menciptakan perilaku tertentu; Menyenangkan; Kontekstual; Generalisasi dan pembedaan; Status mental Membagi kegiatan ke dalam langkah-langkah kecil; Pemodelan; Dari keterampilan dasar ke tinggi; Informasi perkembangan kemampuan peserta didik; Variasi dalam kecepatan belajar; Persiapan/kesiapan.
Pembelajaran Berbasis Kompetensi Pembelajaran bukan hanya terbatas pada peristiwa yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua peristiwa yang mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Menempatkan peserta didik sebagai subjek didik, yakni lebih banyak mengikutsertakan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran tuntas Pembelajaran tuntas (mastery learning) adalah pendekatan dalam pembelajaran yang mempersyaratkan peserta didik menguasai secara tuntas seluruh standar kompetensi maupun kompetensi dasar mata pelajaran tertentu. Pembelajaran tuntas dilakukan dengan pendekatan diagnostik. Strategi pembelajaran tuntas sebenarnya menganut pendekatan individual.
Belajar Tuntas (mastery learning): “All students can learn” tergantung: kecepatan dan cara “Jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya untuk beberapa mata pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan”. (John B. Carrol, A Model of School Learning)
Belajar Tuntas (lanjutan) “Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, mereka dapat berhasil jika kompetensi awal mereka terdiagnosis secara benar dan mereka diajar dengan metode dan materi yang berurutan, mulai dari tingkat kompetensi awal mereka” (JH. Block, B. Bloom)
Belajar Tuntas (mastery learning): Pemecahan masalah belajar: 1) more time for learning, 2) different media or materials, 3) diagnosis to determine what missing prerequisite knowledge or skills he must acquire to master the objective (Gagne, dkk, principles of instructional design)
Belajar Tuntas (lanjutan) Belajar tuntas: 90% peserta didik menguasai 90% kompetensi (tujuan). (Gagne, dkk, principles of instructional design) Perlu kriteria Belajar Tuntas (mastery learning): peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik. (John B. Carrol, A Model of School Learning)
Pembelajaran Konvensional normal normal bakat prestasi Pembelajaran Tuntas normal condong bakat prestasi 12
PRINSIP-PRINSIP PEMBELALARAN TUNTAS Kompetensi yang harus dicapai peserta didik dirumuskan dengan urutan yang hirarkis, Penilaian acuan patokan, dan setiap kompetensi harus diberikan feedback, Pemberian pembelajaran remedial serta bimbingan yang diperlukan, Pemberian program pengayaan bagi peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar lebih awal. (Gentile & Lalley: 2003)
Mengapa harus pembelajaran tuntas? Proses pendidikan dalam sistem persekolahan kita, selama ini umumnya belum menerapkan pembelajaran sampai peserta didik menguasai materi pembelajaran secara tuntas. Akibatnya, tidak aneh bila banyak peserta didik yang tidak menguasai materi pembelajaran meskipun sudah dinyatakan tamat dari sekolah. Tidak heran pula kalau mutu pendidikan secara nasional masih rendah.
Metode Pembelajaran Dalam pembelajaran tuntas, metode pembelajaran yang sangat ditekankan adalah pembelajaran individual, pembelajaran dengan teman atau sejawat (peer instruction), dan bekerja dalam kelompok kecil. Berbagai jenis metode (multi metode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok. Pembelajaran tuntas lebih efektif menggunakan pendekatan tutorial dengan sesion-sesion kelompok kecil, tutorial orang perorang, pembelajaran terprogram, buku-buku kerja, permainan dan pembelajaran berbasis komputer (Kindsvatter, 1996)
Peran Peserta Didik Peserta didik sebagai subjek didik. Fokus pada `Peserta didik dan yang akan dikerjakannya’. Kemajuannya bertumpu pada usaha serta ketekunannya secara individual.
Peran Guru Pada Pembelajaran Tuntas Menjabarkan KD (Kompetensi Dasar) ke dalam satuan- satuan (unit-unit) yang lebih kecil dengan memperhatikan pengetahuan prasyarat. Menata indikator berdasarkan cakupan serta urutan unit. Menyajikan materi dengan metode dan media yang sesuai. Memonitor seluruh pekerjaan peserta didik. Menilai perkembangan peserta didik dalam pencapaian kompetensi (kognitif, psikomotor, dan afektif). Menggunakan teknik diagnostik. Menyediakan sejumlah alternatif strategi pembelajaran bagi peserta didik yang mengalami kesulitan.
PENILAIAN Sistem penilaian menggunakan ulangan/ujian berkelanjutan, yang ciri-cirinya adalah: Ulangan dilaksanakan untuk melihat ketuntasan setiap Kompetensi Dasar. Ulangan dapat dilaksanakan untuk satu atau lebih Kompetensi Dasar. Hasil ulangan dianalisis dan ditindaklanjuti melalui program remedial, program pengayaan. Ulangan mencakup aspek kognitif dan psikomotor. Aspek afektif diukur melalui kegiatan inventori afektif seperti:pengamatan, kuesioner, dsb.
Pembelajaran Remedial
PEMBELAJARAN REMEDIAL Pembelajaran remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik. Pada hakikatnya semua peserta didik akan dapat mencapai standar kompetensi yang ditentukan, hanya waktu pencapaian yang berbeda. Oleh karenanya perlu adanya program pembelajaran remedial (perbaikan) 20
Prinsip Pembelajaran Remedial Adaptif Interaktif Fleksibilitas dalam metode pembelajaran dan penilaian Pemberian umpan balik sesegera mungkin Pelayanan sepanjang waktu Prinsip Pembelajaran Remedial
DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR PESERTA DIDIK Kesulitan ringan (kurang perhatian saat mengikuti pelajaran) Kesulitan sedang (gangguan belajar dari luar peserta didik, misalnya : faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, dan pergaulan) Kesulitan berat (ketunaan pada diri peserta didik misalnya tuna rungu, tuna netra, dan tuna daksa) 22
TEKNIK UNTUK MENDIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR Tes prasyarat Tes diagnosis Wawancara Observasi
Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial Pembelajaran remedial diberikan setelah peserta didik mempelajari satu atau beberapa KD tertentu yang diuji melalui Ulangan Harian.
PELAKSANAAN REMEDIAL Pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, Belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus, Pemberian tugas/latihan, Belajar kelompok dengan bimbingan alumni atau tutor sebaya, dan lain-lain, yang semuanya diakhiri dengan penilaian. 25
Penilaian ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditetapkan.
Nilai Remedial Nilai remedi idealnya dapat lebih tinggi dari KKM. Apabila kebijakan ini diberlakukan, maka setiap peserta didik (termasuk yang sudah mencapai KKM) berhak mengikuti remedi untuk memperbaiki nilai sehingga mencapai nilai maksimal (100). Oleh karena itu, mempertimbangkan kepraktisan dalam pelaksanaan remedial sekolah dapat menetapkan nilai remedi sama dengan nilai KKM. Kebijakan ini harus disosialisasikan sejak awal tahun pelajaran.
Contoh: Teknik pelaksanaan penugasan/pembelajaran remedial Penugasan individu diakhiri dengan penilaian bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedial maksimal 20%. Penugasan kelompok diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 20% tetapi kurang dari 50%. Pembelajaran ulang diakhiri dengan penilaian individual bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedi lebih dari 50 %.
Pembelajaran Pengayaan
PEMBELAJARAN PENGAYAAN Peserta didik yang telah mencapai kompetensi lebih cepat dari peserta didik lain dapat mengembangkan dan memperdalam kecakapannya secara optimal melalui pembelajaran pengayaan. Pembelajaran pengayaan dapat diartikan sebagai suatu pengalaman atau kegiatan peserta didik yang telah melampaui persyaratan minimal (KKM) yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan dan tidak semua peserta didik dapat melakukannya. 30
PEMBELAJARAN PENGAYAAN (lanjutan ….) Pembelajaran pengayaan memberikan kesempatan bagi peserta didik yang memiliki kelebihan sehingga mereka dapat mengembangkan minat dan bakat serta mengoptimalkan kecakapannya. Pengayaan merupakan penguatan pada KD tertentu dengan memberi tugas membaca, tutor sebaya, diskusi, dan lain- lain
Identifikasi Tingkat Kelebihan Kemampuan Belajar Belajar lebih cepat Menyimpan informasi lebih mudah Keingintahuan yang tinggi Berpikir mandiri Superior dalam berpikir abstrak Memiliki banyak minat 32
TEKNIK IDENTIFIKASI Tes IQ (Intelligence Quotient) Tes inventori Wawancara Pengamatan (observasi) 33
Jenis Pembelajaran Pengayaan Kegiatan yang dirancang untuk disajikan kepada peserta didik. Sajian dimaksud dapat berupa peristiwa sejarah, buku, tokoh masyarakat, yang secara regular tidak tercakup dalam kurikulum. Kegiatan Eksplorasi Kegiatan yang diperlukan oleh peserta didik agar berhasil dalam melakukan pendalaman dan investigasi terhadap topik yang diminati dalam bentuk pembelajaran mandiri. Keterampilan Proses 34
Jenis Pembelajaran Pengayaan Program yang diberikan kepada peserta didik yang memiliki kemampuan belajar lebih tinggi berupa pemecahan masalah nyata dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah atau pendekatan investigatif Pemecahan Masalah 35
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan Belajar Kelompok Belajar mandiri Pembelajaran berbasis tema Pemadatan kurikulum Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Pengayaan 36
Sekelompok peserta didik yang memiliki minat tertentu diberikan pelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil menunggu teman-temannya yang mengikuti pembelajaran remedial Belajar Kelompok 37
Secara mandiri peserta didik belajar tentang sesuatu yang diminati Belajar Mandiri 38
Pembelajaran Berbasis Tema Memadukan kurikulum di bawah tema besar sehingga peserta didik dapat mempelajari hubungan berbagai disiplin ilmu Pembelajaran Berbasis Tema 39
Pemberian pembelajaran hanya untuk kompetensi materi yang belum diketahui peserta didik Pemadatan Kurikulum 40
Penilaian Sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran, kegiatan pengayaan ini tidak lepas dengan penilaian. Penilaian hasil belajar kegiatan pengayaan tidak sama dengan kegiatan pembelajaran biasa tetapi cukup dalam bentuk portofolio dan harus dihargai sebagai nilai lebih dari peserta didik yang lainnya 41
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Diklat/Bimtek M A Terima Kasih