MEMENUHI PERSYARATAN SCOPUS OLEH : EKO SUJARNO MEMENUHI PERSYARATAN SCOPUS
ADA APA DENGAN SCOPUS Pada awal tahun ini Kementerian Riset dan Teknologi mengeluarkan Permen ristekdikti Nomor 20 tahun 2017 tentang Pemberian Tunjangan Profesi Dosen dan Tunjangan Kehormatan Professor. Pada Pasal 4 Permenristekdikti tersebut, antara lain, disebutkan dosen yang memiliki jenjang akademik Lektor Kepala wajib memublikasikan 3 (tiga) hasil penelitian atau karya ilmiahnya pada jurnal nasional terakreditasi atau minimal 1 (satu) karya ilmiah pada jurnal internasional. Kalau tidak, tunjangan profesinya akan dihentikan.
ADA APA DENGAN KARYA ILMIAH Sementara itu, pada Pasal 8 disebutkan dosen yang memiliki jabatan akademik atau fungsional guru besar (professor) wajib memublikasikan 3 (tiga) karya ilmiahnya pada jurnal internasional atau 1 (satu) karya ilmiah pada jurnal internasional bereputasi, masing-masing dalam kurun waktu 3 (tiga) tahun. Khusus untuk professor, evaluasinya akan dimulai pada bulan November 2017.
Reaksi bermunculan atas terbitnya Permenristekdikti tersebut, terutama dari kalangan dosen. Sebagian dosen menilai persyaratan dalam peraturan tersebut sulit dipenuhi. Pasalnya, jangankan pada jurnal ilmiah internasional, memublikasikan karya ilmiah pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi pun sulit dilakukan, karena saat ini jumlah jurnal ilmiah nasional terakreditasi sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah dosen perguruan tinggi di Indonesia. Apalagi, setiap dosen diharuskan memublikasikan minimal 3 (tiga) karya ilmiahnya pada jurnal ilmiah nasional terakreditasi tersebut.
Salah satu tujuan pemerintah menerbitkan Permenristekdikti Salah satu tujuan pemerintah menerbitkan Permenristekdikti tersebut adalah untuk mendorong produktivitas dosen meneliti dan mendisseminaskan hasil penelitiannya melalui publikasi ilmiah. Hal itu adalah wajar saja, karena tugas pokok dosen selain mengajar adalah meneliti dan mengimplementasikan hasil penelitiannya melalui pengabdian pada masyarakat.
Pada dasarnya, ada 2 (dua) tujuan pokok penelitian, yaitu tujuan teoritis dan praktis. Untuk mencapai tujuan tersebut hasil penelitian haruslah diinformasikan ke masyarakat, baik masyarakat ilmiah maupun masyarakat umum. Pertanyaannya adalah apakah memublikasikan karya ilmiah pada jurnal ilmiah adalah jalan terbaik untuk menginformasikan hasil penelitian kepada masyarakat. Atau, tidakkah cara itu justru menjauhkannya dari masyarakat umum sebagai pengguna praktisnya?
APA ITU SCOPUS Dengan melihat cepatnya pertumbuhan cakupan riset ke ranah yang lebih bersifat global, interdisiplin, dan kolaboratif, kita memerlukan sebuah pusat data (database) yang mencakup fenomena-fenomena ilmiah yang pernah diteliti oleh berbagai tim riset dari Indonesia dan seluruh dunia selama ini . Pusat data tersebut berguna untuk melihat apa yang sudah diteliti dan mengetahui kontribusi dari penelitian yang sedang kita kerjakan diantara literatur ilmiah yang sudah ada. Atau dengan kata lain melihat sejauh mana kontribusi ilmiah yang bisa ditawarkan kepada jurnal agar mau mempublikasikan hasil karya kita.
APA ITU SCOPUS Dengan melihat cepatnya pertumbuhan cakupan riset ke ranah yang lebih bersifat global, interdisiplin, dan kolaboratif, kita memerlukan sebuah pusat data (database) yang mencakup fenomena-fenomena ilmiah yang pernah diteliti oleh berbagai tim riset dari Indonesia dan seluruh dunia selama ini . Pusat data tersebut berguna untuk melihat apa yang sudah diteliti dan mengetahui kontribusi dari penelitian yang sedang kita kerjakan diantara literatur ilmiah yang sudah ada. Atau dengan kata lain melihat sejauh mana kontribusi ilmiah yang bisa ditawarkan kepada jurnal agar mau mempublikasikan hasil karya kita.
SEKILAS TENTANG SCOPUS Salah satu entitas yang paling dikenal oleh para peneliti dunia adalah Scopus. Dimiliki oleh Elsevier, salah satu penerbit utama dunia, Scopus adalah sebuah pusat data terbesar di dunia yang mencakup puluhan juta literatur ilmiah yang terbit sejak puluhan tahun yang lalu sampai saat ini. Bahkan, walau jumlahnya tidak signifikan ada beberapa literatur dalam pusat data Scopus yang sudah diterbitkan.
FUNGSI SCOPUS Fungsi utama Scopus adalah membuat indeks literatur ilmiah untuk memberikan informasi yang akurat mengenai metadata masing-masing artikel ilmiah secara individual, termasuk di dalamnya adalah data publikasi, abstrak, referensi, dll.
Di samping itu, Scopus juga memberikan data agregat untuk menunjukkan tingkat pengaruh suatu jurnal (journal impact) atau institusi (institutional impact) dalam dunia publikasi ilmiah berdasarkan hubungan sitasi dari dan ke artikel-artikel yang diterbitkan oleh sebuah jurnal atau dipublikasikan oleh peneliti-peneliti dari suatu institusi.
Konten Scopus Literatur inti yang disimpan dalam pusat data Scopus terdiri dari artikel di jurnal ilmiah, buku-buku, dan prosiding konferensi ilmiah. Bidang-bidang ilmiah yang terindeks dalam Scopus meliputi 4 kategori besar yaitu: Ilmu-ilmu Hayati (life sciences) yang terdiri dari pertanian, biologi, ilmu syaraf/neuroscience, dan farmakologi; Ilmu-ilmu Sosial (social sciences), mencakup seni & humaniora, bisnis & manajemen, sejarah, dan ilmu informasi;
Konten Scopus Ilmu-ilmu Fisik (physical sciences), yaitu kimia, rekayasa/engineering, dan matematika; serta Ilmu-ilmu Kesehatan (health sciences), terdiri dari kesehatan paramedik, kedokteran gigi, keperawatan, dan kedokteran hewan. Di samping itu, Scopus juga mencakup pusat data mengenai paten-paten yang telah didaftarkan di beberapa kantor paten utama dunia.
SYARAT WAJIB INDEXING Detail meliputi pengaturan informasi umum (general information); kontak penanggungjawab jurnal (contactprinciple); kontak layanan teknis (technical support contact); penerbit (publisher); organisasi sponsor (sponsoring organizations); tambahan organisasi yang mendukung jurnal (sources of support); dan mesin pencari (search engine). Policies berisi informasi cakupan dan fokus jurnal (focus and scope of journal); panduan beberapa catatan; proses review; penilaian dan aturan untuk mitra bestari (peer review); tambahan kebijakan jurnal melalui privacy statement; keputusan editor (editor decision); pengarsipan jurnal (journal archieving); dan basisdata reviewer (database reviewer potential).
SYARAT WAJIB INDEXING Submission meliputi informasi dan cara penulisan (author guideline); format penulisan (formatting standard); beberapa aturan list persiapan pengiriman tulisan yang tampil dalam checklist (submission preparation checklist); catatan hak cipta dalam jurnal (copyright notice); melakukan indeks penulis (for author to index their work, register journal for indexing);catatan/pemeritahuan kepada penulis (notification of author submission); penandaan sitasi (citation markup assistant).
SYARAT WAJIB INDEXING 4. Management meliputi pengaturan keamanan dan akses (access and security setting), penjadwalan terbitan (publication scheduling); identifikasi isi jurnal (identification of journal content); pengumuman terbit (announcements); tambahan instruksi atau penjelasan untuk penulis copyeditors dan section editors (copyeditors); instruksi layout (layout instruction), dan petunjuk untuk proofreading. 5. The Look meliputi pengaturan header homepage (journal homepage header); konten (journal homepage content); header jurnal (journal page header), footer (journal page footer), navigasi (navigation bar), layout jurnal (journal layout), keterangan singkat (information) dan tampilan jurnal dalam 1 halaman (lists).
Pengisian Informasi Umum Jurnal Dalam mengisi abbreviation jurnal, ada cara khusus yang dapat dilakukan, yaitu : Abbreviation adalah kependekan (singkatan itu 'acronym', red.). Terdapat banyak pedoman untuk memendekkan sebuah kata seperti OED, CAS, Wilson, atau JAS. Namun, ketika kita mendaftarkan jurnal kita ke lembaga pengindek (misalnya) SCOPUS, maka yang pertama kali SCOPUS
Pengisian Informasi Umum Jurnal lakukan adalah mencocokkan nama jurnal ke database ISSN di Paris. Oleh karena itu, akan lebih baik jika abrreviation dilakukan menggunakan tool resmi yang disediakan ISSN pada alamat : http://www.issn.org/services/online-services/access-to-the-ltwa/ Tools ini otomatis merekomendasikan abreviation berdasarkan ISO 4 dalam 65 bahasa. Mohon dapat diperhatikan apakah bahasa yang direkomendasikan oleh tool ini sudah sesuai dengan keinginan kita.
Pengisian Informasi Umum Jurnal Caranya : Contoh misalnya kita ingin membuat abbreviation dari Journal of Edukasi, maka kita menelusur satu demi satu kata pertama kita ketik kata journal pada kotak teks Search the list of abbreviations by word maka nanti akan muncul abbreviation yang tepat yaitu : j.
selanjutnya kata of. Kata hubung dapat diabaikan dalam proses abbreviation. selanjutnya kata Edukasi, akan muncul abbreviation : Edukasi. maka abbreviation yang tepat untuk Journal of Edukasi adalah j. Edukasi. jika teks yang ditelusur tidak ada atau No Results Found. maka pengelola disarankan untuk menampilkan kata tersebut secara utuh.
SYARAT DAFTAR DI SCOPUS Setiap jurnal Harus Adanya peer- reviewed Memiliki ISSN baik dalam versi elektronik (e-ISSN) dan atau cetak (p-ISSN) apabila terbitan dalam dua versi; Referen in Roman Script and English Language. Khususnya pada Abstract dan Title (walaupun isi jurnal berbahasa lain seperti Arab ataupun Indonesia)
Hindari Publication Ethics artinya plagiarisme Mencantumkan persyaratan etika publikasi (publication ethics statement) dalam laman website jurnal; Pastikan multikultural pada tiap editor, reviewer, writer kalo bisa dari 5 benua (Amerika, Australiam, Asia, Eropa, dan Afrika)
Untuk dapat terindek di SCOPUS, pengelola journal dapat membuka halaman title suggestion form
Selanjutnya, pengelola jurnal dapat melengkapi tujuh langkah pengajuan yaitu: agreement, before completing the form, contact information, serial title information, upload document, additional information, submit.
SELAMAT BERJUANG EKO SUJARNO 0858.5684.6335 WWW.STAIM-TULUNGAGUNG.AC.ID ADMIN@STAIM-TULUNGAGUNG.AC.ID