ELISITASI KEBUTUHAN.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
MODEL PROTOTYPE.
Advertisements

Candra Irawan Dimas Bhirawa Fahrizky Syahrial Andri Daisy Rahmad
©Ayi Purbasari, S.T., /2008 Materi 3 Kuliah IT-505 PSBO ©Ayi Purbasari, S.T., /2008.
Proses-proses Perangkat Lunak
ANALISIS SISTEM.
PEMODELAN ANALISIS Kuliah - 5
Software Requirement Specification
Sasaran Menjelaskan apa yang dimaksud model proses
REKAYASA SISTEM.
PENGANTAR REKAYASA PERANGKAT LUNAK I
PERENCANAAN PROSES PERANGKAT LUNAK
PENGEMBANGAN SISTEM.
Requirement.
Konsep & Prinsip Analisis
Analisis Kebutuhan dan Spesifikasi Perangkat Lunak
Prototyping Aplikasi Teknologi Informasi
Analisis Persyaratan Perangkat Lunak dan Spesifikasi
PERTEMUAN 9 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK (GDSS)
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Analisis Sistem By: Mr. Haloho.
Kelompok 5 : Asdin Ines Lestari Neng Susanti Siti Robiahtul Adawiyah Vena Senja Maba SOFTWARE REQUIREMENTS.
A NALISIS K EBUTUHAN DAN S PESIFIKASI P ERANGKAT L UNAK.
ANALISA PERANC SISFO Dosen: Acun Kardianawati
Pertemuan 11 PRINSIP DAN KONSEP ANALISA
PROSES-PROSES PERANGKAT LUNAK
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Kelompok 4 Agusta Sigit Dewantoro Almizan Dio Restu Saputra
Skenario Diagram.
Spesifikasi Perangkat Lunak
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM (APS)
ANALISIS KEBUTUHAN.
Perangkat Lunak 1.
PriNciples That Guide Practice
JENIS-JENIS WAWANCARA
Rekayasa Perangkat Lunak Model Proses PL
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Chapter 7. Requirements Negotiation
Pengumpulan Kebutuhan dan Dokumentasi
Tahap Proses PSSI.
4 Managing Software Requirement Analisis Kebutuhan
Persyaratan Rekayasa Proses
Rekayasa Perangkat Lunak Dosen : Citra Noviyasari, S.Si, MT
REKAYASA KEBUTUHAN SOFTWARE
Disusun Oleh: Defri Kurniawan, M.Kom Teknik Informatika UDINUS
Pengembangan Sistem Informasi
Materi Habis Uts IMK Prototyping
Rekayasa Perangkat Lunak Dosen : Citra Noviyasari, S.Si, MT
Rekayasa Kebutuhan Software
Analisis Kebutuhan.
PENGEMBANGAN SISTEM Muhammad Hidayat, SE.
SIM LOGISTIK PERTEMUAN 3.
PERTEMUAN 2 Proses Pengembangan Perangkat Lunak
Manajemen Proyek Sistem Informasi DAY-2
REKAYASA PERANGKAT LUNAK
Rekayasa Kebutuhan.
Analisa [Kebutuhan] Sistem
Teknik Mencari Fakta untuk Persyaratan Penemuan
Pertemuan 8 Rekayasa Kebutuhan
Pengembangan Sistem Informasi
ANALISA KEBUTUHAN PERANGKAT LUNAK
PENGEMBANGAN SISTEM.
Analisis Sistem By: Mr. Haloho.
Analisa Kebutuhan.
Proses Rekayasa Kebutuhan
KONSEP DAN PRINSIP ANALISIS
Bab 2 metodologi pengembangan sistem akuntansi
Analisis dan Desain Sistem
Analisis Persyaratan Perangkat Lunak dan Spesifikasi
Metode Pengembangan Arsitektur
Framework TOGAF SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #9
Transcript presentasi:

ELISITASI KEBUTUHAN

Bab ini membahas hal-hal berikut : Apa itu elitasi kebutuhan ? Model-model dalam elitasi kebutuhan. Kendala dalam pengumpulan kebutuhan. Langkah pengumpulan kebutuhan. Tknik-teknik pengumpulan data. Pelaku dalam pengumpulan kebutuhan. Perkakas bantu untuk pengumpulan kebutuhan.

Elitasi atau pengumpulan kebutuhan merupakan aktivitas awal dalam proses rekayasa kebutuhan Elitasi kebutuhan adalah sekumpulan aktivitas yang ditujukan untuk menemukan kebutuhan suatu system melalui kumunikasi dengan pelanggan, pengguna system dan pihak lain yang memiliki kepentingan lain dalam pengembangan system

Elitasi kebutuhan bertujuan untuk : Mengetahui masalah apa saja yang perlu dipecahkan dan mengenali batasan-batasan system (system bounteries). Proses-proses dalam pengembangan perangkat lunak sangat ditentukan oleh seberapa dalam dan luas pengetahuan developer akan rana permasalahan. Setiap rana permasalahan memiliki ruang lingkup dan batasan batasan.

Mengenali siapa saja para pemangku kepentingan. Instansiasi dari pemangku kepentingan antara lain adalah konsumen atau klien (yang membayar system), pengembang (yang merancang, membangun, dan merawat system), dan pengguna (yang berinteraksi dengan system dengan system untuk mendapakan hasil pekerjaan mereka)

Mengenali tujuan dari system yaitu sasaran-sasaran yang harus dicapai. Tujuan merupakan sasaran yang harus di penuhi, pengglian tujuan lebih berfokus pada rana masalah dan kebutuhan pemangku kepentingan dari pada solusi yang dimungkinkan untuk masalah tersebut.

Tahap elisitasi termasuk tahap yang sulit dalam Spesifikasi perangkat lunak. secara umum kusulitan ini disebabkan tiga masalah, yakni : masalah cakupan (scope), masalah pemahaman, dan masalah perubahan (volatility)

Masalah ruanglingkup Pelanggan/pengguna menentukan detail teknis yang tidak perlu sebagai batasan system yang mungkin membingungkan dibandingkn dengan menjelaskan tujuan system secaa keseluruhan. Masalah pemahaman Hal tersebut terjadi ketika pelanggan atau pengguna tidak benar- benar yakin apa yang dibutuhkan oleh system, memiliki pemahaman yang sedikit dan tidak memiliki pemahaman penuh terhadap rana masalh. Masalah perubahan Yaitu perumahan kebutuhan dari waktu ke waktu. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perekaya system (system engineers) harus melakukan kegiatan pengumpulan kebutuhan secara rerorganisir.

MODEL ELISITASI KEBUTUHAN Secara umum, model proses elitasi dan analisis ditujukkan Gambar :

Keempat aktivitas dalam proses tersebut adalah : Penemuan kebutuhan (Requirement Disscovery) Ini adalah proses iterakasi dengan para pemangku kepentingan system untuk mengumpulkan kebutuhan mereka. Rana kebutuhan dari para pemangku kepentingan dan dokumentasi juga didapatkan selama aktivitas ini.

Penelompokan dan pengorganisasian kebutuhan (requirementclassification and Ogranization) Aktivitas ini mengoleksi kebutuhan yang belum terstrukturkan, mengelompokkan kebutuhan yang saling terkait , dan kemudian mengorganisasikannya ke dalam kelompok yang koheren.

Prioritasi dan negosisasi kebutuhan (reguirement prioritization and negotiation) Konflik kebutuhan yang timbul akibat banyaknya pemangku kepentingan yang dilibatkan tidak dapat di elakkan. Kegiatan ini di fokuskan pada prioritasi kebutuhan dan menemukan serta memecahkan konflik kebutuhan melalui proes negosiasi.

Dokumentasi kebutuhan ( requirements documentasion) Kebutuhan didomumentasikan dan menjadi masukkan untuk siklus spiral selanjutnya. Dari setip siklus tersebut akan dihasilkan sesuatu dokumen kebutuhan formal dan nonformal.

Win-win spiral model Boehm et.al. (1998) mengenalkan suatu model rekayasa kebutuhan yang menggabungkan antara teori W (Win-Win) dengan model spiral tersebut. Model yang disebut sebagai Win-Win Sprial Model ini menekankan pada aktivitas pengumpulan kebutuhan dan pentingnya interaksi antar pemangku kepentingan yang intenif. Dengan kata lain, kebutuhan-kebutuhan non-fungsional memainkan peranan sangat penting dalam proses spesifikasi kebutuhan system gambar mengilustrasikan model win-win spiral ini.

Model ini diinisialisasikan dengan mengidentifikasi pemangku kepentingan serta menetapkan kondisi-kondisi menang (win- conditions) dari masing masing pemangku kepentingan tersebut. Kondisi-kondisi ini merespresentasikan kebutuhan-kebutuhan spesifikasi dari system yang hendak dibangun kemudian munculnya konflik dari kondisi-kondisi tersebut dan mengarahkan para pemangku kepentingan yang terlibat dalam konflik tersebut untuk menemukan resolusinya, baik melalui negosiasi dan konpromi dari hasil proses tersebut munculnya spesifikasi system, yang merupakan kondisi- kondisi menang yang tidak konflik serta hasil kompromi tadi.

pada akhirnya, setelah para pemangku kepentingan menyetujui atau menyepakati spesifikasi yang telah dibangun bersama, maka proses ini diakhiri. Dari situlah kemudian iterasi baru dimulai kembali. Dengan menekankan kepada kebutuhan untuk mendapatkan masukan dari setiap pihak yang terlibat, maka system yang dibangun diharapkan cenderung diterimah oleh semua pemangku kepentingan. Kekuatan dari model ini terletak pada kenyataan bahwa setiap resolusi konflik pada level social selalu difalidasi.

I*Frame Yu (1997) memperkenalkan suatu pemodelan berbasis kerangka i* (i* Frame). Kerangka ini memiliki dua komponen utama, yaitu model kebergantungan strategis (strategic dependency model) dan model resional strategis (Strategic Rationale Model). Model kebergantungan strategis merepesentasikan sejumlah kebergantungn antara aktor-aktor di dalam suatu konteks organisasi. Sedangkan model rasional strategis mempresentasikan kebutuhan-kebutuhan serta perhatian (concerns) dari para mangku kepentingan.

Kerangka ini pada dasarnya menangkap lingkungan oraganisasional dari suatu system, oleh karenanya kerangka ini juga membantu menemukan atu mengidentifikasi para pemangku itu, kerangka ini juga memfalidasi suatu perbandingan atas konfigurasi- konfigurasi berbeda sedini mungkin.

Perbandingan Model Win-Win spiral dan I*Frame

LANGKAH-LANGKAH ELITASI Berikut ini merupakan langka-langka untuk eliasi kebutuhan : Idenifikasi orang-orang yang akan membantu menentukan kebutuhan dan memahami organisai mereka. Menilai kelayakan bisnis dan teknis untuk system yang diudulkan. Menentukan lingkungan teknis (misalnya, komputasi arsitektur, system operasi, kebutuhan telekomunisasi) ke mana system atau produk akan ditempatkan. Identifikasi ranah permasalahan, yaitu karaktristik lingkungan bisnis yang spesifikasi kerana aplikasi.

Menentukan satu atau lebih metode elitasi kebutuhan, misalnya wawancara, kelompok fokus dan pertemuan tim. Meminta partisipasi dari banyak orang sehinga dapat mereduksi dampak dari kebutuhan yang bias yang teridentifikasi dari sudut pandang yang berbeda dari pemangku kepentingan dan mengidentifikasi alasan untuk setiap kebutuhan yang dicatat. Mengidentifkasi kebutuhan yagn ambigu dan menyelesaikannya. Membuat scenario penggunaan untuk membantu pelanggan/pengguna mengidentifikasi kebutuhan utama.

Viewpoints Dalam elitasi kebutuhan juga dikenal istilah viewpoints. Viewpoint atau sudut pandang adalah pihak-pihak yang meminta atau menggunakan layanan yang diberikan atau disediakan oleh system. Viewpoint dapat digunakan untuk mengelompokkan pemangku kepentingan dan sumber-sumber kebutuhan lain. Ada 3 viewpoints yang umum :

Intractor viewpoint yaitu orang atau system lain yang berintraksi secara langsung dengan system.pada contoh system ATM bank, interactor viewpoints-nya adalah nasabah bank dan basis data akun pengguna. Indirect viewpoint yaitu pemangku kepentingan yang tidak menggunakan system tetapi mempengaruhi jalannya system. Pada system ATM bank contoh indirect viewpoint adalah manajemen bank dan karyawan keamanan. Domain viewpoint yaitu karaktristik ranah dan Batasan yang memengaruhikebutuhan system. Dalam system ATM bank, contoh domain voewpoints yaiutu standart yang telah dikembangkan untuk komunikasi interbank.

Berikut ini adalah cara menemukan jenis-jenis viewpoints. Penyediaan layanan ke system dan penerimaan layanan system. System yang seharusnya menghubungkan secara langsung dengan system yang telah ditentukan. Regulasi dan standart yang diterapkan pada system. Sumber dari system bisnis dan kebutuhan nonfugsional.

Engineering viewpoints mewakili kebutuhan orang- orang yang harus mengembangkan, mengolah, dan merawat system. Pemasaran dan viewpoint lain yang menghasilkan kebutuhan fitur-fitur produk yang diharapkan oleh pengguna dan bagaimana system harus menggambarkan gambaran luar organisasi.

TEKNIK ELSITASI Pemilhan teknik elsitasi sangatlah bergantung kepada waktu, sumber daya yang tersedia dan jenis informasi yang perlu digali (Nuseibeh, and Eastbrook, 2000). Ada beberapa jenis teknik elsitasi yang dapat dikombinasikan dlm prses penspesofokasian kenutuhan perangkat lunak : Tekik-taknik Tradisional, yaootu teknik-teknik pengumpulan kebutuhan yang, meliputi kueisoner dan suvei, wawancara, observasi, sampling, dan analisis dokumen yang ada, sperti bagan organisasi, model proses atau standar dan buku petunjuk system yang ada.

Wawancara (Interviews) Wawancara formal atau informal dengan pemangku kepentingan system seringkali menjadi bagian besar dari proses rekayasa kebutuhan. Pada saat wawancara, analisis system memeberikan beberapa pertanyaan kepada pemangku kepentingan tentang system yang mereka gunakan (existing system) dan system yang dikembangkan. Kebutuhan adalah hasil jawaban dari pertanyaan- pertanyaan tersebut. Wawancara terdiri atas dau jenis yaitu :

Closed interview, dimana pemangku kepentingan menjawab serangkaian pertanyaan yang telah ditentukan Batasan jawaban, dan Open interview, dimana pertanyan yang diberikan tidak dapat dijawab dengan “ya” atau “tidak”. Pada praktiknya, wawancara dengan pemangku kepentingan menggunakan perpaduan dua teknik wawancara tersebut.

Keuntungan dari teknik wawancara adalah: Pewawancara dapat mengukur respon melalui pertanyaan dan menyesuaikannya sesuai yang terjadi. Baik untuk permasalahan yang tidak tersetruktur. Menunjukkan kesan interviewer secara pribadi. Memunculkan respons yang tinggi sejak penyusunan pertemuan.

Kerugian dari teknik wawancara adalah: Membutuhkan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Membutuhkan pelatihan dan pengalaman khusus dari pewawancara. Sulit membandingkan laporan wawancara Karena subyektivitas alamih. Sulit menggalih ranah pengetahuan selama proses wawancara.

Kesulitan dalam menggalih ranah pengetahuan selama proses wawancara disebabkan: Semua spesialis mengunakan istilah atau jargon untuk rana tertentu. Beberapa ranah pengetahuan sangat akrab bagi pemangku kepentingan sehingga mereka merasa kesulitan dalam menjelaskan atau mereka piker istilah tersebut sangat mendasar.

Karaktristik pewawancara yang efektif: Bersifat open-minded, mecegah ideh yang terbentuk sebelumnya tentang kebutuhan dan bersediah mendengarkan pemangku kepentingan. Pewawancara mendesak orang yang diwawancara untuk memulai diskusi dengan sebuah pertanyaan, sebuah pengajuan kebutuhan atau melalui saran kerja sama pada prototype system.

Kuesioner Berikut adalah panduan langkah-langkah yang dapat digunakan ketika hendak melakukan teknik kuisioner: Mendesain dengan mengunakan standart kuisioner. Kuisioner dikirimkan kelingkungan kerja end-users. Struktur respons diringkas dalam staistik distribusi .

Adapun keuntungan dari teknik kuisioner adalah: Murah dan cepat dibanding dengan teknik wawancara. Tidak membutuhkan investigator yang terlatih. Mudah untuk mensintesis hasil sejak pembuatan kuesioner. Dapat meminimalkan biaya untuk semua end-user.

Adapun kerugian dari teknik kuisioner: Tidak dapat membuat pertanyan yang spesifik bagi end-user. Analis melibatkan kesan sehingga tidak dapat menampakkan pribadi end-user. Tanggapan yang rendah Karena tidak adanya dorongan yang kuat untuk mengembalikan kuesioner. Tidak dapat menyesuaikan pertanyaan ke end-user secara spesifik.  

Observasi Berikut adalah panduan lankah-langkah yang dapat digunakan ketika hendak melakukan teknik observasi: Secara pribadi seorang analis mengunjungi lokasi pengamatan. Analis merekam kejadian dalam lokasi pengamatan. Adapun keuntungan dari teknik observasi adalah: Mendapatkan fakta tertulis dari pada pendapat (opini). Tidak membutuhkan kontruksi pertanyaan. Tidak menggangu atau menyembunyikan sesuatu (end-users idak mengetahui bahawa mereka sedang diamati) Analis tidak bergantung pada penjelasan lisan dari end-users.

Adapun kerugian dari teknik observasi: Jika terlihat, analisis mungkin mengubah operasi (end-users merasa diamati) Dalam jangka panjang, fakta yang diperoleh dalam satu observasi mungkin tidak tepat (representative) dalam kondisi harian atau mingguna Mebutuhkan pengalaman dan keahlian khusus dari analis.

Analisis prosedur Berikut adalah panduan langkah-langkah yang dapat digunakanketika hendak melakukan teknik analisis prosedur: Dengan prosedur operasi dapat mempelajari dan mengidentifikasikan aliran dokumen kunci melalui system informasi, yaitu dengan data flow diagram. Setiap aliran dokumen kunci menjalankan prosedur operasi system. Melalui observasi, analisis mempelajari kenyataan daripada mendeskripsikan volume distribusi (tinggi, rendah, sedang) dana apa yang selanjutnya dikerjakan terhadap Salinan dari dokumen aslinya.

Keuntungan metode analisis prosedur adalah: Evaluasi prosedur dapat dikerjakan dengan campur tangan (interfaces) yang minimal dan tidak mempengaruhi operasional pemakai. Prosedur aliran dapat menjadi sebuah struktur checklist untuk melakukan analisis. Kerugian metode analisis prosedur adalah: Prsedur mungkin tidak lengkap dan tidak terupdate lagi Mempelajari bagan aliran dokumentasi membutuhkan waktu dan kahlian analis.

Pengamatan dokumen Barikut adalah panduan langka-langka yang dapat digunakan ketika hendak melakukan pengamatan dokumen: Mengidentifikasi dokumen utama dan laporan (physical data flow diagram) Mengumpulkan Salinan dokumen actual dan laporan. Setiap dokumen atau laporan, digunakan untuk mencatat data, yang meliputi item(ukuran dan type), frekuensi penggunaan. Dan struktur kodingannya.

Adapu keuntungan dari teknik pengamatan dokumen adalah : Meminimalkan interupsi dari fungsi operasionalnya. Permulaan elemen kamus data. Seringkali, dapat mempertimbangkan modifikasi procedural utama. Adapun kerugian dari teknik pengamatan dokumen ini adalah bahwa teknik ini umumnya membutuhkan waktu yang cukup besar, Karena banyak organisasi bisnis yang memiliki dokumen dan laporan dalam jumlah yang luar biasa besar.

Sampling Teknik sampling dapat membantu mengurangi waktu dan biay. Perlu kecermatan untuk memilih sample dari populasi. Sehingga membutuhkan keahlian statistic supaya tidak mengalami kegagalan atau ancaman

Teknik-teknik elitasi berkelompok Teknik-teknik elitasi berkelompok. Teknik elitasi berkelompok adalah teknik-teknik yang bertujuan untuk mendorong kesepakatan pemangku kepentingan dan memanfaatkan dinamika tim elitasi untuk mengali pemahaman kebutuhan yang lebih mendalam. Contoh dari jenis teknik ini antara lain brainstorniming dan focus group (antara lain RAD/JAD workshop yang menggunakan consensus building dengan fasilitor yang tidak bias).

Brainstroming adalah teknik pengelompokan sederhana untuk membangkitkan ide. Teknik ini memberikan orang memberi saran dan mengeksplorasi ide dalam suatu keterbukaan dalam mengkritik dan memutuskan. Joint application desing (JAD) JAD adalah sebuah teknik untuk mengembangkan kerja sama, pemahaman dan kerja tim antara pembeli, pengguna, dan pengembang. JAD mengembangkan suatu proses yang memfasilitasi pembentukan visi tantang “seharusnya system sepeti apa” melalu JAD pengembang membatu penguna merumuskan masalah dan mengeksplorasi solusi, dan pengguna menambahkan rasa ketelibatan, kepemilikan dan komitmen untuk keberhasilan system.

JAD memiliki dua tahapan yang disebut JAD/Plan dan JAD/Desing tahapa pertama digunakan pada elitasi kebutuhan dan tahap kedua digunakan pada pengalamatan perancangan perangkat lunak, Masing- masing tahap terdiri dari tiga fase: penyesuaian, diskusi, dan penutup. Fase penyesuaian terdiri dari tugas persiapan untuk siskusi, fase diskusi terdiri dari beberapa pertemuan terstruktur dan terfalidasi yang melibatkan pengembang dan pengguna, fase penutup mengubah informasi dari hasil diskusi kebentuk final, speti document SKPL.

Prototyping teknik ini telah digunakan dalam elitasi dimana terdapat kesepakatan besar atau tidakpatian kebutuhan, atau dimana umpan balik dari pemangku kepentingan di perlakukan. Prototyping juga dapat dikombinasikan dengan ataeknik lain, sebagai contoh pengguna prototype untuk memicu diskusi dalam sebuah kelompok teknik elitasi atau sebagai dasar untuk kuisioner atau think-alound protocol.

Teknik-teknik model-driven Teknik-teknik model-driven. Teknik ini memberikan model tertentu dari jenis informasi yang dikumpulkan dan menggunakan model ini untuk proses elitasi. Teknik ini melibatakna goal-based methods dan scenario-based methods. Goal-based methodes Meotde berbasis goal atau tujuan mulai banyak digunakan dalam rekayasa kebutuhan perangkat lunak saat ini. Goal digunakan dalam berbagai aktivitas utama dalam rekayasa kebutuhan dan utntuk tujuan yang berbeda pula.

Prisip yang mendasari metode dan teknik rekayasa kebutuhan berbasis goal ini adalah general system thingking (GST) dan cybernetics diajukan oleh reveg dan wegmann (2005). Goal adalah seperangkat pernyataan tentang maksut dan keinginan yang diharapkan tercapai sebagain dampak dari pengoprasian suatu system. Goal dapat dikaraktristikkan berdasarkan atribut-atribut yang dimilikiny, yaitu nama, spesifikasi, prioritas, utulitas, dan kelayakan

metode-metode dalam rekayasa kebutuhan yang berorientasi pada goal ini diantara kelebihannya yaitu: Kelengkapan dan ketepatan kebutuhan. Goal memungkinkan kelengkapan dan ketepatan yang sesuai dari suatu spesifikasi kebutuhan. Rasionale dari kebutuhan. Suatu kebutuhan ada Karena kebutuhan tersebut memenuhi goal yang lebih tinggi. Pelacakan Graf goal menyediakan pelacakan hubungan seperti misalnya dari kebutuhan tingkat bawa ketujuan tingkat atas dan dari konteks organisasional kebisnis.

Manejemen konflik Kontribusi antar-goal (positif atau negative) dapat dimodelkan dan dikelolah. Dengan cara ini konflik yang muncul dapat didefinisikan dan diselesaikan. Menangani evolusi kebutuhan. Semakintinggi tingkat goal maka akan semakin stabil goal tersebut. Sehingga goal merupakan elemen yang esensial dalam mengelola evolusi kebutuhan .

Scenario-base methods Pada umumnya orang lebih muda memahami contoh dalam kehidupan nyata daripada deskripsi anstrak. Oleh karena itu mereka dapat memahami dan mengkritik sebuah scenario tentang cara pengguna berintraksi dengan system perangkat lunak yang seringkali lebih mudah dipahami untuk kemudian memberikan umpan balik.

Secara umum sebuah skenario terdiri atas: Penjelasan tentang apa yang system dan pengguna harapkan ketika scenario dimulai. Penjelasan tentang aliran normal dari peritiwa dalam scenario. Penjelasan tentang apa yang menyebabkan terjadinya kesalahan dan bagaimana mengatasinya. Informasi tentang aktivitas lain yang munkin terjadi pada saat yang bersamaan. Penjelasan tentang pernyataan system bahwa scenario telah selesi.

Scenario dapat dituliskan dalam bentuk text, diagram, video, dan lain-lain. Adapun kualitas dari suatu scenario ditentukan dari atribut-atribut berikut ini: Well-definedness, scenario yang ditulis dengan baik mengunakan terminology yang mudah di mengerty oleh pemirsa, mendefinisikan teminologi dan refrensi yang mungkin tidak umum berate khusus dalam system, dan menyelesaikan konflik dan konstribusi yang muncul berdasarkan pilihan dan rincian yang tersedia.

Coverage.suatu koleksi scenario diangap lengkap jika melingkupi kebutuhan dari para pemangku kepentingan dari para pemangku kepentingan dan mengeksplorasi isu dan tradeoff tersisa yang mungkin dapat menyebabkan keterlambatan atau pengerjaan ulang dikemudian hari. Minimality. Suatu koneksi sekenario minimal memberikan deskripsi untuk setiap prilaku dan satu definisi untuk setiap konsep atau teminologi individual. Coherence. Skenario-skenario yang koheren mendukung dan memperkuat satu dengan yang lain.

Tenik-teknik kognitif Tenik-teknik kognitif. Teknik kognitif adalah tenik-teknik yang terdiri dari sekumpulan teknik yang awalnya dikembangkan untuk akuisisi pengetahuan untuk knowledge. Teknik ini melibatkan analisis protocol (dimana seorang ahli berpikir keras saat melakukan tugas, untuk memberikan pengamat dengan wawasan kedalam proses kognitif yang digunakan untuk melakukan tugas tersebut). Laddering (menggunakan penelidikan untuk menggali strukturdan konten pengetahuan pemangku kepentingan), card sorting (meminta pemangku kepentingan untuk mengurutkan kart uke beberapa kelompok-kelompok, masing-maisng memiliki nama beberapa rntitas ranah), repertorygrids (membangun sebuah matriks atribut untuk entitas, dengan bertanya pada pemangku kepentingan untuk atribut yang berlaku untuk entitas dan nilai sel di tiap entitas). based system.

Etnografi adalah teknik pengamatan yang dapat digunakan untuk memahami kebutuhan social dan organisasional. Ernografi sangat efektif untuk mengumpulkan jenis kebutuhan sebagai berikut : Kebutuhan yang dihasilkan dari cara seseorang bekerja dan bukan dari cara pendefinisian proses. Sebagai contoh, pengontrol lalu lintas udara. Kebutuhan yang diperoleh dari kerja sama dan kesdaran aktivitas orang lain Etnologi dapat menyatakan rincian proses penting yang sering terlewatkan oleh elitasi RK. Tetapi, Karena rtnografi terfokus pada end-user, pendekatan ini tidak sesuai untuk penemuan organisasi atau ranah kebutuhan.

Jenis kebutuhan dan para pembacanya Dari aktivitas elitasi kebutuhan kita dapat mengelompokkan kebutuhan ke dalam beberapa level kebutuhan yang didasarkan kepada siapa pembacarnya; User requirement (kebutuhan pengguna) pernyataan tentang layanan yang disediakan system dan tentang Batasan -batasan operasionalnya. System requirement (kebutuhan system). Sekumpulan layanan, kemampuan, dan Batasan-batasan system yang ditulis secara rinci. Software desing specification (spesifikasi rancangan perangkat lunak). Gambaran abstrak dari rancangan perangkat lunak yang menjadi dasar bagi perancangan dan implementasi yang lebih rinci.

Ketiga jenis kebutuhan tersebut diperlukan dalam pembangunan perangkat lunak Karena masing- masing memberi pengertian ke pihak yang berbeda kepentingan. Ketiga level kebutuhan tersebut bias dijelaskan dengan gambar.

Perkakas bantu untuk elisitasi Athena tool dibuat berdasarkan perkakas bantu tellstory, Athena tool termasuk perkakas bantu berbasis web yang dikembangkan dengan Bahasa java menggunakan vraptor framework. Antarmuka grafis dikembangkan menggunakan JSP, javascript, dan CSS serta menggunakan PostgreSQL DBMS dan hibernate persistence framework. Dalam perkakas bantu ini, pengguna dibedakan menjadi lima yaitu moderator, editor, komentator converter, dan administrator

Athena tool dapat digunakan untuk mengolah beberapa proek pada saat yang bersamaan dan masing-masingproyek terdiri dari sekelompok orang yang mimiliki peran berbeda.

FGD-Rellicit Focus Group Discussion technique in Requirements Elicitation (FGD-Relicit) merupakan suatu perkakas bantu yang mendukung elitasi kebutuhan yang menggunakan teknik Focus Group Discussion atau FGD. Pengguna perkakas bantu ini adalah semua pemangku kepentingan yang dilibatkan dalam pengembangan system fiktur yang dimiliki perkakas bantu ini ada dua belas buah, yaitu :

Focus Group Discussion Fitur focus group discussion atau fgd merupakan fitur untuk mengelola proses fgd, yang meliputi identifikasi viewpoint (sudut pandang) dari peserta, mengelaborasi setiap viewpoint yang teridentifikasi, serta memvisualisasi setiap viewpoint berdasarkan deskripsi rinci yang telah dikemukakan.