AGRIBISNIS PETERNAKAN OLEH : Dimas Pratidina Puriastuti H, S.Pt., MM
KONTRAK PERKULIAHAN Toleransi keterlambatan 15 menit dari jadwal yang sudah di tentukan. Mahasiswa yang datang terlambat diperkenankan mengikuti kuliah tetapi tidak diperkenankan menandatangani presensi Setiap mengikuti perkuliahan harus memakai pakaian sopan dan rapi, bersepatu. Tidak diperkenankan memakai sandal dan kaos oblong.
Dosen terlambat 15 menit dari jadwal, mahasiswa diperkenankan mengisi presensi Mahasiswa yang kehadiran kurang dari 75 % tidak diperkenankan mengikuti UAS
Silabus Pendahuluan Peran & Fungsi Agribisnis dalam Perekonomian Indonesia Sistem Agribisnis Lanjutan Sistem Agribisnis Peran Manajemen Dalam Agribisnis Lanjutan Peran Manajemen Dalam Agribisnis UTS
8. Manajemen Produksi Agribisnis 9. Karakteristik Agribisnis 10 8. Manajemen Produksi Agribisnis 9. Karakteristik Agribisnis 10. Pemasaran dan Distribusi Produk Peternakan 11. Lanjutan Pemasaran dan Distribusi Produk Peternakan 12. Prospek Agribisnis Yang Sedang Trend 13. Lanjutan Prospek Agribisnis Yang Sedang Trend 14. UAS
PENDAHULUAN Agribisnis berasal dari kata Agri dan Bisnis. Agri berasal dari kata Agricultural ( pertanian). Bisnis berarti usaha komersial dalam dunia perdagangan. Agribisnis = suatu usaha bertujuan utk mendapatkan keuntungan pada bidang pertanian (agroindustri hulu & hilir serta pemasaran & jasa penunjang) & bidang yg berhubungan dgn pertanian dlm arti luas (pertanian tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan & kehutanan)
Agribisnis peternakan = sebuah sistem pengelolaan ternak secara terpadu & menyeluruh yg meliputi semua kegiatan mulai dr pembuatan (manufacture) dan distribusi sarana produksi ternak (sapronak), kegiatan usaha produksi (budidaya), penyimpanan & pengolahan, serta penyaluran & pemasaran produk peternakan yg didukung oleh lembaga penunjang seperti perbankan & kebijakan pemerintah
Pertanian mempunyai dua pengertian yaitu pertanian dalam arti sempit dan pertanian dalam arti luas. Dalam arti sempit pertanian menunjuk pada kegiatan pertanian rakyat yang biasanya hanya bercocok tanam atau melakukan budidaya tanaman pangan seperti padi, jagung, kedele, ubi kayu dll.
Pertanian dalam arti luas meliputi : Pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit Perkebunan yaitu perkebunan rakyat dan perusahaan perkebunan yang melakukan budidaya tanaman perkebunan seperti kopi,lada, cengkeh, kelapa sawit, teh Kehutanan yang menghasilkan produk hutan seperti kayu dan rotan
4.Peternakan yaitu budidaya ternak baik ternak kecil seperti ayam dan kambing maupun ternak besar seperti sapi dan kerbau. 5.Perikanan yang meliputi perikanan darat dan laut. Berdasarkan makna kedua kata pembentuknya maka Agribisnis didefinisikan sebagai usaha pertanian yang dikelola berdasarkan prinsip-prinsip komersial atau ekonomi. Dalam hal ini pertanian bukan lagi sebagai Way of live tetapi merupakan usaha yang memberikan keuntungan
Dalam agribisnis segala aktivitas pertanian didasarkan pada prinsip ekonomi bukan mengikuti kebiasaan atau turun menurun. Agribisnis didefinisikan sebagai tiga sector secara ekonomi saling berkaitan yaitu : The input supply sector, The farm production sector, The product marketing sector.
Sektor agribisnis itu ada 3, yaitu : a. The input supply sector atau sektor pemasok input pertanian adalah sektor yang memberikan pasokan bahan dan peralatan pertanian untuk beroperasinya the farm production sector. Sektor ini memasok pakan ternak atau ikan, benih atau bibit, pupuk, bahan bakar minyak, alat pertanian, peptisida dsb.
b. The farm production sector atau sektor budidaya pertanian merupakan sektor yang mengubah input pertanian menjadi output atau komoditas primer hasil pertanian. Sektor ini meliputi pertanian dalam arti luas yaitu budidaya tanaman, peternakan, perikanan dan kehutanan. Komoditas primer yang dihasilkan oleh sektor ini adalah bahan pangan ( jagung, padi, kedelai), daging, ikan, telur, susu, sayur atau hortikultura dan kayu.
c. The product marketing sector atau pemasaran hasil pertanian yang melibatkan individu atau perusahaan yang menangani dan mengolah komoditas primer hasil budidaya pertanian sampai ke konsumen akhir.
Pemasaran Pemasaran adalah sebuah proses memenuhi kebutuhan manusia dengan menghadirkan produk kepada mereka dalam bentuk produk yang cocok serta pada tempat dan waktu yang tepat.
Pemasaran mempunyai delapan fungsi dasar yaitu : Pengumpulan bahan mentah ( komoditas primer) biasanya dilakukan oleh pedagang pengumpul atau tengkulak Pembuatan kelas mutu atau grading bahan mentah Penyimpanan bahan mentah termasuk di dalamnya pembersihan dan pengeringan komoditas primer
Pengolahan bahan mentah menjadi produk akhir( barang yang siap dikonsumsi) Pengemasan produk olahan (barang jadi) Penyimpanan produk olahan Pendistribusian produk olahan ke pedagang besar, pengecer dan konsumen Pengangkutan produk olahan dan komoditas primer
Pelaksanaan ke delapan fungsi tersebut dapat dilakukan oleh individu atau perusahaan secara sendiri-sendiri, beberapa individu atau perusahaan, satu atau beberapa fungsi pemasaran
PERAN DAN FUNGSI AGRIBISNIS DALAM PEREKONOMIAN NASIONAL Peranan Agribisnis secara keseluruhan dalam perekonomian nasional telah cukup besar, hal ini dapat dilihat : Kontribusi agribisnis terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 7 % merupakan kontribusi agribisnis Besarnya angkatan kerja sekitar 70% yang dapat diserap oleh sektor agribisnis. Hal ini menunjukkan bahwa agribisnis merupakan penyedia lapangan kerja yang besar bagi perekonomian nasional
Inflasi yang rendah dibawah 10% merupakan kontribusi rendahnya harga bahan pangan yang dihasilkan oleh agribisnis Sejak jaman penjajahan agribisnis sudah berkontribusi dalam penerimaan devisa dari sektor bukan migas
Besar dan luasnya peranan agribisnis dalam perekonomian nasional tidak terlepas dari fungsi agribisnis yaitu : Menghasilkan bahan mentah atau komoditas primer baik bahan pangan, ataupun bahan lainnya. Menghasilkan produk antara atau barang jadi baik pangan, bahan pembuat tekstil, bahan bangunan, obat-obatan dsb.
Menyerap tenaga kerja dari yang inskilled sampai yang skilled. Menyumbang pada pendapatan nasional dan pertumbuhan ekonomi Menghasilkan devisa negara melalui kegiatan ekspor maupun pariwisata
SISTEM AGRIBISNIS Sistem Agribisnis terdiri atas empat subsistem yaitu : 1.Subsistem Agribisnis Hulu (Uptream agribusiness) disebut juga subsistem faktor input yaitu subsistem pengadaan sarana produksi pertanian. Kegiatan subsistem ini berhubungan dengan pengadaan sarana produksi pertanian yaitu memproduksi dan mendistribusikan bahan, alat dan mesin yang
dibutuhkan usahatani seperti pembibitan (semen beku, DOC, final stock, benih unggul), agrokimia (pakan, obat-obatan, vaksin, pupuk, pestisida),agro-otomotif (traktor,mesin-mesin pertanian)
2. Subsistem Agribisnis Usahatani (on farm agribusiness) disebut juga subsistem produksi pertanian. Kegiatan subsistem ini adalah melakukan kegiatan usahatani atau budidaya pertanian dalam arti luas. Kegiatan subsistem ini menghasilkan berbagai macam komoditas primer atau bahan mentah
3. Subsistem Agribisnis Hilir (Downstream Agribusiness) 3.Subsistem Agribisnis Hilir (Downstream Agribusiness). Subsistem ini terdiri dari dua macam kegiatan yaitu pengolahan komoditas primer dan pemasaran komoditas primer atau produk olahan. Kegiatan pengolahan komoditas primer adalah memproduksi produk olahan baik produk setengah jadi maupun barang jadi yang siap dikonsumsi oleh konsumen dengan menggunakan bahan baku komoditas primer. Kegiatan industri yang mengolah produk pertanian primer menjadi produk olahan : susu pasteurisasi, youghurt
keju, mentega, bakso, tepung tapioka, maizena, tepung terigu dsb keju, mentega, bakso, tepung tapioka, maizena, tepung terigu dsb. Kegiatan ini sering disebut juga agroindustri. Contoh kegiatan komoditas primer yang menghasilkan barang jadi adalah pabrik makanan dan minuman sari buah atau sirup. Kegiatan pemasaran berlangsung mulai dari pengumpulan komoditas primer sampai pengeceran kepada konsumen
4.Subsistem jasa layanan pendukung agribisnis (supporting institution) adalah semua jenis kegiatan yang berfungsi mendukung dan melayani serta mengembangkan kegiatan ketiga subsistem agribisnis yang lain. Lembaga-lembaga yang terlibat dalam kegiatan ini adalah penyuluhan, konsultan,keuangan dan penelitian. Lembaga penyuluhan dan konsultan memberikan layanan informasi dan pembinaan teknik produksi, budidaya dan manajemen.
Keempat sub sistem agribisnis tersebut tidak dapat berdiri sendiri tetapi saling terkait satu sama lain
Bagan Sistem Agribisnis
Subsistem Penyediaan Sarana Produksi menyangkut kegiatan-kegiatan pengadaan dan penyaluran sarana produksi pertanian yang didasarkan pada perencanaan dan pengelolaannya sehingga sarana produksi tersebut dapat memenuhi kriteria 5 tepat (yaitu tepat : waktu, jumlah, jenis, mutu dan produk)
Subsistem Usahatani atau Proses Produksi menyangkut kegiatan-kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk dalam kegiatan ini adalah pemilihan lokasi usahatani, pemilihan komoditas, pemilihan teknologi, serta pola usaha tani
Subsistem Agroindustri atau Pengolahan Hasil menyangkut kegiatan-kegiatan pengolahan hasil usahatani yang merupakan keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen sampai pada tingkat pengolahan lanjutan hasil pertanian dengan maksud untuk menambah nilai dari produksi primer
Subsistem pemasaran menyangkut kegiatan pemasaran hasil-hasil pertanian atau agroindustri yang ditujukan pasar domestic maupun ekspor.
Kajian Sistem Agribisnis Dilakukan dgn dua pendekatan analisis,yaitu analisis makro & mikro 1. Pendekatan analisis makro memandang agribisnis sebagai unit sistem industri dr suatu komoditas tertentu, yg membentuk sektor ekonomi secara regional/nasional 2. Pendekatan analisis mikro memandang agribisnis sbg suatu unit perusahaan yg bergerak, baik dlm salah satu subsistem agribisnis maupun lebih dr satu subsistem yg bergerak
Pendekatan Mikro Unsur-unsur yg mjd sasaran analisis dlm perusahaan agribisnis, yaitu aktivitas yg meliputi kegiatan pengadaan input, pengolahan, & pemasaran. Selain itu, pada lingkup manajemen terdapat divisi riset & pengembangan, administrasi & personalia serta keuangan
Di luar lingup manajemen ada tenaga kerja/serikat pekerja, sumber-sumber pembiayaan(bank, investor, dll), pelanggan/konsumen, distributor, pemasok, serta karaktristik bahan baku & lingkungan tugas lainnya Lingkungan yg paling luar & tidak dapat dikuasai aktivitas manajemen adalah lingkungan jauh (lingkungan ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi & sumber daya alam)
Pendekatan Makro Pendekatan makro memberikan kerangka analisis utk tujuan pengembangan agribisnis nasional Sistem agribisnis secara makro dipengaruhi lingkungan ekonomi, politik, sosial budaya, hankam & teknologi, baik nasional, regional maupun internasional
Untuk membangun sistem agribisnis nasional yg tangguh peran kebijakan pemerintah adalah menjadi penuntun, pendorong, pengawas, & pengendali sistem
Contoh sistem agribisnis berdasarkan kajian secara mikro : Perusahaan ayam petelur (bergerak dlm satu subsistem agribisnis & dlm satu lini komoditas) Perusahaan sapi perah, kolam ikan, budidaya sayur-sayuran (bergerak dlm satu subsistem agribisnis & beberapa lini komoditas) Perusahaan pakan ternak, pembibitan ayam, budidaya ayam, rumah potong ayam, pengolahan ayam (bergerak dlm beberapa subsistem)
Pendekatan makro mengkaji agribisnis berdasarkan hubungannya dgn produk domestik bruto, peningkatan pendapatan nasional, peningkatan kesempatan berusaha, pemerataan distribusi pendapatan, peningkatan ekspor, upaya substitusi impor, inflasi, penurunan tingkat pengangguran serta hubungannya dgn komponen ekonomi makro lainnya
Sistem agribisnis secara makro dipengaruhi lingkungan ekonomi, politik, sosial budaya, hankam & teknologi, baik nasional, regional maupun internasional.
Faktor-faktor yg mempengaruhi agribisnis peternakan Faktor internal Lokasi = perhatikan sentra produksi & kultur sosial masyarakat Skala usaha Modal Peternak = perhatikan latarbekang pengetahuan, ketrampilan, pengalaman usaha, kultur/budaya masyarakat
5. Ternak = ternak unggul hasil pemuliaan, kondisi ternak Faktor eksternal Pasar Teknologi Kondisi ekonomi nasional Kebijakan pemerintah
Peran Manajemen dalam Agribisnis Manajemen = suatu rangkaian proses yg meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, evaluasi & pengendalian dlm rangka memberdayakan seluruh sumber daya organisasi, baik sumber daya manusia, modal, material, maupun teknologi secara optimal utk mencapai tujuan organisasi
Manajemen Agribisnis adalah seni dan ilmu untuk melaksanakan rangkaian pekerjaan pada kegiatan-kegiatan agribisnis sejak dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian sampai dengan evaluasi.
Sedangkan kegiatan agribisnis yang dimaksud meliputi kegiatan penyediaan sarana maupun prasarana produksi, proses produksi, pengolahan produk primer dan pemasaran produk
Manajemen dlm agribisnis Perbedaan antara manajemen agribisnis & manajemen bisnis lainnya : 1. Keanekaragaman jenis bisnis pd bidang agribisnis sangat besar, yaitu mulai dr produsen primer sampai pedagang perantara, pengolah, pengepakan, manufaktur, lembaga keuangan, pengecer, restoran, rumah makan,dst.
2. Jumlah agribisnis sangat besar 2. Jumlah agribisnis sangat besar. Banyak bisnis yg berbeda yg menangani rute perjalanan komoditas dr produsen ke konsumen Cara pendirian agribisnis dikelilingi oleh pengusaha tani Skala usaha agribisnis sangat beragam 5. Falsafah hidup tradisionaal yg dianut sebagian besar produsen menyebabkan agribisnis lebih ketinggalan dibanding bisnis lainnya
6. Usaha agribisnis cenderung sebagai usaha keluarga Agribisnis kebanyakan berbasis pedesaan sehingga masih memiliki ikatan keluarga yg relatif tinggi Sifat produk yg umumnya cepat busuk, mudah rusak, tidak tahan lama, sehingga menuntut penanganan khusus Sifat produksi musiman, kecil-kecil tersebar sehingga menuntut penerapan manajemen yg berbeda
11. Ancaman dr gejala alam yg tidak dapat diprediksi 12. Kebijakan & program pemerintah sering sangat berpengaruh pd bidang agribisnis
ORGANISASI AGRIBISNIS Agribisnis dapat dilakukan dari tingkat skala kecil (usahatani rakyat) sampai dengan skala besar (perusahaan agribisnis) yang dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang Kegiatan ekonomi berbasis pertanian diselenggarakan oleh dua golongan yaitu peternakan rakyat dan perusahaan peternakan
Status kepemilikan agribisnis merupakan suatu hal yang menentukan bentuk hukum pasti bagi organisasi agribisnis
Menurut Downey dan Erickson ada 4 bentuk dasar usaha agribisnis : Agribisnis Perseorangan atau Pribadi merupakan bentuk organisasi yang paling tua dan paling sederhana yaitu merupakan organisasi usaha yang dimiliki dan dikendalikan oleh satu orang. Agribisnis perorangan cenderung merupakan usaha kecil
Persekutuan (Partnership) Persekutuan (Partnership). Persekutuan adalah asosiasi atau perhimpunan dari dua orang atau lebih sebagai pemilik usaha. Tidak terdapat batas jumlah orang yang dapat bergabung dalam persekutuan. Persekutuan dapat didasarkan pada perjanjian tertulis dan lisan atau kontrak antara individu-individu yang terlibat. Sebaiknya persekutuan didasarkan pada perjanjian tertulis
Perseroan, yang dilengkapi dengan hukum atas kekuasaan, hak, kewajiban serta tugas-tugas lainnya. Contoh: PT.Wonokoyo, Charoen Pokphan,PT.Medion Koperasi. Sebagai inspirasi pentingnya koperasi bagi petani, didasarkan pada realitasnya bahwa posisi petani rakyat adalah lemah sehingga secara individu tidak mampu merebut nilai tambah yang diharapkan.Oleh karena itu perlu adanya organisasi bisnis petani rakyat, dimana petani rakyat perlu difasilitasi untuk membentuk organisasi bisnis petani yang berupa koperasi agribisnis dan dikelola oleh orangt-orang yang profesional
Yang dikoperasikan bukan usaha taninya melainkan kegiatan agribisnis hulu (industri pakan ternak) dan hilir (pemotongan ternak, perdagangan hasil ternak). Bila kondisi ini dapat dicapai maka nilai tambah yang ada pada agribisnis hulu dan hilir akan dapat direbut oleh petani rakyat melalui koperasinya, sehingga pendapatan petani rakyat akan meningkat
Fungsi-fungsi manajemen agribisnis A. Fungsi perencanaan Fungsi perencanaan mencakup semua kegitan yg ditujukan utk menyusun program kerja selama periode tertentu pd masa yg akan datang Enam langkah dlm proses perencanaan : Mengumpulkan fakta2 & informasi2 yg berkaitan dg obyek perencanaan
Menganalisis fakta2 & informasi2 yg berkaitan dg obyek perencanaan Memprediksi perkembangan masa depan Menetapkan tujuan Mengembangkan alternative2 tindakan Mengembangkan sistem evaluasi kemajuan & pengendalian
B. Fungsi pengorganisasian Fungsi pengorganisasian merupakan upaya manajemen utk mengorganisasikan semua sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan yg ingin dicapai Fungsi pengorganisasian meliputi kegiatan : Menyusun struktur organisasi Menentukan pekerjaan yg harus dikerjakan Memilih , menempatkan & mengembangkan karyawan
C. Fungsi pelaksanaan Fungsi pelaksanaan meliputi usaha utk memimpin, mengawasi, memotivasi, mendelegasikan & menilai para karyawan yg ada dlm organisasi Pengarahan ditujukan utk menetapkan kewajiban & tanggungjawab setiap karyawan dlm organisasi, menetapkan hasil yg harus dicapai, mendelegasikan wewenang pd setiap karyawan & mengawasi agar pekerjaan benar-benar dilaksanakan sebagaimana mestinya
Fungi kordinasi lebih menekanan pd hubungan koordinasi antar individu atas berbagai aktivitas organisasi sehingga diperoleh harmonisasi dlm setiap pelaksanaan kegiatan
D. Fungsi pengawasan Fungsi pengawasan menekankan pd bagaimana membangun sistem pengawasan & melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan rencana yg telah dibuat agar tetap berjalan sesuai dg rel yg telah ditetapkan
E. Fungsi evaluasi Fungsi evaluasi menekankan pd upaya utk menilai proses pelaksanaan rencana, mengenai ada tidanya penyimpangan & tercapai tidaknya sasaran yg telah ditetapkan berdasarkan rencana yg telah dibuat yg ditujukan pd obyek tertentu & periode tertentu
F. Fungsi pengendalian Fungsi pengendalian merupakan upaya manajerial utk mengembalikan semua kegiatan pd rel yg telah ditentukan sehingga jika diperoleh penyimpangan2 dr prosedur kerja dpt segera dilakukan pengenadalian Pengendalaian juga dpt berupa penyesuaian2 dr rencana awal karena adanya faktor2 yg berubah sehingga pencapaian organisasi tujuan organisasi dpt dilakukan
MANAJEMEN PRODUKSI AGRIBISNIS Produksi agribisnis = seperangkat prosedur & kegiatan yg terjadi dlm penciptaan produk agribisnis (produk usaha pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan dan hasil olahan produk) Manajemen produksi agribisnis = sbg perangkat keputusan utk mendukung proses produksi agribisnis, mulai dr keputusan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, pengendalian hingga evaluasi proses produksi
Manajemen produksi memiliki dampak menyeluruh & terkait dg berbagai fungsi, seperti fungsi personalia, keuangan, penelitian & pengembangan, pengdaan & penyimpanan, dll Manajemen produksi terutama menyangkut keputusan lokasi, ukuran/volume & tata letak fasilitas, pembelian, persediaan & penjadwalan serta mutu produk, akan mjd perhatian khusus dr para manajer produksi
Manajemen produksi memiliki dampak menyeluruh & terkait dg berbagai fungsi, seperti fungsi personalia, keuangan, penelitian & pengembangan, pengdaan & penyimpanan, dll Manajemen produksi terutama menyangkut keputusan lokasi, ukuran/volume & tata letak fasilitas, pembelian, persediaan & penjadwalan serta mutu produk, akan mjd perhatian khusus dr para manajer produksi
Perencanaan Produksi Agribisnis Perencanaan upaya penyusunan program, baik program yg sifatnya umum maupun spesifik, baik jangka pendek maupun jangka panjang Suatu usaha produksi yg baru memerlukan perencanaan yg bersifat umum (pra perencanaan)
Pra perencanaan produksi Faktor- faktor yg harus diputuskan dlm pra perencanaan dlm agribisnis, khususnya produksi primer/usahatani adalah pemilihan komoditas, lokasi produksi, pertimbangan fasilitas, skala usaha.
Pemilihan komoditas Prioritas utama bernilai ekonomis tinggi selanjutnya pemasarannya Komoditas yg telah dipilih selanjutnya ditetapkan jenisnya/varietasnya sesuai dg kondisi topografi & iklim usaha yg direncanakan
Pemilihan lokasi produksi & penempatan fasilitas Beberapa hal yg harus dipertimbangkan dlm pemilihan lokasi : Ketersediaan tenaga kerja Mencakup jumlah, spesifikasi, mutu tenaga kerja yg dibutuhkan, tingkat upah regional & peraturan2 daerah tentang ketenagakerjaan Ketersediaan sarana & prasarana fisik penunjang Seperti transportasi & perhubungan, komunikasi, penerangan serta pengairan/sumber air Karena sifatnya yg kamba (voluminous), tdk tahan lama
Lokasi pemasaran, insentif wilayah merupakan faktor pertimbangan dlm menetapkan keputusan lokasi produksi Insentif wilayah terkait dg kebijakan pemda. Kebijakan pajak, kebijakan pajak & peraturan tenaga kerja, kebijakan investasi, budaya pelayanan publik, efektivitas pelayanan publik merupakan daya tarik bg investor
Skala usaha Terkait dg ketersediaan input & pasar
Perencanaan proses produksi Hal-hal yg dipertimbangkan : Biaya produksi Penjadwalan proses produksi Perencanaan bahan pelengkap produksi
Perencanaan desain produk Desain produk tergantung pd besar kecilnya usaha, jenis usaha, teknologi yg digunakan, intensitas penggunaan tenaga kerja/modal,dll.
Pengorganisasian input & sarana produksi Berguna bg pencapaian efisiensi & waktu Pencapaian efektivitas dlm pengorganisasian menekankan pd penempatan fasilitas & input2 secara tepat dlm rangkaian proses, baik dr segi jumlah maupun mutu & kapasitas Dilain pihak, pencapaian efisiensi lebih mengarah kpd optimasi penggunan berbagai sumber daya tsb sehingga dapat dihasilan output maksimum dg biaya tetap/biaya minimum dg output tetap. Pencapaian efektivitas & efisiensi sangat menentukan tingkat produktivitas perusahaan
Kegiatan Produksi Kegiatan Produksi melaksanakan rencana produksi yg telah dibuat & merupakan kegiatan yg mempunyai masa yg cukup lama serta terkait dg bagaimana mengelola proses produksi berdasarkan masukan, baik yg langsung maupun tdk langsung utk menghasilkan produk Proses produksi menentukan keberhasilan usaha efektif & efisien
Efektivitas kegiatan produksi dilihat dr alokasi sumber daya yg benar, perencanaan proses produksi yg benar, pelaksanaan yg benar. Efisiensi produksi dicapai dg melaksanakan rencana & proses produksi dg benar, menimalkan pemborosan selama proses produksi berlangsung, baik pemborosan sumber daya, waktu, & tenaga maupun pemborosan karena kehilangan alat serta kehilangan & kerusakan produk
Pengawasan produksi Pengawasan dlm usaha produksi peternakan meliputi pengawasan anggaran, proses, masukan , jadwal kerja, dll Pengawasan dilakukan agar semua rencana dpt berjalan sesuai dg yg diharapkan & semua karyawan melakukan apa yg telah ditugaskan sesuai dg pekerjaan masing2
Evaluasi produk Evaluasi dilakulan secara berkala, mulai dr perencanaan sampai akhir usaha tersebut berlangsung, sehingga jika terjadi penyimpangan dr rencana yg dianggap merugikan, maka segera dilakukan pengendalian
Pengendalian produksi Untuk menjamin agar proses produksi berjalan pada rel yg telah direncanakan.
KARAKTERISTIK AGRIBISNIS Karakteristik agribisnis tidak terlepas dari proses agribisnis itu sendiri. Sebelum memahami karakteristiknya terlebih dahulu harus memahami proses agribisnis. Agribisnis merupakan kegiatan produksi atau operasi, maka proses agribisnis juga sama dengan proses produksi. Proses produksi merupakan kegiatan yang mentransformasikan input menjadi output Tujuan kegiatan produksi ini adalah menciptakan dan menambah utilitas suatu barang atau jasa
Berdasarkan sifatnya Proses produksi dibedakan menjadi : Proses produksi yang terus menerus atau countinuous process. Dalam proses ini peralatan yang digunakan disusun dan diatur berdasarkan urutan kegiatan dalam menghasilkan produk. Aliran bahan dalam proses ini telah dibuat standar.
2. Proses produksi yang terputus-putus atau intermitten process 2.Proses produksi yang terputus-putus atau intermitten process. Kegiatan produksi dalam proses ini tidak berlangsung secara standar, tetapi berdasarkan pada produk yang dikerjakan. Penyusunan dan pengaturan peralatan produksi bersifat fleksibel untuk dapat menghasilkan berbagai macam produk dengan beragam ukuran
3. Proses produksi yang bersifat proyek 3.Proses produksi yang bersifat proyek. Kegiatan produksi pada proses ini berlangsung pada tempat dan waktu yang berbeda-beda. Peralatan produksi yang digunakan ditempatkan dan diatur di lokasi proyek
SIFAT-SIFAT PRODUK PETERNAKAN Produk peternakan umumnya memiliki sifat rawan terhadap kerusakan (perishable), memiliki ukuran yg besar per tumpukan (bulky/voluminous) & beranekaragam mutunya. Kerawanan terhadap kerusakan & ukuran yg besar per tumpukannya sangat berperan utk menentukan metode & tempat penyimpanan, metode & alat pengangkutan serta penjadwalan
Keanekaragaman mutu memerlukan standarisasi, penyortiran & pengelompokan berdasarkan standar produk yg baku/diinginkan oleh konsumen. Sifat produk peternakan yg mudah busuk & rusak memerlukan penanganan yg cepat & cermat utk menjaga mutu sesuai dg yg diinginkan oleh konsumen
Penanganan : pengepakan (packing), pendinginan (cooling & feezing), pengangkutan dg cepat & pengolahan sesuai dg jenis produk. Selama pengangkutan, tingkat kelembaban & suhu harus tetap dpt dikontrol & goncangan hrs dpt dikurangi. Pengepakan produk berfungsi mengurangi kerusakan selama pengangkutan, melindungi produk selama penyimpanan. Jenis & cara pengepakan disesuaikan dg jenis produk& angkutanyg digunakan serta lama & jauhnya jarak pengangkutan
Fungsi penyimpanan berperan utk mengurangi jumlah kerusakan & kebusukan produk, dpt bertahan lebih lama, serta mjd pelindung dr serangan hewan. Pengolahan secara sederhana dpt membuat produk peternakan bertahan lebih lama, ex : dendeng daging, telur asin Perkembangan teknologi industri, melalui produk olahannya, dpt dikonsumsi dimana saja & kapan saja
Sifat Produksi Peternakan Musiman Bervariasi dlm jumlah & nilai Variasi jumlah produk peternakan dlm suatu periode tertentu disebabkan oleh tanggapan petani terhadap tingkat harga, program2 pemerintah mengenai pengembangan komoditas, seperti program pewilayahan komoditas, peningkatan produksi, dll serta pengaruh dr faktor2 yg tdk dpt dikontrol seperti bencana alam & serangan penyakit.
Wilayah produksi tersebar Biaya produksi berbeda di setiap daerah produksi
rumus2 Biaya Produksi atau Total Cost (TC) adalah penambahan dari keseluruhan biaya tetap dan biaya variabel. TC = FC + VC Keterangan : TC = Total Cost/ Biaya total FC = Fixed Cost/ Biaya tetap VC = Variable Cost/ Biaya variabel
Penerimaan akan diperoleh dari suatu proses produksi dengan mengalihkan jumlah hasil produksi dengan harga produksi yang berlaku pada saat itu. TR = P x Q TR = Total Revenue atau total penerimaan (Rp/Tahun). P = Price Of Quality atau harga (Rp). Q = Quantity atau jumlah (Kg)
Keuntungan π = TR – TC π : Keuntungan (Rp/Tahun). TR : Total Revenue atau total penerimaan (Rp/Tahun). TC : Total Cost atau biaya total (Rp/Tahun)
Return Cost (R/C) Ratio Analisis (R/C) ratio adalah merupakan perbandingan antara total penerimaan dengan biaya. Semakin besar nilai R/C semakin besar pula keuntungan dari usaha tersebut. R/C = Penerimaan Total/Biaya Total
Analisa Break Even Point (BEP) BEP adalah suatu keadaan dimana suatu usaha tersebut tidak untung maupun tidak rugi, dengan memperoleh titik impas
Contoh soal Peternakan mempunyai 10 ekor sapi perah dengan produksi maksimum 10 liter/ekor/hari, lama pemeliharaan 5 tahun, harga jual susu Rp. 5.000/liter. Biaya investasi : kandang untuk 10 kdg @ Rp. 2.000.000, pembelian sapi @ Rp. 5.000.000.. Gaji Karyawan 2 orang x Rp. 250.000, Pakan Rp.4.500 /ekor. Pemeliharaan Rp. 500 /ekor. Transport Rp. 100/liter. Carilah TC, Keuntungan, TR, R/C, BEP
Kandang 10 x 2.000.000=Rp.20.000.000 Biaya tetap : Pembelian 10 ekor sapi @ Rp.5.000.000 = Rp. 50.000.000 Gaji karyawan 2 orang x Rp. 250.000 x 60 bulan = Rp. 30.000.000. Total biaya tetap Rp. 80.000.000
Biaya Variabel Pakan Rp.4.500 x 10 ekor x 365 hari x 5 tahun = Rp.82.125.000 Pemeliharaan Rp. 500 x 10 ekor x 365 hari x 5 tahun = Rp. 9.125.000 Transport Rp. 100 x 100 liter x 365 x 5tahun = Rp.18.250.000 . Total biaya variabel Rp. 109.500.000 Biaya total = biaya tetap+biaya variabel = Rp. 189.500.000
Modal usaha=biaya investasi + biaya total =Rp. 20. 000. 000+Rp. 189 Produksi susu 10 liter x 10 ekor x 365 x 5 tahun = 182.500 liter BEP PRODUKSI Total biaya/ Harga penjualan = 189.250.000/5.000 = 37.850 liter
BEP HARGA Total Biaya/Total produksi = 189.250.000/182.500 = 1.036