Rury Narulita Sari, SST., M.Kes RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes RESUSITASI RURY NARULITA SARI, SST., M.Kes
DEFINISI Resusitasi (respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yg adekuat, pemberian oksigen dan curah jantung yg cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat-alat vital lainnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002) Resusitasi adalah pernafasan dg menerapkan masase jantung dan pernafasan buatan.
TUJUAN RESUSITASI Memberikan ventilasi yang adekuat Membatasi kerusakan serebi Pemberian oksigen dan curah jantung yg cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak, jantung dan alat – alat vital lainnya Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri
INDIKASI RESUSITASI Pernafasan Denyut jantung – frekuensi Bayi tidak bernafas/ pernafasan tidak adekuat (Nafas tersengal-sengal). Pada bayi normal biasanya 30 – 50 x/menit dan menangis. Denyut jantung – frekuensi Bila denyut jantung bayi tidak teratur Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit Cara yang termudah dan cepat adalah dg menggunakan stetoskop atau meraba denyut tali pusat
HASIL : Apabila frekuensi >100x/ menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutkan dengan menilai warna kulit. Apabila frekuensi < 100x/ menit walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi untuk dilakukan VTP (Ventilasi Tekanan Positif)
Warna Kulit Apabila penilaian warna kulit menunjukkan bahwa warna kulit bayi pucat atau sampai sianosis. Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya kulit menjadi kemerahan. Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap diberikan. Bila terdapat sianosis purifier, oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredaran darah yg masih lamban, antara lain karena suhu ruang bersalin yg dingin.
KONDISI YG MEMERLUKAN RESUSITASI Sumbatan jalan napas : akibat lendir/ darah/ mekonium. Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yg diberikan kepada ibu misalnya obat anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam, magnesium sulfat, dan sebagainy.a
Kerusakan neurologis. Kelainan/ kerusakan saluran napas/ kardiovaskular (susunan saraf pusat), dan atau kelainan-kelainan kongenital yg dapat menyebabkan gangguan pernapasan/ sirkulasi. Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahan.
HAL – HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM RESUSITASI Tenaga yg terampil, tim kerja yg baik. Pemahaman tentang fisiologi dasar pernapasan, kardiovaskular, serta proses asfiksia yg progresif. Kemampuan/ alat pengaturan suhu, ventilasi, monitoring. Obat-obatan dan cairan yg diperlukan.
PERSIAPAN RESUSITASI BAYI BARU LAHIR Persiapan Keluarga Bicarakan dg keluarga mengenai kemungkinan2 yg dp terjadi pada ibu dan bayinya serta persiapan yg dilakukan oleh penolong. Persiapan Tempat Resusitasi Ruangan yg hangat dan terang Tempat resusitasi hendaknya rata, keras, bersih dan kering, misalnya meja, dipan atau di atas lantai beralas tikar
Persiapan Alat Resusitasi 2 helai kain/ handuk Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi. Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal Kotak alat resusitasi Jam atau pencatat waktu
LANGKAH-LANGKAH RESUSITASI BBL Sebelum bayi lahir, harus mengetahui informasi: Bayi cukup bulan atau tidak? Air ketuban bercampur mekonium atau tidak? Setelah bayi lahir, lakukan penilaian: Bernafas atau menangis? Tonus otot baik?
Bila hasil penilaian tidak baik, maka lakukan: Bila hasil penilaian baik, yaitu bayi cukup bulan, air ketuban tidak bercampur mekonium, bayi menangis, tonus otot baik. Maka lakukan PERAWATAN RUTIN → Beri kehangatan, bersihkan jalan nafas, mengeringkan bayi Bila hasil penilaian tidak baik, maka lakukan: A → AIRWAY (LANGKAH AWAL) B → BREATHING (VTP) C → CIRCULATION D → DRUG
AIRWAY (LANGKAH AWAL) Langkah Awal (Airway) : H → Hangatkan A →Atur Posisi I → Isap Lendir K → Keringkan dan Rangsangan Taktil A → Atus Posisi L → Lakukan Penilaian
Hangatkan Selimuti bayi dg kain, pindahkan bayi ke tempat resusitasi. Atur Posisi Baringkan bayi terlentang dg kepala di dekat penolong. Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi. Posisi semi ekstensi yaitu hidung dan mulut dalam satu garis lurus.
Isap Lendir Gunakan alat pengisap lendir DeLee atau bola karet. Pertama, isap lendir di dalam mulut, kemudian baru isap lendir di hidung. Isap lendir sambil menarik keluar pengisap (bukan pada saat memasukkan). Bila menggunakan pengisap lendir DeLee, jangan memasukkan ujung pengisap terlalu dalam (lebih dari 5 cm ke dalam mulut atau lebih dari 3 cm ke dalam hidung) karena dapat menyebabkan denyut jantung bayi melambat atau henti napas bayi.
Keringkan dan Rangsangan Taktil Keringkan bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya dg sedikit tekanan. Rangsangan ini dp memulai pernapasan bayi atau bernapas lebih baik. Lakukan rangsangan taktil dg beberapa cara di bawah ini: Menepuk atau menyentil telapak kaki. Menggosok punggung, perut, dada atau tungkai bayi dg telapak tangan Rangsangan yg kasar, keras atau terus menerus, tidak akan banyak menolong dan malahan dapat membahayakan bayi.
Atur Posisi Ganti kain yg telah basah dg kain bersih dan kering yg baru (disiapkan). Selimuti bayi dg kain tersebut, jangan tutupi bagian muka dan dada agar pemantauan pernapasan bayi dapat diteruskan. Atur kembali posisi terbaik kepala bayi (sedikit ekstensi). Penilaian apakah bayi menangis atau bernapas spontan dan teratur
Lakukan Penilaian Lakukan penilaian apakah bayi bernapas normal, megap-megap atau tidak bernapas. Lakukan evaluasi meliputi: Pernapasan Frekuensi jantung Warna kulit Bila bayi bernafas, FJ > 100x/menit → PERAWATAN SUPORTIF
BREATHING (VTP) Bila FJ < 100x/menit /APNUE → VTP (Ventilasi Tekanan Positif) Ventilasi adalah bagian dari tindakan untuk memasukkan sejumlah udara ke dalam paru dg tekanan positip yg memadai untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa bernapas spontan dan teratur.
Caranya..... Pasang sungkup, perhatikan lekatan. Pasang dan pegang sungkup agar menutupi mulut dan hidung bayi. Ventilasi 2 kali dg tekanan 30 cm air, amati gerakan dada bayi. Ventilasi percobaan (2 kali) Lakukan tiupan udara dg tekanan 30 cm air. Tiupan awal ini sangat penting untuk membuka alveoli paru agar bayi bisa mulai bernapas dan sekaligus menguji apakah jalan napas terbuka atau bebas.
Lihat apakah dada bayi mengembang, Bila tidak mengembang Periksa posisi kepala, pastikan posisinya sudah benar. Periksa pemasangan sungkup dan pastikan tidak terjadi kebocoran. Bila dada mengembangàlakukan tahap berikutnya Bila dada bayi mengembang, lakukan ventilasi 20 kali dg tekanan 20 cm air dalam 30 detik. Penilaian apakah bayi menangis/ bernapas spontan dan teratur? Kecukupan ventilasi dinilai dg memperhatikan gerakan dinding dada dan auskultasi bunyi napas. Bila bayi bernafas, FJ > 100x/menit, kemerahan → PERAWATAN LANJUT
CIRCULATION Apabila setelah dilakukan VTP, FJ < 60x/menit → VTP dan kompresi dada. Kompresi Dada : Kompresi dinding dada dp dilakukan dg melingkari dinding dada dg kedua tangan dan menggunakan ibu jari untuk menekan sternum atau dg menahan punggung bayi dg satu tangan dan menggunakan ujung dari jari telunjuk dan jari tengah dari tangan yg lain untuk menekan sternum. Tehnik penekanan dg ibu jari lebih banyak dipilih karena kontrol kedalaman penekanan lebih baik.
Lanjutan... Tekanan diberikan di bagian bawah dari sternum dg kedalaman ± 1,5 cm dan dg frekuensi 90x/menit. Dalam 3x penekanan dinding dada dilakukan 1x ventilasi shg didapatkan 30x ventilasi per menit. Perbandingan kompresi dinding dada dg ventilasi yg dianjurkan adalah 3 : 1. Evaluasi denyut jantung dan warna kulit tiap 30 detik. Bayi yg tidak berespon, kemungkinan yg terjadi adalah bantuan ventilasinya tidak adekuat, karena itu adalah penting untuk menilai ventilasi dari bayi secara konstan.
AIR KETUBAN BERCAMPUR MEKONIUM? DRUG Bila FJ < 60x/menit, berikan EPINEPRIN AIR KETUBAN BERCAMPUR MEKONIUM? Bila tidak terdapat mekonium → LANGKAH AWAL Bila air ketuban bercampur mekonium → lakukan penilaian bayi bugar atau tidak : Usaha nafas baik Tonus otot baik FJ > 100x/menit Bila bayi bugar → LANGKAH AWAL Bila bayi tidak bugar → penghisapan mulut dan trachea → LANGKAH AWAL
ASUHAN PASCA RESUSITASI Resusitasi berhasil Resusitasi berhasil bila pernapasan bayi teratur, warna kulitnya kembali normal yg kemudian diikuti dg perbaikan tonus otot/ bergerak aktif. Lanjutkan dg asuhan berikutnya. Lakukan asuhan bayi baru lahir normal. Lakukan pemantuan seksama terhadap bayi pasca resusitasi selama 2 jam pertama Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernapas pada bayi Jagalah agar bayi tetap hangat dan kering
Bayi perlu rujukan Bila bayi pascaresusitasi kondisinya memburuk, segera rujuk ke fasilitas rujukan. Tanda-tanda Bayi yang memerlukan rujukan sesudah resusitasi : Frekuensi pernapasan kurang dari 30 kali per menit atau lebih dari 60 kali per menit Adanya retraksi (tarikan) interkostal Bayi merintih (bising napas ekspirasi) atau megap- megap (bising napas inspirasi) Tubuh bayi pucat atau kebiruan Bayi lemas
Resusitasi tidak berhasil Bila bayi gagal bernapas setelah 20 menit tindakan resusitasi dilakukan maka hentikan upaya tersebut. Biasanya bayi akan mengalami gangguan yg berat pada susunan syaraf pusat dan kemudian meninggal. Ibu dan keluarga memerlukan dukungan moral yg adekuat secara hati-hati dan bijaksana, ajak ibu dan keluarga untuk memahami masalah dan musibah yg terjadi serta berikan dukungan moral sesuai adat dan budaya setempat.
*** thank you ***