pertemuan 1 MATA KULIAH : PSIKOLOGI PENDIDIKAN DIBUAT TAHUN : 2012 STASTUS PERBAIKAN : BARU TAHUN PERBAIKAN : --- DOSEN : TEAM TEACHING PK-FP-02-08
Oleh: Dr. Raja Oloan Tumanggor FILSAFAT PENDIDIKAN Oleh: Dr. Raja Oloan Tumanggor Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Apa itu filsafat pendidikan? Defenisi: Fils. Pendidikan = pemikiran filosofis mengenai pendidikan. Ada berbagai pendapat: Fils. Pendidikan sbg (1) fils ttg proses pendidikan, (2) fils ttg disiplin ilmu pendidikan. Fils ttg proses pendidikan = berhubungan dg cita-cita, bentuk, metode, hasil dr proses pendidikan. Fils ttg disiplin ilmu pendidikan = bersifat metadispliner, bersangkut paut dg konsep, ide, metode disiplin ilmu pendidikan. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Menurut sejarahnya fils pendidikan yg dikembangkan para filsuf pendidikan spt Aristoteles, Agustinus, Locke adalah fils ttg proses pendidikan sbg bagian dr sistem filsafat. Sedangkan fils pendidikan yg dikembangkan akhir2 ini adalah filsafat ttg disiplin ilmu pendidikan dlm konteks dasar2 pendidikan yg dikaitkan dg bagian lain dlm disiplin ilmu pendidikan spt sejarah pendidikan, psikologi pendidikan, dan sosiologi pendidikan. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan Ruang lingkup filsafat pendidikan adalah merumuskan: (1). sifat hakikat pendidikan. (2). sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan. (3). secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan. (4). hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan. (5). hubungan antara filsafat Negara (ideologi), filsafat pendidikan dan politik pendidikan (sistem pendidikan). (6). sistem nilai/norma atau isi moral pendidikan. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Berbagai aliran filsafat mencoba memberi jawaban! Dlm fils pendidikan dicoba dibahas sumber pengetahuan/kebenaran. Dimanakah letak realitas sesungguhnya sbg landasan pendidikan? Dari manakah pengetahuan yang benar? Berbagai aliran filsafat mencoba memberi jawaban! Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Berbagai aliran filsafat yg mempengaruhi Filsafat Pendidikan Materialisme Idealisme Realisme Rasionalisme Empirisme Kritisisme Filsafat analitik Progresivisme Eksistensialisme Konstruktivisme Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Materialisme: Herakleitos (1) Herakleitos berpendapat ‘api’ adalah asas pertama yang merupakan dasar (arche)segala sesuatu yang ada. Segala sesuatu bisa ‘berubah’ menjadi abu. Api adalah lambang ‘perubahan’. Penyebab terdalam dari segala sesuatu adalah perubahan. Ada gerakan ‘menjadi’ secara terus menerus. Tidak ada sesuatu yang kekal, definitif, dan sempurna. Realitas sesunggguhnya dalam keadaan mengalir, sedang mengali perubahan, bergerak menjadi, yang disebut pantarei. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Materialisme: Herakleitos (2) Filsafat Herakleitos terkenal dengan ‘filsafat menjadi’ (to become) Filsafat ini tidak mengakui adanya pengetahuan umum yang bersifat tetap. Hanya mengakui kemampuan indera dan menolak kemampuan akal, karena perubahan terjadi dalam realita konkret, dalam ruang dan waktu tertentu. Otoritas dari pemikiran ‘filsafat menjadi’ adalah pengamatan inderawi. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Materialisme: Parmenides (3) Parmenides: terkenal dengan bapak ‘filsafat ada’ (philosophy of to be). Realitas bukan yang berubah dan bergerak menjadi bermacam-macam, tapi yang ‘ada’ dan bersifat tetap. Konsekuensinya, yang ada itu tidak berawal dan tidak mengalami akhir. Ada itu satu dan tidak mungkin terbagi-bagi Kebenaran adalah segala sesuatu yang bersifat tetap. Pengetahuan yang benar adalah pengetahuan akal karena bersifat tetap, dan bukan pengetahuan indera. Parmenides merupakan pelatak dasar ‘metafisika’ Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Idealisme (Plato) Plato adalah murid Socrates, dan pemikiran Socrates dikembangkan oleh Plato. Socrates berpendapat, dunia sesungguhnya adalah dunia idea, dunia yang utuh dalam kesatuan yang bersifat tetap. Semua benda yang ada termasuk manusia bersifat semu dan merupakan bayang-bayang dari dunia idea, karena itu bukan kebenaran. Socrates menolak pemikiran kaum sofis yang mengaku sebagai pemilik kebijaksanaan. Manusia hanya mencintai kebijaksanaan, dan kebijaksanaan hanya ada dalam dunia idea. Ketidakmampuan manusia terjadi karena jiwa (akal) terpenjara dalam badan. Badan selalui diselimuti nafsu yang mengotori jiwa. Jiwa yang kotor mempengaruhi akal. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Idealisme (2) Pengetahuan diperoleh ketika ide-ide dibawa ke alam sadar melalui pengujian diri. Mencari kebenaran dengan pertanyaan2 Sokrates/Dialektika. Tujuan pendidikan: Pendidikan tertarik dengan meneliti kebenaran. Menyemangati mahasiswa untuk mencari kebenaran sbg hal yg pribadi. Maka, pendidikan adalah transformasi. Ide2 dpt mengobah kehidupan. Peran guru: menguraikan gagasan2 abstrak dg metode dialektis, menghubungkan analisa dan tindakan. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Realisme: Aristoteles Pandangan Aristoteles bertentangan dengan Plato (gurunya). Menurutnya, dunia yang sesungguhnya adalah dunia real, yaitu dunia konkret, yang bermacam-macam, bersifat relatif, dan berubah-ubah. Dunia idea adalah dunia abstrak yang terlepas dari pengalaman. Aristoteles dikenal sebagai ‘Bapak Metafisika’ Filosofinya memfokuskan diri pada persoalan ‘yang ada’ di balik yang fisis, konkret, dan berubah-ubah. Ada beberapa teori yang terkenal dari Aristoteles, diantaranya: 10 kategori ada, teori aktus dan potensia, dan teori hulemorfisme. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Rasionalis (Rene Descartes) . Pengetahuan yang benar bersumber dari dunia rasio. Rasio adalah realitas sengguhnya. Ungkapannya yang terkenal ‘cogito ergo sum’ (I think therefore I am). Pengalaman inderawi hanya mampu mengenal dunia empirik dan bukan kebenaran. Substansi (yang ada) hanya dapat dikenali oleh potensi rasio, sedang pengalaman empiris hanya mendapatkan kesan fenomenologis tanpa arti. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Empirisme Pengetahuan yang benar bersumber dari pengalaman empiris, dunia konkret. Realitas adalah ‘tabularasa’, bagaikan kertas putih yang perlu diisi dengan pengalaman. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pula kebenaran objektif yang didapat. Kemampuan rasio hanya dapat mengetahui secara umum, abstrak, dan bersifat tetap. Pengalaman inderalah yang mampu mengenali yang konkret, dan bersifat berubah. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Kritisisme: Immanuel Kant Pengetahuan yang benar ada dalam dunia idea, yang merupakan kritik terhadap kemampuan akal pikiran dan pengalaman. Sesuatu yang nampak, dapat dialami, dan dipikirkan, hanyalah gejala (fenomena), bukan bukan hal-nya sendiri (das Ding an sich) dan bukan substansinya. Secara fenomenologis pengetahuan yang bersumber dari rasio disebut ‘pengetahuan apriori’, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman disebut ‘aposteriori’. Menurut metodenya dibagi menjadi ‘pengetahuan sintetik’ dan ‘pengetahuan analitik’. Kombinasi antara sumber dan metodenya melahirkan 4 jenis pengatahuan, yaitu: 1) sintetik apriori, 2) sintetik aposteriori, 3) analitik apriori, dan 4) analitik aposteriori. Kemampuan rasio dan pengalaman tidak dapat dipisahkan. Masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan. Pemikiran Immanuel Kant merupakan dasar dari ‘metode ilmiah’ dalam mencari kebenaran, yaitu ‘pengetahuan ilmiah’. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Filsafat Analitik Tidak membahas proposisi substantif (persoalan faktual dan normatif) ttg pendidikan. Fils pendidikan analitik = menguraikan istilah/konsep pendidikan spt pengajaran (teaching), kemampuan (ability), pendidikan (education). Dan, mengklarifikasi berbagai slogan pendidikan seperti : “Ajarlah anak-anak itu, bukan mata pelajarannya”. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Progresivisme Pendidikan bukan sekedar mentransfer pengetahuan kpd anak didik, melainkan melatih kemampuan dan keterampilan berpikir. John Dewey=sekolah adalah institusi sosial dan pendidikan adalah proses sosial. Pendidikan = proses kehidupan. Karena itu kebutuhan individual anak didik hrs menjadi prioritas utama. John Dewey Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Eksistensialisme Tujuan utama pendidikan = agar anak didik dibantu mempelajari bagaimana menanggulangi masalah2 eksistensial mrk. Para pendidik eksistensialis mengukur hasil pendidikan bukan semata2 pd apa yang telah dipelajari, tp lebih penting pd apa yg mampu mereka ketahui/alami. Menolak pendidikan dg sistem indoktrinasi. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Berbagai Dasar Teori Pendidikan yg berhubungan dg berbagai aliran filsafat 1. Behaviorisme 2. Kognitivisme 3. Konstruktivisme 4. Humanistik Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Behaviorisme Aliran Behaviorisme didasarkan pada perubahan tingkah laku yang dapat diamati. Oleh karena itu aliran ini berusahamencoba menerangkan dalam pembelajaran bagaimankah lingkungan berpengaruh terhadap perubahan tingkah laku. Dalam aliran ini tingkah laku dalam belajar akan berubah kalau ada stimulus dan respon. Stimulus dapat berupa perilaku yang diberikan pada siswa, sedangkan respons berupa perubahan tingkah laku yang terjadi pada siswa. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Berdasarkan Teori Behaviorisme Pendidikan dipengaruhi oleh lingkungan. Tokoh aliran Behaviorisme antara lain : Pavlov, Watson, Skinner, Hull, Guthrie, dan Thorndike Thorndike Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Kognitivisme Kerangka kerja atau dasar pemikiran dari teori pendidikan kognitivisme adalah dasarnya rasional. Teori ini memiliki asumsi filosofis yaitu the way in which we learn ( Pengetahuan seseorang diperoleh berdasarkan pemikiran ) inilah yang disebut dengan filosofi Rationalisme. Menurut aliran ini, kita belajar disebabkan oleh kemampuan kita dalam menafsirkan peristiwa atau kejadian yang terjadi dalam lingkungan. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Tokoh aliran Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel. Teori Kognitivisme berusaha menjelaskan dalam belajar bagaimanah orang-orang berpikir. Oleh karena itu dalam aliran kognitivisme lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar itu sendiri. Menurut teori ini bahwa belajar melibatkan proses berpikir yang kompleks. Jadi menurut teori kognitivisme pendidikan dihasilkan dari proses berpikir Tokoh aliran Kognitivisme antara lain : Piaget, Bruner, dan Ausebel. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Konstruktivisme Menurut teori konstruktivisme yang menjadi dasar bahwa siswa memperoleh pengetahuan adalah karena keaktifan siswa itu sendiri. Konsep pembelajaran menurut teori konstruktivisme adalah suatu proses pembelajaran yang mengkondisikan siswa untuk melakukan proses aktif membangun konsep baru, dan pengetahuan baru berdasarkan data. Oleh karena itu proses pembelajaran harus dirancang dan dikelola sedemikian rupa sehingga mampu mendorong siswa mengorganisasi pengalamannya sendiri menjadi pengetahuan yang bermakna. Jadi dalam pandangan konstruktivisme sangat penting peranan siswa. Agar siswa memiliki kebiasaan berpikir maka dibutuhkan kebebasan dan sikap belajar. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico Menurut teori ini juga perlu disadari bahwa siswa adalah subjek utama dalam penemuan pengetahuan. Mereka menyusun dan membangun pengetahuan melalui berbagai pengalaman yang memungkinkan terbentuknya pengetahuan. Mereka harus menjalani sendiri berbagai pengalaman yang pada akhirnya memberikan pemikiran tentang pengetahuan-pengetahuan tertentu. Hal terpenting dalam pembelajaran adalah siswa perlu menguasai bagaimana caranya belajar. Dengan itu ia bisa menjadi pembelajar mandiri dan menemukan sendiri pengetahuan-pengetahuan yang ia butuhkan dalam kehidupan. Tokoh aliran ini antara lain : Von Glasersfeld, dan Vico Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Humanistik Teori ini pada dasarnya memiliki tujuan untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila sipembelajar telah memahami lingkungan nya dan dirinya sendiri. Dengan kata lain si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Tujuan utama para pendidik adalah membantu siswa untuk mengembangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Menurut aliran Humanistik para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini. Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembang menjadi lebih baik dan belajar. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Secara singkat pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk mengembangkan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Dalam teori humanistik belajar dianggap berhasil apabila pembelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Teori belajar ini berusaha memahami prilaku belajar dari sudut pandang pelakunya bukan dari sudut pandang pengamatnya. Tokoh -tokoh humanistik ini antara lain : Arthur W.Combs, Abraham Maslow,dan Carl Roger Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)
Daftar Pustaka Astley, Jeff (1994): The Philosophy of Christian Religious Education, Birmingham: Religious Education Press. Dewey, John (1915, 2004): Democracy and Education. An Introduction to the Philosophy of Education, Delhi: Aakar Books. Rapar, J.H. (1996): Pengantar Filsafat, Yogyakarta: Kanisius. Santrock, J.W. (2009): Educational Psychology, 4th Edition, New York: McGrawHill. Fakultas Psikologi Universitas Tarumanagara (www.psikologi.tarumanagara.ac.id)