Anjing dan Jangkrik Suatu hari, seekor jangkrik berjalan-jalan. Ia bertemu dengan seekor anjing yang sedang bermain-main di taman. Anjing itu sedang bermain melompati rintangan. Anjing berlari dengan cepat dan melompat tinggi-tinggi untuk melewati semua rintangan. Jangkrik memandang kagum kepada anjing dan mendekati si anjing. “Aku ingin ikut bermain, boleh tidak?” tanya jangkrik kepada anjing. Anjing menoleh ke sumber suara. Seketika ia tergelak. Tertawa keras-keras sampai berguling-guling di tanah. Anjing menjawab, “Boleh saja, tapi tak mungkin kamu bisa. Tidak mungkin kamu sanggup melompat seperti aku.” Sekali lagi anjing tertawa, tapi kali ini sampai bercucuran air matanya saking gelinya. Melihat anjing itu meremehkan dirinya, si jangkrik marah,”Pasti aku bisa. Kalau tidak percaya, mari kita bertanding. Pasti aku menang.” “Baik.” Sambil menahan tawa, anjing setuju, “Pertandingannya begini, siapa yang bisa melompati pagar taman ini, dialah yang menang.” Anjing menunjuk pagar taman di dekat situ. “Setuju. Ayo kita mulai,” jangkrik menjawab dengan bersemangat. Ia ingin memberi pelajaran kepada anjing yang sombong.
Anjing memulai pertandingan terlebih dahulu Anjing memulai pertandingan terlebih dahulu. Anjing melesat cepat kemudian melompati pagar dengan mudah. Kemudian, giliran jangkrik yang mencoba melompatinya. Setiap kali jangkrik melompat, pagar itu tak bisa terlampaui. Ia hanya bisa melompat dan kemudian menabrak pagar tersebut. Berkali-kali ia mencoba, tapi selalu gagal. “Sudah kubilang, kau tidak akan pernah bisa mengalahkan aku,” anjing berkata kepada jangkrik. Jangkrik tertunduk lesu karena mengetahui dirinya telah kalah. Tiba-tiba si jangkrik sadar, lalu berkata pada anjing, “Ayo kita bertanding lagi. Tapi kali ini, aku yang menentukan lombanya. Pertandingannya adalah melompat di tempat. Tinggi lompatan diukur dari berapa kali tinggi badan masing-masing pelompat. Yang paling banyak adalah yang menang.” Anjing tersenyum, “Baik.” Anjing dan jangkrik memulai pertandingan kedua. Anjing melompat terlebih dahulu. Setelah diukur, anjing hanya mampu melompat setinggi dua kali tinggi tubuhnya. Kini, giliran si jangkrik yang melompat. Ternyata, jauh lompatan jangkrik adalah 40 kali tinggi tubuhnya. Dengan demikian, jangkriklah yang menang.
Renungan Supaya bisa sukses, tidak cukup jika hanya pintar saja, dibutuhkan juga kecerdasan. Apa bedanya? Jelas berbeda. Saat Anda belajar untuk memperoleh nilai A pada saat ujian, itu namanya pintar. Tetapi untuk bisa belajar dengan benar, dibutuhkan suatu cara sehingga dalam waktu yang singkat Anda bisa menguasai mata kuliah dengan baik. Mengingat kesibukan Anda yang sangat padat, tidak mungkin jika belajar dilakukan dengan cara yang biasa. Menemukan cara yang tepat itulah yang disebut cerdas.