Fisika Bangunan I Pengantar Fisika Bangunan Pencahayaan HVAC

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh : ARJENA FAIZAL N,S.Pd.
Advertisements

Putu Indah Ciptayani S.Kom
MI MUHAMMADIYAH 25 SURABAYA
FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI FOTOSINTESIS. MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF YOGYAKARTA FAKTOR-FAKTOR YG MEMPENGARUHI FOTOSINTESIS 1. Cahaya (Energi Radiasi)
CAHAYA Oleh : Teguh.S.
FLUKS CAHAYA [ F ] = ARUS CAHAYA
Interaksi Manusia dan Komputer - part 2 Danny Kriestanto, S.Kom., M.Eng.
Surface Rendering dan Warna
GELOMBANG (2) TIM FISIKA.
INTERFERENSI PERTEMUAN 08-09
Interferensi lapisan tipis dan cincin newton
Judhistira Aria Utama, M.Si. Jur. Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
Difraksi banyak celah Interferensi konstruktif bila beda lintasan antara celah berurutan adalah kelipatan dari 
Judhistira Aria Utama, M.Si. Jur. Pendidikan Fisika FPMIPA UPI
FAKTOR FISIK - 3.
OPTIK GEOMETRI.
PENERANGAN DI TEMPAT KERJA
FOTOMETRI OBJEK LANGIT
OPTIKA GEOMETRI.
Electromagnetic Waves
CAHAYA & ALAT OPTIK.
Soal No 1 (Osilasi) Sebuah pegas dengan beban 2 kg tergantung di langit-langit sehingga berosilasi dengan persamaan : a). Tentukan konstanta pegas [32.
PENGERTIAN SENI RUPA CABANG-CABANG SENI RUPA
KELOMPOK X OPTIKA GEOMETRI GUNAWAN ( D )
PENERANGAN DAN FOTOMETRI
GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK Pertemuan 21-22
Gelombang Elektromagnetik
DETEKSI CAHAYA OLEH MATA
BESARAN, SATUAN DAN DIMENSI.
RADIASI BENDA HITAM.
II. RADIASI MATAHARI.
Sinar dan pencahayaan.
OPTIKA GEOMETRI.
CAHAYA PERTEMUAN 8 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Cahaya dan Optik Oleh Meli Muchlian, M.Si.
Modul 12. Fisika Dasar II I. FOTOMETRI Tujuan Instruksional Khusus
Pertemuan 9 Gelombang Elektromagnetik
RADIASI MATAHARI PERAN : Proses fotosintesa
--- anna’s file PENGINDERAAN JAUH --- anna’s file.
Pertemuan 5 Keseimbangan
Berkelas.
Difraksi banyak celah Interferensi konstruktif bila beda lintasan antara celah berurutan adalah kelipatan dari 
BUNYI OLEH M. BARKAH SALIM, M. Pd. SI. PERTEMUAN 10
Fotometri Bintang Oleh Departemen Astronomi FMIPA – ITB 2004
INTERFERENSI Irnin Agustina D.A., M.Pd
Media Pembelajaran Interaktif
CAHAYA PERTEMUAN 8 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Difraksi Bragg & Polarisasi
RADIASI MATAHARI & BUMI 2
LATIHAN UAS EKO NURSULISTIYO.
Matakuliah : R0234/Perancangan Ruang Dalam
Nilai & Warna, Ruang, Gerakan
Interferensi lapisan tipis dan cincin newton
POLARISASI Gelombang cahaya adalah gelombang transversal dengan medan magnet B dan medan listrik E yang saling tegak lurus. Gelombang cahaya yang merupakan.
KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA
KONSEP OPTIK DAN PERAMBATAN CAHAYA
Dapat mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang cahaya
Kompetensi Dasar Mendeskripsikan spektrum gelombang elektromagnetik
Pengaplikasian Alat MKG Berbasis Visible
ASTROFISIKA.
Teori Kuantum dan Struktur Atom
STRUKTUR ATOM ELEKTRON DALAM ATOM. RADIASI ELEKTROMAGNETIK Muatan listrik dan kutub magnetik menimbulkan gaya dalam jarak tertentu melalui medan listrik.
GELOMBANG CAHAYA SMA KELAS XII SEMESTER GASAL. GELOMBANG CAHAYA SMA KELAS XII SEMESTER GASAL.
PENCAHAYAAN (LIGHTING)
FOTOSINTESIS Presented by: Litasari Aldila ( ) Assa Prima Sekarini ( )
Optimasi Energi Terbarukan (Radiasi Matahari)
Wiratno A.Asmoro LAB.AKUSTIK - TEKNIK FISIKA ITS
PENCAHAYAAN & PENGHAWAAN BANGUNAN
03/08/ Pada Saat Tangan Kita Didekatkan Pada Sebuah Benda Yang Lebih Panas Dari Tubuh Kita, Maka Kita Akan Merasa Hangat. Rasa Hangat Ini Berasal.
Sifat Cahaya Cahaya sebagai gelombang Cahaya dihasilkan dari getaran-listrik dan getaran magnet yang merambat sehingga cahaya merupakan gelombang elektromagnetik.
Transcript presentasi:

Fisika Bangunan I Pengantar Fisika Bangunan Pencahayaan HVAC Pengontrolan Energi Dalam Bangunan Pustaka : Prasasto Satwiko, Fisika Bangunan Edisi 1, Penerbit Andi, 2004

Fisika Bangunan Fisika Bangunan merupakan cabang ilmu Fisika yang mempelajari fenomena fisika yang terjadi pada suatu bangunan yang mempengaruhi faktor kenyamanan manusia Faktor yang mempengaruhi kenyamanan manusia berupa : - Temperatur udara - Kelembaban udara - Kejernihan dan oksigen - Pergerakan udara (Angin) : berpengaruh pada temperatur, bau, sweating (keringat), debu - Pencahayaan - Akustik

Pencahayaan Cahaya merupakan energi radian yang mampu mengeksitasi retina mata sehingga menimbulkan sensasi terang. Fungsi cahaya selain sebagai media perceptual, cahaya dengan mengandalkan warna juga memiliki fungsi impresif (kesan) seperti : - estetika - kondisi : romantis, ramai (kilat lampu pesta) - Ilusi : Efek Purkinye, pada saat intensitas cahaya rendah sensasi warna akan turun ke panjang gelombang yang lebih rendah (kearah ungu)

Cahaya merupakan bagian dari gelombang elektromagnetik yang disebut dengan visible light dengan panjang gelombang 380 – 770 nm. Spektrum cahaya tampak adalah sebagai berikut 700 600 500 400 nm merah Jingga Kuning Hijau Biru Ungu

Teori Mengenai Energi Radian Teori Corpuscular Newton : Benda bercahaya memancarkan energi radian dalam bentuk partikel Partikel yang dipancarkan dalam lintasan garis lurus Partikel sampai ke retina, menstimulasi syaraf optis dan menghasilkan sensasi terang

Teori gelombang Huygens : Cahaya dihasilkan oleh vibrasi molekul dari benda bercahaya Vibrasi ditransmisikan melalui ‘ether’ sebagai gerakan seperti gelombang Vibrasi sampai ke retina

Teori Elektromagnetik Maxwell Benda bercahaya memancarkan cahaya dalam bentuk energi radian. Energi radian dipropagasikan dalam bentuk gelombang elektromagnetik ke retina

Besaran kuantitatif cahaya Fluks radian (satuannya Watt, notasi P) : Energi radian yang sampai pada suatu permukaan per satuan waktu. Fluks Luminous (satuannya lumen, notasi F) : Fluks radian yang dinilai terhadap kemampuannya untuk menimbulkan rangsangan terang Intensitas Cahaya (satuannya Candela, Notasi I) : Kuat cahaya yang dikeluarkan oleh sebuah sumber cahaya ke arah tertentu. Sebuah sumber cahaya berintensitas 1 Candela (1 lilin) mengeluarkan cahaya total ke segala arah sebanyak 12,57 lumen.

12,57 adalah luas kulit bola berjari-jari 1 meter dengan sumber cahaya sebagai titik pusatnya. Jadi 1 Candela = 1 lumen / steradian Distribusi Intensitas : Pola Intensitas di setiap arah sudut pencahayaan () sehingga intensitas ditulis I() F I = F/  = A/R2 [steradian] R 

Iluminansi (satuannya lux, lumen/m2, notasi E) Terkadang disebut tingkat penerangan merupakan banyaknya fluks luminous yang datang per satu unit bidang. 1 fc=footcandle = lumen/ft2 Contoh tingkat penerangan : - Cahaya matahari dan cahaya langit 100.000 lux - Langit dengan bulan purnama : 92 lux

Luminansi (Satuannya Candela/m2, notasi L) : Intensitas cahaya yang dipancarkan, dipantulkan kembali atau diteruskan dari suatu unit bidang yang diterangi. Pada buku acuan lama sering digunakan satuan footLambert (fL) untuk membedakan Luminansi dan Iluminansi. FootLambert=Footcandle x Faktor Refleksi Contoh Luminansi : - Bulan : 2900 cd/m2 - Lampu TL : 6000 cd/m2

DF (Daylight Factor) : Perbandingan antara iluminansi di satu titik di dalam ruangan dengan titik di luar ruangan. Harga DF tidak tetap, bila cahaya di luar meredup maka cahaya di dalam ruang akan ikut meredup Langit rancangan (Design Sky Light), luminan langit yang digunakan sebagai patokan perancangan yaitu kondisi langit yang terjadi sebanyak 90%. Untuk Indonesia dipakai 10.000 lux Hukum Kuadrat terbalik adalah hukum yang mengatakan bahwa intensitas cahaya akan menjadi seperempat setiap kali jarak digandakan

Hukum Kuadrat terbalik d2 = 2 d1

Jenis-jenis sumber cahaya Berdasarkan kealamiannya sumber cahaya dapat dibedakan menjadi : - Sumber pencahayaan alami : Matahari, bintang, bulan - Sumber pencahayaan buatan : Lampu penerangan

Berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi : - sumber cahaya titik - sumber cahaya garis - sumber cahaya bidang Perhitungan tingkat penerangan dilakukan berdasarkan ukuran sumber cahaya. Sedangkan pengukurannya menggunakan lux meter

Tingkat Penerangan dari sumber titik   A Acos  S = sumber cahaya titik A = Luas bidang N = garis normal bidang r = jarak sumber ke bidang

Tingkat Penerangan dari sumber cahaya bidang Luminansi (permukaan bercahaya) Acos d(F) d  Hukum Lambert : A In In = Intensitas pada arah normal terhadap bidang

Untuk permukaan diffuse sempurna dr l a  r  P P b

Kebutuhan Iluminansi No Kerja Visual Iluminansi (lux) 1 Penglihatan biasa 100 2 Kerja kasar dengan detail besar 200 3 Kerja umum dengan detail wajar 400 4 Kerja yang lumayan dengan detail kecil (studio, gambar, menjahit) 600 5 Kerja keras, lama, detail kecil (perakitan barang halus, menjahit dgn tangan) 900 6 Kerja sangat keras, lama detail sangat kecil (pemotongan batu mulia, tisik halus, mengukur benda sangat kecil) 1300-2000 7 Kerja luar biasa keras, detail sangat kecil (arloji dan pembuatan instrumen kecil) 2000-3000