MANEJEMEN JARINGAN
Manajemen Jaringan Fungsi Manajemen Jaringan Manajemen jaringan merupakan sebuah persyaratan bagi semua orang yang ingin mengontrol dan memonitor jaringannya. Fungsi Manajemen Jaringan Manajeman jaringan merupakan kemampuan untuk mengontrol dan memonitor sebuah jaringan komputer dari sebuah lokasi. The International Organization for Standardization (ISO) mendefinisikan sebuah model konseptual untuk menjelaskan fungsi manajemen jaringan. Manajemen Kesalahan (Fault Management), Menyediakan fasilitas yang memungkinkan administrator jaringan untuk mengetahui kesalahan (fault) pada perangkat yang dikelola, jaringan, dan operasi jaringan, agar dapat segera menentukan apa penyebabnya dan dapat segera mengambil tindakan (perbaikan). Untuk itu, manajemen kesalahan memiliki mekanisme untuk: Melaporkan terjadinya kesalahan Mencatat laporan kesalahan (logging) Melakukan diagnosis Mengoreksi kesalahan (dimungkinkan secara otomatis)
Manajemen Konfigurasi (Configuration Management), Memonitor informasi konfigurasi jaringan sehingga dampak dari perangkat keras atau pun lunak tertentu dapat dikelola dengan baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan kemampuan untuk inisialisasi, konfigurasi ulang, pengoperasian, dan mematikan perangkat yang dikelola. Pelaporan (Accounting), Mengukur utilisasi jaringan dari pengguna atau grup tertentu untuk: Menghasilkan informasi tagihan (billing) Mengatur pengguna atau grup Membantu dalam menjaga performa jaringan pada level tertentu yang dapat diterima
Manajemen Performa (Performance Management), Mengukur berbagai aspek dari performa jaringan termasuk pengumpulan dan analisis dari data statistik sistem sehingga dapat dikelola dan dipertahankan pada level tertentu yang dapat diterima. Untuk itu, manajemen performa memiliki kemampuan untuk: Memperoleh utilisasi dan tingkat kesalahan dari perangkat jaringan Mempertahankan performa pada level tertentu dengan memastikan prangkat memiliki kapasitas yang mencukupi Manajemen Keamanan (Security Management), Mengatur akses ke sumber daya jaringan sehingga informasi tidak dapat diperoleh tanpa izin. Hal tersebut dilakukan dengan cara: Membatasi akses ke sumber daya jaringan Memberi pemberitahuan akan adanya usaha pelanggaran dan pelanggaran keamanan
TOPOLOGI
Tentang topologi suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lainnya sehingga membentuk jaringan. hubungan geometris antara unsur-unsur dasar penyusun jaringan, yaitu node, link, dan station.
Topologi Bus Topologi bus adalah jaringan yang menggunakan kabel tunggal utama dari server dan dihubungkan ke Client. Topologi ini mempunyai bentuk, satu kabel utama menghubungkan ke tiap saluran tunggal komputer(membentuk huruf T), kecuali simpul disalah satu ujung kabel utama, yang hanya terhubung ke saluran komputer dan terminator sebagai penutup.
Karakteristik topologi BUS Node – node dihubungkan secara serial sepanjang kabel, dan pada kedua ujung kabel ditutup dengan terminator. Sangat sederhana dalam instalasi Ekonomis dalam biaya. Paket-paket data saling bersimpangan pada suatu kabel Tidak diperlukan hub, yang banyak diperlukan adalah T connector pada setiap ethernet card. Problem yang sering terjadi adalah jika salah satu node rusak, maka jaringan keseluruhan dapat down, sehingga seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan tersebut.
kelebihan dan Kelemahan Topologi BUS Biaya murah karena tidak membutuhkan peralatan hub/switch yang harganya mahal. Jumlah Node tidak dibatasi, tidak seperti hub yang dibatasi oleh jumlah dari port (misal : 16 port untuk 16 node) Kabel yang digunakan sedikit untuk menghubungkan komputer-komputer atau peralatan- peralatan yang lain Biayanya lebih murah dibandingkan dengan susunan pengkabelan yang lain Cukup mudah untuk di kembangkan apabila kita ingin memperluas jaringan dan hemat kabel. Kecepatan pengiriman data lebih cepat, karena data berjalan searah. Lebih mudah dan murah jika ingin menambah atau mengurangi jumlah node, karena yang dibutuhkan hanya kabel dan konektornya saja Kelemahanya Setiap barrel connector yang digunakan sebagai penghubung memperlemah sinyal elektrik yang dikirimkan, dan kebanyakan akan menghalangi sinyal untuk dapat diterima dengan benar. Sangat sulit untuk melakukan troubleshoot pada bus. Lebih lambat dibandingkan dengan topologi yang lain. Kepadatan lalulintas data yang diolah terlalu besar dapat mengakibatkan kemacetan Diperlukan repeater untuk menguatkan sinyal pada pemasangan jarak jauh. Jika salah satu node/client mengalami kerusakan, maka jaringan tidak dapat beroperasi.
TOPOLOGI RING Merupakan topologi jaringan yang berbentuk rangkaian titik yang masing- masing terhubung ke dua titik lainnya, sedemikian sehingga membentuk jalur melingkar membentuk cincin. Pada topologi cincin, komunikasi data dapat terganggu jika satu titik mengalami gangguan
Karakteristik Topologi Ring Node-node dihubungkan secara serial di sepanjang kabel, dengan bentuk jaringan seperti lingkaran. Sangat sederhana dalam layout seperti jenis topologi bus. Paket-paket data dapat mengalir dalam satu arah (kekiri atau kekanan) sehingga collision dapat dihindarkan. Problem yang dihadapi sama dengan topologi bus, yaitu: jika salah satu node rusak maka seluruh node tidak bisa berkomunikasi dalam jaringan tersebut. Tipe kabel yang digunakan biasanya kabel UTP.
Kelebihan dan Kelemahan Topologi RING Dapat melayani aliran lalulintas data yang padat, karena data dapat bergerak kekiri atau kekanan. Waktu untuk mengakses data lebih optimal. mudah jika ingin menambahkan host baru pada jaringan Peka akan adanya kesalahan, jika ada satu simpul dalam jaringan rusak, maka semua komputer dalam jaringan tidak bisa diakses (sama seperti topologi bus) Pengembangan jaringan lebih kaku. Karena simpulnya berupa lingkaran tertutup, maka akan cukup merepotkan untuk menambah komputer baru. hostnya dapat lebih banyak dibanding topologi bus dan ring Hemat kabel, bahkan lebih hemat bila dibandingkan topologi bus. Kelemahan Penambahan terminal /node menjadi lebih sulit bila port sudah habis. Jika salah satu terminal mengalami kerusakan, maka semua terminal pada jaringan tidak dapat digunakan. jika traffic data cukup tinggi maka semua komunikasi akan ditunda Sulit mendeteksi kerusakan
TOPOLOGI STAR Yaitu hubungan dari sebuah jaringan yang tiap simpul pada masing-masing terminal terhubung ke file server tunggal/terpusat.
Karakteristik Topologi Star Setiap node berkomunikasi langsung dengan konsentrator (HUB) Bila setiap paket data yang masuk ke konsentrator kemudian di broadcast keseluruh node yang terhubung sangat banyak contohnya adalah 32 port, maka kinerja jaringan akan semakin turun. Sangat mudah dikembangkan, sebab setiap node hanya terhubung secara langsung ke consentrator. Jika salah satu ethernet card rusak, atau salah satu kabel pada terminal putus, maka keseluruhhan jaringan masih tetap bisa berkomunikasi atau tidak terjadi down pada jaringan keseluruhan tersebut. Tipe kabel yang digunakan biasanya jenis UTP.
Kelebihan dan Kelemahan Topologi STAR Jika terjadi penambahan atau pengurangan terminal tidak mengganggu operasi yang sedang berlangsung. Jika salah satu terminal rusak, maka terminal lainnya tidak mengalami gangguan Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/ kerusakan. Jika error terjadi pada satu simpul, jaringan masih tetap hidup karena koneksi tidak terputus. Kemudahan pengelolaan jaringan sehingga cocok untuk digunakan pada jaringan dengan jumlah komputer yang banyak. Kelemahan Jumlah terminal terbatas, tergantung dari port yang ada pada hub. Lalulintas data yang padat dapat menyebabkan jaringan bekerja lebih lambat Memiliki satu titik kesalahan, terletak pada hub. Jika hub pusat mengalami kegagalan, maka seluruh jaringan akan gagal untuk beroperasi. Membutuhkan lebih banyak kabel karena semua kabel jaringan harus ditarik ke satu central point, jadi lebih banyak membutuhkan lebih banyakkabel daripada topologi jaringan yang lain.