ASKEP BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ketuban Pecah Terlalu Dini
Advertisements

ILMU PENYAKIT DALAM I GANGGUAN DIURESIS, ELEKTROLIT, ASAM & BASA Dr. H
Kebutuhan Dasar Ibu Masa Nifas
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
Striktur Uretra dr. Arnold M Simanjuntak, SpU.
BENIGNA PROSTAT HYPERPLASTY Kelompok 4 Sumarno Widanti Virgian Sally Yunianto Wibowo201233,.....
Mikturisi dan Gangguannya
OLEH Ns. I GEDE SATRIA ASTAWA, S.Kep
genitourinary trauma/nsu3062/rsetyowati
Dr. Arnold Simandjuntak, Sp.U
NEUROGENIC BLADDER & BOWEL
PATOFISIOLOGI SISTEM PERKEMIHAN DIANA IRAWATI. Overview of Nephron Function.
Management Inkontinensia Urine
EMERGENSI URETRA & PENATALAKSANAANNYA
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DGN APPENDIKSITIS
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
Pemeriksaan Faal Ginjal
Sistem Reproduksi Manusia
Jl Sultan Agung No 8A Teluk Telp
Ns. SATRIA GOBEL, SKp, M.Kep, Sp Kom
BPH ??? Benigna Prosatat Hiperplasia merupakan salah satu penyakit pada saluran perkemihan yang sering terjadi pada pria dewasa BPH adalah pertumbuhan.
Menghitung Tetesan Infus
URETHRAL STRICTURE KELOMPOK III AHMAD BUKHARI ANANTA YANDINI
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
Oleh : Margaretha Telly, SKep, Ns
Kebutuhan dasar Masa Nifas
PENGENALAN PENYAKIT GLOMERULONEPHRITIS DAN SYSTITIS
Menghasilkan hormon eritropoetin
Kebutuhan fisiologis dan psikologis pada kala I serta manajemen kala I
PENYAKIT GINJAL Kelompok 10 : Nisatin Asila (D )
SUCI FITRIA III B.
PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA IBU BERSALIN
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Prinsip perawatan pasien medik
NAMA : OSHI ANDILA NIM : TINGKAT : 1 B
Tentang : asuhan kebidanan kala I
ABORTUS INKOMPLIT.
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOCARDIUM
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
GINJAL DAN CAIRAN TUBUH
PENYAKIT GINJAL KHRONIK
ASKEP PADA KLIEN IBU NIFAS DENGAN RETENSIO URINE
Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Pielonefritis
Konsep Kebutuhan Eliminasi
FIBRO ADENOMA Sisrina nota rita
KELOMPOK VI GAGAL GINJAL AKUT & KRONIK
Luka dan Perawatan luka
ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
ASKEP GLOMERULONEFRITIS
PENYAKIT BATU SALURAN KEMIH (UROLITHIASIS)
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
Fudjiwati Ichsani, SKM. SSTFT.
ANATOMY AND PHYSIOLOGY
OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns STIKES KARYA HUSADA SEMARANG 2008
Sistem Reproduksi Manusia
BPH.
ASKEP PD PASIEN DGn MYOMA UTERI
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
1 Konsep dasar asuhan persalinan Perubahan Fisiologi pada (Ginjal)
TRAUMA ABDOMEN.
DR. FARAH m. RIDWAN, SP.PD (promosi kesehatan 24 mei 2017)
BENIGNA PROSTAT HYPERTROPI (BPH)
KANKER PROSTAT ( CARCINOMA PROSTAT ) oleh : dr. Febriyon Syuhanda KLINIK SANSANI.
Nama/Usia : An. S / 12 thn MRS: 6/5/19 Anamnesa Keluhan Utama: tidak bisa buang air kecil sejak pkl ( 10 jam SMRS) Keluhan tambahan: BAK anyang-anyangan,
AGD DINKES Prov. DKI JAKARTA. S H O C K merupakan kondisi mengancam jiwa yang terjadi saat tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang adekuat Kumpulan.
Transcript presentasi:

ASKEP BENIGN PROSTATIC HYPERPLASIA DIANA IR

Prostate anatomy – urethral division of gland

THE PROSTATE GLAND Is a small, muscular, rounded organ about 4 cm in diameter. The prostate gland encircles the proximal portion of the urethra as it leaves the urinary bladder The prostate gland produces prostatic fluid, a slightly acidic solution that contributes 20-30% of the volume of semen

Prostate weight versus age

DEFINITION Benign prostatic hyperplasia is enlargement of the prostate that constricts the urethra, causing urinary symptoms. 1 of 4 men who reach the age of 80 will require treatment for BPH

BPH

PATHOPHSYOLOGY

BPH – hyperplastic tissue surrounds urethra, forming “pseudo” or “surgical” capsule

Kandung Kemih (KK) Tekanan kandung kemih meningkat Struktur otot detrusor meregang melebihi kapasitas regang, KK membesar. Namun, kemampuan kontraksi lemah. Kontur kandung kemih juga berubah, berbentuk tidak rata, banyak trabekula serta divertikula. Divertikel terisi urine: - Mengendap, bisa terbentuk batu. - Meningkatkan resiko infeksi

URETER Bendungan urine di KK (bladder) reflux (berbalik) ke urether Tekanan tinggi menyebabkan urether melebar, bentuk tidak teratur. Diujung KK, urether melengkung, seperti pancing. Urine statis: - Inflamasi– Infeksi - Batu urether– obstruksi tambahan

Ginjal Tekanan ongkotik dan hidrostatik urine melebihi tekanan hidrostatik glomerular Filtrasi passive urine terhambat Arteri glomerluar tidak mampu melawan tekanan balik urine—aliran darah menurun Ischemia parenchim ginjal– filtrasi aktif terhambat Penurunan fungsi ginjal-- awal gagal ginjal

Penatalaksanaan Obat-obatan (testosterone ablating agent, sparing agent,) – menekan laju pertumbuhan sel prostate -- efektifitasnya dipertanyakan secara klinis Simptomatik (antibiotik, bila infeksi) Operasi (trans urethral resection of the prostate)– paling populer Open prosedure ( Supra, retro, perineal prostatectomy) TUIP, TULIP, TUDP

Etiological Factors in BPH

NURSING ASSESSMENT Urinary frequency Nocturia Urinary Hesistancy Hematuria Bladder Distention

Cont’d ANAMNESA PROSES & LAMANYA GGN BERKEMIH RIWAYAT OPERASI SEBELUMNYA KESEHATAN UMUM & FUNGSI SEKS TOLERANSI PADA TERAPI OBAT-OBATAN YANG DIMINUM Anticholinergic ( mengurangi kontraksi buli-buli)  simpatomimetik ( meningkatkan resistensi outflow) (Cockett et all 1993, McConnell et all 1994)

PHYSICAL ASSESSMENT Inspect, palpate and percuss the abdoment for a distended bladder. Normally the bladder must contain contain 150mL of urine to be outlined during palpation and percussion. A bladder with a larger amount of urine may be visible on inspection.

Critical Thinking Klien usia 79 thn datang ke poli urologi dengan keluhan susah buang air kencing. Apa yang akan saudara lakukan ??? Diagnosa apa sajakah yang mungkin muncul ?

DRE (digital rectal examination)

LABORATORY ASSESSMENT URINALISA HEMATURI, PYURI, PROTEINURI (?), GLUKOSURIA. (Cockett et all 1993, McConnell et all 1994) UREUM / KREATININ 13,6% (0,3 – 30%) BPH + insufisiensi renal (McConnell et all 1994)

LABORATORY ASSESSMENT PSA Dihasilkan oleh Jaringan Prostat Jinak dan Ganas. Terdapat False (+) / (-). Nilai normal (< 4 ng/dl). Biopsi : > 10ng/dl 4 – 10 ng/dl bila PSAD (PSA/Vol prostat) > 0,15

Diagnostic Test

UROFLOWMETRI Tidak infasif (nyaman) Jumlah kencing Q MAX (MAX. FLOW RATE) NORMAL ( 15 – 25 CC/DET) Ringan (12 – 14 cc/det) Sedang ( 8 – 12cc/det) Buruk ( <8 cc/det) Jumlah kencing >150cc

RESIDU URIN RESIDU URIN (USG trans abdominal) Normal (78% < 5cc) Minimal (< 50cc) Sedang (50 – 100cc) Banyak (>100cc)

TRUS (Trans Rectal Ultrasound)

Management of BPH Excess prostate tissue is removed during a TURP to let urine flow freely through the urethra. Transurethral Resection of the Prostate (TURP)

TURP Mekanisme pengurangan sumbatan urethra pars prostatika dengan cara mengangkat jaringan prostate yang berlebihan Komplikasi: impotensi, ejakulasi retrograde, epididimitis, kemandulan, obstruksi scarring

PERSIAPAN Penjelasan: - prosedur scr umum - hal yang perlu/tidak perlu dilakukan pasca tindakan. - peran keluarga Informed consent Dokumen + hasil pemeriksaan

PASCA TURP Respon Fisiologis KK: Inflamasi: nyeri, pelebaran pembuluh darah, pembengkakan Perdarahan minor sd 24 jam Diuresis post obstructive Respon syaraf simpatik

TRAKSI KATETER Tujuan: meminimalkan perdarahan dengen cara penekanan langsung. Balon kateter 3-ways, diisi air /udara sekitar 30-60 ml Tekanan langsung dengan tarikan plester ditempelkan di paha dalam klien. Komplikasi: nekrosis dan nyeri

PERAWATAN TRAKSI Pertahankan posisi traksi KK pada posisi yang cukup kencang Hindarkan agar tidak tercabut pasien Pastikan balon tidak kempes. Tandai batas luar kateter Libatkan keluarga untuk mengawasi/membantu pemenuhan kebutuhan klien

IRIGASI KK Bertujuan untuk membuang jaringan debris dan bekuan darah dalam KK agar tidak terjadi obstruksi aliran urine. Menggunakan aliran infus dengan gaya grafitasi untuk membilas KK. Komplikasi hyponatremia/hypokalemia Infeksi

PERAWATAN IRIGASI KK Pertahankan kelancaran aliran urine: Pastikan selang kateter tidak terlalu panjang, melengkung. Tidak tertekuk/tertindih pasien. Kantong 30 cm lebih rendah dari pasien Cek isi kantong urine, buang bila penuh (cepat sekali) Catat jumlah, warna, kloting urine Jaga kebersihan outlet urine bag

PERAWATAN Aliran dipertahankan deras diatas 30 tetes/menit pada 24 jam pertama, Atau sesuai petunjuk dokter Suhu cairan = suhu kamar (AC) Hanya menggunakan NaCl 09% Gunakan kantong NaCl 09% 1000 cc Tidak boleh terlambat mengganti kantong bila kosong, segera ganti

NURSING DIAGNOSES Altered urinary elimination related to obstruction of urethra (Pre – op) Altered urinary elimination related to surgical procedure Risk for infection related to surgical incision, immobility Pain related to surgical procedure Anxiety related to urinary incontinence, difficulty voiding, and sexual dysfunction

NURSING INTERVENTION Perform a comprehensive urinary assessment focusing on incontinence Use of nonprescription agents with anticholinergic Provide privacy for elimination Monitor intake and output etc

EVALUATION Clear yellow drainage via catheter Incision without drainage, afebrile Verbalizes good pain relief Verbalizes realistic expectations for urinary and sexual functioning