Menuju Layanan Kesehatan Bermutu Melalui Patient Engagement FGD Menuju Layanan Kesehatan Bermutu Melalui Patient Engagement
Peserta Diskusi Ibnu Firdaus, OMBUDSMAN RI Teguh Supriyanto, BPKN dr. Rini Haryanti, KEMENKES RI Faizah, KEMENTERIAN SOSIAL dr. Heintje Polii, Kementerian Kesehatan Fitri Mar’atus S., KPPPA dr. Anis Karuniawati, KPRA (Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba)
Relevansi PFE di Indonesia Sangat Relevan Karena hak pasien mendapatkan pelayanan kesehatan bersifat universal dimana setiap orang seharusnya memiliki akses yang sama untuk mendapatkan hak terebut
Melibatkan semua pasien tanpa memandang status sosial dan ekonomi Idealnya PFE harus melibatkan semua tanpa melihat status sosial dan ekonomi, mengingat hak pasien yang harus dipenuhi Metode berbeda tergantung dari status dan ekonomi mereka
Faktor Pendukung PFE di Indonesia Sudah ada kebijakan-kebijakan yang mendukung: Akreditasi Rumah Sakit yang salah satu komponen penilaiannya adalah edukasi pasien dan keluarga serta sasaran keselamatan pasien UUD 45 pasal 28 mengenai pelayanan kesehatan Permenkes 1691 th 2011 tentang keselamatan pasien rumah sakit UU no. 25 th 2009 mengenai pelayanan publik Puskesmas memiliki tupoksi promotif dan preventif yang harus melibatkan masyarakat
Faktor Pendukung PFE di Indonesia Dalam tatanan kebijakan: sudah ada SOP yang melibatkan tokoh masyarakat dalam pengambilan kebijakan. Dalam organisasi yankes: dalam proses akreditasi, survey indeks kepuasan. Dalam pemberi layanan langsung/direct care: hak pasien untuk mendapatkan informasi dalam pelayanan inform consent: pasien mengetahui dan menyetujui setiap tindakan layanan yang akan diberikan Dalam komunitas/pasien: kader kesehatan dan PMO dalam pengobatan TB
Tantangan dalam Menjalankan Upaya PFE di Indonesia Kurangnya sosialisasi kebijakan Tingkat pemahaman dalam pelayanan kesehatan yang spesifik karena yankes berbeda dengan pelayanan jasa lainnya. Contoh: pemahaman masyarakat mengenai definisi malpraktik Direct care banyaknya pasien yang ditangani sehingga kadang konseling yang diberikan terbatas
Tantangan dalam Menjalankan Upaya PFE di Indonesia Organisasi pelayanan kesehatan: kotak saran dan website untuk menampung saran yang ditindaklanjuti terkadang hanya formalitas Adanya kepentingan bisnis di organisasi yankes Tingkat pendidikan yang berbeda sehngga konten KIE yang digunakan tidak bisa disamaratakan pada setiap masyarakat Pelaksanaan monev dalam regulasi yang ada
Tantangan dalam Menjalankan Upaya PFE di Indonesia Keterbukaan pasien terhadap kondisi kesehatannya masih kurang karena ketidaktahuan atau karena faktor malu Tidak ada rekam medik pasien yang lengkap
Saran untuk Menjalankan PFE di Indonesia Sosialisasi kebijakan yang sering dan menjangkau seluruh lapisan masyarakat KIE yang terus menerus untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Informasi proses pengaduan yang jelas di setiap layanan Menyebarluaskan hak-hak pasien agar masyarakat lebih paham atas haknya
Saran untuk Menjalankan PFE di Indonesia Melibatkan kader kesehatan, ibu-ibu PKK, dan komunitas di masyarakat (arisan, majelis taklim, dll) Rekam medik pasien dilengkapi Kualitas sistem rujukan ditingkatkan
Pengalaman Baik dan Buruk sebagai Pasien Ibu Faziah saat mengantarkan adiknya yang diduga sakit jantung, namun tanpa diperiksa pihak RS menolak pasien dengan alasan ruang rawat penuh Dr. Rini bisa berkonsultasi dengan nyaman walaupun pasien dokter itu masih banyak yang menunggu diluar