HUTAN DAN PEMANASAN BUMI
Keadaan Bumi di Masa Lampau Sebelum ada makhluk hidup di bumi, atmosfer mengandung CO2 dalam kadar 10 x dari kadar sekarang. Terjadi evolusi Jasad renik melakukan metabolisme dengan menyerap CO2 mengendapkan karbon dalam bentuk batuan karbonat (stromatolit). Stromatolit merupakan rosot karbon yang sangat besar (proses 3.500 juta tahun).
Jasad renik berevolusi muncul tumbuhan hijau berklorifil. Tumbuhan hijau fotosintesis (CO2 + H2O) karbohidrat. pernafasan Karbohidrat Energi + CO2 Penyusun tubuh tumbuhan hijau ( dan senyawa lain : protein, lemak, dll)
Tumbuhan hijau dimakan oleh makhluk hidup lain (rantai makanan) Mati dan mengalami FOSILISASI Minyak bumi dan batubara
Stromatolit, minyak bumi, dan batubara adalah rosot karbon yang mempunyai peranan penting dalam proses penurunan kadar CO2 sampai kadar sebagaimana sekarang (350-360 ppmv).
Keadaan Bumi di Masa Kini Manusia modern berevolusi dari nenek moyangnya sejak 3,5 juta th yll Penemuan api (utk membuka hutan dan padang rumput) mesin-mesin industri (memerlukan bahan bakar). Dengan adanya perkembangan peradaban manusia, energi yang diperlukan semakin besar. Energi diperoleh dari pembakaran kayu, minyak bumi, batubara, dll.
Proses pembakaran kayu, minyak bumi, batu bara, dll menghasilkan CO2 yang dilepaskan ke atmosfer bumi. Jika laju pelepasan CO2 ke atmosfer bumi lebih besar daripada penyerapannya dalam rosot, maka kadar CO2 atmosfer semakin meningkat.
Pemanasan Bumi Pemanasan bumi adalah peristiwa naiknya suhu permukaan bumi. Salah satu faktor penting dalam kenaikan suhu permukaan bumi adalah kadar gas rumah kaca (GRK). Jenis GRK antropogenik yang penting antara lain : CO2, CFC, O3 (ozon), CH4 (metana), dan NO2.
Menurut IPPC (Intergovermental Panel on Climate Change), emisi CO 2 antropogenik total adalah 7,1 Gt karbon/tahun yang terdiri dari 5,5 Gt dari pembakaran bahan bakar fosil dan produksi semen serta 1,6 Gt dari perubahan tata guna lahan. Kadar CO2 atmosfer pelan-pelan naik dari 280 ppmv (pra-industri – th.1750) menjadi 358 ppmv (tahun 1994).
Sejak akhir abad 19 sampai sekarang suhu permukaan global telah mengalami kenaikan. Dengan naiknya suhu energi yang terkandung dalam atmosfer ikut naik. Hal ini , menyebabkan terjadinya perubahan iklim El Nino : menyebabkan kekeringan. La Nina : menyebabkan banjir dan curah hujan yang sangat tinggi.
Kenaikan suhu juga menyebabkan mencairnya es abadi di daerah kutub sehingga menyebabkan naiknya permukaan air laut. Menurut prediksi IPPC (1992), permukaan air laut akan naik 1 meter di akhir abad ini jika tidak ada usaha manusia untuk menurunkan CO2 sampai tahun 2025.
Dengan kenaikan permukaan air laut setinggi 1 meter, Indonesia diperkirakan akan kehilangan 405.000 hektar pesisir pantai dan pulau-pulau kecil.
Hutan dan Pemanasan Bumi Hutan adalah suatu lapangan yang bertumbuhan pohon-pohon yang secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungannya. Hutan merupakan persekutuan makhluk berklorofil yang mampu/berperan menyerap CO2 di udara dan menyimpannya dalam bentuk biomassa.
Dengan adanya deforestasi, maka peranan hutan dalam menyerap CO2 mengalami penurunan. Selain mengalami penurunan, deforestasi (melalui kebakaran hutan, dll) juga menyebabkan timbulnya emisi/pelepasan CO2 ke udara. Hutan menjadi salah satu alat pengendalian pemanasan bumi melalui penyerapan CO2 yang diakibatkan oleh aktifitas industri di seluruh permukaan bumi.
Diperlukan upaya mitigasi dan adaptasi bagi sektor kehutanan dalam menghadapi pemanasan bumi : Mitigasi dimaksudkan untuk mencegah atau mengurangi laju perubahan iklim. Adaptasi kegiatan dalam rangka antisipasi berbagai kemungkinan bahaya yang akan ditimbulkan akibat perubahan iklim.
Hutan dan Pemanasan Bumi (4) Kegiatan mitigasi : meliputi kegiatan mengurangi pelepasan emisi gas rumah kaca melalui kegiatan penanggulangan kebakaran lahan dan hutan serta pengendalian penyiapan lahan tanpa bakar. Di samping itu program mitigasi juga meliputi kegiatan penyerapan emisi melalui penanaman kembali dan rehabilitasi.
Kegiatan adaptasi : misalnya berupa kegiatan identifikasi kawasan hutan rawan bencana, rawan banjir dan tanah longsor, serta rawan kerusakan. Kegiatan adaptasi juga bisa berupa perubahan orientasi pemanfaatan hasil hutan kayu menjadi hasil hutan non-kayu (termasuk jasa lingkungan).
Pengelolaan hutan secara lestari : Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak lingkungan dan mengurangi fungsi utamanya. Pengelolaan hutan secara lestari : berfungsi untuk mengendalikan kadar GRK, mengoptimalkan pemanfaatan jasa lingkungan, yang kesemuanya mempunyai andil besar dalam usaha-usaha penurunan pemanasan bumi.