Metodologi Penelitian Sastra Ahmad Fairus
Epistemologi Penelitian Sastra Epistemologi berasal dari bahasa Yunani, “episteme”, artinya pengetahuan dan “logos” artinya ilmu. Epistemologi adalah dasar-dasar filosofi ilmu pengetahuan. Epistemologi sesungguhnya merupakan system pengetahuan yang tertata, teratur dan logis. Epistemologi adalah ilmu tentang metodologi dan dasar-dasar pengetahuan dengan keterbatasan dan kekuasaannya. Dari sini akan diperoleh pemahaman epistemologi sastra berarti juga hal-hal yang menyangkut aspek hakikat metodologis penelitian sastra.
Penelitian Sastra Sebagai Ilmu Dapatkah karya sastra diteliti ? Peneliti sastra perlu bersikap hati-hati. Peneliti yang berhadapan dengan sastra, berarti akan terkait dengan sejumlah fakta yang “luar biasa” dan unik. Artinya di dalam karya sastra akan mencerminkan berbagai fakta yang kemungkinan membutuhkan kecermatan dalam penelitian.
Sastra, pada dasarnya akan mengungkapkan kejadian Sastra, pada dasarnya akan mengungkapkan kejadian. Namun kejadian tersebut bukanlah “fakta sesungguhnya” melainkan sebuah fakta mental pencipta. Pencipta sastra telah mengolah halus fakta obyektif menggunakan daya imajinasi, sehingga tercipta fakta mental imajinatif. Dari sini jika peneliti hendak mengungkap fakta tersebut tentu memerlukan kejelian. Tantangannya tak lain, peneliti harus tepat dalam menerapkan metode penelitian sastra.
Antara Subyektivitas dan Obyektivitas Peranan penelitian diragukan oleh banyak pihak. Karena, ada berbagai hal yang tetap dianggap misteri dalam konteks penelitian tersebut. Oleh karena, karya sastra sebagai fenomena imajinatif yang sulit dideteksi dan diukur validitasnya. Itulah sebabnya kejanggalan dalam penelitian sastra selalu muncul. Akibatnya, sisi-sisi kemanusiaan yang lekat dalam karya sastra sulit tertangkap.
Positivisme dan Konstruk Penelitian Sastra Positivisme adalah paham filosofi yang mendasari peneliti melakukan kajian. Mereka meyakini bahwa karya sastra sebagai ungkapan pandangan hidup atau iklim perasaan dalam masyarkat. Kaum positivistic beranggapan bahwa : Ada hubungan kasualitas antara kehidupan dengan karya seorang pengarang Sesuatu dapat diterangkan apabila sebabnya dapat dilacak kembali(orientasi sejarah) Sastra dapat diterangkan secara tuntas dengan menelusuri kembali sejarah terjadinya, misalnya fakta hidup pengarang, kejadian geografik dan historis.
Dari tiga ciri tersebut, tampak bahwa kaum positivistic lebih mengedepankan regularitas penelitian. Fenomenba sastra dengan sendirinya dianggap memiliki regularitas seperti halnya ilmu alam. Kepastian makna menjadi ciri paham ini, maka mereka mempercayai bahwa setiap sastra dianggap memiliki nilai didik yang positif. Karya sastra akan menyampaikan tujuan tertentu yang mengikuti hubungan kausal. Hal ini berarti bahwa prinsip keajegan selalu dipegang oleh paham positivistic.
Penelitian Sastra Sebagai Penelitian Kualitatif Data yang tersedia merupakan bahan yang terdokumentasi (buku, surat kabar, pita rekaman, naskah/manuscript). Ada keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menerangkan tentang dan sebagai metode pendekatan terhadap data tersebut.
Kuantitatif vs kualitatif Uji hipotesis dimana peneliti memulai Menangkap dan menemukan arti ketika peneliti menjadi terbenam dalam data Konsep dalam bentuk variabel berbeda Konsep dalam bentuk tema, motif, generalisasi, dan taksonomi Pengukuran secara sistematis dibuat sebelum pengumpulan data & distandardisasi Pengukuran dibuat dalam cara ad hoc dan seringkali khusus terhadap pengaturan individu atau peneliti
Data dalam bentuk angka dari pengukuran yang tepat Data dalam bentuk kata dan gambar dari dokumen, pengamatan, dan transkrip Teorinya adalah sebab-akibat dan deduktif Teori dapat berupa sebab-akibat atau bukan dan sering berupa induktif Prosedur adalah standar, dan pengulangan diperhatikan Prosedur penelitian adalah khusus, dan pengulangan sangat jarang Analisa dilakukan dengan memakai statistik, tabel, atau bagan serta membahas bagaimana memperlihatkan hubungan dengan hipotesis Analisa dilakukan dengan mengekstraksi tema atau generalisasi dari bukti dan pengaturan data untuk memaparkan gambar yang koheren, konsisten