Symbolic Convergence Theory (SCT)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Fenomena Komunikasi Massa
Advertisements

Penalaran, Asumsi, Konteks dan Peta Berpikir
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM KONSELING
Diyah Ayu AMALIA AVINA M.Si Sri Handayani M.I.Kom
Tindakan Sosial  Seluruh perilaku manusia yang dilakukan dengan sadar ataupun tidak sadar untuk mencapai tujuan tertentu. Tidak semua perilaku dapat.
Komunikasi Antar Pribadi Dimensi Pribadi dan Relasional
Komunikasi Organisasi
ETNOMETODOLOGI SEMINAR SMT 7, 2 OKTOBER 2013.
Dramatism (Kenneth Burke)
KOMPONEN – KOMPONEN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI
Herdito Sandi Pratama, M.Hum Dari beberapa sumber
Teori Akomodasi Komunikasi berdasarkan penelitian Howard Giles
UNSUR INTRINSIK & EKSTRINSIK PROSA (cerpen/novel)
TRADISI-TRADISI TEORI KOMUNIKASI
PERTEMUAN 15.
Pendekatan Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif
KONSEP DIRI & TEORI JOHARI WINDOWS
Teori tindakan Elearning kedua.
Perilaku Kelompok Dalam Organisasi, Teori Teori Pembentukan Kelompok
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi
Start.
Posisi Semiotika dan Tradisi-tradisi Besar Filsafat Pemikiran
KOMUNIKASI SEBAGAI PROSES SIMBOLIK
METODE GROUNDED THEORY
Komunikasi Organisasi
KONSEP DIRI & TEORI JOHARI WINDOWS
K O M U N I K A S I Komunikasi verbal Definisi:
KOMUNIKASI TERAPEUTIK
Pendekatan Sosiologis Tentang Ekonomi :
PROSES KOMUNIKASI PERTEMUAN 11.
DISTORSI PESAN dalam KOMUNIKASI ORGANISASI Pertemuan 12
Teori Komunikasi Kelompok
Muhammmad Noor Hidayat
PENGERTIAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI (KAP) DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KAP Pengertian KAP Secara umum komunikasi antar pribadi (KAP) dapat diartikan.
Teori Belajar Humanistik
Memahami Komunikasi Bisnis
Teori Belajar Humanistik
PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF
Teori – teori Komunikasi Massa Difusi - Inovasi
PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF
ANALISIS LAGU ‘Kunto Aji – Akhir Bulan’
Disarikan oleh : siti khusnul k
Disarikan oleh : siti khusnul k
PARAGRAF/ALINEA Pertemuan 7
T E K N I DASAR.
Teori – teori Komunikasi Massa Difusi - Inovasi
PERILAKU KELOMPOK DALAM ORGANISASI
TEORI INTERAKSI SIMBOLIK George Herbert Mead
KONSEP DIRI & TEORI JOHARI WINDOWS
Diyah Ayu AMALIA AVINA M.Si Sri Handayani M.I.Kom
TUGAS AKHIR TI DALAM BK Oleh: Lulut riyadilah
PENGENALAN TERHADAP AFEKSI DAN KOGNISI
Tahapan Hubungan Terapeutik Perawat – Klien
MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DENGAN PESERTA DIDIK OLEH KEPALA SEKOLAH GUNA MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR Sufyan,
Visual Rethoric.
Mahesa Wahyu Sari ( ) Indi Putri Amalia ( ) Nira Anggraeni ( )
CERPEN -Novella Cathlin-.
Bimbingan Kelompok Oleh: Nur Ikatia Muchtar ( )
Memahami Komunikasi Bisnis
3 Paradigma Dasar Komunikasi
Kompetensi Dasar Memahami struktur dan kaidah teks novel, baik melalui lisan maupun tulisan.
Fenomenologi.
KELOMPOK VI NAMA : Farid M Z Hilman S Erlangga G Zulfahmi.
Teori – teori Komunikasi Massa Difusi - Inovasi
3 Paradigma Dasar Komunikasi
Metode dan Strategi Penelitian Kualitatif
KELOMPOK-KELOMPOK SOSIAL DAN PEMBELAJARAN POLITIK
IKLIM KOMUNIKASI : Dasar Hubungan Personal
Teori Semiotika ROLAND BARTHES Ketua : Restu Anggraeny Dwi Sartika ( ) Anggota : Deliana Yulianti ( ) Gilang Gandara ( )
Transcript presentasi:

Symbolic Convergence Theory (SCT) Hizkia yanuar pambudi Ajeng novitasary Adityatmo kismaya

Definisi Konvergensi Simbolik Teori konvergensi simbolik dipelopori oleh Ernest Brooman, teori ini menjelaskan tentang proses pertukaran pesan yang menimbulkan kesadaran kelompok yang menghasilkan hadirnya makna, motif dan juga persamaan bersama. Kesadaran kelompok yang terbangun dalam suatu kelompok dapat membangun semacam makna, motif untuk bertindak bagi orang-orang dalam kelompok tersebut.

Elemen Pembentuk Proses Konvergensi Teori   1.    —  Individu dan karakteristik 2.    —  Perhatian Umum 3.    —  Kemampuan retorika dari masing – masing anggota kelompok

Tujuan Teori Konvergensi Simbolik Fungsi dari teori ini adalah menganalisa interaksi yang terjadi di dalam skala kelompok kecil. Kelompok di sini dapat berupa kelompok sosial, kelompok tugas, atau kelompok dalam sebuah pergaulan. Secara proses, teori ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya sense of community dan group consciousness dalam sebuah kelompok. Teori ini memiliki anggapan dasar bahwa setiap anggota kelompok melakukan pertukaran fantasi dalam rangka membentuk kelompok yang kohesif. Dengan saling bertukar fantasi tersebut bisa memicu terjadinya interaksi kelompok yang baik. Fantasi yang dimaksudkan di sini bisa berupa ide- ide, cerita, gurauan, dan lain-lain yang mengungkapkan emosi atau mengandung emosi. Fantasi bisa meliputi peristiwa di masa lalu atau yang akan terjadi, namun fantasi tidak termasuk pada komunikasi yang berfokus pada kegiatan yang terjadi dalam kelompok tersebut. Contohnya adalah vina sedang mengikuti rapat audit suatu acara seminar dengan anggota lainnya, mereka sedang membicarakan tentang kesalahan susunan acara yang dibuat oleh seksi acara, karena suasana semakin menegang dan diantara anggota kelompok sudah terjalin sense of belonging maka vina berbicara tentang rencananya yang ingin mentraktir mereka di tempat favoritnya. Dari analogi diatas, saat mereka mebicarakan tentang audit susunan acara yang salah bukanlah fantasi, tapi yang fantasi adalah saat vina ingin mentraktir teman-temanya untuk makan di tempat favoritnya.

CONTOH KASUS 1: Di dalam sebuah kelompok, ketika salah satu anggotanya mengatakan Twitter . Maka ada salah satu anggota kelompok itu yang merespon dan mengatakan “kemarin ada yang follow twitter aku loh”. Dan teman –teman lainnya pun merespon terus menerus. Sehingga, itu dinamakan rantai fantasi. Yang bisa merubah suasana menjadi lebih menyenangkan. Apabila salah satu teman mereka tidak memiliki akun twitter maka tidak akan menimbulkan respon yang sama. Karena tidak memiliki kesamaan makna yang bisa saling di mengerti dan tidak terjadi rantai fantasi. Kelompok tersebut sudah memiliki tema fantasi yang sama sehingga membentuk rantai fantasi.

CONTOH KASUS 2: Fantasi yang ditanggapi secara positif akan membuat rantai fantasi. Contohnya saat tadi si Ira berkata tentang pacar, tiba-tiba teman yang lain bercerita kalau dia baru saja membeli hadiah ulang tahun untuk pacarnya dan cerita itu akan terus berantai. Ini mengubah suasana kerja yang serius menjadi lebih energik dan positif. Dengan adanya saling berbagi fantasi ini, kohesi dalam sebuah kelompok semakin terbentuk.

PENJELASAN Kohesi yang terbentuk dalam sebuah kelompok mempermudah terjadinya  pengambilan keputusan dalam kelompok tersebut. Keterbukaan adalah bagian penting dalam membentuk kohesi dalam kelompok.Bormann juga menjelaskan bahwa dalam  setiap analisis tema fantasi atau  yang lebih luas lagi dalam visi retoris selalu terdapat empat elemen pokok berikut;  tokoh- tokoh yang terlibat (dramatis personae ataucharacter), alur cerita (plot line), latar (scene), dan agen penentu kebenaran cerita (sanctioning agents).  Tokoh pemeran dalam cerita tersebut dapat berupa pahlawan, penjahat  dan pemain pendukung lainnya. Sedangkan alur cerita merupakan  rangkaian cerita yang dikembangkan dan tindakan-tindakan apa yang dilakukan.

Pada aspek Latar  tercakup didalamnya lokasi,  berbagai peralatan atau perlengkapan yang terkait, serta aspek sosio-kultural yang ada dalam latar terkait. Terakhir adalah  sanctioning agents yang berkitan dengan sumber-sumber yang akan melegitimasi kebenaran cerita. Keempat elemen pokok diatas  yang dalam istilah Bormann (Morris & Buchanan, 2000) disebut dengan istilah Dramtistic Structural Elements memang terasa mirip dengan elemen- elemen pokok dalam teori Dramatisme dari Kenneth Burke. Pada kenyataannya memang  demikian, Bahkan Morris dan Buchanan (2000) lebih lanjut menyatakan bahwa   kajian-kajian komunikasi yang bersifat humanistik memang cenderung menggunakan sudut pandang dramatistik.

Bormann menggunakan sudut pandang Dramatistik secara berbeda yakni dengan  memusatkan perhatiannya kepada Pesan sebagai unit analisisnya  serta proses komunikasi diantara partisipan yang  memunculkan konvergensi fantasi, makna dan realitas simbolik diantara mereka. Jadi dalam perspektif Bormann yang menjadi premis pokoknya adalah bagaimana orang – orang berbagi realitas bersama.

KESIMPULAN Kesimpulan dari penerapan fantasi di dalam interaksi suatu kelompok adalah untuk mencairkan suasana dan mempermudah dalam hal pengambilan keputusan. Keterbukaan tiap-tiap individu dalam kelompok juga mendukung terjadinya fantasi dalam konvergensi simbolik.