Perkembangan Desain Modern Masa Protomodernisme: terjadi awal abad 20. Berkembang karya desain yang sudah secara total dapat melepaskan diri dari pola pikir abad 19 namun gejalanya masih lokal. Masa Modernisme ditandai dengan terbentuknya kelompok seniman yang bergabung dengan nama “de Styl” (The Style). Masa “Bauhaus” dimana tumbuh benih-benih ide yang kemudian akan berpengaruh pada era pasca 1945
Victorian (1819-1901) Pada era ini masyarakat Eropa mempercayai kekuatan moral dan agama. Mengagung-agungkan gaya Gotik, gaya Yunani Kuno dan eklektisisme.
Dikaitkan dengan masa kekuasaan Ratu Victoria di Kerajaan Inggris Raya (1837-1901), tercatat masa pemerintahan yang terpanjang dalam sejarah kerajaan Inggris. Pada masa Victorian, kekuatan moral, kepercayaan religius, aturan kepatutan sosial dan optimisme menjadi nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Inggris. Tercermin dalam slogan “Gods in heaven, all’s right with the world” – Tuhan ada di Surga, pemilik hak/kebenaran di dunia. A.W.N Pugin (1812-1852) mengemukakan desain sebagai kekuatan/ tindakan moral. Walaupun secara prinsip berbeda dengan era Ghotic, karya-karya pada era Victorian tetapi secara tampilan masih memperlihatkan pengaruh era Ghotic. Owen Jones (1809-1874) melakukan studi yang sistematis tentang desain-desain Islam. Karya-karya era Victorian mencerminkan nilai keimanan, religius dan patriotisme. Objek-objek yang muncul pada karya-karya era Victorian: anak-anak, perempuan muda, dan bunga. Teknik cetak yang berkembang pada era Victorian: lithografi.
Art and Craft Movement (1849) Digagas oleh dan John Ruskin & William Morris. Mencela keberadaan industri-industri sebagai penyebab kehancuran nilai-nilai kemanusiaan. Desain didominasi oleh ornamen-ornamen yang rumit
Art Nouveau (1890-1910) Mashab desain yang meninggalkan cara pikir eklektis. Tetapi sikapnya masih ambivalen, disatu sisi masih terikat pada tematik yang letaknya diluar kaidah desain (bentuk vegetatif, sensual, bertolak dari alam, dramatis, romantis, dll), sisi lain sudah tidak mau terikat pada norma-norma yang bertolak dari peniruan gaya periode tertentu. Ciri-ciri visual menggunakan garis-garis organis yang terinspirasi oleh bentuk tumbuhan. Karya yang dihasilkan cenderung bersifat rasional, menerapkan standarisasi, fungsional, sesuai dengan material dan dapat mengekspresikan proses masinal dalam proses manufakturnya. Tetapi pada akhirnya arah Art Nouveau menjadikan ornamen sebagai tujuan akhir desainnya. Kondisi ini dikritik oleh Walter Crane. Adolf Loos (1908) menunjukkan sikap anti ornamen dengan menyatakan “ Ornamen is Crime”. Di Austria dan Jerman muncul Jugenstil. Henry van Velde berupaya mengharmoniskan industri dengan seni.
Art Nouveau (1890) adalah sebuah gaya yang bertitik tolak dari keinginan untuk melepaskan diri dari pengaruh-pengaruh masa lalu, serta menciptakan tradisi yang sama sekali baru dalam dunia seni rupa. Tradisi ini berdasarkan pemikiran-pemikiran baru dalam bidang estetika yang secara sadar bertujuan untuk membawa revolusi dalam desain interior, arsitektur, desain grafis, serta bidang seni terapan. Art Nouveau adalah aliran anti historisisme (menghilangkan peniruan secara utuh terhadap budaya masa lalu). Walaupun demikian tetap muncul bentuk-bentuk bergaya Rococo, seni lukis Jepang, Mesir yang diolah kembali menjadi bentuk yang baru. Ciri visual munculnya bentuk-bentuk organis yang distilasi dan diabstraksi. Banyak ditemukan karya desain dengan bentuk yang meliuk dan berhias menyatu dengan bentuk geometris. Tokoh Art Nouveau: Hector Guimard, Henry van de Velde, Antonio Guido.
Plakatstil (Berliner Plakat) 1900-1930 Dimulai di Berlin sebagai pusat komersial. Karya-karya berbentuk poster. Merupakan bentuk kolaborasi antara seniman dan pedagang Ciri-ciri visual menampilkan satu image produk dan tulisan yang dengan huruf yang bold
Ekspresionis (1905-1922) Muncul di Jerman. Kelompok yang berpengaruh adalah Die Brucke (The Bridge) Karya ekspresionis menggunakan warna-warna yang terang, kontras. Objek dideformasi, banyak dipengaruhi gaya karikatur. Tema-temanya kritik sosial, politik, agitasi dan memperlihatkan nasionalisme yang kuat. Media yang digunakan adalah poster
Futurisme (1909-1922) Muncul di Italia. Pencetusnya Fillipo Marinetti, seorang sastrawan (1909). Manifestasinya menyuarakan antusiasme tinggi terhadap perang, era mesin, kecepatan dan kehidupan modern. Modernisasi di kawasan Italia diartikan wujud teknologi dan permesinan. Ungkapan artistik menggambarkan dinamika kecepatan, gerak sekaligus citra kehidupan modern. Nilai-nilai dari kaum futuris dimaksudkan mengimbangi pergeseran kebudayaan, kekuatan dinamis pasar yang luas, era permesinan dan komunikasi global. Ciri visualnya komposisi tipografi yang bebas -“free typography”, garis tidak linear, pictorial yang dinamis. Imajinasi dari kaum futuris memakai pola-pola geometris untuk mewakili arah gerak dan makna dari pergerakan itu sendiri.
ART DECO Dicetuskan ketika pameran internasional seni dekoratif di Paris (1925). Perintis: Paul Poitret dan Emily Jacques Buhlman. Tetap mempertahankan unsur ornamentik seperti halnya Art Nouveau hanya tampilan perupaan yang radikal. Adanya upaya penerapan kembali gaya Gothik yang dimodifikasi dengan bentuk geometris dan langgam seni Mesir. Komposisi warna cerah. Pada periode ini berkembang musik jazz yang improvisatoris, ditemukan makam raja Mesir kuno Tutankhamen (1913) dan piramida Aztek.