Hubungan Manusia dan Lingkungan Akibat Dinamika Litosfera
Indikator : Aktivitas manusia dalam pemanfaatan batuan penyusun litosfera Pengaruh tektonisme terhadap kehidupan Pengaruh vulkanisme terhadap kehidupan Pengaruh seisme terhadap kehidupan Pengaruh proses eksogen terhadap kehidupan Pembentukan tanah dan pemanfaatannya
Pengertian Litosfer Bahasa Latin Lithos = batuan Sphere = lapisan Lapisan Kerak bumi paling atas/paling luar Lapisan-lapisan penyusun kulit bumi terluar Lapisan ini terdiri atas zat padat dinamakan batuan yang secara umum terbagi menjadi dua, yaitu. a. Lapisan atas adalah SiAl (Silikat dan Alumunium) b. Lapisan bawah adalah SiMa (Silikat dan Magnesium)
Lapisan-Lapisan Bumi Kerak Bumi (Crust) Selimut atau Selubung (Mantle) Inti Bagian Luar (Outer Core) Inti Bagian Dalam (Inner Core)
Kerak Bumi (Crust) Merupakan kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70 km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam. Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer
Selimut atau Selubung (Mantle) Merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi. Tebal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 °C.
Inti Bumi Terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. a. Lapisan inti luar tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai 2.200 °C. b. Lapisan inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya mencapai 4.500 °C
1. Aktivitas manusia dalam pemanfaatan batuan penyusun litosfera
Batuan Batuan adalah himpunan partikel-partikel sejenis atau tidak sejenis yang terikat secara gembur atau padat dan himpunan itu membentuk kerak bumi.
Siklus batuan
Berdasarkan cara pembentukkannya, batuan dibagi menjadi beberapa jenis Batuan beku : terbentuk dari magma pijar yg mmbeku menjadi padat. Batuan dimen : batuan beku yg tlah terbentuk di permukaan bumi mengalami pelapukan dan kemudian erosi. Bagian-bagian yang trlepas akibat erosi diangkut oleh agen-agen geomosfik (air,angin, es) lalu diendapkan sehingga mengalami proses liifikasi dan membentuk batuan sedimen. Batuan metamorf : batuan ini berasal dari batuan sedimen atau batuan beku yang kemudian mengalami metamorfosa atau perubahan bentuk. Metamorfosa : proses rekristalisasi dalam kerak bumi, akibat pengaruh temperatur yg sangat tinggi.
Pemanfaatan dalam kehidupan sehari-hari Sebut saja misalnya yang lagi nge-trnd saat ini yaitu di jadikan hiasan pada cincin batu akik yang digandrungi anak muda jaman sekarang. Adapun manfaat lainn`ya dari batuan ini yaitu: Batuan beku: Granit (keras, besar, kuat) untuk konstruksi bangunan, Andes`it untuk konstruksi bangunan magalitik Batuan sedimen: Gypsum untuk bahan dasar bangunan, Gamping untuk pengeras jalan dan pondasi rumah Batuan metamorf: Batu sabak untul alat tulis, Marmer untuk lantai dan dekorasi bangunan dan batu nisan, Emas, intan untuk perhiasan
Tenaga/gaya geologi Tenaga/gaya geologi dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut. Endogen Gaya angkat atau membangun. Yang termasuk gaya endogen, antara lain tektonisme, vulkanisme, dan seisme. Eksogen Gaya bersifat merusak yang berasal dari luar bumi, yaitu berasal dari atmosfer, hidrosfer, dan biosfer. Terdiri atas pelapukan, pengikisan (erosi), dan sedimentasi.
Tenaga Endogen : Tektonisme Vulkanisme Seisme
Tektonisme perubahan letak lapisan bumi secara mendatar atau vertikal. Pada umumnya bentuk hasil tenaga tektonisme ini berupa lipatan dan patahan. gerakan tektonik adalah semua gerak naik turun yang menyebabkan perubahan bentuk kulit bumi. Gerak tektonik dibedakan menjadi dua, yaitu gerak orogenesa dan gerak epirogenesa.
Gerak Epirogenesa. gerakan pada lapisan kulit bumi secara horizontal maupun vertikal akibat pengangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi sangat lambat, berlangsung sangat lama serta meliputi wilayah yang sangat luas. Ada dua macam gerak epirogenetik, yaitu gerak epirogenetik positif dan gerak epirogenetik negatif.
gerak epirogenetik positif gerak turunnya daratan sehingga seolah – olah permukaan air naik.
Contoh : gerak epirogenetik positif Turunnya pulau – pulau di Indonesia bagian timur (Kepulauan Maluku dari pulau – pulau di barat daya Maluku sampai ke pulau Banda) Turunnya muara sungai Hudson di Amerika yang dapat terlihat hingga kedalaman 1.700 meter. Turunnya lembah sungai Kongo sampai 2.000 km di bawah permukaan laut.
epirogenesa negatif gerak naiknya daratan sehingga seolah – olah permukaan air mengalami penurunan.
Contoh : gerak epirogenetik negatif Naiknya pulau Timor dan Pulau Button. Naiknya dataran tinggi Colorado di Amerika Naiknya pulau Simeulue di bagian utara saat gempa di Aceh 26 Desember 2004
Gerak orogenesa gerak pada permukaan bumi baik secara horizontal maupun secara vertical akibat dari pergerakkan lempeng bumi yang berupa pangangkatan dan penurunan permukaan bumi yang terjadi secara sangat cepat dan meliputi daerah yang sempit. Geraka orogenesa ini dapat menimbulkan patahan dan lipatan.
patahan gerakan tekanan horizontal dan vertical yang menyebabkan lapisan kulit bumi yang rapuh menjadi retak atau patah. Hal ini terjadi karena tekanan yang kuat tersebut melampaui titik patah batuan dan berlangsung dnegan sangat cepat. tidak hanya retakan, batuanpun dapat terpisah.
Jenis – jenis dari patahan adalah sebagai berikut : Tanah naik (horst) , yaitu dataran yang terletak lebih tinggi dari daerah sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Horst terjadi akibat gerak tektogenesa horizontal memusat, yaitu tekanan dari dua arah atau lebih yang menimbulkan kerak bumi terdorong naik. Tanah turun (graben/slenk) , yaitu kenampakan dataran yang letaknya lebih rendah dari daerah di sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Graben terjadi karena tarikan dari dua arah yang mengakibatkan kerak bumi turun.
Jenis – jenis dari patahan adalah sebagai berikut Sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak frontal dan hanya sebagian saja yang bergeser. Sesar ini dibagi menjadi dua, yaitu dekstral dan sinistral. Dekstral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kanan. Sinistral, yaitu jika kita berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kiri. Blok mountain, yaitu kumpulan pegunungan yang terdiri atas beberapa patahan. Blok mountain terjadi akibat tenaga endogen yang berbentuk retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naikdan ada yang turun dan ada pula yang berbentuk miring sehingga terbentuk komplek pegunungan patahan yang terdiri atas balok-balok lithosfera.
Gambar
Lipatan Lipatan adalah gerak tekanan horizontal yang menyebabkan kulit bumi yang elastis mengalami pengerutan, pelipatan dan menghasilkan relief muka baru berbentuk pegunungan. Bagian lipatan yang terlipat ke atas disebut punggung lipatan (antiklinal) sedangkan yang melipat ke bawah disebut dengan lembah lipatan (sinklinal). Sementara bidang yang dapat ditarik lurus dari anticlinal dan sinklinal disebut dengan bidang aksial.
Adapaun macam – macam lipatan adalah sebagai berikut : Lipatan tegak (symmetrical folds), terjadi karena pengaruh tenaga horizontal sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial. Lipatan miring (asymmetrical fold), terjadi karena arah tenaga horizontal tidak sama. Lipatan menutup (recumbent folds), terjadi Karena tenaga tangensial saja yang bekerja. Lipatan rebah (overturned folds), terjadi karena arah tenaga horizontal dari satu arah. Sesar sungkup (overthrust), terjadi karena adanya pergerakan pada sepanjang kerak bumi.
Gambar
Vulkanisme Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan magma yang keluar mencapai permukaan bumi melalui retakan dalam kerak bumi Kata Vulkan berasal dari “Vulcano”, suatu kawah gunung api di Kepulauan Lipari di lepas pantai Italia. Juga berkaitan dengan nama Dewa Api Bangsa Yunani “Vulcanus
Vulkanisme
Istilah-istilah Vulkanisme Vulkanologi adalah ilmu kebumian yang mempelajari gunung api Kawah adalah lubang pada tubuh gunung api sebagai tempat keluarnya magma. Kawah yang cukup besar disebut kaldera. Bila kaldera terisi air yang cukup banyak maka akan terbentuk danau kawah atau danau vulkanik. Kawah dan kaldera yang ada di Indonesia, antara lain: Kawah Takubanperahu (Jawa Barat), Kawah Gunung Tengger (Jawa Tengah), dan Kaldera Gunung Batur (Bali). Magma adalah meteri kental yang terbentuk di dalam kerak bumi
Meterial Hasil Aktivitas Vulkanisme Sesuai wujudnya, ada 3 jenis bahan yang dikeluarkan tenaga vulkanisme, yaitu benda padat, cair, dan gas.
Benda Padat Material vulkanik yang padat disebut efflata atau piroklastik. Ukuran efflata mulai dari yang paling halus sampai yang kasar atau besar berturut-turut adalah debu, pasir, lapili (batu sebesar kerikil), batu-batuan besar (bom), dan batu apung
Benda Cair Bahan cair yang dikeluarkan oleh tenaga vulkanisme terdiri dari 3 macam, yaitu lava, lahar panas, dan lahar dingin Lava adalah aliran magma dipermukaan bumi yang menutup permukaan disekitarnya Lahar panas adalah aliran lumpur panas yang merupakan campuran lava dengan air Lahar dingin yaitu batu, pasir, dan debu di puncak gunung, jika hujan lebat maka air hujan itu akan bercampur dengan debu dan pasir yang merupakan bubur kental. Cairan ini mengalir dengan deras kebawah melalui lereng dan jurang dan menyapu bersih semua yang dilaluinya
Benda gas (Ekshalasi) Terdiri atas : Solfatar (Belerang), yaitu gas Hidrogen Sulfida (H2S) yang keluar dari lubang Fumarol, yaitu tempat yang mengeluarkan uap air panas Mofet, yaitu tempat yang mengeluarkan gas asam arang (CO2)
Erupsi (Ekstrusi Magma) Ekstrusi magma adalah suatu kegiatan penerobosan magma ke permukaan bumi. Salah satu contohnya adalah letusan gunung api (erupsi)
Erupsi (Ekstrusi Magma) Berdasarkan banyaknya celah pada permukaan bumi waktu magma keluar, erupsi dibedakan menjadi : Erupsi Linier (Erupsi Belahan) Gerakan magma menuju permukaan bumi melalui celah-celah atau retakan–retakan, magma yang dikeluarkan dari gunung api tersebut bersifat sangat encer dan menutupi wilayah yang sangat luas Erupsi Sentral Yaitu jika lava keluar melalui terusan kepundan yang berbentuk pipa yang relatif kecil dan sempit. Akibatnya meterial vulkanik yang dihasilkan berbentuk kerucut vulkanik. Tipe ini menghasilkan tiga bentuk gunung api, yaitu gunung api perisai, gunung api maar, dan gunung api strato Erupsi sentral dibagi menjadi 3 macam yaitu: Erupsi Effusif/ aliran, terjadi pada gunung api perisai Erupsi Eksplosif/ ledakan, terjadi pada gunung api maar Erupsi Campuran (aliran dan ledakan), terjadi pada gunung api strato
Tiga bentuk gunung api hasil erupsi sentral Gunung Api Perisai Gunung api ini terbentuk oleh aliran magma cair encer, sehingga pada waktu magma keluar dari lubang kepundan, meleleh kesemua arah dalam jumlah besar dari satu kawah besar/ kawah pusat dan menutupi daerah yang luas yang relatif tipis. Sehingga bentuk gunung yang terbentuk mempunyai alas yang sangat luas dibandingkan dengan tingginya. Sifat magmanya basa dengan kentalan rendah dan kurang mengandung gas. Karena itu erupsinya lemah, keluarnya ke permukaan bumi secara effusif/ meleleh. Akibatnya lereng gunung api ini landai (2-10°) tingginya tidak terlalu tinggi dibanding diameternya, dan permukaan lereng halus. Contohnya adalah gunung api di Kepulauan Hawaii
Gunung Api Perisai
Gunung Api Kerucut Gunung api ini dibangun oleh materi erupsi yang kebanyakan berupa piroklastik. Magmanya bersifat masam, lebih kental dan banyak mengandung gas sehingga erupsinya eksplosif/ meledak. Materi-meteri piroklastik itu akan diendapkan sedikit demi sedikit sampai terbentuk suatu kerucut gunung api. Kadang-kadang bahan erupsinya berganti-ganti antara piroklastik dan lava sehingga kelihatannya berlapis-lapis. Gunung api demikian disebut Composite Cone atau kerucut campuran. Jadi bentuknya juga seperti kerucut dengan lereng curam (10-35°) kebanyakan gunung api di Indonesia termasuk dalam gunung api kerucut
Gunung Api Kerucut
Gunung Api Maar Bentuk gunung yang tergolong Maar terbentuk kerena terjadi letusan eksplosif sebuah dapur magma yang relatif kecil dan dangkal, sehingga dengan satu kali erupsi saja habislah aktivitasnya. Bentuk gunung ini biasanya melingkar, disamping itu erupsi berupa gas sehingga di sekitar lubang kepundan habis terkikis oleh gas, dan biasanya meninggalkan lubang besar seperti kubangan. Erupsinya lemah dan sangat berbahaya karena gas-gas beracun yang dikeluarkan. Biasanya pada pertama kalinya terjadi ledakan dahsyat dan menghempaskan sebagian besar tubuh gunung, selanjutnya aktivitas gas lebih dominan. Contohnyya dijumpai Gunung Lamongan
Gunung Api Maar
Menurut aktivitasnya, gunung api dapat dibagi menjadi 3 golongan, yaitu: Gunung aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja yang kawahnya selalu mengeluarkan asap, gempa, dan letusan. Misalnya Gunung Merapi Gunung Mati, yaitu gunung api yang sejak tahun 1600 sudah tidak meletus lagi, misalnya Gunung Patuha, Gunung Sumbing Gunung istirahat, yaitu gunung api yang sewaktu-waktu meletus dan kemudian istirahat kembali, misalnya Gunung Ciremai, Gunung Kelud
Escher membuat klasifikasi letusan gunung api yang didasarkan pada besarnya tekanan gas, derajat kecairan magma, dan kedalaman dapur magma sehingga melahirkan tipe-tipe letusan gunung api
Instruksi Magma Yaitu proses penerobosan magma ke dalam litosfer tetapi tidak mampu mencapai permukaan bumi. Intrusi magma menghasilkan bentukan-bentukan sebagai berikut. Batolit, yaitu magma yang membeku di dalam dapur magma Lakolit, yaitu batuan beku yang terbentuk dari resapan magma dan membeku diantara dua lapisan batuan erbentuk lensa cembung Sill/ keeping intrusi, batuan beku yang terbentuk diantara dua lapisan batuan, berbentuk pipih dan melebar Gang/ dike, yaitu magma yang memotong lapisan batuan dengan arah tegak/ miring, berbentuk pipih dan melebar Apofisa, yaitu batuan beku yang bercabang-cabang banyak (seperti menjari) Diatrema, yaitu batuan pengisi pipa letusan, berbentuk silinder mulai dari dapur magma sampai kepermukaan bumi Lapolith, yaitu batuan beku yang mendesak lapisan di atas dan di bawahnya menjadi bentuk bikonveks Pacolith, yaitu jenis batuan beku yang mendesak lapisan di bawahnya sehingga membentuk suatu bentukan lenssa datar-cembung
Gejala-Gejala Gunung Api Akan Meletus
Bentukan Hasil Intrusi Magma
Gejala-Gejala Gunung Api Akan Meletus Terjadinya getaran bumi Suhu disekitar kawah naik Sumber air tiba-tiba kurang atau kering Terdengar suara gemuruh Binatang di puncak turun ke lereng Pohon-pohon di sekitar kawah mengering
Gejala Pascavulkanik/ Post Vulkanik Gejala pascavulkanik merupakan gejala yang masih terdapat dari sisa aktivitas vulkanisme pada gunung api mati/ gunung api beristirahat. Gejala tersebut antara lain: Adanya sumber air panas Adanya sumber air mineral Geyser (mata air yang memancarkan air panas secara periodik) Sumber gas Fumarol ( uap air panas) Solfatar (gas Hidrogen Sulfida)
Pengaruh vulkanisme yang menguntungkan Gunung api merupakan daerah penangkapan hujan Abu vulkanik bersifat menyuburkan tanah pertanian Hancuran bahan vulkanis mengandung unsur hara. Menghasilkan bahan galian, seperti belerang, perak dan lain-lain Hutan di daerah gunung api berfungsi menahan erosi serta menyimpan air hujan
Pengaruh vulkanisme yang merugikan Letusan gunung api merusak lahan pertanian Hujan abu merusak semua yang dilaluinya Lahar panas bersifat merusak kehidupan Awan panas merusak kehidupan Lahar dingin mendangkalkan sungai Gas beracun mematikan manusia Gelombang pasang
Usaha-usaha mengurangi bahaya gunung berapi Membuat terowongan-terowongan air pada kepundan yang berdanau. Mendirikan pos-pos pengamatan di sekitar gunung berapi. Mengungsikan penduduk yang bertempat tinggal di lereng-lereng gunung berapi yang akan meletus. Membuat dam-dam penampungan di daerah aliran lahar.
Seisme Gempa merupakan getaran keras dan terjadi secara tiba-tiba. Gempa ini merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan. Pergeseran daratan di Bumi selalu diikuti dengan gempa. Secara umum, penyebab gempa bumi dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan runtuhan.
Istilah-istilah yang berkaitan dengan gempa bumi sebagai berikut. Seismologi : Ilmu yang mempelajari gempa bumi. Hiposentrum : Pusat gempa yang terletak di dalam Bumi. Episentrum : Pusat gempa di permukaan Bumi atau dasar laut, dengan gelombang gempa dari dalam Bumi dirambatkan pertama kali di permukaan Bumi atau dasar laut. Seismograf : Alat pencatat gempa. Seismogram: Gambaran getaran Bumi yang dicatat oleh seismograf dalam bentuk garis patah-patah. Semakin kuat getaran, semakin lebar penyimpangan garis patah-patah. Semakin lama getaran sampai di tempat, semakin panjang pita seismograf menggambarkan seismogram. Pleistoseista: Garis batas daerah yang mengalami kerusakan terberat yang terletak di sekitar episentrumnya. Isoseita : Garis pada permukaan Bumi yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai kerusakan fisik yang sama akibat gempa. Homoseista : Garis permukaan Bumi yang mencatat gelombang gempa primer pada waktu yang sama dan berupa garis lingkaran atau elips.
Jenis-jenis Gempa
Gempa Tektonik Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia disebabkanm oleh gejala tektonik, yaitu gerakan lempeng tektonik pada mlapisan kulit Bumi. Lempeng tektonik merupakan bagian dari litosfer yang padat dan terapung di atas lapisan selubung bergerak satu sama lain. Gempa ini terjadi karena pelepasan tenaga yang dihasilkan oleh pergeseran lempeng tektonik. Jika dua lempeng bertemu pada satu sesar (patahan), kadang dapat bergerak saling menjauhi, mendekati, atau saling bergeser. Selanjutnya, terjadi pengumpulan energi yang berlangsung terus sampai pada suatu saat batuan pada lempeng tektonik tidak lagi kuat menahan gerakan tersebut. Akibatnya, terjadi pelepasan secara tiba-tiba hingga dapat menggetarkan kulit Bumi dengan kekuatan besar yang kita kenal sebagai gempa bumi tektonik.
Gempa Vulkanik Gempa yang mengguncang Bumi juga dapat ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau gunung api. Letusan gunung api yang terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam Bumi menerobos ke atas lapisan kerak Bumi. Letusan gunung berapi yang keras menyebabkan getaran kulit Bumi, terutama di daerah sekeliling gunung berapi. Pengaruh gempa vulkanik tidak sampai radius jarak yang jauh. Intensitas gempa biasanya lemah sampai sedang. Akibat yang ditimbulkan oleh gempa vulkanik juga tidak sebesar gempa tektonik.
Gempa Runtuhan Selain gempa tektonik dan vulkanik, gempa bumi dapat terjadi karena runtuhan lapisan. Kegiatan penambangan bawah tanah menyisakan rongga-rongga di bawah tanah berupa guagua. Apabila runtuh, permukaan Bumi akan bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan kekuatannya paling lemah.
Rumus Menentukan Jarak Episentral Gempa dengan Rumus Laska Menentukan Jarak Episentral Gempa dengan Rumus Laska A = [ (S-P) - 1'] x 1000 km Keterangan: A = jarak episentral S = waktu terjadi gelombang skunder / kedua P = waktu terjadi gelombang primer / pertama 1' = 1 menit = 60 detik Jarak Episentral = [ (Gelombang Skuder - Gelombang Primer) - 1' ] x 1000 km
Contoh soal: Stasiun gempa mencatat datangnya gelombang primer pada pukul 12 . 15' . 45 '' dan gelombang skunder pada pukul 12 . 19' . 15 '' . Berapakah jarak episentral gempa tersebut dari stasiun pengamatan gempa? Diketahui: S = gelombang skunder = pukul 12 . 19' . 15 '' P = gelombang primer = pukul 12 . 15' . 45 '' Ditanya : A = jarak episentral gempa?
Jawaban Selisih waktu = 3' . 30 '’ - dikurangi 1' dari Rumus Laska
Jawaban Gerhitungan di atas menggunakan perhitungan waktu dimana 1' (1menit) = 60'' (60 detik). Detik pada gelombang skunder 15'' tidak dapat langsung dikurangi detik pada gelombang primer yaitu 45'' , maka dapat memindahkan menit gelombang skunder untuk dijumlah pada detik-nya dimana 1 ' = 60 '' Jadi detik pada gelombang skunder menjadi 15 '' + 60 '' = 75 '' dan menitnya berkurang 1 ' menit dari 19 ' menjadi 18 ' . 2 ' 30" x 1.000 km 60" sudah ketentuan rumus ( 2 x 1000 km ) + ( 30/60 x 1000 km ) 2000 km + 500 km 2500 km Jadi jarak episentral gempa dari stasiun pengamatan adalah 2.500 km
Mencari gelombang sekunder Diketahui jarak episentum adalah 4.250 km dengan gelombang primer terjadi pukul 08 07' 15''. Pukul berapa gelombang sekunder berlangsung? E = 4.250 km P = 08 07' 15'' S = ?
Jawaban: S = {(E/1000) + 1') + P} S = { (4.250/1000) + 1') + 08 07' 15''} S = { (4,250 + 1') + 08 07' 15''} S = { (5,250) + 08 07' 15''} S = { (5' 250/1000'') + 08 07' 15'' } S = { 5' 15'' + 08 07' 15'' } S = 08 12' 30'' 5' (250/1000'') 5' (1/4 menit = 15'') 5' 15''
Jawaban Jawab : Δ = (S – P) – 1’ x 1000 km = (5’x1000) + (30”/60”x1000) = 5000+500 = 5.500km. Jadi jarak episentrum gempa adalah 5.500km.
Contoh Soal Berdasarkan tiga buah stasiun pengamatan (A, dan B) diketahui getaran gempa sebagai berikut: Stasiun A Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 28.25 Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 30.40 Stasiun B Gelombang P pertama tercatat pukul 2: 30.15 Gelombang S pertama tercatat pukul 2: 33.45
Jawaban: Episentrum A { (2. 30’ 40’’ – 2. 28’ 25’’) – 1’} X 1.000 km = (2’ 15’’ – 1’) X 1.000 km = 1’ 15’’ X 1.000 km (karena 1’ = 60’’ maka (1 X 1.000) + (15/60 X 1.000)) = 1.250 km Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun A berjarak 1.250 km. Episentrum B = { ( 2. 33’ 45’’ – 2. 30’ 15’’) – 1’} X 1.000 km = (3’ 30’’ – 1’) X 1.000 km =2’ 30’’ X 1.000 km (2 X 1.000) + (30/60 X 1.000) = 2.500 km Artinya jarak episentrum gempa yang tercatat dari stasiun B berjarak 2.500 km
Dampak positif gempa bumi meliputi; Para ahli dapat membuat struktur perut bumi, karena hanya gelombang gempa yang dapat menerobos lubang perut bumi dengan cara menelurusuri jalur datangnya gempa. Para ahli bisa mengetahui letak sumber minyak bumi. Tektonisme akan membentuk relief bumi yang baru Tektonisme dapat mengangkat mineral tambang ke permukaan bumi. Vulkanisme dapat menghasilkan mineral-mineral baru yang berguna buat kelangsungan hidup makhluk di bumi. Vulkanisme dapat menghasilkan bahan bangunan seperti batu, pasir dan sebagainya. Vulkanisme dapat menghasilkan tanah vulkanis yang subur yang sangat berguna untuk berbagai macam tanaman. Vulkanisme dapat menghasilkan sumber panas bumi (geothermal)
Dampak negative gempa bumi. Gerakan kulit bumi dapat menimbulkan patahan dan penurunan tanah. Goncangan yang ditimbulkan dapat mengakibatkan kerusakan fatal pada bangunan dan infrastruktur masyarakat. Letusan gunung api bisa mengakibatkan korban harta benda dan korban jiwa manusia. Letusan gunung api dapat menimbulkan kebakaran di sekitar daerah tertentu. Letusan gunung merusak perkebunan dan hutan di sekitarnya. Gempa bumi menimbulkan kerugian harta benda dan jiwa. Gempa yang besar bisa memutuskan perhubungan. Gempa besar dapat memicu munculnya bencana skunder seperti kebakaran dan tanah longsor. Gempa besar di dasar laut berpotensi menimbulkan tsunami.
Tenaga Eksogen Eksogen, atau tenaga eksogen ialah tenaga yang berasal dari luar bumi. Sifatnya merusak atau merombak permukaan bumi yang sudah terbentuk oleh tenaga endogen. Tenaga eksogen juga mengakibatkan bentuk-bentuk muka bumi. Tenaga eksogen dapat berasal dari tenaga air, angin, dan organisme yang menyebabkan terjadinya proses pelapukan, erosi, denudasi, dan sedimentasi. Contoh seperti bukit atau tebing yang terbentuk hasil tenaga endogen terkikis oleh angin, sehingga dapat mengubah bentuk permukaan bumi.
Tenaga Eksogen Di permukaan laut, bagian litosfer yang muncul akan mengalami penggerusan oleh tenaga eksogen yaitu dengan jalan pelapukan, pengikisan dan pengangkutan, serta sedimentasi. Misalnya di permukaan laut muncul bukit hasil aktivitas tektonisme atau vulkanisme. Mula-mula bukit dihancurkannya melalui tenaga pelapukan, kemudian puing-puing yang telah hancur diangkut oleh tenaga air, angin, gletser atau dengan hanya gravitasi bumi. Hasil pengangkutan itu kemudian diendapkan, ditimbun di bagian lain yang akhirnya membentuk timbunan atau hamparan bantuan hancur dari yang kasar sampai yang halus. Contoh lain dari tenaga eksogen adalah pengikisan pantai. Setiap saat air laut menerjang pantai yang akibatnya tanah dan batuannya terkikis dan terbawa oleh air. Tanah dan batuan yang dibawa air tersebut kemudian diendapkan dan menyebabkan pantai menjadi dangkal. Di daerah pegunungan bisa juga ditemukan sebuah bukit batu yang kian hari semakin kecil akibat tiupan angin.
Secara umum tenaga eksogen berasal dari 3 sumber, yaitu: Atmosfer, yaitu perubahan suhu dan angin. Air yaitu bisa berupa aliran air, siraman hujan, hempasan gelombang laut, gletser, dan sebagainya. Organisme yaitu berupa jasad renik, tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Perusakan bentuk muka bumi oleh tenaga eksogen berupa pelapukan, pengikisan (erosi) dan pengendapan.
Pelapukan Pelapukan adalah penghancuran batuan dari bentuk gumpalan menjadi butiran yang lebih kecil bahkan menjadi hancur atau larut dalam air. Proses pelapukan dapat dikatakan sebagai proses penghancuran massa batuan melalui media penghancuran, berupa: Sinar matahari Air Gletser reaksi kimiawi kegiatan makhluk hidup (organisme)
Pengikisan (erosi) Erosi seperti pelapukan adalah tenaga perombak (pengkikisan). Tapi yang membedakan erosi dengan pelapukan adalah erosi adalah pengkikisan oleh media yang bergerak, seperti air sungai, angin, gelombang laut, atau gletser. Erosi dibedakan oleh jenis tenaga perombaknya yaitu : Erosi air, Erosi gelombang laut (abarasi / erosi marin ), Erosi angin (deflasi), Erosi gletser (glasial)’,Erosi Akibat gaya berat.
Pengendapan Sedimentasi adalah peristiwa pengendapan material batuan yang telah diangkut oleh tenaga air atau angin
Dampak positif tenaga eksogen bagi kehidupan sebagai berikut. Memunculkan habitat . Tenaga eksogen seperti panas matahari, sangat dibutuhkan seluruh makhluk hidup. Tanpa panas matahari makhluk hidup tidak bisa bertahan hidup. Tenaga eksogen, seperti panas matahari, hujan, dan angin akan mempercepat pelapukan batuan vulkanis sehingga dapat membentuk tanah yang subur. Memperluas daratan. Memunculkan barang-barang tambang ke permukaan bumi.
Dampak negatif tenaga eksogen bagi kehidupan sebagai berikut. Angin kencang atau badai yang dapat merusak rumah dan bangunan. Hujan sangat deras dapat berakibat timbulnya banjir. Hujan sangat deras mengakibatkan tanah longsor. Panas matahari yang berlebihan dapat menimbulkan kebakaran hutan. Erosi tanah oleh air hujan yang terusmenerus menyebabkan kesuburan tanah semakin berkurang. Abrasi (pengikisan air laut) di daerah pantai akan menyebabkan bangunan menjadi rusak karena dihantam oleh ombak yang terus-menerus.
Pembentukan tanah dan pemanfaatannya Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit (lapisan partikel halus).
Proses Pembentukan Tanah Tanah merupakan hasil dari pelapukan yang terjadi pada batuan. Batuan yang berada di atas permukaan tanah akan mengalami perubahan secara terus menerus karena adanya pengaruh dari lingkungan. Perubahan cuaca, suhu, dan tekanan udara dapat menyebabkan batuan memuai kemudian pecah menjadi batuan-batuan yang lebih kecil lagi. Batuan-batuan ini lama kelamaan akan menjadi butiran-butiran halus.Apabila terjadi hujan, buitran-butiran halus tersebut kemudian akan terbawa oleh air dan mengendap di daerah aliran. Pengendapan inilah yang nantinya menyebabkan munculnya tumpukan atau lapisan tanah yang kaya akan mineral.
Istilah-istilah Tanah Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi seperti pasir, debu, dan lempung. Permeabilitas tanah adalah cepat atau lambatnya air meresap ke dalam tanah melalui pori-pori tanah ke arah horizontal maupun ke arah vertikal. Cepat/lambatnya perembesan air ini sangat ditentukan oleh tekstur tanah. Semakin kasar tekstur tanah maka semakin cepat perembesan air.
Istilah-istilah Tanah Kedalaman atau solum tanah menunjukkan berapa cm tebal tanah diukur dari permukaan sampai ke batuan induk. Erosi menyangkut banyaknya partikel-partikel tanah yang terpindahkan. Lereng yang curam akan mempercepat erosi bila lahan tanahnya gundul. Drainase adalah pengeringan air yang berlebihan pada tanah yang mencakup proses pengaturan dan pengaliran air yang berada dalam tanah atau permukaan tanah yang menggenang. Di daerah yang mempunyai solum tanah dalam, drainase yang baik, tekstur halus, kemiringan lereng 1% - 2% dapat diusahakan secara intensif tanpa bahaya erosi atau penurunan produktivitas.
Peran penting tanah bagi kehidupan manusia Tempat tumbuhnya vegetasi yang sangat berguna bagi kepentingan manusia Sebagai tempat permukiman dan tempat untuk melakukan kegiatan Kaya akan barang tambang atau bahan galian yang berguna bagi manusia Tempat berkembangnya hewan yang sangat berguna bagi kepentingan hidup manusia
SOAL Jelaskan perbedaan tektonisme, vulkanisme, dan seisme! Jelaskan perbedaan tipe gunung api kerucut, perisai, dan maar! (Gambarkan!) Jelaskan 3 material hasil aktivitas vulkanisme! (Padat, cair, gas) Jelaskan 3 tenaga eksogen! (Pelapukan, pengikisan (erosi), pengendapan (sedimentasi) Jelaskan : Dampak positif dan negatif tektonisme Dampak positif dan negatif vulkanisme Dampak positif dan negatif seisme Manfaat tanah dalam kehidupan sehari-hari Boleh lihat catatan