Manajemen Pengadaan
Pokok Bahasan Tugas-tugas bagian pengadaan Peran bagian pengadaan dalam berkompetisi Prosedur pengadaan Pembelian rutin dan pembelian sistem tender dan lelang Faktor-faktor memilih supplier Cara meranking supplier Memilih supplier baru Mengelola hubungan dengan supplier Membina/mengembangkan kemampuan supplier Melibatkan supplier dalam pengambangan produk Manfaat e-procurement bagi perusahaan
1. Bagian Pengadaan Tugas dari manajemen pengadaan adalah: menyediakan input (barang dan jasa) yang dibutuhkan dalam kegiatan produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan Menyediakan jasa (transportasi dan pergudangan, jasa konsultasi dan sebagainya) Mendapatkan barang-barang (merchandise) yang akan dijual (resale), biasanya pada perusahaan ritel
Bagian Pengadaan (2) Klasifikasi bagian pengadaan secara umum: Bahan baku dan komponen untuk kebutuhan produksi Capital equipment (mesin dan peralatan jangka panjang lainnya) Maintenance, repair and operating (MRO) supplies, seperti suku cadang mesin dan sebagainya
Kegiatan pengadaan 1974, kegiatan pengadaan dianggap sebagai kegiatan pendukung (menurut Amer) 1980-an, kegiatan pengadaan adalah kegiatan yang strategis Persaingan yang semakin ketat Ikut berperan dalam menciptakan inovasi produk dan jasa (Carter, 2007) Keunggulan bagian pengadaan: Dari segi ongkos (40%-70% dari produk akhir) Kualitas produk (dari bahan baku dan komponen) Dari segi waktu (pemilihan supplier utk kirim barang)
Istilah Bagian Pengadaan Purchasing Management → Supply Management National Association of Purchasing Management (NAPM) → Institute for Supply Management (ISM) International Federation of Puchasing and Materials Management (IFPMM) → International Federation of Purchasing and Supply Management (IFPSM)
2. Tugas-tugas Bagian Pengadaan Berdasarkan tujuan: Melakukan proses pembelian barang dan jasa Menyediakan barang dan jasa dengan harga yang murah, berkualitas dan terkirim tepat waktu Secara umum: Merancang hubungan yang tepat dengan supplier Memilih supplier Memilih dan mengimplementasikan teknologi yang cocok Memelihara data item yang dibutuhkan dan data supplier Melakukan proses pembelian Mengevaluasi kinerja supplier
3. Proses Pembelian Pembelian bisa dilakukan melalui proses tender atau pembelian rutin Proses pembelian rutin, berlaku untuk item-item yang suppliernya sudah jelas karena ada kesepakatan jangka panjang dengan perusahaan Proses pembelian tender (dan lelang), dilakukan untuk item-item yang suppliernya masih harus dipilih
Pembelian Rutin Supplier Bagian Pengadaan Gudang User Keuangan (3) Kirim konfirmasi bisa tidaknya pesanan dipenuhi. Kalau bisa, kirim sesuai persetujuan (2) Buat PO dan kirim ke Supplier. Kirim copy ke gudang, user dan keuangan (4) Lakukan monitoring dan percepatan pengiriman bila perlu (5) Terima barang dan lakukan inspeksi bersama bagian kualitas (1) Buat PR / MR dan kirim ke bagian pengadaan (6) Lakukan pembayaran
Pembelian dengan Tender / Lelang User mendefinisikan kebutuhan barang/ jasa User mengkomunikasikan kebutuhan tersebut ke bagian pengadaan Bagian pengadaan dan user menentukan model tender/ lelang dan kriteria pemilihan supplier Undang penawaran/ proposal (RFQ/ RFP) Seleksi: Tahap 1: lakukan seleksi awal berdasarkan aspek teknis Tahap 2: evaluasi berdasarkan aspek finansial Putuskan pemenang Buat kontrak, buat dan kirim PO, monitor pengiriman dan lakukan pembayaran
Keterangan PR (Purchase Requisition) atau MR (Material Requisition): dokumen permintaan pembelian PO (Purchase Order) : dokumen pemesanan RFQ (Request for Quotation) : dokumen penawaran harga barang/jasa yang jelas spesifikasinya RFP (Request for Proposal) : dokumen penawaran harga barang/jasa yang belum jelas spesifikasinya
4. Kriteria Pemilihan Supplier Kriteria yang digunakan mencerminkan strategi supply chain maupun karakteristik dari item yang akan dipasok Secara umum kriteria dasar antara lain, kualitas barang yang ditawarkan, harga dan ketepatan waktu pengiriman Kriteria lain menurut Dickson (1966) berdasarkan survey adalah sebagai berikut:
Kriteria Skor Kualitas 3,5 Delivery 3,4 Performance history 3,0 Warranties and claim policies 2,8 Price Technical capability Financial position 2,5 Prosedural compliance Communication system Reputation and position in industry 2,4 Desire for business Management and organization 2,3 Operating controls 2,2 Repair services Attidudes 2,1 Impression Packaging ability 2,0 Labor relations record Geographical location 1,9 Amount of past business 1,6 Training aids 1,5 Reciprocal arragements (timbal-balik) 0,6
5. Teknik Mengurutkan/Memilih Supplier Salah satu metode yang digunakan dalam meranking alternatif berdasarkan beberapa kriteria yang ada adalah AHP (Analytical Hierarchy Process) Tentukan kriteria pemilihan Tentukan bobot masing-masing kriteria Identifikasi alternatif (supplier) yang akan dievaluasi Evaluasi masing-masing alternatif dengan kriteria di atas Hitung nilai berbobot masing-masing supplier Urutkan supplier berdasarkan nilai berbobot tersebut
Urutan: S1=0.418 S2=0.327 S3=0.248
6. Menilai Kinerja Supplier Dimonitor secara kontinyu Dilakukan sebagai bahan evaluasi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja atau sebagai bahan pertimbangan mencari supplier alternatif Mengalokasikan order di masa depan Penilaian kerja lebih pada kualitas, ketepatan waktu, flesibilitas dan harga Penilaian perlu dikomunikasikan tiap bulan, tiga bulan, enam bulan atau tahunan.
7. Portofolio Hubungan dengan Supplier Tugas penting bagian pengadaan adalah menciptakan hubungan yang profesional dengan supplier Tidak tepat menyamakan model hubungan antara satu supplier dengan supplier yang lain Faktor yang bisa digunakan dalam merancang hubungan dengan supplier: Tingkat kepentingan strategis item yang dibeli bagi perusahaan/supply chain Tingkat kesulitan mengelola pembelian item
8. Langkah-langkah dalam Pengembangan Supplier Tujuh langkah pengembangan supplier oleh Handfield et al. (2000): Identifikasi komoditi yang kritis Identifikasi supplier yang kritis Bentuk tim lintas fungsi Lakukan pertemuan dengan pimpinan puncak dari supplier Identifikasi proyek perbaikan Definisikan alat ukur, target, milestone dan deadline Monitor perkembangan dan lakukan perubahan strategis bila perlu
9. Keterlibatan Supplier dalam Pengembangan Produk Baru Ide awal Pengembangan konsep Perancangan awal Prototipe Lebih awal Lebih akhir Supplier untuk item-item yang kompleks Supplier untuk system atau subsystem Supplier item-item atau teknologi yang kritis Supplier yang merupakan aliansi strategis Supplier untuk item-item yang lebih simpel Supplier untuk komponen tunggal Supplier item-item atau teknologi yang tidak terlalu kritis Supplier yang tidak termasuk aliansi strategis
10. Electronic Procurement (e-procurement) Didefinisikan sebagai aplikasi internet untuk keperluan proses pengadaan Secara umum ada beberapa jenis: E-catalogue E-auction B2B market exchange B2B Private Exchange
Keuntungan Proses-proses administratif bisa dilangsungkan lebih cepat, akurat dan murah Perusahaan yang menggunakan sistem lelanng bisa mendapatkan keuntungan berupa harga yang jauh lebih murah Perusahaan bisa mendapatkan calon-calon supplier yang lebih banyak dan lebih berkompeten Perusahaan maupun supplier bisa melacak transaksi maupun proses-prose fisik (pengiriman dll) Bisa dilakukan di mana saja
Kritik E-auction memiliki implikasi bahwa hubungan antara pembeli dan supplier hanya bersifat jangka pendek E-auction juga memunculkan pemenang yang sebenarnya kurang berkompeten
TUGAS Dikumpulkan Kamis, Mencari satu website/aplikasi e-procurement (e- catalogue, e-auction, B2B market exchange, atau B2B private exchange) Jelaskan cara penggunaan dan keunggulan website/aplikasi Tampilkan capture websitenya Tuliskan tanggal aksesnya Cetak di kertas A4
Manajemen Transportasi dan Distribusi
1. Pendahuluan Peran jaringan distribusi dan transportasi sangat vital Memungkinkan produk pindah dari lokasi di mana produk diproduksi, ke lokasi konsumen/pemakai yang sering kali dibatasi oleh jarak yang sangat jauh Menentukan produk kompetitif di pasar: Kemampuan mengirimkan produk ke pelanggan secara tepat waktu Jumlah yang sesuai dan dalam kondisi yang baik
Menciptakan keunggulan berkompetisi Tidak hanya harus cepat, tapi juga efisien Perkembangan teknologi dan inovasi dalam manajemen distribusi: Teknologi penyimpanan Barcoding RFID (radio frequency identification) Teknik-teknik yang inovatif: Crossdocking Flow trough distribution Penggunaan 3PL (jasa logistik pihak ketiga)
Tradisional vs Modern Tradisional → jaringan distribusi dianggap sebagai serangkaian fasilitas fisik, seperti gudang dan fasilitas pengangkutan dan operasi masing-masing fasilitas ini cenderung terpisah antara satu dengan yang lainnya Modern → jaringan distribusi merupakan bagian integral dari kegiatan supply chain secara holistik dan memiliki peran strategis sebagai titik penyalur produk maupun informasi dan juga sebagai wahana untk menciptakan nilai tambah
2. Fungsi-fungsi dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi Manajemen distribusi dan transportasi/ manajemen logistik/ distribusi fisik (physical distribution) memiliki fungsi menghantarkan produk dari lokasi di mana produk tersebut diproduksi sampai di mana mereka akan digunakan Mencakup aktivitas: Fisik Fungsi non fisik Untuk menciptakan pelayanan yang tinggi ke pelanggan (tingkat service level) yang dicapai, kecepatan pengiriman, kesempurnaan barang sampai ke tangan pelanggan serta pelayanan purna jual yang memuaskan
2. Fungsi-fungsi dasar Manajemen Distribusi dan Transportasi (2) Manajemen distribusi dan transportasi pada umumnya melakukan sejumlah fungsi dasar: Melakukan segmentasi dan menentukan target service level Menentukan mode transportasi yang akan digunakan Melakukan konsolidasi informasi dan pengiriman Melakukan penjadwalan dan penentuan rute pengiriman Memberikan pelayanan nilai tambah Menyimpan persediaan Menangani pengembalian (return)
3. Strategi Distribusi Direct Shipment Warehousing Cross-docking
Strategi 1: Direct Shipping Pelayanan Point-to-point Menghilangkan fasilitas antara misalnya gudang dan distribution center DSD (direct store delivery) – pabrik mengirim barang langsung ke outlet retail Kandidat Direct shipping Barang yang mudah rusak, barang dengan volume besar, produk spesial
Kunggulan dari Direct Shipping Inventory dalam supply chain lebih sedikit Penanganan (handling) dan kemungkinan kerusakan produk lebih kecil Waktu dari produksi sampai ke toko lebih cepat Keakuratan lebih baik – invoice sesuai dengan bukti penerimaan, produk yang tepat masuk ke toko
Tantangan dari Direct Shipping Personel toko menjadi lebih sibuk Kiriman, berkas-berkas dan aktivitas lebih banyak Kemungkinan untuk menyebar resiko lebih kecil Tidak ada safety stock jika ada permasalahan dengan supplier Biaya transportasi bisa lebih tinggi Perusahaan manufaktur bisa mengeluarkan biaya yang lebih karena harus mengambil/mengirim ke masing- masing toko
Strategi 2: Warehousing Produk disimpan terlebih dahulu di gudang/distribution center sebelum dikirim ke toko Kandidat warehousing Barang yang tahan lama, barang dengan volume besar/bulky, produk dengan resiko tinggi (masalah supply dan permintaan yang tidak pasti)
Keunggulan dari Warehousing Pengaman terhadap masalah-masalah supplier Pengaman terhadap permintaan dalam jumlah besar yang mendadak Biaya transportasi mungkin lebih kecil karena barang-barang dapat digabungkan untuk mencapai volume yang ekonomis
Tantangan dari warehousing Tingkat inventory di dalam supply chain lebih tinggi Biaya penanganan (handling) lebih tinggi Biaya tenaga kerja lebih tinggi Biaya fasilitas lebih tinggi Kemungkinan kerusakan barang karena kesalahan penanganan atau penyimpanan lebih tinggi
Strategi 3: Cross-Docking Memindahkan produk langsung dari dermaga/tempat penerimaan ke dermaga/tempat pengiriman – tanpa penyimpanan sementara Gue (2001), produk yang tepat ditangani dengan crossdocking adalah: Barang yang variasinya lebih sedikit dan volume kebutuhannya banyak Hubungan yang dekat dan pertukaran informasi yang transparan antara perusahaan pemesan dan pengirim
Keunggulan dari Cross-Docking Mempercepat aliran produk dari supplier ke toko Menghilangkan buruh dari proses Tidak ada aktivitas penyimpanan dan penanganan Menghilangkan dua aktivitas termahal dalam operasi distribusi (penyimpanan dan order picking) Mengurangi inventory barang jadi dalam sistem Meningkatkan perputaran inventory Mengurangi kebutuhan terhadap fasilitas distribusi
Tantangan dari Cross-Docking Membutuhkan kapabilitas IT dan pembagian informasi secara real-time yang baik Membutuhkan kerjasama dan ketepatan keputusan dari pembeli Mungkin memerlukan tata letak fasilitas yang baru, peralatan bar code scanning, dan Warehouse Management System ($500,000) Memastikan visibilitas produk selama produk tersebut bergerak dalam sistem
3. Strategi Distribusi (2) Pengiriman Keuntungan Kerugian Pengiriman Langsung Dari pabrik ke pelanggan Pemendekan waktu kirim Pengurangan inventory Menanggung risiko yang lebih tinggi bila ketidakpastian tinggi Pengiriman memalui Warehouse Melewati satu atau lebih gudang atau fasilitas penyangga Pengiriman bisa dilakukan dengan skala ekonomi yang lebih tinggi Biaya fasilitas dan operasional akan lebih tinggi Tingkat kerusakan barang bisa jadi lebih tinggi Cross-docking Mengalir lewat fasilitas cross-docking Pengiriman bisa relatif cepat dan tetap bisa mencapai economies transportation yang baik Lemah dari sisi kebutuhan investasi sistem yang biasanya cukup tinggi
4. Mode Transportasi serta Keunggulan dan Kelemahannya Dalam manajemen transportasi/ pengiriman, biasanya dibedakan antara pihak yang memiliki barang dan pihak yang melakukan pengiriman. Pemilik barang yang berkepentingan barangnya untuk dikirim disebut shipper Pihak yang yang bertugas melakukan pengiriman dinamakan carrier
4. Mode Transportasi serta Keunggulan dan Kelemahannya (2) Dasar pertimbangan mengevaluasi mode transportasi: Dilihat dari sudut pengirim/carrier Biaya-biaya yang terlibat (biaya alat transportasi, biaya beli, sewa alat) Biaya operasional tetap (biaya terminal/bandara) Biaya operasional variabel (biaya bahan bakar) Biaya lain (biaya overhead) Kecepatan, volume yang bisa diangkut, maupun fleksibilitas dalam melakukan pengiriman Dari sisi shipper Ongkos yang timbul pada supply chain Biaya transportasi Biaya persediaan Biaya loading/unloading Biaya fasilitas Tingkat service level Ketidakpastian waktu pengiriman
4. Mode Transportasi serta Keunggulan dan Kelemahannya (3) Truk Kereta Kapal Pesawat Paket Volume yang bisa dikirim Sedang Sangat banyak Banyak Sangat sedikit Fleksibilitas waktu kirim Tinggi Rendah Fleksibilitas rute pengiriman Sangat rendah Sangat tinggi Kecepatan Biaya pengiriman tinggi Inventory (in transit) Dikit banyak
5. Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman Merupakan salah satu keputusan operasional yang sangat penting dalam manajemen distribusi Keputusan jadwal pengiriman serta rute yang akan ditempuh oleh setiap kendaraan akan sangat berpengaruh terhadap biaya-biaya pengiriman Faktor yang perlu dipertimbangkan Biaya Waktu Kapasitas kendaran/ armada pengangkutan
5. Penentuan Rute dan Jadwal Pengiriman (2) Tujuan yang ingin dicapai: Untuk meminimumkan biaya pengiriman → fungsi tujuan Meminimumkan waktu (time window) → kendala (constrain) Meminimumkan jarak tempuh → kendala (constrain)
Contoh Misalkan sebuah toko menjual item berdasarkan order elektronik. Setiap pagi manajer akan menerima daftar order dari pelanggan. Berdasarkan truk yang tersedia, manajer harus memutuskan: Truk mana yang mengirim ke pelanggan yang mana Rute mana yang akan dilewati truk sehingga truk tidak kelebihan barang dan janji pengiriman dapat dipenuhi. Toko memiliki 3 truk, masing-masing dapat mengangkut 700 unit. Misalkan koordinat gudang adalah (0, 0) dan koordinat serta besarnya pesanan masing-masing pelanggan adalah seperti tabel berikut. Tentukan alokasi dan rute kendaraan untuk meminimalkan total jarak tempuh!
Lokasi tujuan dan ukuran order Toko tujuan Koordinat X Koordinat Y Ukuran order 1 10 8 320 2 -3 85 3 16 - 8 300 4 150 5 9 200 6 120 7 12 180 230 *Koordinat gudang (0,0)
Prosedur yang dapat dipakai Saving Matrix Metodenya: Tentukan matriks jarak dari gudang ke toko dan antar toko dengan menggunakan rumus jarak yang umum Tentukan savings matrix Alokasikan toko ke kendaraan atau rute Urutkan toko (tujuan) dalam rute yang sudah terdefinisi
Langkah 1: mengidentifikasikan matriks jarak Gunakan rumus Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 C5 Toko 6 Toko 7 Toko 8 12.8 0.0 10.4 13.2 17.9 17.1 26.2 10.2 6.0 15.3 11.7 Toko 5 9.1 7.1 15.0 11.4 1.4 6.4 6.7 8.6 17.7 15.6 4.0 20.9 10.0 11.0 9.2 6.3 8.2 19.8 8.9 2.2
Langkah 2: mengidentifikasikan Saving Matrix (matriks penghematan) Saving matriks merupakan penghematan yang timbul dari konsolidasi dua pelanggan ke dalam satu truk. Savings dapat berupa jarak atau ukuran lain Contoh Misalkan awalnya toko a and b dikunjungi secara terpisah, sehingga diperoleh rute berikut: rute 1: Gudang toko a Gudang rute 2: Gudang toko b Gudang Jika kedua pelanggan dikonsolidasikan akan diperoleh rute sbb: Gudang toko a toko b Gudang Savings dari konsolidasi adalah: S(a,b) = Jarak (Gudang,a) + Jarak (Gudang,b) – Jarak (a,b) diasumsikan jarak (Gudang,a) = jarak (a,Gudang). Misalkan, S(1,2) = 12.8 + 10.4 – 13.2 = 10.
Saving Matriks Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8 0.0 10.1 13.6 2.2 17.0 5.3 16.4 14.8 4.5 15.6 17.8 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9
Langkah 3: mengalokasikan toko ke kendaraan atau rute Usahakan untuk memaksimalkan savings Awalnya setiap pelanggan dialokasikan pada rute yang berbeda Dua rute dapat digabung menjadi satu rute yang feasibel jika total pengiriman ke kedua rute tersebut tidak melebihi kapasitas kendaraan Pada setiap iterasi, gabungkan rute dengan savings terbesar kedalam satu rute baru yang feasibel Ulangi sampai tidak ada lagi kombinasi yang memungkinkan
Cari nilai saving terbesar Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8 Rute 1 0.0 Rute 2 10.1 Rute 3 13.6 2.2 Rute 4 17.0 5.3 16.4 Rute 5 14.8 4.5 15.6 17.8 Rute 6 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 Rute 7 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible Savings terbesar = 24.4, gabungkan rute 1 dan rute 7 Total beban = 320 + 120 = 500 Kapasitas sebuah truk 700 unit sehingga rute 1 dan rute 7 feasible Rute 1: toko 1 dan toko 7
Cari nilai saving terbesar kedua Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8 Rute 1 0.0 Rute 2 10.1 Rute 3 13.6 2.2 Rute 4 17.0 5.3 16.4 Rute 5 14.8 4.5 15.6 17.8 Rute 6 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible Savings terbesar kedua = 17.8, gabungkan rute 4 dan rute 5 Total beban = 150 + 200 = 350 feasible Diperoleh: Rute 1: toko 1 dan toko 7 Rute 2: toko 4 dan toko 5
Cari nilai saving terbesar ketiga Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8 Rute 1 0.0 Rute 2 10.1 Rute 3 13.6 2.2 Rute 4 17.0 5.3 16.4 14.8 4.5 15.6 17.8 Rute 6 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 Order 320 85 300 150 200 120 180 230 Tidak digabung karena sudah dialokasikan
Mencari rute yang feasible Saving terbesar ketiga = 16.4, gabungkan rute 3 ke rute 4 dan rute 5 Total beban = 300 + 150 + 200 = 650 feasible Diperoleh: Rute 1: toko 1 dan toko 7 Rute 2: toko 3, toko 4 dan toko 5
Cari nilai saving terbesar keempat Gudang Toko 1 Toko 2 Toko 3 Toko 4 Toko 5 Toko 6 Toko 7 Toko 8 Rute 1 0.0 Rute 2 10.1 Rute 4 13.6 2.2 17.0 5.3 16.4 14.8 4.5 15.6 17.8 Rute 6 12.5 8.2 6.6 9.9 9.1 24.4 12.9 12.6 15.8 13.7 12.8 Rute 8 10.9 10.3 4.4 7.6 6.8 10.5 11.9 Order 320 85 300 150 200 120 180 230
Mencari rute yang feasible Saving terbesar keempat = 12.9, gabungkan rute 2 ke rute 1 dan rute 7 Total beban = 85 + 320 + 180 = 585 feasible Rute terakhir adalah rute 6 dan 8 Total beban = 120 + 230 = 350 Diperoleh: Rute 1: toko 1, toko2, dan toko 7 (beban 585) Rute 2: toko 3, toko 4 dan toko 5 (beban 650) Rute 3: toko 6 dan toko 8 (beban 350)
Langkah 4: mengurutkan tujuan pengiriman dalam rute Tujuan: Meminimalkan jarak yang dilalui setiap kendaraan Dua metode: Metode nearest insert dan Metode nearest neighbor Rute yang berbeda dapat mempengaruhi jarak tempuh, misalnya: Gudang – Toko 1 – Gudang = 25.6 (dihitung dari 12.8+12.8) Gudang – Toko 2 – Gudang = 20.8 (dihitung dari 10.4+10.4) Gudang – Toko 7 – Gudang = 31.2 (dihitung dari 15.6+15.6)
Metode Nearest Insert Metode nearest insert menggunakan prinsip memilih customer yang kalau dimasukkan ke dalam rute yang sudah ada menghasilkan tambahan jarak yang minimum: Langkah 1: hitung jarak dari gudang ke gudang = 0 Langkah 2: lihat berapa jarak yang terjadi dengan menambahkan masing- masing pelanggan ke rute yang sudah ada. Hasilnya adalah sebagai berikut: G – 1 – G = 25.6 G – 2 – G = 20.8 jarak terpendek, dipilih rute G – 2 – G G – 7 – G = 31.2 Langkah 3: dengan cara sama pilih toko mana yang akan dikunjungi: G – 2 – 1 – G = 10.4 + 13.2 + 12.8 = 36.4 jarak terpendek G – 2 – 7 – G = 10.4 + 13.2 + 15.6 = 39.4 Langkah 4: tambahkan toko terakhir, diperoleh rute sbb: G – 2 – 1 – 7 - G = 43.2
Metode Nearest Neighbor Prinsipnya kita selalu menambahkan customer yang jaraknya paling dekat dengan customer yang kita kunjungi terakhir Di awal, berangkat dari gudang cari toko yang jaraknya terdekat dari gudang Di antara 3 toko, yang terdekat adalah toko 2 dengan jarak 10.4 Selanjutnya yang terdekat dengan toko 2 adalah toko 1 dan toko 7 dengan jarak yg sama 13.2 Pilih salah satu toko, misal toko 1 Terakhir kunjungi toko 7 dan akhirnya kembali ke gudang Kedua algoritma menghasilkan rute yang sama dengan jarak 43.2 tidak selalu terjadi Bandingkan beberapa algoritma yang berbeda kemudian memilih yang memberikan total jarak minimum
6. Melakukan Monitoring Pengiriman Melacak posisi barang dalam perjalanan serta mengevaluasi apakah kiriman bisa sampai tepat waktu sesuai jadwal atau tidak Membutuhkan teknologi yang bisa secara real time melaporkan posisi barang setiap saat Komunikasi radio Satelit Barcoding Intellegent messaging, dsb.,
6. Melakukan Monitoring Pengiriman (2) Manfaat melakukan monitoring dan pengiriman: Perusahaan pengiriman bisa melakukan pemetaan posisi geografis armada mereka dalam suatu peta elektronik Terjadi pengurangan waktu pengiriman Bisa melakukan perubahan tujuan atau tempat Perusahaan pengirim maupun pemesan bisa mendapatkan kepastian yang lebih tinggi terhadap kedatangan barang
Sampai jumpa