Pertemuan 03 dan 04 Keseimbangan

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Pertemuan 01 dan 02 PENDAHULUAN
Advertisements

Teknologi Dan Rekayasa TECHNOLOGY AND ENGINERRING
ANALISA STRUKTUR I RETNO ANGGRAINI.
KONSEP DASAR ANALISIS STRUKTUR
Pertemuan 7 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 4 Aplikasi Perhitungan Gaya Dengan Program Komputer
Pertemuan 9 Portal Dan Kerangka Batang
Bab IV Balok dan Portal.
Pertemuan 23 Metode Unit Load
Pertemuan 24 Diagram Tegangan dan Dimensi Balok
Pertemuan 05 dan 06 Keseimbangan
Pertemuan 5 Balok Keran dan Balok Konsol
Pertemuan 10 Gaya – gaya dalam
Pertemuan 07 Keseimbangan pada Konstruksi Rangka Kuda-Kuda
1 Pertemuan 9 Gaya Horisontal Matakuliah: S0512 / Perancangan Struktur Baja Lanjut Tahun: 2006 Versi: 1.
Pertemuan 8 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Pertemuan 19 s.d 22 Gaya Batang
Pertemuan 26 Conjugate Beam Method
Pertemuan 1 Pengantar Mekanika Bahan
Pertemuan 13 Hukum Castigliano I
Pertemuan 8 Analisis Balok Menerus
DINAMIKA ROTASI DAN KESEIMBANGAN BENDA TEGAR
Dosen : Vera A. Noorhidana, S.T., M.T.
GAYA PADA BATANG DAN KABEL
METODE CLAPEYRON Pustaka: SOEMADIONO. Mekanika Teknik: Konstruksi Statis Tak Tentu. Jilid 1. UGM.
Pertemuan 23 s.d 26 Garis Pengaruh Rangka Batang
Kuliah VI Konstruksi Rangka Batang
Bab 6 Momentum Sudut dan Rotasi Benda Tegar
ANALISIS STRUKTUR Gaya Internal
Pengantar MEKANIKA REKAYASA I.
Perencanaan Batang Tekan
G a y a Pertemuan 3-4 Matakuliah : R0474/Konstruksi Bangunan I
Konsep Dasar Tumpuan Akamigas-Balongan.
Kuliah III KONSEP KESEIMBANGAN.
Pertemuan 24 Metode Unit Load
Pertemuan 4 MOMEN DAN KOPEL
Pertemuan 10 Tegangan dan Regangan Geser
Mekanika Teknik Wardika
TUMPUAN Pertemuan 5-6 Matakuliah : R0474/Konstruksi Bangunan I
Pertemuan 01 Dasar-Dasar Mekanika Teknik
Pertemuan 09 s.d. 14 Gaya Dalam
Pertemuan 19 Besaran dan Sifat Batang (Secara Grafis)
KONSTRUKSI BALOK GERBER
MENERAPKAN ILMU STATIKA DAN TEGANGAN
Pertemuan 5 GAYA-MOMEN DAN KOPEL
Pertemuan 13 Slope Deflection Method
Pertemuan 5 METODE DISTRIBUSI MOMEN
MENGHITUNG LENTURAN DENGAN METODE BALOK-BALOK KECIL
Pertemuan 17 Tegangan Lentur dengan Gaya Normal yang bekerja Sentris
Pertemuan 10 ANALISA GAYA PADA KERANGKA BATANG
Pertemuan 4 METODE DISTRIBUSI MOMEN
Kuliah IV Aplikasi Konsep Keseimbangan
Pertemuan 03 Macam Perletakan dan Stabil / Labilnya Konstruksi
Pertemuan 11 Struktur Pelengkung 3 Sendi
Beban Pada Bangunan Pertemuan 9-12
Pertemuan 3 Metode Gaya Dan Metode Perpindahan
Pertemuan 18 Besaran dan Sifat Batang (secara analitis)
Pertemuan 20 Tegangan Geser
Pertemuan 17 Konstruksi Rangka Batang
Pertemuan 9 Algoritma Program Analisis Balok
Pertemuan 7 Ikatan Angin
Pertemuan 12 Energi Regangan
JONI RIYANTO M. IQBAL PAMBUDI M. NURUL HUDA RIAN PRASETIO
Pertemuan 11 Torsi dan Tekuk pada Batang
Pertemuan 3 Pembebanan Rangka Atap
Kesetimbangan benda tegar Elastisitas dan Patahan
MEKANIKA BANGUNAN MINGGU KE-3 BEBAN, GAYA, DAN MOMEN
Matakuliah : D0164/ PERANCANGAN ELEMEN MESIN Tahun : 2006
KONSEP DASAR TUMPUAN, SFD, BMD, NFD PERTEMUAN II.
Kuliah V Sistem Pembebanan Portal
Transcript presentasi:

Pertemuan 03 dan 04 Keseimbangan Matakuliah : S0284/ Statika Rekayasa Tahun : Pebruari 2006 Versi : 01/00 Pertemuan 03 dan 04 Keseimbangan

Learning Outcomes Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa akan mampu : Mahasiswa dapat memperhitungkan kesetimbangan susunan konstruksi dalam bidang datar dan dalam ruang (C3)

Outline Materi Perluasan kesetimbangan konstruksi dengan gaya luar yang bekerja pada bidang datar

Hukum kesetimbangan. 1. Hukum Newton I Sejumlah gaya dikatakan setim-bang apabila resultante dari gaya-gaya tersebut = 0. 2. Hukum Newton III Setiap gaya akan tentu ada gaya yang sebenarnya (gaya reaksi) yang besarnya sama tetapi arah-nya berlawanan tanda.

Kesetimbangan Gaya dikatakan setimbang apabila X= 0; Y= 0; M= 0 (pada sistem salib sumbu). Jadi syarat utama suatu struktur/konstruksi dikatakan stabil (persamaan kesetimbangan) jika: H = 0 V = 0 K = 0 M = 0

Gaya-gaya pada/dari bangunan terdiri dari: Aksi(Muatan/beban) Gaya-gaya pada/dari bangunan terdiri dari: Gaya dalam = gaya dari dalam bangunan itu sendiri. Gaya-gaya luar, dipengaruhi: Menurut sifatnya muatan dibagi: Muatan mati = benda yang statis ditempat itu. Muatan hidup = muatan/ benda yang bergerak, contoh: manusia, mobil. Muatan khusus = angin/ gempa (beban dimanis) dan salju.

Menurut konstruksinya Aksi(Muatan/beban) Menurut titik tangkap Terpusat............satuannya: kg, ton, gr, dll. Terbagi= rata, teratur, tidak teratur,..............satuannya: kg/m, ton/m, kg/cm, ton/cm. Gaya momen. Menurut konstruksinya Muatan langsung Muatan tak langsung

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) Ada 4 jenis perletakan: 1. Perletakan sendi/engsel Baja keras Rol Balok Tujuan: Memberi kemungkinan perputaran di roda / rol, tapi tidak memberi kesempatan pindah. Tidak dapat menahan gaya momen karena dapat patah.

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) Baja keras Rol Balok

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) 2 Bil. anu / tertentu     Sendi H V tg  =

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) 2. Perletakan rol (geser). Tujuan: Perletakan rol memberikan ke-mungkinan pindah/bergerak sejajar landasan (pada arah horisontal agar balok tidak melengkung karena memuai).

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) Balok Baja Keras

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) 1 Bil. anu / tertentu Garis kerja reaksi

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) 3. Perletakan jepit. Apabila beban bekerja diatas perletakan jepit memberikan perlawanan sebanyak-banyaknya 3 besaran yaitu tahan momen, gaya vertikal dan gaya horisontal).

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) H V M 3 bil. anu/tertentu

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) 4. Perletakan pendel Tujuan: Memberi peluang berputar ke segala arah pada kedua ujungnya. Konstruksi pendel merupakan suatu batang yang cukup pendek dan kaku (agar tidak terlesek) serta tidak berubah bentuk yang dapat menerima gaya tekan yang besar, diawali dan diakhiri dengan bentuk engsel.

Reaksi (Perlawanan / perletakan ) 1 Bil. anu/ tertentu

Mengacu pada persamaan kesetimbagan H= 0; V= 0; M= 0 Stabil. Akibat beban bekerja pada benda itu; benda itu tidak terjadi perubahan (bergerak). Mengacu pada persamaan kesetimbagan H= 0; V= 0; M= 0 Kesimpulan yang didapat dari hasil analisa kestabilan suatu bentuk konstruksi / struktur diatas ialah: n (bil. anu / tertentu) < 3  labil. n (bil. anu / tertentu) = 3  stabil disebut statis tertentu. n (bil. anu / tertentu) > 3  stabil disebut statis tak tentu derajat (1,2,3,...dst).

Stabil. Besarnya suatu derajat suatu kon-struksi statis tak tentu ditentukan dengan: Total bilangan anu / tertentu perletak-annya -   Keadaan suatu konstruksi stabil dengan total perletakannya = 3 (statis tertentu).