UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2012 MODUL PERTEMUAN 11 KAMPUS MENTENG 16 Desember 2012 Mata Kuliah Manajemen Inventori & Logistik 1. MRP dan Struktur MRP 2. Penentuan Ukuran Lot Penyusun : Hasbullah, ST, MT. UNIVERSITAS MERCUBUANA JAKARTA 2012 ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Hasbullah, ST. MT. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id
masing-masing item dibutuhkan c. Pesanan (order) yaitu yaitu berapa banyak item yang dipesan berdasarkan perencanaan kebutuhan dan stok yang diinginkan di masa depan (stock on hand) d. Kebutuhan (requirements) yaitu memberitahukan berapa banyak dari masing-masing item dibutuhkan 2.Proses MRP MRP mengembangkan pesanan-pesanan yang direncanakan untuk bahan baku, komponen, dan barng semi jadi. Teknik perencanaan kebutuhan material (Material Requirement Planning, MRP) digunakan untuk perencanaan dan pengendalian item barang (komponen) yang tergantung (dependent) pada item- item di tingkat (level) yang lebih tinggi. Kebutuhan pada item-item yang bersifat tergantung merupakan hasil dari kebutuhan yang disebabkan oleh penggunaan item-item tersebut dalam memproduksi item yang lain, seperti dalam kasus di mana bahan baku dan komponen assembling yang digunakan untuk memproduksi produk jadi. Sebagai contoh, ada hubungan tiga roda untuk satu becak yang diproduksi. Jadi, permintaan untuk produk akhir (becak) mungkin bersifat kontinyu dan tidak tergantung (independent), tetapi permintaan untuk item level yang lebih rendah, yaitu roda becak adalah bersifat tergantung pada kondisi berapa jumlah becak yang akan diproduksi. Sistem MRP memerlukan syarat pedahuluan dan asumsi-asumsi yang harus dipenuhi. Bila syarat pendahuluan dan asumsi-asumsi tersebut telah dipenuhi, maka kita bisa mengolah MRP dengan empat langkah dasar sebagai berikut: 1. Netting (Perhitungan kebutuhan bersih) Kebutuhan bersih (NR) dihitung sebgai nilai dari kebutuhan kotor (GR) minus jadwal penerimaan (SR) minus persediaan di tangan (OH). Kebutuhan bersih dianggap nol bila NR lebih kecil dari atau sama dengan nol. ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Hasbullah, ST. MT. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 2
dengan MPS. Untuk komponen kuantitasnya diturunkan dari Planned d. Safety stock menyatakan cadangan material yang harus ada ditangan sebagai antisipasi kebutuhan dimasa yang akan datang. e. Description menyatakan deskripsi material secara umum. f. On hand menyatakan jumlah material yang ada di tangan sebagai sisa periode sebelumnya g. Order Policy menyatakan jenis pendekatan yang digunakan dalam memesan barang. h. Lot size menyatakan penentuan ukuran lot saat memesan barang. i. Gross requirement menyatakan jumlah yang akan diproduksi atau dipakai pada setiap periode. Untuk end item kuantitasnya sama dengan MPS. Untuk komponen kuantitasnya diturunkan dari Planned Order Release induknya. j. Schedule Receipts menyatakan material yang dipesan dan akan diterima pada periode tertentu. k. Projected Available Balance 1 ( PAB 1 ) menyatakan kuantitas material yang ada ditangan sebagai persediaan pada awal periode. PAB 1 dapat dihitung dengan PAB1 = (PAB2)t-1 - (Gross Requirement)t + (Schedule Receipts)t l. Net requirement menyatakan jumlah bersih dari setiap komponen yang harus m. disediakan untuk memenuhi induk komponennya atau untuk memenuhi induk n. Net Requirement = (PAB1)t + Safety Stock o. Planned Order Receipts menyatakan kuantitas pemesanan yang dibutuhkan pada periode tertentu. p. 14. Planned Order Release menyatakan kapan suatu order sudah harus direlease atau dimanufaktur sehingga komponen ini tersedia ketika ketika dibutuhkan oleh induk itemnya. q. 15. Projected Available Balance 2 ( PAB 2 ) menyatakan kuantitas material yang ada ditangan sebagai persediaan pada periode akhir. ‘12 Manajemen Inventori dan Logistik Hasbullah, ST. MT. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana http://www.mercubuana.ac.id 4