PENENTUAN LOKASI PABRIK
Alasan perlunya penentuan lokasi pabrik : Perluasan pabrik (expansion) Pemecahan pabrik ke dalam sentral-sentral unit kerja (decentralization) Faktor-faktor ekonomis (perubahan pasar, penyediaan tenaga kerja, dll)
Lokasi pabrik yang ideal Terletak pada suatu tempat yang mampu memberikan total biaya produksi yang rendah dan keuntungan yang maksimal Artinya : lokasi terbaik dari suatu pabrik adalah lokasi dimana unit cost dari proses produksi dan distribusi akan rendah, sedangkan harga dan volume penjualan produk akan mampu menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi perusahaan
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik(1) Lokasi pasar (market location) Lokasi sumber bahan baku (raw material location) Alat angkutan (transportation) Sumber energi (power) Iklim (climate)
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penentuan lokasi pabrik(2) Buruh dan tingkat upahnya (labor & wage salary) Undang-undang dan sistem perpajakan (law & taxation) Sikap masyarkat setempat (community attitude) Air dan limbah industri (water & waste)
Metode-metode Penentuan Alternatif Lokasi Pabrik Metode Kualitatif (Ranking Procedure) Metode Kuantitatif : Analisis Titik Impas Logistic Network Model The Interenterprise SC Model Metode Analisa Pusat Gravitasi (Centre of Gravity Approach) Metode Analisa Transportasi
Ranking Procedure Method Tahapan analisis : Mengembangkan daftar faktor-faktor Menetapkan bobot setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor itu penting Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor Meminta manajer untuk menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor Mengalikan skor dengan bobot dan menentukan jumlah totalnya untuk setiap lokasi Memberikan rekomendasi
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Lokasi (1) Biaya tenaga kerja (termasuk upah, pembentukan serikat pekerja, produktivitas) Ketersediaan tenaga kerja (termasuk sikap, umur, distribusi, keahlian) Jarak lokasi dengan bahan baku dan pemasok Jarak lokasi dengan pasar Kebijakan fiskal pemerintah Peraturan lingkungan hidup Peralatan dan utilitas
Faktor-Faktor yg Mempengaruhi Lokasi (2) Biaya lokasi : tanah, ekspansi, parkir, dsb Ketersediaan transportasi (darat, laut, udara) Isu kualitas hidup masyarakat (pendidikan, perumahan, dsb. Kurs valuta asing (tingkat kurs, stabilitas kurs) Kualitas pemerintah (stabilitas, kejujuran, sikap terhadap bisnis baru)
TOTAL 1,00 70,4 68,0 Faktor Bobot Skor Skor Tertimbang Lokasi A Lokasi B Tenaga kerja 0,25 70 60 0,25x70=17,5 0,25x60=15,0 Transportasi 0,05 50 0,05x50=12,5 0,05x60= 3,0 Pendapatan per kapita 0,10 85 80 0,10x85= 8,5 0,10x80= 8,0 Struktur pajak 0,39 75 0,39x75=29,3 0,39x70=27,3 Pendidikan & kesehatan 0,21 0,21x60=12,6 0,21x70=14,7 TOTAL 1,00 70,4 68,0
Analisis Titik-Impas Lokasi Analisis titik-impas lokasi : penggunaan analisis biaya-volume produksi untuk membuat perbandingan ekonomis terhadap alternatif-alternatif lokasi Tujuan analisis : mencari lokasi dengan biaya terendah Analisis titik-impas dapat dilakukan baik dengan pendekatan grafik ataupun matematik
Analisis Titik Impas Lokasi Tahapan : Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertikal dan volume produksi pada garis horisontal Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume yang diinginkan Contoh : Sebuah perusahaan manufaktor sedang mempertimbang 3 lokasi untuk pabriknya: A, B dan C dengan biaya tetap A=$30.000, B=$60.000, C=$110.000 dan biaya variabel A =$75, B=$45, C=$25. Harga jual $120 dan volume produksi yang diinginkan 2.000 unit
Analisis Titik Impas Lokasi C $180 A B $150 $120 Biaya tahunan (ribu US $) $90 $60 Biaya terendah Lokasi A Biaya terendah Lokasi B Biaya terendah Lokasi C $30 750 1.500 2.500 3.000 Volume produksi (unit)
Logistic Network Model Logistics Network Model, dengan pemain utama adalah : Suppliers Manufacturer Distribution Retail Outlets Customers
Logistic Network Model Chain 1 : Suppliers Awal mula jaringan Sumber penyedia bahan pertama: bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, subassemblies, suku cadang, dll. Sumber pertama disebut dengan suppliers, termasuk di dalamnya : suppliers’ suppliers atau sub-suppliers yang biasanya jumlahnya banyak.
Logistic Network Model Chain 1 – 2 : Suppliers – Manufacturer Rantai pertama dihubungkan dengan rantai ke dua yaitu manufacturer atau plants atau assembler atau fabricator atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, memfabrikasi, merakit, mengkonversikan atau menyelesaikan barang (finishing).
Logistic Network Model Chain 1 – 2 – 3 : Suppliers – Manufacturer – Distribution Barang yang sudah jadi mulai disalurkan oleh manufacturer ke pelanggan. Barang dari pabrik disalurkan melalui gudang ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar.
Logistic Network Model Chain 1 – 2 – 3 – 4 : Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail Outlets Pedagang besar biasanya mempunyai gudang sendiri atau menyewa gudang dari pihak lain. Gudang dipakai untuk menimbun barang sebelum disalurkan ke pihak pengecer. Disini dapat dilakukan penghematan dalam bentuk jumlah inventories dan biaya gudang, dengan cara melakukan desain kembali pola pengiriman barang baik dari manufacturer maupun ke pengecer.
Logistic Network Model Chain 1 – 2 – 3 – 4 – 5 : Suppliers – Manufacturer – Distribution – Retail Outlets – Customers Barang ditawarkan oleh pengecer atau retailers langsung ke pelanggan atau pengguna barang tersebut. Merupakan rantai terakhir, tetapi bisa jadi masih ada satu mata rantai lagi yaitu pembeli yang mendatangi real customers atau real user. Mata rantai benar-benar berhenti jika barang telah sampai ke pemakai yang sebenarnya.
Logistic Network Model 2 konsep untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pergerakan barang : Mengurangi jumlah supplier Tujuan: mengurangi ketidakseragaman, biaya negosiasi dan pelacakan (tracking) Perubahan konsep multiple-supplier ke single supplier. Konsep tender terbuka makin tidak populer karena tidak menjamin batas jumlah supplier.
Logistic Network Model 2 konsep .... mengembangkan supllier partnership atau strategic alliance Hanya dengan supplier partnership, key suppliers untuk barang tertentu merupakan strategic sources yang dapat diandalkan dan menjamin kelancaran pergerakkan barang dalam supply chain. Konsep ini disertai dengan konsep perbaikan yang terus menerus dalam biaya dan mutu barang.
The Interenterprise SC Model The Interenterprise SC Model/ Model Empat Langkah (The Four Step Model), meliputi 4 komponen : Suppliers : sub-suppliers. Manufacturers : plant Distributors : distribution center, wholesaler. Retailers
The Interenterprise SC Model Pengelolaan aliran barang dan jasa dalam SC, perlu diperhatikan gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada dari awal hingga akhir dan pergerakkan supply chain untuk berbagai inventory.
The Interenterprise SC Model INVENTORI : penyimpanan beberapa jenis barang yang tersimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang berbeda satu sama lain, sehingga panjang pendeknya supply chain juga berbeda. Beberapa jenis inventory dalam supply chain : Barang baku (Raw Materials) Barang setengah jadi (Semi Finished Product) Barang jadi (Finished Product) Material dan suku cadang (MRO : materials for maintenance, repair and operation) Barang komoditas (commodity) Barang Proyek
The Interenterprise SC Model Barang baku ( Raw Materials) Mata rantai pertama ada di pabrik pembuat bahan baku. Bahan baku oleh pabrik pembuat finished product digabung dengan bahan penolong menggunakan teknologi tertentu diolah menjadi bahan setengah jadi. Barang setengah jadi (Semi Finished Product) Bahan setengah jadi dapat langsung diproses menjadi bahan jadi di pabrik yang sama atau dijual ke konsumen menjadi bahan komoditas. Akhir mata rantai sangat tergantung panjang pendeknya proses ini.
The Interenterprise SC Model Barang jadi (Finished Product) Permulaan mata rantai bahan jadi ada di pebrik pembuatannya sebagai hasil pengolahan lebih lanjut bahan setengan jadi. Akhir mata rantai ada di konsumen pengguna. Material dan suku cadang (MRO : materials for maintenance, repair and operation) Inventory ini untuk menunjang operasional pabrik. Mata rantai dimulai dari pabrik pembuat material MRO dan berakhir di pabrik pembuat barang jadi sebagai final user.
The Interenterprise SC Model Barang komoditas (commodity) Barang yang dibeli sudah dalam bentuk barang jadi dan diperdagangkan kembali ke konsumen. Di perusahaan pembeli, barang komoditas dapat diproses lagi, misal dengan mengganti kemasan atau dijual langsung seperti apa adanya. Mata rantainya berawal dari pabrik pembuat dan berakhir ke konsumen pengguna barang tersebut. Sering juga disebut : resales commodities.
The Interenterprise SC Model Barang Proyek Material dan suku cadang yang digunakan untuk membangun proyek tertentu. Mata rantai bermula dari pabrik pembuat dan berakhir pada perusahaan pembuat barang jadi
The Interenterprise SC Model