Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
KIMIA ANALITIK III Dosen: Bambang Trihadi Sistim Perkuliahan - Kuliah dilaksanakan minimal 16 kali pertemuan - Kuliah dilakukan dengan sistem tatap muka, pemberian kuis, serta pemberian bonus bagi yang dapat menjawab pertanyaan saat kuliah berlangsung. 3. Sistim penilaian Nilai akhir terdiri dari: - Nilai Kuis = 10% - Nilai praktikum = 25% - Nilai Mid semester = 27,5% - Nilai Semester = 27,5% - Kehadiran = 10% Nilai yang dikeluarkan adalah gabungan antara nilai Akhir + Nilai Bonus. Ujian yang dilaksanakan bebas dari perbuatan curang (nyontek dll) dan apabila ketahuan yang bersangkutan baik yang memberikan maupun yang menerima contekan dinyatakan tidak lulus dan mendapat nilai E
PENDAHULUAN COLORIMETRI Pengukur serapan 1.Alat pembanding warna berdasarkan pengamatan dengan mata 2.Alat fotometer filter 3.Alat spektrofotometer Untuk poin 1 dan 2 dapat digunakan bila cahaya yang diserap adalah cahaya tampak yaitu pada gelombang antara 380 sampai dengan 750 nm.
SPEKTRUM SINAR
Kolorimetri Silinder Hehner Kolorimetri ini yaitu dengan cara mengatur tinggi larutan antara larutan standar dengan larutan sampel. Cara Pengukurannya 1.Larutan yang akan diukur dimasukkan ke dalam tabung 1 dan standar pada tabung 2. 2.Dengan mata kita diamati dari atas tabung. 3.Bila warnanya tidak sama, maka larutan yang warnanya lebih pekat dikeluarkan lewat kran sambil diamati sehingga warnanya sama dengan larutan standar. Apabila warnanya sama maka konsentrasi larutan sampel sama dengan standar. Berlaku rumus As = Astd As = a b1 c1 Astd = a b std c std
Kolorimetri Duboscq Karena As = Astd maka: b std C std = bs Cs Cs=Konsentrasi sampel Jadi: Cs = b std C std C std=Konsentrasi standar bs b=Jalan panjang sinar a=Tetapan Kolorimetri duboscq teori serta cara kerjanya sama dengan silinder hehner. Perbedaan perbedaan kecil dari laru- Tan berwarna ini dapat diamati dengan Baik tergantung dari panjang gelombang Cahaya yang ditransmisikan/diteruskan Oleh larutan itu. Daerah yang baik untuk Pengamatan mata secara langsung ya- Iti pada panjang gelombang antara 600 Sampai dengan 750 nm.
FOTOMETER FILTER Lensa Kuvet Recorder Filter Detektor Celah Lampu Prinsip Kerja 1.Alat dihidupkan untuk pemanasan selama 25 menit. 2.Sampel dimasukkan ke dalan kuver kurang lebih terisi sampel 2/3 nya. 3.Dipilih filter yang sesuai dengan warna sampel yang akan dianalisa hal ini dimaksudkan agar hukum lambert beer dapat terpenuhi dengan baik. Filter berupa kaca yang berwarna yang lebih baik lagi pakai filter interferensi.
FOTOMETER FILTER 4.Kemudian dilakukan pengukuran dengan panjang gellombang yang sesuai, sehingga serapan yang terjadi adalah maksimum, akibatnya pengukuran menjadi peka. 5.Setelah terjadi penyerapan oleh sampel atau standar maka maka besarnya absorbans atau transmitan dicatat. 6.Untuk larutan standar minimal menggunakan 3 buah standar dari larutan murninya yang telah ditambahkan pengompleks (std 1, std 2, std 3). 7.Dibuat kurva kalibrasi. 8.Berdasarkan kurva kalibrasi dapat ditentukan konsentrasi sampel. T = P/Po P = Intensitas sinar setelah melewati kuvet Po= ntensitas sinar mula-mula T = Transmiitans A = - Log T = - Log P/Po = Log Po/P A = a b C = є b C a = Tetapan є = Tetapan molar Kebaikan dari fotometer filter dibandingkan dengan kolorimeter pembanding warna adalah digunakannya detektor fotolistrik shg lebih akurat.
FOTOMETER FILTER Kekurangan Fotometer Filter 1.Sumber Sinar 1.Responnya terbatas pada sinar tampak. 2.Responnya lambat. 3.Cenderung untuk mengutamakan respon terhadap warna yang dominan. 4.Tidak dapat mengukur intensitas (P). 1.Sumber Sinar Sumber sinar adalah Lampu kawat wolfram (Tungstem Filament Lamp) dengan daerah spektrum elektromagnetik 380 s/d 750 nm. Persyaratannya adalah: 1.Dapat memancarkan berkas sinar dengan intensitas (Po) yang cukup besar shg dapat terdeteksi oleh detektor dan dapat diukur isyaratnya oleh recorder. 2.Harus menghasilkan pancaran sinar yang kontinyu 3.Intensitas cahayanya harus stabil selama pengukuran dilakukan Pada kebanyakan alat fotometer filter suhu kerja lampu pada 2870 oK
PROFIL LAMPU (SUMBER SINAR)
FILTER Filter ada 2 Filter Seragam Filter Interference Contoh: Filter ini membatasi daerah panjang gelombang dengan jalan menyerap bagian2 tertentu dari spektrum. Contoh: 1.Kaca berwarna 2.Suspensi zat warna. Filter Interference Cara kerja filter ini didasarkan pada interferensi sinar. Interferensi yang diambil adalah interferensi yang konstruktif (positif). Karakteristik Filter Seragam Dan Filter Interferensi
FILTER INTERFERENSI
SEL (KUVET) Kuvet (Sel) yaitu tempat yang digunakan untuk menempatkan sampel ataupun standar. Biasanya berbentuk seperti tabung reaksi atau berbentuk kotak segi empat panjang. Tebal sel rata-rata 1 cm. Bahan pembuatan sel ini kaca biasa ataupun plastik, bahan kwarsa dan silika yang dilebur
SUSUNAN ALAT FOTOMETER FILTER
KIMIA ANALISA Kekurangan Alat Fotometer Filter Berkas Tunggal Adalah pembacaan skala %T atau A akan berfluktuasi bila intensitas sinar yang dipancarkan oleh lampu wolfram berfluktuasi. Kesulitan ini diatasi dengan menggunakan accu atau stabilisator, atau dengan fotometer filter berkas rangkap. Fotometer Filter Berkas Rangkap Kedua fotosel (Kuvet) disusun sedemikian rupa hingga perubahan perubahan intensitas lampu akan teramati secara sama oleh kedua fotosel tersebut, sehingga pengaruh fluktuasi lampu tereliminasi, sedang pengaruh terjadinya penyerapan oleh sampel hanya akkan diamati oleh salah satu fotosel saja (fotosel kerja). Dengan demikian perubahan-perubahan intensitas pancaran lampu tidak akan berpengaruh terhadap pembacaan persen T sampel.
SPEKTRUM SINAR TAMPAK
KOMPLEMEN
LANDASAN TEORITIS P=Daya (Power) hv=Energi sinar per satuan massa Misalnya: jml hv per detik=j/dt =Watt. Po P I=Intensitas daya per satuan luas hv λ1 λ=λ1 permukaan yang tegak lurus terha- dap arah jalannya sinar. Misal: daya/m2 = Watt/m2 Definisi: T = Pt/Po LogT = LogPt/Po -LogT = -LogPt/Po -Log T = LogPo/Pt Pt/Po x 100% = %T Pt=P=Sinar yang diteruskan T = Transmittan Po = Sinar masuk A = Log Po/P = -Log T A = Absorbans k1,k2 = tetapan 1. A = Log Po/P = k1 b b = tebal kuvet 2. A = k2 C C = Konsentrasi Materi
TINJAUAN TEORITIS Contoh Soal Dari persamaan 1 dan persamaan 2 kalau digabungkan Jadi A tergantung oleh b dan C maka: A tergantung b.C atau A = k1.k2. b. C k1.k2 = a Jadi A = a. b. C a = absorptivitas = koefisien estingensi Contoh Soal 1.500 ngr sampel berwarna X dilarutkan dan diencerkan menjadi 500 mL. Absorbans larutan ini diukur dengan menggunakan sel (kuvet) 1 cm dan mendapatkan harga 0,9. 10 mgr zat murni dilarutkan dalam 1 liter pelarut yang sama, memberikan A = 0,3 (dalam sel 1 cm). Berapa kadar sampel tersebut?.
KETERKAITAN KOMPONEN ZAT