Pembimbing : Imas S. Sitanggang, S.Si, M.Kom Irman Hermadi, S.Kom, MS

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Referensi : Kusumadewi, Sri. Artificial Intelligence Teknik dan Aplikasinya, Yogayakarta, Graha Ilmu, 2003 Pandjaitan, Lanny. Dasar – Dasar Komputasi Cerdas,
Advertisements

ALGORITMA GENETIKA.
Algoritma Genetika Kelompok 2 Ferry sandi cristian ( )
Disusun Oleh: Ainiyatul Muthoharo ( )
Genetic Algoritms.
ALGORITMA GENETIKA Disusun Oleh : Anjas Purnomo ( )
ALGORITMA GENETIKA.
Informatics Theory & Programming (ITP) Informatics Eng. Dept. – IT Telkom.
Informatics Theory & Programming (ITP) Informatics Eng. Dept. – IT Telkom.
Fuzzy Clustering Logika Fuzzy Materi Kuliah Prodi Teknik Informatika
Oleh : Devie Rosa Anamisa
Fuzzy Clustering Materi Kuliah (Pertemuan 13 & 14) LOGIKA FUZZY
ALGORITMA GENETIKA Pertemuan 12.
Kuliah Sistem Fuzzy Pertemuan 12 “Algoritma Genetika”
ALGORITMA GENETIKA. KELOMPOK 6 CINDY RAHAYU ( ) MIA RAHMANIA ( ) M. ISKANDAR YAHYA ( ) Teknik Informatika 5A UIN.
PERKIRAAN BIAYA PERANGKAT LUNAK MENGGUNAKAN LOGIKA FUZZY
Oleh : Napthalena G Pembimbing : Imas S. Sitanggang, S.Si, M.Kom
Decision Tree.
Fuzzy EAs Dr. Suyanto, S.T., M.Sc. HP/WA:
Seminar Ganang Mahendra B G Mei 2009.
Dasar-Dasar Algoritma Genetika
Oleh: Tri Endah Wijayanti G
Oleh : Desca Marwan Toni (G )
Imam Cholissodin | Algoritma Evolusi Teknik Optimasi Imam Cholissodin |
Evolutionary Computation
OLEH : HANDAYANI RETNO SUMINAR G PEMBIMBING :
PEMBANDINGAN KINERJA JEDOX PALO VERSI 1. 0c DENGAN VERSI 2
Optimasi Pemilihan Produk Operator GSM dan CDMA Menggunakan ANFIS
Oleh: Aditya Nugroho G Dibimbing Oleh: Ir. Agus Buono, M.Si., M.Kom.
Oleh: Ineza Nur Oktabroni (G )
Penambahan Operasi OLAP dan Fungsi Agregat pada Temporal Data Warehouse Tanaman Pangan Kabupaten Karo Oleh : Karina Gusriani – G Pembimbing : Ibu.
MUHAMMAD RAFI MUTTAQIN G
Metode Cluster Self-Organizing Map untuk Temu Kembali Citra
Imam Cholissodin | Algoritma Evolusi Real-Coded GA (RCGA) Imam Cholissodin |
Pembimbing: Henri Harianja G Imas S. Sitanggang, S.Si M.Kom
Martin Budi G Di Bawah Bimbingan Rindang Karyadin, S.T., M.Kom.
Imas S Sitanggang, S.Si, M.Kom
PEMBUATAN POHON KEPUTUSAN
Grammatical Evolution (GE)
ALGORITMA GENETIKA.
Pertemuan 13 ALGORITMA GENETIKA
Pengaruh incomplete data terhadap
Evolving ANN Dr. Suyanto, S.T., M.Sc. HP/WA:
Oleh : Yusuf Nurrachman, ST, MMSI
Konsep Data Mining Ana Kurniawati.
Konvergensi Prematur dan Pencegahannya
Nama Anggota Kelompok: Erna Fatayati (G ) Dirman Hafiz (G )
Firman Ardiansyah, S.Kom, M.Si. Imas S. Sitanggang, S.Si., M.Kom
GENETICS ALGORITHM Nelly Indriani W. S.Si., M.T KECERDASAN BUATAN.
Pendahuluan Dr. Suyanto, S.T., M.Sc. HP/WA:
Pertemuan 14 Algoritma Genetika.
DISUSUN OLEH: Meiga Restianti
Artificial Intelligence (AI)
Algoritma AI 2.
Pertemuan 13 ALGORITMA GENETIKA
ALGORITMA GENETIKA.
Pertemuan 13 Algoritma Genetika.
Mata Kuliah Analisa Perancangan Sistem Informasi
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI TEKNIK INFORMATIKA
ALGORITMA GENETIKA.
Algoritma Genetika.
Pertemuan 15 ALGORITMA GENETIKA
KLASIFIKASI.
Anggota Dwita Eprila ( ) Mayang Hermeiliza Eka Putri ( ) Nadiah Amelia ( ) Rafif Abdusalam ( ) Shofyan.
Perancangan Sistem Klasifikasi Masa Studi Mahasiswa Menggunakan Data Mining Berbasis Algoritma ID3 (Studi Kasus:Jurusan Teknik Komputer –Unikom) Oleh:
Pembimbing : Aziz Kustiyo, S.Si., M.Kom. Endang Purnama Giri, S.Kom.
Yaghi Amanda Permana G Pembimbing : Hari Agung Adrianto, S.Kom, M.Si
PENJADWALAN PERKULIAHAN MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA
Konsep Data Mining Ana Kurniawati.
Algoritma Genetika. Melakukan Optimasi Fitness Contoh Fungsi Fitnes Y = - (x 2 - 1) GA akan melakukan optimasi terhadap fungsi tersebut.
Transcript presentasi:

Pembimbing : Imas S. Sitanggang, S.Si, M.Kom Irman Hermadi, S.Kom, MS OPTIMASI FUZZY DECISION TREE MENGGUNAKAN ALGORITME GENETIKA PADA DATA DIABETES Oleh : Wellya Septin G64104002

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Hasil survey WHO (2004) : Indonesia menempati urutan ke-4 terbesar dalam jumlah penderita kencing manis (diabetes melitus) di dunia setelah India, Cina, & AS. Jumlah penderita diabetes : 14 juta (2006) 30% dari yang sadar  pengobatan 50% sadar Tiap tahun semakin meningkat 2

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG Pengembangan dari penelitian sebelumnya : “Penerapan Teknik Klasifikasi dengan Metode Fuzzy Decision Tree dengan Algoritme ID3 pada Data Diabetes” (Firat Romansyah 2007) Optimasi fuzzy decision tree dengan algoritme genetika tingkatkan nilai akurasi Algoritme genetika: Menangani fungsi objektif Bekerja pada sekumpulan calon solusi Aturan transisi peluang genetically optimized fuzzy decision tree 3

PENDAHULUAN TUJUAN Menerapkan algoritme genetika (AG) untuk mengoptimasi fuzzy decision tree (FDT) sehingga diperoleh genetically optimized fuzzy decision tree (G-DT) pada data diabetes  akurasi lebih baik daripada penelitian sebelumnya. Membangun aplikasi sederhana untuk membuat model (aturan klasifikasi) dengan menggunakan G-DT. Membandingkan FDT dengan G-DT. 4

PENDAHULUAN RUANG LINGKUP Membangun model untuk mengetahui potensi seseorang terkena diabetes DATA DIABETES : GLUN (Glukosa Darah Puasa) GPOST (Glukosa Darah 2 Jam Pasca Puasa) TG (Trigliserida) HDL (Kolesterol HDL) Diagosa pasien Teknik : Klasifikasi  Fuzzy Decision Tree (FID3)  Algoritme Genetika 5

DATA MINING KLASIFIKASI TINJAUAN PUSTAKA Proses ekstraksi informasi data berukuran besar (Han dan Kamber 2006) KLASIFIKASI  Proses menemukan model (fungsi) yang menjelaskan dan membedakan kelas-kelas atau konsep, dengan tujuan agar model yang diperoleh dapat digunakan untuk mengetahui kelas atau objek yang memiliki label kelas yang tidak diketahui (Han & Kamber 2006) 6

TINJAUAN PUSTAKA Decision Tree aturan IF…THEN (Marsala 1998) Contoh sebuah decision tree 7

Fuzzy Decision Tree (FDT) TINJAUAN PUSTAKA Fuzzy Decision Tree (FDT) Perluasan decision tree Teori himpunan fuzzy  himpunan data Fuzzy ID3 (Iterative Dichotomiser 3) Algoritme membangun FDT FUZZY  Peningkatan dalam melakukan penggolongan pada saat pelatihan 8

TINJAUAN PUSTAKA FID3 Membuat root node atau memilih atribut yang digunakan untuk ekspansi tree Menghitung fuzzy entropy dan information gain Information gain  ukuran seleksi atribut Fuzzy entropy  untuk mendefinisikan information gain Mengekspansi tree : Hitung nilai derajat keanggotaan yang baru Menghitung proporsi dari tiap kelas Evaluasi dengan threshold Proporsi kelas ≥ Fuzziness Control Threshold (FCT)  ekspansi dihentikan Banyaknya anggota himpunan data ≤ Leaf Decision Threshold (LDT) ekspansi dihentikan Ekspansi berhenti jika tidak ada data/atribut lagi 9

FUZZY ENTROPY DAN INFORMATION GAIN HASIL DAN PEMBAHASAN FUZZY ENTROPY DAN INFORMATION GAIN FUZZY ENTROPY KESELURUHAN DATA: FUZZY ENTROPY ATRIBUT A: INFORMATION GAIN ATRIBUT A: 10

Algoritme Genetika TINJAUAN PUSTAKA  John H. Holland (1975) (Cox 2005)  meniru teori evolusi alamiah (Michalewicz 1996) Menurut Michalewicz (1996), AG harus memiliki 5 komponen berikut: Representasi genetik Inisialisasi populasi Fungsi evaluasi Operator-operator genetik  rekombinasi dan mutasi Nilai-nilai dari berbagai macam parameter yang digunakan dalam AG 11

Bangkitkan populasi awal < Fitness Threshold TINJAUAN PUSTAKA Tidak Ya Bangkitkan populasi awal Evaluasi fitness < Fitness Threshold Elitisme Seleksi Rekombinasi Bentuk populasi baru Mulai Individu terbaik Selesai Mutasi Algoritme Genetika 12

TINJAUAN PUSTAKA SISTEM INFERENSI FUZZY FUZZY C-MEANS (FCM)  Suatu framework yang didasarkan pada konsep himpunan fuzzy, fuzzy if-then rules, dan fuzzy reasoning (Jang et al 1997). FUZZY C-MEANS (FCM)  Algoritme clustering data di mana setiap titik data masuk dalam sebuah cluster dengan ditandai oleh derajat keanggotaan yang bernilai antara 0 dan 1 (Jang et al 1997). K-FOLD CROSS VALIDATION  Mengulang k-kali untuk membagi sebuah himpunan contoh secara acak menjadi k subset yang saling bebas, setiap ulangan disisakan satu subset untuk pengujian dan subset lainnya untuk pelatihan (Fu 1994). 13

METODE PENELITIAN [ALUR PENELITIAN] [TAHAPAN PEMBENTUKAN G-DT] Optimasi fungsi keanggotaan fuzzy 14

METODE PENELITIAN PENDEFINISIAN KROMOSOM 96 175 296 393 88 132 213 299 GPOST 100 200 300 400 500 600 700 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Derajat keanggotaan Rendah Sedang Tinggi a b c d 96 175 296 393 88 132 213 299 96 175 296 393 42 66 76 144 98 158 329 467 GLUN GPOST HDL TG 15

x = (minimum ( (r – 0), (s – r), (t – s)/4, (u – t), (max–u) ) ) – 1 METODE PENELITIAN PEMBANGKITAN POPULASI AWAL 100 200 300 400 500 600 700 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7 0.8 0.9 1 Derajat GPOST Cluster 1 Cluster 2 Cluster 3 r s t u r - x ≤ a ≤ r + x s ≤ b ≤ s + 2x t – 2x ≤ c ≤ t u - x ≤ d ≤ u + x c b max r s t u x 2x a d x = (minimum ( (r – 0), (s – r), (t – s)/4, (u – t), (max–u) ) ) – 1 16

METODE PENELITIAN SELEKSI : Roulette Wheel REKOMBINASI : One-point Crossover MUTASI : [ (nilai gen – 1), (nilai gen + 1) ] FITNESS THRESHOLD : 0.05 Fuzziness Control Threshold (FCT) = 98% dan Leaf Decision Threshold (LDT) = 3% PERCOBAAN tingkat rekombinasi: 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100% tingkat mutasi: 1%, 5%, dan 10% maksimum generasi: 50, 100, 150, 200, dan 250 ukuran populasi: 10, 30, dan 50 TRAINING G-DT : menggunakan 10 training set masing-masing 10 iterasi 17

METODE PENELITIAN LINGKUP PENGEMBANGAN SISTEM Perangkat keras yang digunakan berupa notebook: processor: Intel Core 2 Duo 1.66 GHz, memori: 1,512 GB, dan harddisk: 80GB. Perangkat lunak yang digunakan: sistem operasi: Window XP, Matlab 7.0.1 sebagai bahasa pemrograman, dan Microsoft Excel 2003 sebagai media penyimpanan data. 18

HASIL DAN PEMBAHASAN PEMILIHAN TRAINING SET DAN TESTING SET Berdasarkan hasil eksekusi program G-DT dan persebaran data tiap training set dan testing set. Ukuran populasi = 10, maksimum generasi = 50, tingkat rekombinasi = 50%, dan tingkat mutasi = 1%. TRAINING SET DAN TESTING SET 3 19

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL EKSEKUSI G-DT Set Akurasi Jumlah Aturan Waktu Total (detik) Jumlah Iterasi 1 100.00% 20 14,906 2 58.62% 17 209,562 50 3 89.66% 25 320,938 4 15,031 5 21 15,109 6 14,937 7 22 14,578 8 19 14,985 9 14,938 10 15,344 mean 94.83% 20.8 20

HASIL DAN PEMBAHASAN PERSEBARAN DATA Set Training Set Testing Set Negatif Positif 1 244 17 29 2 257 4 16 13 3 248 25 5 6 7 8 9 10 Total 261 21

58 kombinasi parameter dengan nilai fitness terbaik HASIL DAN PEMBAHASAN UKURAN POPULASI = 10 58 kombinasi parameter dengan nilai fitness terbaik 12 kombinasi parameter dengan nilai fitness terbaik dan waktu eksekusi < 360 detik 3 kombinasi parameter yang terbaik untuk training set 3 (pengulangan 10 kali) 1 kombinasi parameter yang terbaik untuk training set 3 dan 2  parameter yang optimal bagi populasi 10 tingkat rekombinasi: 90% tingkat mutasi: 10% maksimum generasi: 50 22

HASIL DAN PEMBAHASAN UKURAN POPULASI = 30 & 50 Lebih lama dari ukuran populasi = 10 Besar nilai fitness terbaik tidak lebih baik daripada ukuran populasi = 10  Peningkatan ukuran populasi dan maksimum generasi tidak menghasilkan nilai fitness yang lebih baik 23

HASIL DAN PEMBAHASAN PARAMETER AG YANG OPTIMAL: tingkat rekombinasi: 90%, tingkat mutasi: 10%, maksimum generasi: 50, dan ukuran populasi: 10. 24

TRAINING G-DT HASIL DAN PEMBAHASAN Kriteria penentuan hasil training G-DT: nilai akurasi yang paling tinggi, jumlah aturan yang dihasil yang paling sering muncul (modus), dan waktu eksekusi yang paling cepat. 25

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL TRAINING DATA TRAINING SET 3 Set Akurasi Waktu (detik) Jumlah Aturan 1 93.10% 324,594 28 (26 negatif, 2 positif) 2 328,766 26 (25 negatif, 1 positif) 3 310,985 21 (20 negatif, 1 positif) 4 321,031 25 (23 negatif, 2 positif) 5 89.66% 302,500 20 (19 negatif, 1 positif) 6 306,156 22 (20 negatif, 2 positif) 7 317,187 25 (24 negatif, 1 positif) 8 306,375 9 264,859 10 319,531 24 (23 negatif, 1 positif) 26

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL TRAINING G-DT TIAP TRAINING SET Set Akurasi Jumlah Aturan Waktu Total (detik) 1 100.00% 26 (24 negatif, 2 positif) 15,031 2 62.07% 17 (16 negatif, 1 positif) 207,204 3 93.10% 21 (20 negatif, 1 positif) 271,484 4 25 (24 negatif, 1 positif) 15,563 5 23 (20 negatif, 3 positif) 15,188 6 27 (25 negatif, 2 positif) 15,063 7 22 (22 negatif, 0 positif) 14,797 8 20 (19 negatif, 1 positif) 14,625 9 15,016 10 23 (21 negatif, 2 positif) 15,485 mean 95.52% 22.6 27

HASIL DAN PEMBAHASAN PARAMETER TIDAK OPTIMAL VS PARAMETER OPTIMAL Akurasi training set 2: 58.62% naik menjadi 62.07% Akurasi training set 3: 89.66% naik menjadi 93.10% Rata-rata akurasi parameter yang tidak optimal: 94.83%. Rata-rata akurasi parameter yang optimal: 95.52%.  Peningkatan rata-rata akurasi: 0.69%. 28

REPRESENTASI PENGETAHUAN HASIL DAN PEMBAHASAN REPRESENTASI PENGETAHUAN Model yang dipilih dari hasil training: Mencakup semua kelas target. Akurasi yang paling tinggi. Jumlah aturan yang paling banyak. MODEL G-DT: 27 aturan (25: negatif dan 2: positif) [Model] [Tree] 29

PERBANDINGAN G-DT – FDT HASIL DAN PEMBAHASAN PERBANDINGAN G-DT – FDT Nilai akurasi yang dihasilkan: Akurasi training set 2: 55.17% naik menjadi 62.07%. Akurasi training set 3: 82.76% naik menjadi 93.10%. Akurasi training set 7, trainng set 8, dan training set 10 naik menjadi 100%. Rata-rata nilai akurasi FDT: 90.69%. Rata-rata nilai akurasi G-DT: 95.52%.  Peningkatan rata-rata akurasi: 4.83%. 30

PERBANDINGAN G-DT – FDT HASIL DAN PEMBAHASAN PERBANDINGAN G-DT – FDT Jumlah aturan yang dihasilkan: Sebagian besar jumlah aturan yang dihasilkan lebih rendah. Rata-rata jumlah aturan yang dihasilkan lebih rendah. 31

PERBANDINGAN G-DT – FDT HASIL DAN PEMBAHASAN PERBANDINGAN G-DT – FDT Penyebab perbedaan jumlah aturan: Proses pembentukan tree berbeda. Jumlah himpunan fuzzy untuk atribut GLUN dan GPOST berbeda. G-DT: 3 himpunan fuzzy (rendah, sedang, tinggi) FDT: 4 himpunan fuzzy (rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi) 32

PERBANDINGAN G-DT – FDT HASIL DAN PEMBAHASAN PERBANDINGAN G-DT – FDT Model yang menjadi representasi pengetahuan: G-DT: 27 aturan (25: positif, 2: negatif). FDT: 30 aturan (29: positif, 1: negatif). 33

PERBANDINGAN G-DT – FDT HASIL DAN PEMBAHASAN PERBANDINGAN G-DT – FDT Waktu eksekusi G-DT bisa lebih lama daripada FDT. Waktu eksekusi G-DT tergantung pada ukuran populasi dan maksimum generasi. Jika solusi diperoleh pada iterasi pertama, waktu eksekusi G-DT lebih cepat daripada FDT. 34

PERBANDINGAN G-DT – FDT HASIL DAN PEMBAHASAN PERBANDINGAN G-DT – FDT Fungsi keanggotaan: G-DT: diperoleh dari hasil pembelajaran dengan algoritme genetika. FDT: telah diinisialisasi dari awal. 35

HASIL DAN PEMBAHASAN Fungsi keanggotaan untuk GLUN (G-DT): 36

HASIL DAN PEMBAHASAN Fungsi keanggotaan untuk GLUN (G-DT): 100 200 300 100 200 300 400 500 600 0.2 0.4 0.6 0.8 1 GLUN Derajat Keanggiotaan Rendah Sedang Tinggi 37

EVALUASI KINERJA G-DT HASIL DAN PEMBAHASAN G-DT Berhasil meningkatkan akurasi. (FDT: 90.69% dan G-DT: 95.52%)  Rata-rata nilai akurasi G-DT meningkat sebesar 4.83% dari rata-rata nilai akurasi FDT 38

KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN Algoritme genetika (AG) dapat digunakan untuk optimasi fuzzy decision tree (FDT) sehingga diperoleh genetically optimized fuzzy decison tree (G-DT). Rata-rata nilai akurasi G-DT meningkat sebesar 4.83% dari rata-rata nilai akurasi FDT (FDT: 90.69% dan G-DT: 95.52%). Parameter AG yang optimal yaitu: tingkat rekombinasi: 90%, tingkat mutasi: 10%, ukuran populasi: 10, dan maksimum generasi: 50. 39

KESIMPULAN KESIMPULAN DAN SARAN Parameter AG yang optimal meningkatkan nilai akurasi: 0.69%. (tidak optimal: 94.83% dan optimal: 95.52%). Jumlah aturan yang diperoleh G-DT lebih rendah daripada jumlah aturan yang diperoleh FDT (FDT: 30 aturan (29 negatif, 1 positif) dan G-DT: 27 aturan (25 negatif dan 2 positif). 40

SARAN KESIMPULAN DAN SARAN Menggunakan data yang lebih representatif: Data positif diabetes hanya 17 record dari 290 record  kurang representatif. Jumlah data positif dan negatif diabetes sama besar. 41

DAFTAR PUSTAKA Cox E. 2005. Fuzzy Modeling and Genetic Algorithms for Data Mining and Exploration. USA: Morgan Kaufman Publishers. Fu L. 1994. Neural Network In Computer Intelligence. Singapura: McGraw Hill. Han J, Kamber M. 2006. Data Mining: Concepts and Techniques. USA: Morgan Kaufman Publishers. Jang JSR, Sun CT, Mizutani Eiji. 1997. Neuro-Fuzzy and Soft Computing. London: Prentice-Hall International, Inc. Kantardzic M. 2003. Data Mining: Concepts, Models, Methods, and Algorithms. Wiley-Interscience. Lawrence D. 1991. Handbook of Genetic Algorithms. New york: Van Nostrand Reinhold. Liang G. 2005. A Comparative Study of Three Decision Tree Algorithms: ID3, Fuzzy ID3 and Probabilistic Fuzzy ID3. Rotterdam: Informatic & Ecosnomics Eramus University Rotterdam. Marsala C. 1998. Application of Fuzzy Rule Induction to Data Mining. France: University Pierre et Marie Curie. 42

DAFTAR PUSTAKA Michalewicz Z. 1996. Genetic Algorithms + Data Structure = Evolution Programs. New York: Springer-Verlag Berlin Heidelberg. Pedryez W, Sosnowski ZA. 2005. Genetically Optimized Fuzzy Decision Trees. IEEE Transactions on Systems, Man, and Cybernetics vol.35 no.3. Romansyah F. 2007. Penerapan Teknik Klasifikasi dengan Metode Fuzzy Decision Tree dengan Algoritme ID3 pada Data Diabetes [Skripsi]. Bogor: Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB. 43

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL TRAINING FDT Set Akurasi Waktu (detik) Waktu Total Jumlah Aturan 1 100.00% 0,750 21,625 29 (29 negatif, 0 positif) 2 55.17% 0,219 21,375 9 (9 negatif, 0 positif) 3 82.76% 0,562 21,500 23 (22 negatif, 1 positif) 4 0,735 21,657 5 0,782 21,703 30 (30 negatif, 0 positif) 6 0,828 21,906 31 (31 negatif, 0 positif) 7 86.66% 0,766 21,828 29 (27 negatif, 2 positif) 8 89.66% 21,719 29 (28 negatif, 1 positif) 9 21,797 10 93.10% 21,750 30 (29 negatif, 1 positif) mean 90.69% 27 44

PERBANDINGAN G-DT – FDT HASIL DAN PEMBAHASAN PERBANDINGAN G-DT – FDT Fungsi keanggotaan untuk GLUN (FDT): 45

PERBANDINGAN G-DT – FDT HASIL DAN PEMBAHASAN PERBANDINGAN G-DT – FDT Fungsi keanggotaan untuk GLUN (FDT): 100 200 300 400 500 600 0.2 0.4 0.6 0.8 1 Derajat Keanggotaan Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi 46

HASIL DAN PEMBAHASAN Range normal Kode Pemeriksaan Satuan Nilai Normal GLUN Mg/DL 70 - 100 GPOST 100 - 140 HDL 40 - 60 TG 50 - 150 47