KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2016

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Sosialisasi Daftar Perbandingan Jenis Revisi Anggaran
Advertisements

PENERAPAN ANGGARAN TERPADU BERBASIS KINERJA DI INDONESIA
REVISI ANGGARAN TA.2014 PERSIAPAN PENYUSUNAN ANGGARAN TA.2015
PROGRAM PERCEPATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH
PAGU ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA /LEMBAGA TAHUN 2012
Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan RKA-KL
OVERVIEW PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA
SIKLUS APBN.
A. Pengertian APBN dan APBD 1. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Rapat Koordinasi Penyelesaian APBN-P Tahun 2015
KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL PERTEMUAN PENDAHULUAN PENYUSUNAN RKP 2013 Oleh: Menteri Negara PPN/Kepala.
“ TATA CARA PENYUSUNAN TARGET DAN PAGU PENGGUNAAN PNBP”
PENGELOLAAN PNBP ~ PENYUSUNAN TARGET DAN PAGU INDIKATIF TA 2018 ~
POKOK-POKOK KEBIJAKAN BELANJA K/L TAHUN 2018
& Dana Dekonsentrasi PENYELENGGARAAN APBN DI DAERAH :
Tata Cara Revisi Anggaran TA 2017
PELAKSANAAN ANGGARAN BADAN LAYANAN UMUM
INSPEKTORAT WILAYAH VI
DISUSUN OLEH SITI SOPIAH
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA
PEDOMAN UMUM DAN PENGALOKASIAN DANA ALOKASI KHUSUS TA 2011
Pengelolaan Keuangan Negara
Eksistensi Kerjasama Pemerintah Pusat dan Daerah Pasca UU Nomor 23/2014 ttg Pemerintah Daerah dalam Perspektif Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Hotman.
KEBIJAKAN FISKAL.
KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI
Oleh: ERISKA NOVITASARI
KEBIJAKAN PENGANGGARAN TA 2015 DALAM RANGKA EFEKTIFITAS DAN EFISIENSI PENGGUNAAN APBN Rapat Konsinyering Penyusunan RKAKL Pagu Indikatif Tahun Anggaran.
Nama : Wiwik Wiji Astuti Nim : A FKIP.Akuntansi
PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK
APBN APBD &.
RAPAT KOORDINASI MONITORING PELAKSANAAN ANGGARAN TAHUN 2016
AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI ATAS PELAKSANAAN KEUANGAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 15/PMK
PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN GUNA MEMINIMALISIR PENYIMPANGAN DAN TEMUAN
DANA ALOKASI KHUSUS 2008 “Kebijakan dan Mekanisme Alokasi”
Pembiayaan Pembangunan
Ekonomi untuk SMA/MA kelas XI Oleh: Alam S..
Sistem Pengelolaan Keuangan Negara dan Pemerintah Pusat
BAB 4 APBN DAN APBD DALAM PEMBANGUNAN.
Forum Gabungan SKPD Tahun 2016
Dampak Kebijakan Fiskal Terhadap Sektor Industri
F. Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah
Pertemuan ke-3 Penyusunan dan Penetapan APBN
Materi Kuliah Hukum Keuangan Negara
A P B N.
Perkenalkan Kami: Danang (8) Aisyah (2) Ariella (5) Hanna (16) Ismi
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN
APBN 2013 Aflah Aulia Fisri R. (02) Qristalia Putri Gayo A. (20)
APBN DAN APBD.
REVISI ANGGARAN PADA DIPA PETIKAN BLU
SIKLUS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA, ANGGARAN, DAN AKUNTANSI
“EVALUASI KINERJA ANGGARAN 2016, PROYEKSI TATA KELOLA APBN 2017 DAN EKONOMI KEDEPAN” Oleh: FITRA (Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran) Jakarta-
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS PELAKSANAAN ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO KEUANGAN DAN BMN 05 FEBRUARI 2018.
Strategi Kebijakan Pelaksanaan Anggaran Tahun Anggaran 2018
DIREKTORAT PELAKSANAAN ANGGARAN
Arah dan Kebijakan Penganggaran Pusat dan Daerah Pada RPJM
KETERKAITAN DIPA DENGAN RKA-KL PENYUSUNAN DIPA PENELAAHAN DAN PENGESAHAN.
Mekanisme Penyusunan RKAKL dan Revisi DIPA
DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
KEBIJAKAN PENGGUNAAN PNBP DI LINGKUNGAN kemendikbud
DIREKTORAT PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK
KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2016
KEBIJAKAN PENGELOLAAN BMN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN
A P B N.
Pengelolaan Hibah Daerah
REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN KESEHATAN
Sistem Informasi Perencanaan dan
INSPEKTORAT JENDERAL KEMENDIKBUD TERKAIT BANTUAN PEMERINTAH
Transcript presentasi:

KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2016 Dalam Rangka Rapat Koordinasi Antara Pusat dan Daerah Ditjen Industri Agro Kementerian Perindustrian Semarang, 3 Maret 2016 KEMENTERIAN KEUANGAN RI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

TANTANGAN APBN KE DEPAN Pendapatan Negara Penerimaan perpajakan sebagai sumber pembiayaan belanja negara masih perlu waktu untuk meningkat secara signifikan; Lifting migas dan ICP cenderung semakin menurun, berpengaruh terhadap pendapatan SDA migas; Sebagian dari PNBP dan BLU sudah terikat penggunaannya. Belanja Negara Produktifitas, efisiensi, dan efektifitas alokasi belanja belum optimal; Fiscal space APBN masih terbatas: komposisi belanja negara didominasi oleh belanja mengikat yang bersifat wajib (a.l. belanja operasional, pembayaran bunga utang, dan subsidi); Mandatory spending semakin besar (a.l. anggaran pendidikan, DAU, dana desa, dan anggaran kesehatan); Penyerapan anggaran belanja negara belum optimal dan menumpuk di triwulan III & IV; Kualitas belanja daerah masih belum optimal.

ARAH & STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2016…1) KEBIJAKAN PENGANGGARAN TAHUN 2016 ARAH & STRATEGI KEBIJAKAN FISKAL TAHUN 2016…1) Defisit dikendalikan pada tingkat yang sustainable (lebih rendah dari APBNP 2015), dengan tetap memperhatikan peran APBN dalam perekonomian. Mengoptimalkan pendapatan negara baik perpajakan maupun PNBP. Pengendalian dan peningkatan kualitas belanja negara baik belanja pusat maupun transfer ke daerah dan dana desa. Melanjutkan program-program prioritas di tahun 2015; Memperkuat desentralisasi fiskal.

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PENDAPATAN NEGARA TAHUN 2016…1) Perpajakan PNBP Meningkatkan tax ratio menjadi sekitar 14% (termasuk SDA migas dan pertambangan). Meningkatkan kepatuhan WP melalui law enforcement (pemeriksaan dan penyidikan) Memperluas tax base. Pengajuan usul barang kena cukai baru. Mengoptimalkan penerimaan SDA migas  menahan turunnya lifting. Mengoptimalkan penerimaan SDA Non Migas  pengawasan SDA pertambangan, kehutanan dan perikanan. Optimalisasi Bagian Pemerintah atas Laba BUMN agar dapat mendorong peran BUMN sebagai agent of development. Memperbaiki peraturan perundang- undangan di bidang PNBP (mekanisme dan tarif).

POKOK-POKOK KEBIJAKAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2016…2) Belanja K/L Belanja Non K/L Mempertahankan tingkat kesejahteraan aparatur pemerintah dengan memperhatikan tingkat inflasi. Melanjutkan kebijakan efisiensi pada belanja barang operasional dan pengendalian belanja perjalanan dinas. Mendukung pelaksanaan program pembangunan seperti infrastruktur, ketahanan pangan, energi, kemaritiman dan pariwisata sesuai dengan RKP 2016. Penguatan SDM pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, UMKM. Pembayaran bunga utang tetap diarahkan untuk me-minimasi dan menjaga efisiensi pembayaran bunga utang (a.l. melalui pemilihan komposisi instrumen utang yang optimal dan melaksanakan transaksi lindung nilai). Menyediakan cadangan belanja (a.l. risiko fiskal, peningkatan PBI). Belanja hibah kepada pemda: Penerusan PHLN. Nationwide water hibah program (RM). Subsidi tepat sasaran. Mendukung pembangunan infrastruktur berupa kerjasama pemerintah swasta.

HAL-HAL KHUSUS YANG HARUS DIPERHATIKAN TA 2016…1) CONFIDENTIAL HAL-HAL KHUSUS YANG HARUS DIPERHATIKAN TA 2016…1) Dalam rangka penyusunan RKA-K/L TA 2016 Kementerian Negara/Lembaga diminta untuk memperhatikan hal-hal sebagai berikut : Kebijakan Umum Belanja Pemerintah Pusat Mempertahankan pendapatan riil aparatur pemerintah untuk memacu produktivitas dan peningkatan pelayanan publik, melalui pemberian THR sebesar 1 kali gaji untuk pegawai aktif dan 50 % untuk pensiunan (selain kebijakan baseline, pemberian gaji dan pensiun ke 13); Melanjutkan kebijakan efisiensi pada belanja operasional dan penajaman belanja nonoperasional (termasuk moratorium pembangunan gedung pemerintah, serta kebijakan sewa/leasing untuk kendaraan dinas operasional); Melanjutkan program prioritas pembangunan (a.l. infrastruktur konektivitas, pendidikan, kesehatan, kedaulatan pangan dan energi, kemaritiman, pariwisata, pengurangan kesenjangan, serta pertahanan) untuk memperbaiki kualitas pembangunan; Menyelaraskan upaya desentralisasi fiskal dengan mengalihkan alokasi Dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (Dekon/TP) ke DAK; dan Mendukung upaya pemenuhan anggaran kesehatan sebesar 5% dari APBN.

HAL-HAL KHUSUS YANG HARUS DIPERHATIKAN TA 2016…2) CONFIDENTIAL HAL-HAL KHUSUS YANG HARUS DIPERHATIKAN TA 2016…2) b. Kriteria Penggunaan Tambahan Belanja Prioritas : Sejalan dengan prioritas dalam RKP tahun 2016 dan sesuai dengan Renstra K/L; Dialokasikan secara efisien dan efektif dengan output yang terukur; Memenuhi akuntabilitas dan governance yang berlaku, transparan, dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. c. Penyesuaian dan Penelaahan RKA-K/L TA 2016 Melakukan penyesuaian (update referensi kinerja K/L) terhadap RKA-K/L TA 2016 dengan menggunakan rumusan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) Kementerian Negara/Lembaga; Dalam hal K/L mendapatkan tambahan belanja prioritas, RKA-K/L terlebih dahulu dilakukan penelitian oleh Sekretariat Jenderal c.q Biro Perencanaan K/L dan direviu oleh APIP K/L agar RKA-K/L TA 2016 berkualitas sesuai RKP tahun 2016 dan siap dilaksanakan sejak bulan Januari TA 2016, serta telah dilengkapi dokumen pendukung; Alokasi belanja operasional pegawai yang dicantumkan dalam lampiran surat Menteri Keuangan ttg Pagu Alokasi Anggaran TA 2016 adalah angka minimal yang harus dipenuhi dan tidak dapat direalokasi ke belanja non pegawai.

2. Pagu dan Realisasi Anggaran Kemenperin TA 2015 % Realisasi Anggaran Kemenperin secara keseluruhan sebesar 78,96%. Sumber Data Aplikasi Monev, 24 Februari 2016

5. Pagu Kemenperin dalam APBN-P 2015 Dalam APBN-P Tahun 2015, sesuai surat Menteri Keuangan No.S-18/MK.2/2015 tanggal 9 Februari 2015 hal Perubahan Pagu Anggaran Belanja K/L dalam APBN-P TA 2015, Kemenperin mendapat tambahan alokasi sebesar Rp1,805 triliun. Menteri Perindustrian melalui surat No.224/M-IND/2/2015 Tanggal 23 April 2015 tentang Perubahan Rincian Usulan Kegiatan Kemenperin dalam APBN-P TA 2015, tambahan pagu tersebut dialokasikan untuk unit-unit sebagai berikut:

4. PAGU ALOKASI ANGGARAN KEMENPERIN TA 2016 Berdasarkan surat Menteri Keuangan No.S-868/MK.02/2015 tanggal 30 Oktober 2015 hal Penyampaian Pagu Alokasi Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Tahun Anggaran 2016, Kemenperin mengalami penyesuaian anggaran semula sebesar Rp.3.339.228.559.000,- menjadi sebesar Rp.3.256.691.742.000,- dalam rangka penundaan belanja K/L sebesar Rp.102.536.817.000,- dan tambahan belanja prioritas sebesar Rp.20.000.000.000,- sehingga pagu alokasi anggaran kemenperin berkurang sebesar Rp.82.536.817.000,-. Sesuai surat Menperin No.508/M-IND/11/2015 tanggal 5 November 2015 hal Usulan Rencana Kerja dan Anggaran Kemenperin TA 2016, Kemenperin menyampaikan RKA-K/L TA 2016 dengan rincian sebagai berikut :

6. Pagu dan Dana Blokir Kemenperin TA 2016 Secara Keseluruhan, prosentase Dana Blokir Terhadap Pagu Kemenperin TA 2016 sebesar 4,97% Sumber Data BI, 24 Februari 2016

Pagu Anggaran Ditjen Agro TA 2016 Pagu Anggaran KemenperinTA 2016 Akun Jenis Belanja Pagu TA 2016 % 51 Belanja Pegawai 17.684.000.000 7.03 52 Belanja Barang 171.715.385.000 68.30 53 Belanja Modal 62.023.615.000 24.67 Jumlah 251.423.000.000 Pagu Anggaran KemenperinTA 2016 Akun Jenis Belanja Pagu TA 2016 % 51 Belanja Pegawai 640.083.757.000 19.66 52 Belanja Barang 1.933.999.494.000 59.38 53 Belanja Modal 682.608.491.000 20.96 Jumlah 3.256.691.742.000 Sumber Data BI, 24 Februari 2016

Pagu Anggaran K/L 2016 Akun Jenis Belanja Pagu TA 2016 % 51 Belanja Pegawai 208.196.762.029.000 28.39 52 Belanja Barang 323.915.816.192.000 44.14 53 Belanja Modal 201.576.310.487.000 27.47 Jumlah 733.688.888.708.000 Sumber Data BI, 24 Februari 2016

TERIMA KASIH