Panorama Gunung Bromo Novita Supriantikasari 15061145 Tugas Aplikom1 Universitas Mercubuana Yogyakarta 2015
Gunung Bromo
Gunung Bromo (dari bahasa Sanskerta: Brahma, salah seorang Dewa Utama dalam agama Hindu) adalah sebuah gunung berapi aktif di Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.329 meter di atas permukaan laut dan berada dalam empat wilayah kabupaten, yakni Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lumajang, dan Kabupaten Malang. Gunung Bromo terkenal sebagai obyek wisata utama di Jawa Timur.
Sebagai sebuah obyek wisata, Bromo menjadi menarik karena statusnya sebagai gunung berapi yang masih aktif. Gunung Bromo termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Bentuk tubuh Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekitar 10 kilometer persegi. Gunung Bromo mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah ± 800 meter (utara-selatan) dan ± 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari 4 km dari pusat kawah Bromo.
Sejarah Letusan Selama abad 20 dan abad 21, Gunung Bromo telah meletus sebanyak beberapa kali, dengan interval waktu yang teratur, yaitu 30 tahun. Letusan terbesar terjadi 1974, sedangkan letusan terakhir terjadi pada 2011. Sejarah letusan Bromo: 2011, 2010, 2004, 2001, 1995, 1984, 1983, 1980, 1972, 1956, 1955, 1950, 1948, 1940, 1939, 1935, 1930, 1929, 1928, 1922, 1921, 1915, 1916, 1910, 1909, 1907, 1908, 1907, 1906, 1907, 1896, 1893, 1890, 1888, 1886, 1887, 1886, 1885, 1886, 1885, 1877, 1867, 1868, 1866, 1865, 1865, 1860, 1859, 1858, 1858, 1857, 1856, 1844, 1843, 1843, 1835, 1830, 1830, 1829, 1825, 1822, 1823, 1820, 1815, 1804, 1775
Bromo Sebagai Gunung Suci Bagi penduduk sekitar Gunung Bromo, suku Tengger, Gunung Bromo / Gunung Brahma dipercaya sebagai gunung suci. Setahun sekali masyarakat Tengger mengadakan upacara Yadnya Kasada atau Kasodo. Upacara ini bertempat di sebuah pura yang berada di bawah kaki Gunung Bromo dan dilanjutkan ke puncak Bromo. Upacara diadakan pada tengah malam hingga dini hari setiap bulan purnama sekitar tanggal 14 atau 15 di bulan Kasodo (kesepuluh) menurut penanggalan Jawa.
Wisata Bromo Perjalanan melalui pintu barat dari arah pasuruan yaitu masuk dari desa Tosari untuk menuju ke pusat obyek wisata ( lautan pasir )terbilang berat karena medan yang harus ditempuh tak bisa dilalui oleh kendaraan roda 4 biasa, ini dikarenakan jalan turunan dari penanjakan kearah lautan pasir sangatlah curam, kecuali kita menyewa jip yang disediakan oleh pengelola wisata, jadi wisatawan banyak yang berjalan kaki untuk menuju ke pusat lokasi.
Apabila kita melalui pintu utara dari arah sebelum masuk probolinggo yaitu pada daerah Tongas, kita akan menuju desa cemoro lawang sebelum turun menuju lautan pasir maka tidaklah terlalu berat dikarenakan turunan dari lerengnya tidaklah terlalu curam sehingga sepeda motor pun dapat melaluinya. Namun bila ingin menyaksikan sunrise yang banyak difoto dari puncak penanjakan maka anda lebih praktis melewati jalur pintu barat.
Jika melalui kota Malang masuk melalui kota kecil tumpang kemudian masuk kota pronojiwo lalu akan melalui cagar alam yang sangat indah dari sini akan menjumpai pertigaan jalan dimana kearah selatan akan memasuki ranu pane ( kearah gunung semeru ) dan kearah utara memasuki lautan pasir bromo yang berada di punggung gunung bromo sebelah selatan. Pertigaan tersebut bernama Jemplang. Perjalanan diawali dengan menuruni bukit yang kemudian disambut dengan padang rumput yang lama kelamaan berganti menjadi lautan pasir. Jalan ini akan mengitari gunung bromo melewati lautan pasir selama kurang lebih 3 jam. Jalur ini sebenarnya tidak terlalu curam dan dapat dilalui sepeda motor, namun memerlukan jiwa petualang karena jalurnya yang masih jarang dilewati dan tidak ada satupun persinggahan maupun rumah penduduk. Kita akan benar- benar disuguhkan dengan perjalanan yang sangat menantang. Namun akan diganjar dengan rahasia Bromo yang lain, yang sangat jarang dilihat wisatawan, yaitu padang rumput sabana dan bunga yang sangat luas berada dibalik Gunung Bromo. Sungguh pemandangan yang berkebalikan pada sisi Utaranya yang gersang dan berdebu. Namun perlu diingat, sebaiknya jangan melalui jalur ini pada malam hari dan atau dalam cuaca yang berkabut. Jalur tidak akan terlihat.
Sebagai catatan, apabila anda melakukan perjalanan diareal lautan pasir ditengah kegelapan malam, sebagai patokan menuju areal parkir sekitar Pura anda dapat melihat patok dari beton yang sengaja diberikan sebagai penunjuk menuju areal pura. Dan apabila anda tersesat jangan panik dan meneruskan perjalanan ( apalagi ditengah kabut tebal ), tunggulah karena biasanya mulai jam 2 - 3 pagi beberapa penunggang kuda sewaan melintas diarea lautan pasir.
3. Ciri Khas Gunung Bromo 1. Sarung Adalah Ciri Khas Warga Sekitar Gunung Bromo. Warga Tengger yang bermukim di sekitar kawasan Gunung Bromo melakukan aktivitas selalu mengenakan kain sarung yang melekat di tubuhnya. Dinginngya cuaca Gunung Bromo membuat kain sarung menjadi bagian dari kehidupan dan ciri khas warga Tengger Gunung Bromo.
2. Lautan pasir Lautan Pasir adalah andalan wisata dari gunung Bromo, di alam pegunungan yang sejuk, kita dapat melihat padang pasir dan rerumputan yang luas. Sedangkan yang paling ditunggu dari gunung bromo adalah sightview ketika matahari terbit dan terbenam karena memang akan kelihatan jelas sekali dan sangat indah. Walaupun perjalanan ke Bromo sangat berdebu, tapi tidak terasa, karena keindahan yang disuguhkan benar-benar luar biasa.
3. Bunga Edelweis Di Gunung Bromo Di wisata Gunung Bromo di Jawa Timur selain keindahan panorama alam dengan perpaduan gunung, lautan pasir dan kepulan asapnya yang indah, di sana kita juga bisa menjumpai beberapa pria yang menjual Bunga Edelweis pada wisatawan. Selain yang warna natural, sebagai penambah daya tarik ada pula yang memberi warna pada bunga edelweis yang ditawarkan dengan harga Rp 15000 - Rp 25.000 per ikatnya itu.
Wisata Kuliner Khas Gunung Bromo
Nasi aron Nasi Aron bisa dibilang sebagai makanan kuliner khas warga Tengger berada di lereng Gunung Bromo. Nasi ini berbahan dasar jagung putih yang hanya dapat ditemui di lereng Gunung Bromo. Dibanding nasi biasa, Nasi Aron lebih tahan kenyang dan lebih gurih.Nasi Aron bisa tahan sampai satu minggu jika tahu cara menyimpannya.Biasanya, penyajian Nasi Aron diikutkan bersama dengan makanan khas pendamping lain, antara lain sayur daun ranti, tahu, campuran kentang dengan tahu, tempe, dan ikan laut dan sambal terasi. Campuran gurihnya Nasi Aron dan pahitnya sayur daun ranti, mampu menurunkan kolestrol dan mengobati diabetes. Selain itu, paduan makanan khas Nasi Aron dengan sambal pedas ini bisa menahan lapar hingga berjam-jam. makanan khas Nasi Aron dapat anda ditemui di Desa Seruni, sebuah desa di seputaran lereng Bromo di kawasan penanjakan 2 bromo.
Iga Bromo Juga disebut Iga Kawah Bromo dan Iga pasir, masakan ini memang terbilang cukup asing ditelinga kita. Iga Bromo bisa dinikmati di warung Zahira yang terletak dikaki gunung. Meski bernama iga pasir Bromo, dijamin makanan tersebut tak ada pasirnya
Sawut Kabut bromo Sawut Kabut Bromo merupakan salah satu menu makanan khas dari kawasan Pegunungan Bromo Tengger Semeru. Biasanya masyarakat Tengger di Gunung Bromo, membuat makanan khas sawut kabut bromo bila ada acara-acara tertentu. Dan juga pada saat kedatangan tamu dari luar daerah. Sawut kabut Bromo berbahan dasar sama dengan makanan sawut dari daerah lainnya. Seperti ubi pohon pilihan dari pertanian desa setempat di kawasan Bromo. Ada yang berbentuk seperti gunung (kerucut), atau gumpalan-gumpalan kecil.Guna menambah keindahan bentuk sawut kabut Bromo pada bagian toping ditambahkan buah murbei berwarna hitam, mutiara merah, dan tidak lupa diberi irisan daun pandan. Biasanya pemberian toping seperti ini diperuntukkan bagi sawut yang dikemas pada pucuk lembaran terpisah-pisah.Untuk menemukan jajanan khas ini dapat diperoleh dibeberapa pasar tradisional di Probolinggo, dan beberapa tempat makanan khas daerah dikawasan Wisata Gunung Bromo.