Penanganan sampah B3 Aris Munandar

PENANGANAN SAMPAH B3 Penanganan sampah menurut UU No.18 Tahun 2008: Pemilahan Pengumpulan Pengangkutan Pengolahan pemrosesan

Dalam ilmu kesling ada 3 tahap dalam penanganan sampah: Tahap penyimpanan sampah tempat sampah sementara, sebelum sampah tersebut dikumpulkan untuk kemudian dibuang. Tahap pengumpulan sampah sistem pemindahan sampah dari sumber sampah menuju ke LPS sampah. Tahap pembuangan akhir sampah tahap terakhir yang harus dilakukan terhadap sampah.

Tahap Pembuangan: Pengangkutan sampah upaya untuk mengangkut sampah dari sumber sampah ketempat pembuangan akhir, atau dari pembuangan sementara ketempat pembuangan akhir. Pemusnahan sampah Metode ini telah banyak dilakukan dinegara maju dan bahkan telah sama sekali ditinggalkan penggunaanya karena termasuk metode yang kurang baik dan banyak menimbulkan kerugian atau gangguan.

Syarat-syarat alat angkut sampah menurut Warsito 2003 antara lain: Terbuat dari logam (bagian dalam dinding dan lantai). Truk minimal harus tertutup untuk menghindari sampah berceceran. Petugas pengangkut harus disediakan pakaian dan perlengkapan kerja, seperti sarung tangan, topi, masker, sepatu boat, sapu, cangkul dan sekop. Sesudah membuang sampah ketempat akhir (TPA) truk selalu dalam keadaan bersih.

Beberapa metode yang tidak di inginkan dalam pembuangan sampah : Open dumping Suatu metode pembuangan secara terbuka dan tidak saniter dan tidak lagi di anjurkan penggunaannya. Dumping in water Suatu metode pembuangan sampah yang dibuang begitu saja dalam air. Metode ini juga dikenal 2 macam: dibuang dlam aliran air dan dibuang kelaut.

TEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH B3 Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi: Primary sludge, limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan awal. Chemical sludge, limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi flokulasi. Excess activated sludge, limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan lumpur aktif. Digested sludge, limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan digested aerobic maupun anaerobic.

METODE PENGOLAHAN LIMBAH B3 INDUSTRI Chemical conditioning tujuan: a. menstabilkan senyawa-senyawa organic yang terkandung didalam lumpur. b. mereduksi volume dengan mengurangi kandungan air dalam lumpur. c. mendestruksi organisme pathogen. d. memanfaatkan hasil samping proses chemical conditioning yang masih memiliki nilai ekonomi. e. mengkondisikan agar lumpur yg dilepas ke lingkungan dan keadaan aman dan dapat diterima lingkungan.

Solidification/stabilization Proses pencampuran limbah dengan bahan tambahan (aditif) dengan tujuan menurunkan laju migrasi bahan pencemar dari limbah serta untuk mengurangi toksisitas limbah tersebut. Sedangkan solodifikasi didefinisikan sebagai proses pemadatan suatu bahan berbahaya dengan penambahan aditif. Kedua proses ini mempunyai arti yang sama.

PROSES SOLIDIFIKASI/STABILISASI BERDASARKAN MEKANISME Macroencapsulation, proses dimana bahan berbahaya dalam limbah dibungkus dalam matriks struktur yang besar. Precipitation Adsorpsi, proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia pada bahan pemadat melalui mekanisme adsorpsi. Absorpsi, proses solidifikasi bahan pencemar dengan penyerapkannya ke bahan padat. Detoxification, proses mengubah suatu senyawa beracun mjd senyawa lain.

Incineration (teknologi pembakaran) Alternatif yang menarik dalam teknologi pengolahan limbah. Proses insinerasi menghasilkan energi dalam bentuk panas, namun insinerasi memiliki beberapa kelebihan dimana sebagian besar dari komponen limbah B3 dapat dihancurkan dan limbah berkurang dengan cepat. Selain itu insinerasi memerlukan lahan yang relatif kecil.

PEMBUANGAN LIMBAH B3 (DISPOSAL) Sebagian dari limbah B3 telah diolah atau tidak dapat di olah dengan teknologi yang tersedia harus berakhir pada pembuangan (disposal). Tempat pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk limbah B3 adalah Landfill (lahan urug) dan disposal well (sumur buangan).