PENGKAJIAN NEUROLOGI Yani Sofiani
ANAMNESIS ALLO/ AUTO Data statistik pasien: nama, jenis kelamin, umur, tempat/ tanggal lahir, alamat, status perkawinan, pekerjaan suku bangsa, agama, kinan/ kidal Keluhan utama Riwayat perjalanan penyakit Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit dalam keluarga Riwayat sosial Kebiasaan, hobi, gizi
PEMERIKSAAN FISIK Kesadaran Rangsang meningeal Saraf Otak 12 saraf kranial Motorik Sensorik Reflek Fungsi luhur
KESADARAN KUALITATIF Observasi kesadaran ditentukan berdasarkan respon pasien terhadap rangsang nyeri, taktil, verbal dan visual Koma tidak respon terhadap rangsangan Sopor atau semi koma respon terhadap rangsangan nyeri masih ada, reflek masih ada, belum ada gerakan motorik spontan Somnolen, letargi dengan rangsangan akan menimbulkan respon motorik dan verbal yang layak akan tertidur lagi bila rangsangan dihentikan Konfusi tampak bengong, respon psikologik lambat, jawaban pertanyaan sering kacau Delirium ketidaksadaran terhadap sekitarnya disertai kacau motorik Apatis acuh tak acuh, malas kontak dengan sekitarnya
KESADARAN KUANTITATIF Glasgow Coma Scale E4M6V5 Respon pasien dinilai dengan membuka mata, bicara, gerakan motorik Jika aphasia, kemampuan verbal tidak dapat dinilai jika lumpuh yang dinilai anggota gerak yang sehat EYE 4 =membuka spontan 3 = membuka dengan rangsangan perintah/ verbal 2 = membuka dengan rangsangan nyeri 1 = tidak dapat membuka mata
GCS VERBAL 5 = orientasi baik, normal 4 = disorientasi, kata-kata baik 3 = kalimat dan kata-kata tidak tepat 2 = meracau, kata-kata tidak dimengerti 1 = tidak respon MOTORIK 6 = dapat melakkan gerakan sesuai perintah 5 = dapat mengetahui arah datangnya rangsangan (lokalisasi) 4= dapat menghindari rangsangan with drawl/ adduksi 3 = abnormal fleks(dekortikasi)i bila dirangsang 2 = ekstensi (decerebrasi) bila dirangsang
RANGSANG MENINGEAL Tanda rangsangan meningeal Perangsangan meningen oleh pergeseran struktur intrakranial, ketegangan saraf spinal yang hipersensitif dan meradang Tanda kaku-kuduk Pasien berbaring tanpa bantal, dilakukan anterofleksi leher. Bila (+), adanya kekakuan dan tahanan disertai rasa nyeri dan spasme otot, dagu tidak dapat disentuh ke dada
RANGSANG MENINGEAL b. Tanda Brudzinski I Pasien baring terlentang, gerakan anterofleksi leher sampai dagu menyentuh sternum akan disusul fleksi involunter pada kedua tungkai c. Tanda brudzinski II tungkai kontra lateral Pasien baring terlentang, lakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul (+) bila terjadi fleksi involunter sendi panggul dan lutut kontralateral
RANGSANG MENINGEAL d. Tanda kernig Pasien berbaring terlentang, paha diangkat dan fleksi pada sendi panggul, kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mungkin tanpa rasa nyeri (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai sudut 135 derajat disertai nyeri e. Tanda Laseque Pasien baring telentang, lakukan fleksi pada sendi panggul pada waktu tungkai dalam sikap lurus (+) bila timbul nyeri di lekuk iskhiadikus atau tahanan pada waktu fleksi < 60 derajat
Saraf Kranial Nervus I Olfactorius Tes penciuman pasien dengan mata tertutup diberikan bau yang sudah dikenal pasien seperti teh, kopi bergantian hidung kiri dan kanan Normal normosmi Berkurang hiposmi anosmi tidak dapat mencium sama sekali
Saraf Kranial Nervus II Optikus Ketajaman penglihatan Dengan tabel Snellen, hitung jari, gerakan tangan, rangsangan cahaya Penglihatan dekat dengan membaca buku Lapang pandang Dengan alat kampimetri/ perimetri Pasien dan pemeriksa duduk/ berdiri berhadapan jarak 60-100 cm, pasien menutup satu mata dan pemeriksa menutup juga satu mata yang berlawanan dengan mata pasien ditutup, pemeriksa menggerakkan tangan dari arah luar lapang pandang atas, bawah,dari kedua sisi
Saraf Kranial Nervus II Reflek pupil dengan rangsangan cahaya langsung ke satu mata, liat perubahan pupil Reflek ancam untuk melihat fungsi batang otak Tangan pemeriksa menunjuk kema mata pasien akan timbul kedipan dari mata yang ditunjuk.
Saraf Kranial Nervus III, IV, VI Okulomotorius, trochklear, Abducens Kelopak mata Ptosis : celah kelopak mata menyempit eksoftalmus, Gerakan bola mata luar: VI, dalam bawah IV, lain III Pupil. Normal ukuran 4-5 mm bentuk bulat, isokor (sama kanan kiri), posisi di tengah Miosis < 2mm, sangat kecil pin-point pupil
Saraf Kranial Nervus V Trigeminus Sensorik : Wajah dalam 3 cabang optalmik, maksilaris, mandibularis 2. Motorik : Otot pengunyah Otot maseter dan temporalis Pasien diminta menutup atau mengatupkan mulut kuat-kuat dan dipalpasi ototnya Otot pterigoideus: pasien diminta membuka mulut lihat apakah ada deviasi, gerakan rahang ke kanan dan kiri
Saraf Kranial Nervus VII Fasialis 1. Serat motorik untuk otot wajah Observasi wajah pasien waktu diam, tertawa meringis, bersiul, menutup mata Minta pasien mengerutkan dahi, menutup mata kuat- kuat, menggembungkan pipi, memperlihatkan gigi, tersenyum Normal : simetri pada semua gerakan kanan kiri
Saraf Kranial Nervus VII 2. Sensorik pengecapan Untuk lidah 2/3 depan rasa manis, asam, asin Paresis N VII perifer : separuh muka kurang setiap gerakan Paresis N VII sentral : bila otot wajah bagian bawah terkena, otot dahi normal
Saraf Kranial Nervus VIII Vestibulo koklearis Koklearis Tes pendengaran: mendengarkan gesekan tangan pemeriksa, detik arloji Tes Rinne, Weber, Schwabach Dengan garpu tala 128, 256, 512 Rinne : garpu tala ditempel di tulang mastoid, bila tidak mendengar lagi dipindahkan ke depan liang telinga
Saraf Kranial Nervus VIII Weber: Garpu tala diletakkan dipuncak kepala atau dahi pasien Normal tidak ada lateralisasi telinga kanan kiri Tuli konduktif : lateralisasi kesisi sakit Tuli saraf :lateralisasi ke sisi sehat Schwabach Membandingkan garpu tala yang digetarkan didepan telinga pasien dengan telinga pemeriksan Vestibularis Lihat nistagmus pada mata, keluhan vertigo
Saraf Kranial Nervus IX, X Gloso faringeus Saraf pengecapan lidah 1/3 belakang untuk rasa pahit. pasien suruh membuka mulut , liat palatum dan uvula. Ucapkan aaa Normal dinding pharing terangkat simetris, uvula ditengah bekerja sama dengan N X
Saraf Kranial Nervus X Vagus Tes menelan bersama N IX Tes artikulasi, suara serak Reflek muntah
Saraf Kranial Nervus XI Aksesorius Otot sternokleidomastoideus Pasien diminta menoleh ke satu sisi melawan tangan pemeriksa Otot trapezius Pasien disuruh mengangkat bahu pemeriksa menahan ke bawah.
Saraf Kranial Nervus XII Hipoglosus Untuk otot intrinsik dan ekstrinsik lidah Pasien diminta untuk menjulurkan lidah kemudian menarik dan menjulurkan lidah dengan cepat liat deviasi Lesi unilateral lidah akan membelok kesisi lesi waktu dijulurkan dan pada posisi diam di dalam mulut deviasi ke sisi sehat Liat cara pasien bicara apakah ada disartri
MOTORIK Bentuk otot Tonus otot Kekuatan otot Cara berdiri / berjalan Gerakan spontan abnormal
Bentuk dan tonus otot Observasi apakah ada hipotrofi, atrofi, hipertrofi Tonus otot (ketegangan otot dalam keadaaan istirahat) Diraba otot bandingkan kanan kiri. Tonus meninggi akan dirasakan ada tahanan Spastik : hipertoni mengenai hanya satu sistim saja, ekstensor atau fleksor. pada awal terasa ada tahanan, bila dilawan terus mendadak tahanan hilang (phenomena pisau lipat) Rigiditas: tahanan tersendat-sendat (fenomena roda gigi
Kekuatan otot Dinilai dalam derajat kekuatan: Derajat 5 : Normal seluruh gerakan dpt dilakukan dgn tahanan maksimal Derajat 4 : Dpt melawan gaya berat & melawan tahanan ringan & sedang dr pemeriksa Derajat 3 : Dpt melawan gaya gravitasi tetapi tdk dpt melawan tahanan dr pemeriksa Derajat 2 : Otot hanya dpt bergerak bila gaya berat dihilangkan Derajat 1 : Kontraksi otot minimal dpt terasa pd otot bersangkutan tanpa mengakibatkan gerakan Derajat 0 : Tidak ada kontraksi otot sama sekali. Paralisis total
Reflek Tendon Derajatnya : 0 = Absen reflek 1 = Menurun 2 = Normal 3 = Hiperreflek 4 = Hiperreflek dengan klonus
Reflek Persarafan segmental Jaw reflek (N V) Biceps, brachioradialis ( C 5 & C 6) Tricep ( C 7 & C 8) Platelar reflek ( L 3 & L 4) Ankle reflek ( L 5,S 1-2 )
Reflek patologis Babinski Telapak kaki digores dari tumit menyusur bagian lateral menuju pangkal ibu jari, timbul dorso fleksi ibu jari dan pemekaran jari-jari lainnya. Chadock Tanda babinski akan timbul dengan menggores punggung kaki dari arah lateral ke depan Openheim Mengurut tibia dengan ibu jari, jario telunjuk, jari tengah dari lutut menyusur kebawah (+ = babinski)
TERIMA KASIH