HEAT TRANSFER TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL KE SEPULUH HEAT TRANSFER NANANG RUHYAT SALURAN UDARA Perancangan Saluran Udara Udara yang disuplaikan ke dalam ruangan untuk keperluan ventilasi, pemanasan dan pendinginan memerlukan sistem saluran yang dirancang dengan baik, demikian pula dengan udara balik. Pertimbangan dalam perancangan antara lain biaya, ruang yang tersedia, tingkat kebisingan, kemudahan dalam operasi, estetika,dll. Dalam perancangan perlu juga kita pelajari mengenai kondisi bangunan secara menyeluruh, kemudian gambar skema saluran udara beserta outlet dan inletnya, hindari penghalang yang mungkin ada dalam bangunan. Sistem yang paling baik adalah yang paling sederhana dan langsung menuju pada sasaran.Ukuran saluran ducting dapat dicari dengan metode tahanan gesek sama (Equal friction rate method) dimana ukuran saluran ditetapkan agar kerugian per satuan panjang saluran sama besarnya. Biasanya sistem saluran dirancang dengan rugi gesek per meter panjang saluran sebesar 0,1 – 0,2 mm H2O, dan perhitungan didasarkan pada saluran dengan rugi gesek paling besar dimana biasanya ditemukan pada saluran paling panjang. Saluran udara yang hampir sama panjangnya tidak memerlukan pengaturan jumlah aliran. Jika dipergunakan saluran yang berbeda ukuran, maka saluranyang lebih pendek hendaknya menggunakan damper. Langkah – langkah dari metode tahanan gesek sama adalah: a. Tentukan laju gesekan ( friction rate /FR ) untuk sistem tersebut. Untuk menentukan kecepatan yang diijinkan dapat dilihat tabel 2.18 pada lampiran. b. Cari laju gesekan saluran lingkaran tiap bagian pada karta rugi gesek. http://www.mercubuana.ac.id
Tekanan statik dapat dicari dengan persamaan : Loss FR x L ………….…………(4 ) dimana : loss = rugi-rugi saluran (mmH2O) FR L = Friction rate (mmH2O/ m) = panjang saluran (m) i. Tentukan tekanan statik dari saluran Tekanan statik dapat dicari dengan persamaan : Tek statik = tekanan total – tek kecepatan…………………( 5 ) (Arismunandar, Wiranto dan H Saito . 1995 . Penyegaran Udara . Jakarta : PT Pradnya Paramita) Komponen Kelistrikan Komponen kelistrikan merupakan komponen yang berguna untuk pelindung arus listrik, alat kontrol dll. Ada banyak macam bentuk dan fungsi dari komponen ini, antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. MCB Saklar Lampu indicator. Kontaktor/ Relay. Push bottom. Terminal kabel. Dll SISTEM PENDINGIN CENTRAL Komponen Pada Sistem Pendingin Central Komponen Utama 1. Kompresor kompresor berfungsi untuk memberikan kompresi atau tekanan pada refrigerant yang berasal dari section line sehingga temperatur dan tekanannya naik dan selanjutnya dialirkan ke discharge line. Menurut jenisnya kompresor dibagi menjadi 5 macam, yaitu : 1. Kompresor Torak. http://www.mercubuana.ac.id
permukaan koil pendingin, uap air dalam udara akan mengembun sehingga koil menjadi basah. Pada umumnya temperatur bola kering (Tdb) udara keluar evaporator adalah 15OC – 17OC dan temperatur bola basah (Twb) 13OC – 15OC untuk evaporator dengan penguapan 2OC – 7OC, kecepatan udara sekitar 2 m/s sebagai kondisi standard an menggunakan koil dengan 3 atau 4 baris. 4. Katup Expansi Katup Ekspansi berfungsi untuk mengekspansikan secara adiabatik cairan refrigerant yang bertekanan dan bertemperatur tinggi sampai tingkat keadaan tekanan dan temperatur rendah. Ada bermacam-macam jenis katup ekspansi, antara lain : 1. Automatic Expantion Valve. 2. Thermostatic Expantion Valve. 3. Katup Apung Sisi Tekanan Tinggi. 4. Katup Apung Sisi Tekanan Rendah. 5. Manual Expantion Valve. 6. Pipa Kapiler. 7. Thermoelectric Expantion Valve. 8. Electronic Expantion Valve. Dari banyak jenis katup ekspansi tersebut yang paling banyak digunakan untuk sistem pendingin komersial adalah pipa kapiler karena beban yang didinginkan relatif konstan dan mempunyai harga yang relatif murah. 5. Refrigeran Refrigeran merupakan suatu media pendingin yang dapat berfungsi untuk menyerap kalor dari lingkungan atau untuk melepaskan kalor ke lingkungan. Sifat-sifat fisik termodinamika refrigerant yang digunakan dalam sistem refrigerasi perlu diperhaatikan agar sistem dapat bekerja dengan aman dan ekonomis, adapun sifat refrigerant yang baik adalah : 1. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi, untuk menghindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi. 2. Tekanan pengembunan yang rendah sehingga perbandingan kompresinya rendah dan penurunan prestasi kompresor dapat dihindari. 3. Kalor laten penguapan harus tinggi agar panas yang diserap oleh evaporator lebih besar jumlahnya, sehingga untuk kapasitas yang sama, jumlah refrigerant yang dibutuhkan semakin sedikit. http://www.mercubuana.ac.id