Klasifikasi Sampah (Sumber dan komposisi) Pengelolaan Sampah Klasifikasi Sampah (Sumber dan komposisi)
Dalam paradigma lama pengelolaan persampahan terdiri dari sumber sampah, pewadahan, pengumpulan/pemindahan, pengangkutan dan pembuangan akhir. Jelas terlihat dan dirasakan tentang sampah hanya pantas untuk dibuang begitu saja tanpa ada tanggapan dan langkah lain yang dapat dilakukan. Dapat diidentikkan sampah adalah tanggung jawab satu pihak yang terkait saja.
Didalam paradigma baru berbagai potensi kelembagaan dipacu untuk aktif berperan dan juga sekaligus mengawasi. Kegiatan dan penanganan persampahan bukan hanya menjadi tugas dan kewajiban dari Dinas PU Cipta Karya atau Kebersihan, tapi masyarakat memegang peranan yang setara dan sama. Pengelolaan sampah dengan para- digma baru perlu dilakukan dengan kegiatan pengurangan dan penanganan sampah.
Klasifikasi sampah Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi yang dianut oleh kebijakan negara setempat. Penggolongan ini dapat didasarkan atas sumber sampah, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya, sifat, dan jenisnya. Penggolongan ini sangat penting dalam penentuan penanganan dan pemanfaatan sampah.
Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya (Tchobanoglous, 1993) yaitu: Sampah domestik/pemukiman penduduk → Jenis sampah yang dihasilkan biasanya berupa sisa makanan, bahan-bahan sisa dari pengolahan makanan atau sampah basah (garbage), dan sampah kering (rubbish).
Sampah komersil Sampah institusi → Sampah yang berasal dari toko, restoran, hotel, dan perkantoran. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3. Sampah institusi →Sampah institusi antara lain sekolah, rumah sakit, penjara, dan pusat pemerintahan. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.
Sampah konstruksi dan pemugaran →Sampah yang berasal dari kegiatan konstruksi, remodeling, perbaikan perumahan, dan perbaikan bangunan komersil. Sampah yang dihasilkan berupa batu, batu bata, beton, plester, dan lain-lain. Sampah pemugaran adalah sampah yang berasal dari reruntuhan bangunan, jalan retak, trotoar, dan jembatan. Jenis sampah yang dihasilkan adalah kaca, plastik, baja, dan juga sama dengan sampah konstruksi.
Lumpur instalasi pengolahan dan sisa-sisa lain Sampah pelayanan kota →Sampah pelayanan kota terdiri atas sampah penyapuan jalan, sampah taman, pantai, dan sampah sarana rekreasi. Lumpur instalasi pengolahan dan sisa-sisa lain →Yang termasuk ke dalam jenis ini berasal dari pengolahan air minum, pengolahan air buangan, dan pengolahan limbah industri.
Sampah industri Sampah pertanian →Macam dan jenis sampah yang dihasilkan tergantung kepada jenis industri. Sampah pertanian →Sampah jenis ini berasal dari aktivitas pertanian seperti kegiatan penanaman, panen, peternakan, dan pemupukan. Pada umumnya sampah jenis ini bukan merupakan tanggung jawab dari pihak persampahan kota.
Sampah Khusus Sampah khusus adalah sampah yang memerlukan Penanganan khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah khusus meliputi : 1. Sampah dari Rumah Sakit Sampah rumah sakit merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan (misalnya pisau bedah yang dibuang), botol infus dan sejenisnya, serta obat-obatan (pil, obat bius, vitamin).
2. Baterai Kering dan Akumulator bekas Baterai umumnya berasal dari sampah rumah tangga, dan biasanya mengandung logam berat seperti raksa dan kadmium. Logam berat sangat berbahaya bagi kesehatan. Akumulator dengan asam sulfat atau senyawa timbal berpotensi menimbulkan bahaya bagi manusia.
Sampah basah (garbage) Klasifikasi sampah berdasarkan kandungan organik dan anorganik (Tchobanoglous, 1993) Sampah basah (garbage) →Sampah basah adalah sampah yang mengandung unsur-unsur organik, sifatnya mudah terurai dan membusuk, dan akan menghasilkan air lindi. Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa pengolahan atau sisa-sisa makanan dari rumah tangga, hasil sampingan kegiatan pasar.
Sampah kering (rubbish) →Sampah kering adalah sampah yang mengandung unsur-unsur anorganik, tidak membusuk, tidak mudah terurai, dan tidak mengandung air. Sampah jenis ini terdiri atas: Sampah mudah terbakar (combustible) seperti kayu, kertas, kain, dan lain-lain; Sampah tidak mudah terbakar (non combustible) seperti logam, kaca, keramik, dan lain-lain.
Abu (Dust/Ash) →Abu adalah sampah yang mengandung unsur organik dan anorganik yang berasal dari proses atau kegiatan pembakaran.
Klasifikasi sampah berdasarkan komposisinya (Damanhuri, 2004): Sampah yang seragam →Sampah yang berasal dari kegiatan industri pada umumnya termasuk pada sampah seragam serta sampah perkantoran yang terdiri atas kertas, karton, dan kertas karbon. Sampah yang tidak seragam (campuran) →Sampah campuran berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum.
Timbulan Sampah Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah (perumahan, komersil, perkantoran, konstruksi dan pembongkaran, industri,institusi, pelayanan dan pertanian) di wilayah tertentu per satuan waktu (Departemen Pekerjaan Umum, 2004).
Komponen Sumber Sampah Rumah Permanen Rumah Semi Permanen Rumah Non Permanen Kantor Toko/ruko Sekolah Jalan Arteri Sekunder Jalan Kolektor Sekunder Jalan Lokal Pasar
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain (Damanhuri,2004): Rata- rata timbulan sampah tidak akan sama antara satu daerah dengan daerah lainya, atau suatu negara dengan negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain (Damanhuri,2004): Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya; Tingkat hidup; Perbedaan musim; Cara hidup dan mobilitas penduduk; Iklim; Cara penanganan makanannya.
Komposisi Sampah Komposisi sampah merupakan gambaran dari masing-masing komponen yang terdapat pada sampah dan distribusinya. Dinyatakan dalam persentase berat (% berat). Data ini penting untuk mengevaluasi peralatan yang diperlukan, sistem, program, dan rencana manajemen persampahan suatu kota (jenis perlakuan penanganan sampah yang berorientasi kepada pemanfaatan, daur ulang, pengomposan, pembakaran, dan lain-lain).
Komposisi sampah dikelompokkan atas sampah organik (sisa makanan, kertas, plastik, kain (tekstil), karet, sampah halaman, kayu, dan lain-lain) dan sampah anorganik (kaca, kaleng, logam, dan lain- lain) (Tchobanoglous, 1993). Komposisi sampah dapat dihitung berdasarkan rumus berikut:
Komposisi sampah dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: Frekuensi pengumpulan Semakin sering sampah dikumpulkan maka tumpukan sampah terbentuk semakin tinggi, tetapi sampah organik akan berkurang karena membusuk, sedangkan sampah non organik sulit terdegradasi akan terus bertambah.
Musim Musim sangat berpengaruh terhadap sampah yang dihasilkan,. Pada musim kemarau, sampah makanan, organik lainnya, dan sampah halaman mengalami kenaikan, sedangkan sampah kertas, plastik, kaca, logam, inert, dan sampah lainnya mengalami penurunan. Pada musim dingin, byk dikonsumsi makanan siap saji. Sampah lainnya berupa debu dan abu sebagai produk hasil pembakaran, baik pembakaran bahan bakar untuk pemanas ruangan maupun abu hasil pembakaran sampah dari incinerator.
Cuaca Cuaca memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap komposisi sampah, untuk daerah yang kandungan airnya cukup tinggi, kelembaban sampahnya juga cukup tinggi; Kemasan produk Kemasan produk bahan kebutuhan sehari-hari juga mempengaruhi komposisi sampah. Negara maju seperti Amerika banyak menggunakan kertas sebagai pengemas, sedangkan negara berkembang seperti Indonesia banyak menggunakan plastik sebagai pengemas.