PERTEMUAN 6 MANAJEMEN OPERASI (EKMA4215) PERTEMUAN 6 MEMBAHAS: Pokok Bahasan Modul 7 MODEL JUST IN-TIME
Prinsip Just-in-time adalah FILOSOFI JIT Prinsip Just-in-time adalah Perusahaan tidak menyelenggarakan persediaan Persediaan sama dengan nol Namun perusahaan yang tidak menyelenggarakan persediaan bukan selalu berarti bahwa suatu perusahaan telah menerapkan model just-in-time Prinsip dari filosofi just-in-time adalah menghilangkan segala macam afval yang terjadi di dalam perusahaan. AFVAL adalah sisa bahan atau barang dalam proses yang tidak dapat Dimanfaatkan untuk tujuan apapun sehingga akhirnya menjadi sampah dan dibuang.
Persediaan dan Pemasok Disamping mengurangi jumlah persediaan, sistem Just-in-time juga berupaya melakukan pengurangan variabilitas (jenis-jenis persediaan yang ada dalam perusahaan Upaya ini dapat dicapai dengan melakukan: SIMPLIFIKASI : adalah berbagai upaya untuk membuat segala hal yang dihadapi menjadi lebih simpel atau lebih sederhana. 2. MODULARISASI : membuat modul sebagai salah satu komponen produk yang dapat berlaku umum, artinya sebuah modul yang disiapkan tsb dapat digunakan sebagai komponen untuk beberapa macam produk. Agar simplifikasi dan modularisasi dapat dilakukan dengan baik dalam perusahaan, maka diperlukan inovasi, dan harus dilandasi kebiasaan berpikir kreatif.
PERSEDIAAN DAN PEMASOK Dalam sistem persediaan konvensional terdapat kondisi yang berkebalikan dari komponen biaya persediaan, yaitu: Biaya persiapan pembelian (ordering cost) Biaya penyimpanan (carrying cost) Jika frekuensi pembelian ber(+) jumlah biaya persiapan pembelian akan sementara jumlah biaya penyimpanan menjadi ber(-) Konsep Just-in-time berupaya menyelesaikan masalah persediaan dengan mengurangi jumlah unit pembelian sehingga biaya penyimpanan dapat ditekan serendah mungkin. Perusahaan yang menggunakan sistem ini perlu Mempersiapkan ekstranet
PERSEDIAAN DAN PEMASOK Dalam hubungannya dengan pemasok (supplier), bagi perusahaan yang menggunakan konsep just-in-time perlu memperhatikan beberapa hal: Pengurangan berbagai aktivitas yang tidak diperlukan Satu kali persiapan pembelian untuk satu periode Hubungan dengan pemasok harus lebih baik Manfaat langsung yang dirasakan dengan pengiriman sesuai skedul kebutuhan bahan adalah perusahaan (pabrik) tidak perlu mempunyai atau menyelenggarakan persediaan bahan. Dengan demikian, persediaan bahan akan menjadi sangat rendah dan mendekati nol.
LAYOUT DAN PENJADWALAN Layout fasilitas produksi adalah susunan tata letak fasilitas produksi, dengan tujuan agar proses produksi berjalan lebih efisien. Beberapa hal yang mempengaruhi tingkat efisiensi produksi yaitu: Jarak tempuh Fleksibilitas Besarnya ruangan Upaya untuk pengurangan antrian Waktu tunggu dalam proses produksi sedang berjalan
LAYOUT DAN PENJADWALAN Tipe perpindahan barang dalam proses: Bahan atau barang dalam proses akan berpindah secara otomatis mengikuti mesin atau peralatan produksi yang digunakan dalam perusahaan. Bahan atau barang dalam proses harus dipindahkan secara manual atau menggunakan peralatan material handling dan tidak mengikuti mesin atau peralatan produksi yang digunakan dalam perusahaan. contoh peralatan material handling antara lain: forklift, traktor industri, ban berjalan atau conveyor dll. Perusahaan yang menggunakan konsep JIT umumnya sudah menggunakan Level schedul, yaitu menyusun penjadwalan proses produksi harian dalam jumlah yang kecil tetapi dalam jenis yang lebih banyak.
LINGKUNGAN BISNIS DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN Beberapa hal penyebab terjadinya perubahan di dalam bisnis: Bisnis selalu berkembang Bisnis ingin memperoleh pelanggan baru Bisnis mempertahankan pelanggan lama Bisnis bergerak lebih kompetitif Bisnis berupaya menambah keuntungan Bisnis berupaya mengembangkan produk Bisnis mempertahankan posisi pasar Bisnis mencari pasar baru Bisnis bertahan hidup
LINGKUNGAN BISNIS DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN Beberapa hal yang menyebabkan kesulitan untuk mengikuti perubahan bisnis: Karyawan tidak yakin perlunya perubahan Karyawan merasa takut akan kehilangan apa yang sudah ada Karyawan merasa takut mengalami kegagalan Karyawan tidak mempunyai gambaran dan toleransi terhadap perubahan Dengan kondisi seperti ini agak sulit pagi para pimpinan lembaga Untuk membawa perubahan, harus ada kesadaran dari para karyawan akan pentingnya suatu perubahan, karyawan harus berpikir CERDAS
LINGKUNGAN BISNIS DAN PEMBERDAYAAN KARYAWAN Beberapa atribut kebiasaan cerdas antara lain: Berpikir dan berakal Gunakan penalaran untuk menjawab masalah Belajar atau mengerti dari pengalaman Memperoleh dan menerapkan pengetahuan Menunjukkan kreativitas dan imajinasi Berurusan dengan situasi yang kompleks dan membingungkan Tanggap dengan cepat dan sukses terhadap situasi baru Mengenal arti penting relatif dari setiap unsur/elemen dalam suatu situasi 9. Bisa menangani informasi yang bersifat ganda, kurang lengkap, dan keliru.