PRINTING PROSES KERTAS
ALOKASI TATAP MUKA 1st week - Digital Input 2nd week - Graphic Software 3rd week - Kertas 4th week - Sablon & Digital printing 5th week - Offset 6th week - Finishing 7th week - Other printing & Pricing 8th week - UTS
1. Sejarah Singkat Kertas “Paper” berasal dari kata “papyrus” sejenis tumbuhan di Mesir yang dikeringkan dan dijadikan alas tulis & gambar sekitar 300 sm. Penemuan kertas yang sesungguhnya oleh Tsai Lun dari China pada 105 SM. Terbuat dari kulit pohon, kain dan bahan-bahan berserat lainnya yang ditumbuk hingga menjadi pulp / bubur dan direndam air, diberi semacam perekat. Campuran disaring dan diratakan hingga air kering sehingga menjadi lembar-lembar berserat yang kemudian dipotong-potong sesuai kebutuhan.
1. Sejarah Singkat Kertas Penemuan ini sampai ke Arab pada abad ke VIII dan baru masuk Eropa sekitar abad XII (1150, di Sativa, Spanyol & 1260 di Italia (Fabriano papers)). Pada 1495 pembuatan kertas secara massal baru dilakukan di Hertfordsire Inggris. Dan baru pada 1690 pabrik kertas di Amerika beroperasi. Hingga abad ke XIX, kertas dibuat full “handmade”. Baru pada 1798 Nicholas Louis Robert membuat mesin di Prancis. Teknologipun mengalami perkembangan dari “handmade” lembaran kertas ke mesin pembuat kertas yang menghasilkan kertas gulungan / “web”.
1. Sejarah Singkat Kertas Hak paten mesin pembuat kertas kemudian diambil alih oleh Henry & Sealy Fourdinier (Fourdinier brothers) dan dikembangkan lebih lanjut di Inggris. Sejauh perkembangannya, namun pada dasarnya prinsip tetap sama : menyaring air dari campuran serat – serat untuk membentuk lembaran berserat halus yang bisa menerima/ menyerap tinta.
2. Proses Pembuatan Kertas Saat ini bahan utama kertas yang banyak dipakai adalah serat selulosa dari kayu (kayu lunak maupun keras), serat kain dan campuran kertas bekas (untuk recycled). Proses pembuatan terdiri dari Mechanical Chemical .
2. Proses Pembuatan Kertas Mechanical (groundwood pulp) : Kayu dipotong-potong dan di kuliti. Kemudian dihancurkan menjadi bubuk. Karena serat tereduksi, nantinya menghasilkan kertas yang tidak terlalu kuat dan berwarna kekuningan. Biaya produksinya relatif lebih murah. (Contoh mechanical : Kertas koran, kertas stencil / buram).
2. Proses Pembuatan Kertas Chemical (chemical pulp) : Kayu dipotong-potong dan di kuliti dan diurai menjadi serpihan –serpihan yang di “masak” dengan beberapa proses kimia dan membentuk bubur kertas yang berserat halus, lebih putih, lebih kuat dan menghasilkan kertas berkualitas. Sayangnya, dengan jumlah kayu yang sama menghasilkan bubur kertas yang jauh lebih sedikit dibanding mechanical. Prosesnya lanjutan chemical : pencucian, penyaringan dan pemutihan, dilanjutkan dengan penumbukkan dan penyiapan (penambahan bahan-bahan yang merekatkan bubur).
2. Proses Pembuatan Kertas Chemical (chemical pulp) : Setelah bubur kertas siap, baru masuk proses mesin penggiling kertas : Pembentukan bubur menjadi tali serat yang bersambung dan pembentukan menjadi lembaran, pengepresan (membuang kandungan air), pengeringan dan ”calendering “, sebuah proses akhir yang menghaluskan permukaan kertas melalui rol-rol yang berliku-liku, hingga dicapai hasil yang maksimal. Hasil terakhir dapat berupa kertas gulungan / web maupun langsung dipotong sesuai standar atau kebutuhan. Namun sebelum dipotong bila diperlukan dapat dilakukan finishing dengan mesin lanjutan, misal super calendering, ekstra coating, embossing dsb.
3. Pengukuran Kertas 1. Ukuran Kertas dan Proporsi Geometris Secara internasional pengukuran kertas distandarisasi dengan ukuran DIN (Deutsche Industrie Norm ). Penyeragaman dimulai pada 1680, mengadopsi teori proporsi geometris (1 : 1.41) / segitiga diagonal dari teori arsitektur. DIN A0 = 841 x 1189 = 999949 mm2 / 1m2
3. Pengukuran Kertas 2. Pengelompokan Ukuran dan Tabel A : - Ukuran Standar DIN/ ukuran jadi/ ukuran dasar (A0 = 1m2) - biasa digunakan untuk cetakan umum, perkantoran serta penerbitan - Setiap angka setelah huruf A menyatakan setengah ukuran dari angka sebelumnya.Jadi A1 adalah setengah dari A0 dan demikian seterusnya. - ukuran yang paling banyak digunakan adalah A4 B : - Ukuran sebelum dipotong, biasa digunakan untuk poster dan lukisan dinding - besarnya kira-kira di tengah antara 2 ukuran seri A C : - Ukuran sampul, biasa digunakan untuk map, kartu post dan amplop
3. Pengukuran Kertas 7
3. Pengukuran Kertas 3. Pembagian Ukuran Kertas
A : Ukuran dasar (A0 = 1m2) B : Ukuran sebelum dipotong C : Ukuran sampul.
Walaupun ukuran A0 sudah baku dan standar 84. 1 x 118 Walaupun ukuran A0 sudah baku dan standar 84.1 x 118.9 cm, namun dalam penjualan eceran di pasar Indonesia, kebanyakan mempunyai ukuran tersendiri, yaitu 65 x 100 cm (ukuran kecil) dan 79 x 109 cm (ukuran besar) kertas tersebut dijual dengan satuan PAK (100 lb/250 lb) / REAM (500 lb) Internasional Lokal Kertas Besar (79x109) Kertas Kecil (65x100)
3. Pengukuran Kertas 2. Pengelompokan Ukuran dan Tabel R : - biasa digunakan untuk kertas jenis foto untuk mencetak foto 2R 60 x 90 10R 254 x 305 3R 89 x 127 10R Plus 254 x 381 4R 102 x 152 11R 279 x 356 5R 127 x 178 11R Plus 279 x 432 6R 152 x 203 12R 305 x 381 8R 203 x 254 12R Plus 305 x 465 8R Plus 203 x 305
3. Pengukuran Kertas 2. Pengelompokan Ukuran dan Tabel F : - biasa digunakan untuk perkantoran dan fotocopy, biasa disebut kertas HVS - F4 = 210 x 330 Seri kertas lain Ada beberapa ukuran lain yang terkadang memakai nama Inggris, diantaranya - Letter (215.9 x 279.4) - Legal (215.9 x 355.6) - Kwarto (215 x 280) - A3+ (330 x 457.0)
4. Karakteristik Kertas 1. Grain Arah serat kertas yang terjadi saat produksi kertas. Grain yang yang sejajar dengan panjang kertas disebut long grain (LG), sementara yang sejajar dengan lebar kertas disebut short grain (SG). Grain menjadi penting dipertimbangkan untuk kekuatan dan kemudahan melipat dan memotong setelah dicetak. Grain long relatif lebih kuat dibanding grain short. Cara mengetes grain adalah dengan menyobek, diberdirikan, dibasahi atau untuk kertas tebal dilengkungkan. Contoh tanda grain : 297 x 420mm artinya kertas A3 grain long.
Bila kertas disobek mengikuti arah panjang kertas Bila kertas disobek menolak /melawan arah panjang kertas
4. Karakteristik Kertas 1. Grain LG mempunyai sifat robek dan melipat lebih mudah daripada SG LG lebih kaku dan mempunyai ketahanan tarik lebih besar daripada SG SG memuai dan menyusut lebih besar daripada LG Note: untuk membuat BUKU, arah serat harus searah dengan panjang buku, bila tidak maka buku akan cenderung membuka, sebab kertas sulit dilipat
4. Karakteristik Kertas 2. Weight (berat massa kertas) Di Indonesia kita mengikuti sistem gramatur/ square meter (g/m2 / gsm). Yaitu berat selembar kertas per meter persegi. Satu lembar kertas A0 80gsm, berarti 841 x 1189 mm = 999949 mm2 atau 1m2 seberat 80 gram. A0 = 16 lembar A4, berarti A4 80 gsm = 16 lembar A4 ditumpuk akan berbobot 80 gram. Berat massa juga dapat dijadikan standar patokan harga kertas, misal harga pasar saat ini Rp 9.000 / kg. Maka harga selembar A0 200 gr = Rp.1800. (1kg = 200gr x 5 atau Rp.9.000 : 5 )
LATIHAN SOAL 1. Diketahui: Harga Pasaran Kertas AP : Rp 12.000 /kg Ditanyakan: Berapa harga selembar kertas ukuran A3 220gsm dan berapa yang kita harus siapkan untuk membeli kertas tsb sebanyak 4.5 ream? SOAL 2. Harga Pasaran Kertas HVS : Rp 8.000 /kg Ditanyakan : Bila kita membeli kertas tsb sebanyak 8 ream, ukuran A4, 80gsm berapa harga per ream nya?
JAWABAN SOAL 1: 1kg=1000gr Rp 12.000=1000gr 1000 : 220(gr) = 4,5 1 kg = 4,5 lembar A0 Harga A0 = Rp 12.000/4,5 = Rp 2.600/lbr Harga A3 = Rp 2.600/8 = Rp 325/lbr Harga per ream : Rp 325 x 500 = Rp 162.500 Harga 4.5 ream : Rp 162.500 x 4.5 = Rp 731.250 JAWABAN SOAL 2: 1kg=1000gr Rp 8.000=1000gr 1000 : 80(gr) = 12.5 1 kg = 12,5 lembar A0 Harga A0 = Rp 8.000/12,5 = Rp. 640/lbr Harga A4 = Rp 640 : 16 = Rp 40/lbr Harga per ream : Rp 40 x 500 = Rp.20.000 Harga 8 ream : Rp 20.000 x 8 = Rp. 160.000
4. Karakteristik Kertas 3. Bulk (Ketebalan Kertas) pada intinya berbanding lurus dengan berat kertas, umumnya semakin berat berarti semakin tebal, kecuali misalnya kertas kasar eggshell dengan kertas halus coated, berat yang sama belum tentu bulk nya sama pada saat dilipat/ ditumpuk. Pengukuran bulk dengan micrometer jarang/ tidak digunakan di Indonesia. 100gsm uncoated 100gsm coated
4. Karakteristik Kertas 4. Opacity Ketertembusan cahaya dan kemampuan meredam tinta yang tercetak pada lembar baliknya. Sangat dipengaruhi oleh faktor gramatur dan ketebalan. Pengukurannya : 1. Visual Opacity Ketertembusan cahaya pada kertas kosong, 10-100 %. (100% berarti lightproof). Alat pengukurnya disebut Opacimeter. Ukuran visual opacity biasanya terdapat pada kertas tembus pandang (misal kalkir). 2. Printed Opacity Kemampuan kertas menyerap dan menahan tinta. Untuk printed opacity ini walaupun ada alat khusus, sangat sulit mengukurnya dengan tepat, sehingga umumnya feeling dan pengalaman yang lebih berperan.
4. Karakteristik Kertas 5. Color (Kadar Kecemerlangan Kertas) Kadar kecemerlangan putih kertas bervariasi tergantung proses "pencucian" dengan bahan kimia yang dilakukan dan juga tergantung dari proses coating yang ditambahkan sesudahnya. Kecemerlangan warna putih yang dihasilkan akan berpengaruh pada apapun warna yang dicetak di permukaan nantinya. Warna juga dipengaruhi material dasar : recycled warnanya tentu tidak secerah kertas dari Virgin pulp, misalnya.
4. Karakteristik Kertas 6. Finishing Bagaimana perlakuan pabrikasi/ hasil produksi akhir terhadap permukaan kertas yang dihasilkan : - Watermarking - Uncoated (antique, eggshell, MF, MG/ duplex) - Coated (artpaper, mattepaper), - Embossed, dsb.
5. Jenis Kertas Cetak A. BERDASARKAN KEADAAN PERMUKAAN - KERTAS TAK BERLAPIS (UNCOATED PAPER) Kertas yang tidak diberikan lapisan dengan ciri-ciri permukaan yang berpori-pori dan mempunyai daya serap tinta yang tinggi. Contoh: kertas koran, HVS, dll - KERTAS BERLAPIS (COATED PAPER) Jenis kertas yang pada permukaannya diberi lapisan yang terdiri dari zat kapur & perekat. Permukaannya halus, licin, mengkilat dan mempunyai daya serap tinta yang rendah. Huruf & image terlihat lebih tajam dan detil karena tinta tidak “bleber”. Sukar ditulis karena permukaannya licin. Contoh: Art paper, Matt Coated Paper, dll
PERBEDAAN KARAKTERISTIK DALAM PENERIMAAN TINTA Coated Uncoated Tinta di atas ArtPaper Tinta di atas kertas koran Refleksi warna tinta di atas AP Refleksi warna di atas kertas koran
5. Jenis Kertas Cetak B. BERDASARKAN JENIS SERAT - KERTAS MENGANDUNG KAYU Disamping mengandung serat selulosa, masih mengandung unsur-unsur kayu lainnya seperti lignin & getah. Ciri-cirinya: - Dibuat dari serat mekanik - Tidak tahan disimpan lama - Mudah menguning kena sinar matahari - Nilai opasitasnya tingi - Harganya murah Contoh: Kertas koran, kertas telepon, kertas stensil, dll
5. Jenis Kertas Cetak B. BERDASARKAN JENIS SERAT - KERTAS BEBAS KAYU Kertas yang terbebas dari unsur kayu kecuali serat selulosa. Ciri-cirinya: - Terbentuk dari serat kimia - Tahan disimpan lama - Tidak mudah menguning - Nilai opasitas rendah - Harganya lebih mahal Contoh: HVS, Kertas uang, kertas rokok, dll
5. Jenis Kertas Cetak C. BERDASARKAN BERAT/ KETEBALAN - KERTAS 16 - 120 gr/m2 - KERTAS KARTON 140 – 200 gr/m2 - KARTON 224 – 450 gr/m2 - BOARD > 500 gr/m2 D. BERDASARKAN PENGGUNAANNYA - Kertas cetak (kertas koran, art paper) - Kertas tulis (HVS, kertas gambar) - Kertas bungkus (kertas sampul, kertas samson) - Kertas khusus (kertas uang, kertas rokok, tissue)
5. Jenis Kertas Cetak E. BERDASARKAN BERAT/ KETEBALAN 1. Newsprint/ kertas koran : Grade terendah dari kertas cetak, dijual dalam bentuk web (gulungan) maupun lembaran. Dibuat dengan mechanical process. Selain untuk koran, kertas jenis ini seringkali diperuntukkan untuk packing / bungkus belanjaan. 2. Writing Papers : Bond paper & business papers. Kertas-kertas ini dibuat khusus untuk tujuan khusus pula, misalnya bond paper untuk sertifikat, piagam, surat berharga dsb. Berbahan dasar serat kayu dan katun halus dengan proses khusus sehingga berkualitas tinggi, estetis, kuat dan tahan lama. 3. Kertas Cover/ Karton : Kertas yang relatif tebal dengan berat lebih dari 170gsm. Sering digunakan untuk cover buku, katalog dsb.
5. Jenis Kertas Cetak 4. Book papers : Uncoated (antique, eggshell, MF / HVS, MG & EF) dan Coated/ Artpaper (film/ pigment coated, blade coated/ matte & cast coated/ super glossy, off machine). 5. Fancy Papers : Kertas ekslusif aneka warna yang berbahan dasar semi recycled (preconsumer/ postconsumer + virgin pulp). Kertas ini sangat berkarakter, sehingga menjadi pilihan untuk cetak terbatas (low - midle) dengan tujuan mengejar prestise. Umumnya kertas fancy yang berkualitas tinggi masih diimport dan dijual per lembaran maupun per ream.
5. Jenis Kertas Cetak 6. Recycled Papers : 100 % kertas daur ulang, pabrikasi maupun handmade. Baik preconsumer (kertas sisa potongan/ sisa cetak/ gagal belum bertinta) maupun postconsumer (kertas habis pakai : majalah bekas, karton indomie, dsb. Kertas jenis ini sangat digemari oleh masyarakat yang kesadaran lingkungannya tinggi (USA/ Eropa), seringpula dikampanyekan melalui logo recycled yang terkenal.
5. Jenis Kertas Cetak 7. Kertas Seni : Kertas handmade yang diproduksi dengan proses eksperimentasi tertentu, misal menggabungkan bubur karton dengan serat pelepah pisang/ daun-daunan, setelah dicampur bahan perekat kemudian disaring dan dipres hingga menjadi lembaran kertas dengan karakter yang unik. Namun semakin kasar permukaannya semakin sulit untuk dicetak dengan mesin offset. Kertas seni juga "monoprint" setiap lembarnya khas, cukup sulit untuk membuat kertas yang identik baik corak maupun warna untuk jumlah banyak.
6. Memilih Kertas Yang terpenting adalah menentukan dulu teknik cetak yang akan digunakan : Letterpress, gravure, Litho / offset, ataupun sablon. Dimana kertas yang digunakan akan menentukan kemampuan cetak / printability. Hal ini dipengaruhi oleh daya serap ataupun daya "tampung" tinta dan kadar kehalusan permukaan kertas. Letterpress : Menggunakan tekanan dan kontak langsung dengan kertas, diperlukan kertas yang cukup tebal dan kuat dengan permukaan halus maupun agak kasar, hal ini dimaksudkan agar hasil 'emboss' yang terjadi di lembar balik tidak sampai merusak kertas. Kertas bond, cover, uncoated, fancy, recycled, dan kertas seni dapat dicetak letterpress.
6. Memilih Kertas B. Gravure : Bekerja atas dasar serapan kertas terhadap tinta, sehingga membutuhkan kertas yang halus dengan daya serap yang optimal dan baik (uncoated, kertas koran, fancy) C. Offset : Merupakan teknik cetak massal yang paling banyak digunakan sekarang dengan teknologi yang paling berkembang. Offset relatif bisa menggunakan banyak jenis kertas karena sifatnya yang non direct press, sepanjang kertas tersebut permukaannya halus. ->
6. Memilih Kertas C. Offset : Cetak warna full color separasi paling optimal dengan teknik offset dan kertas 'terbaik' untuk offset full color adalah coated paper (seringpula disebut artpaper, baik matte, glossy maupun super glossy), karena dots warna akan tersimpan di permukaan (bersifat tetap) sehingga pantulan warna tinta dapat terrefleksi dengan optimal. Namun hasil yang baik ini juga bersifat standar/ 'flat'/ massal /aman. Sehingga relatif berkesan 'kurang mahal'. Berbeda dengan kertas fancy jenis tertentu yang kebetulan daya serapnya 'pas' menghasilkan cetakan dengan warna dan kesan yang luar biasa (ekslusif dan berkarakter).
6. Memilih Kertas D. Sablon : Tinta menembus screen dan menempel di permukaan kertas melalui sapuan rackle. Segala jenis kertas mungkin bisa dipakai, namun sebaiknya yang relatif tebal, tidak mudah tembus dan halus karena sifat tinta yang pekat dan tebal bisa menembus kertas yang tipis. Kertas Coated, Cover, Recycled dapat di sablon. Kertas seni dengan permukaan kasar (campuran pelepah pisang, misalnya) cukup sulit disablon, terutama warna-warna blok.
7. Proporsi Bidang Cetak Pada prakteknya saat ini optimalisasi bidang kertas lebih banyak dipilih. Dengan kemampuan gripper kertas di mesin cetak yang hanya mangambil 1-2cm ujung kertas, maka ukuran itulah yang dijadikan patokannya.
8. Imposisi Kertas Imposisi kertas diperlukan untuk mempercepat dan memudahkan cetak yang bersifat halaman bolak-balik bersambung (selipat, brosur, katalog, hingga buku tebal). Sebagai desainer kita perlu memiliki wawasan imposisi untuk tujuan efisiensi dari desain yang kita buat. a. Pengertian Pengertian sederhana imposisi adalah penyusunan halaman. Sebuah teknik mengatur halaman pada acuan cetak sehingga efisien pada saat dicetak di atas kertas nantinya. Imposisi dikerjakan oleh paste up artist yang meletakkan dan menggabungkan lembar-lembar film di atas plat siap expose. Pada graphic software tertentu (pagemaker, misalnya) imposisi dapat dilakukan secara otomatis sehingga film output dapat langsung diexpose.
8. Imposisi Kertas Cara termudah untuk memahami imposisi dengan melipat selembar kertas dan memberi nomor halaman pada sudut sudut bawah halaman yang terjadi. Nomor ganjil selalu di kanan bawah dan genap di kiri bawah. Saat lipatan dibuka, kertas kembali dibentangkan, maka di atas kertas tersebut akan terjadi pengaturan bidang cetak yang (ternyata) sangat efektif. Perhatikan : Lipat 1 x = terjadi 4 halaman, lipat 2 x = 8 halaman, lipat 3 x = 16 halaman dan lipat 4x (max) akan terjadi 32 halaman.
8. Imposisi Kertas Luar Dalam
8. Imposisi Kertas Luar Dalam
8. Imposisi Kertas Luar Dalam
8. Imposisi Kertas b. Imposisi, Berat Kertas dan Grain Imposisi berhubungan pula dengan ketebalan kertas, di mana semakin tebal kertas, semakin sedikit lipatan yang dimungkinkan. 1x lipatan untuk kertas hingga max. 240gsm, atau dgn kata lain kertas diatas 240gsm sebaiknya tidak dilipat. Kemudian 2x lipatan untuk kertas max. 160gsm, 3 x lipatan untuk max.120 gsm, dan 4 x lipatan (max) untuk kertas max 80gsm. Selain itu untuk lipatan yang menjadi punggung buku (yang tidak dipotong) harus searah dengan grain kertas untuk hasil yang baik, karena bila melawan grain buku tidak dapat menutup sempurna.
8. Imposisi Kertas Banyak lagi variasi melipat dan teknik imposisi yang lebih rumit, namun pada prinsipnya adalah sama: ditujukan untuk mengefisienkan kertas dan kecepatan produksi cetaknya. 2 x lipatan, kertas yang digunakan max 160gsm. Punggung buku searah grain kertas
8. Imposisi Kertas c. Imposisi dan Cetak Warna Imposisi juga berguna untuk membuat dan mengatur variasi lembaran-lembaran yang berwarna (separasi maupun special color) maupun yang hitam putih (satu warna). Misalkan kita akan mencetak sebuah katalog 16 halaman, dimana terbagi 8 halaman B/W dan 8 halaman separasi maka akan tersusun seperti imposisi berikut :
Luar (warna) Dalam (b/w)
Susunan hasil cetakan 16 halaman
8. Imposisi Kertas Nah jelas sekarang, coba perhatikan majalah, koran atau cetakan berhalaman lainnya, coba anda lacak dan telusuri, halaman berwarna logikanya selalu akan bertemu dengan halaman berwarna 'pasangan' nya walaupun dipisahkan hingga puluhan lembar. Pengaturan variasi teknik cetak dengan imposisi utamanya ditujukan untuk penghematan dan efisiensi produksi.
9. Kertas & Ukuran Plat Ukuran Kecil mesin toko 25.4 x 38.4cm
UKuran Sedang 45.7 x 38.4 cm 50.4 x 51 cm 50.8 x 57.5 cm
TIPS MEMILIH KERTAS 1. KESESUAIAN Mengetahui bagaimana hasil cetak akan digunakan, oleh siapa, akan membantu proses pemilihan kertas. 2. DAYA TAHAN Ketahana usia kertas perlu dicari tahu bila hasil cetak yang diinginkan untuk arsip dan referensi dalam rentang waktu lama. 3. PERFORMANCE Kemampuan kertas saat dicetak dan diproses adalah salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan 4. PENGALAMAN Pengalaman masa lalu dengan suatu kertas penting untuk dipertimbangkan
3rd PRESENTATION DOKUMENTASIKAN & JELASKAN: - Proses SABLON dari awal hingga selesai (bisa pakai foto berseri, bisa pakai video, bisa pakai animasi). - Cari informasi DIGITAL PRINTING mengenai: - Jenis mesin - Jenis kertas yang digunakan - Kelebihan dan kekurangan - Harga Email tugas dlm powerpoint file ke: ferry@ciputra.ac.id / ferryantochia@gmail.com Terakhir: Senin, 2 Maret 2009, Pk. 16.30 tet (pas saya pulang) Subyek & nama file : nama1_nama2_sablon & digital printing