S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM Tugas Besar PTT S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015
Modulasi adalah proses menumpangkan sinyal informasi kepada sinyal pembawa, biasanya berupa gelombang sinus berfrekuensi tinggi. Terdapat tiga parameter kunci pada suatu gelombang sinusoidal yaitu amplitudo, fase, dan frekuensi. Ketiga parameter tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan sinyal informasi untuk membentuk sinyal yang termodulasi.
Peralatan untuk melaksanakan proses modulasi adalah modulator, sedangkan peralatan untuk memperoleh informasi awal disebut demodulator, dan peralatan yang bisa melaksanakan kedua proses tersebut disebut modem
Modulasi digital adalah teknik pengkodean sinyal dari sinyal analog ke dalam sinyal digital (bit-bit pengkodean). Pada teknik ini, sinyal informasi digital yang akan dikirimkan dipakai untuk mengubah frekuensi dari sinyal pembawa. Dalam komunikasi digital, sinyal informasi dinyatakan dalam bentuk digital berupa biner ”1” dan ”0”, sedangkan gelombang pembawa berbentuk sinusoidal yang termodulasi disebut juga modulasi digital
Teknik modulasi dilakukan dengan mengubah parameter-parameter gelombang pembawa yaitu : Amplitudo Frekuensi Fasa
Modulasi digital Amplitude Shift Keying (ASK)
ASK adalah pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran amplitude ASK adalah pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran amplitude. Sistem modulasi ini merupakan system modulasi yang menyatakan sinyal digital 1 sebagai suatu nilai tegangan yang bernilai 0 volt.
Jika input mendapatkan nilai 1 maka gelombang akan terjadi,
ASK terdapat dua macam jika dibedakan berdasarkan amplitude sinyal output ASK pada logika bit rendah.
Pertama,jika ada amplitude sinyal output ASK pada logika bit (0 dan 1 ) terdapat amplitude sinyal output. Kedua,jika tidak ada amplitude sinyal output ASK pada logika bit rendah, Maka, amplitude sinyal output hanya ada jika logika bit sinyal input adalah logikaa bit tinggi. Jenis ASK yang kedua ini disebut juga On-Off keying (OOK)
Frequency Shift Keying ( FSK )
Pengertian Frequency Shift Keying (FSK) Frequency shift keying (FSK) merupakan sistem modulasi digital yang relatif sederhana. FSK mempunyai kinerja yang kurang begitu bagus dibandingkan sistem modulasi PSK atau QAM.
Modulasi digital Frequency Shift Keying (FSK) menyatakan data biner digital 0 dan 1 ke dalam dua buah level frekuensi sinyal analog yang bebeda. Karena setiap bit juga dinyatakan dengan sebuah sinyal analog, maka besarnya baud rate modulasi digital FSK juga sama dengan bit ratenya. Bentuk gelombang sinyal FSK terhadap data biner yang dimodulasikan ditunjukkan pada gambar bentuk gelombang.
Bentuk gelombang
Perangkat keras pendukung demodulator Frequency Shift Keying Integrated Circuit (IC) LM 567
Integrated Circuit (IC) XR-2206
Phase Shift Keying Modulasi digital Phase Shift Keying (PSK) merupakan modulasi yang menyatakan pengiriman sinyal digital berdasarkan pergeseran fasa. Biner 0 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fasa yang sama terhadap sinyal yang dikirim sebelumnya dan biner 1 diwakilkan dengan mengirim suatu sinyal dengan fasa berlawanan dengan sinyal dengan sinyal yang dikirim sebelumnya
Dalam proses modulasi ini, fasa dari frekuensi gelombang pembawa berubah-ubah sesuai dengan perubahan status sinyal informasi digital. Secara matematis phase shift keying dapat dituliskan dalam persamaan berikut: S(t) = A cos(2𝜋 𝑓 𝑐 𝑡 + 𝜋 untuk logika 1 S(t) = A cos 2𝜋 𝑓 𝑐 𝑡 untuk logika 0 Dengan A adalah amplitudo dan fc adalah frekuensi carrier atau pembawa.
Adapun bentuk dari sinyal modulasi digital Phase Shift Keying (PSK) adalah sebagai berikut:
Pada modulasi fasa ini memilki variasi PSK yang berbeda tergantung pada fase yang memodulasinya , yaitu BPSK, QPSK. 8PSK, 16 PSK.
1 . BPSK (Binary Phase Shift Keying) BPSK adalah format yang paling sederhana dari PSK. Menggunakan dua yang tahap yang dipisahkan sebesar 180° dan sering juga disebut 2-PSK. Modulasi ini paling sempurna dari semua bentuk modulasi PSK. Akan tetapi bentuk modulasi ini hanya mampu memodulasi 1 bit/simbol dan dengan demikian maka modulasi ini tidak cocok untuk aplikasi data-rate yang tinggi dimana bandwidthnya dibatasi.
2. QPSK (Quatenary Phase Shift Keying) QPSK Kadang-Kadang dikenal sebagai quarternary atau quadriphase PSK atau 4-PSK, Sinyal QPSK adalah perluasan dari sinyal BPSK. Pada modulasi QPSK data bit yang dimodulasikan dikelompokkan kedalam simbol, dimana setiap simbol membawa 2 bit, dan setiap simbol dapat mengambil satu dari empat nilai kemungkinan:00, 01, 10,atau 11.
3. 8 PSK (8 Phase Shift Keying) Pada modulasi 8 PSK memiliki fasa yang berbeda 450 derajat, Terdapat empat perbedaan fasa, yaitu π/8, 3π/8, 5π/8, dan 7π/8.
4. 16 PSK (16 Phase Shift Keying) Sinyal pada modulasi PSK dapat dikelompokkan ke dalam wilayah yang lebih kecil. sehingga sinyal sekarang mempunyai setiap bagian 22,50, memberikan 16 PSK. Sehingga setiap simbol mewakili 4 bit. Kecepatan data sekarang 4 kali lebih besar dari BPSK untuk simbol yang sama
Bila ditinjau dari cara penerimaan sinyalnya (pedemodulai), maka modulasi PSK dibagi atas dua bagian, yaitu : 1. Coherent Phasa Shift Keying (CPSK) 2. Differential Phasa Shift Keying (DPSK)
1. CPSK Blok diagram CPSK dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini. Pada modulasi CPSK proses pendemodulasiannya menggunakan metode pendeteksian koheren (coherent detection), yaitu mengalikan sinyal yang datang (sinyal informasi) dengan frekuensi pembawa yang dibangkitkan secara lokal pada penerima. Oscilator lokal pada penerima memerlukan sumber gelombang yang akurat didalam frekuensi dan phasa.
Pengiriman bit urutan (bk) dapat diperoleh dari sinyal PSK dengan menggunakan hubungan penerima (correlation receiver) seperti pada gambar 3.4, dengan sebuah sinyal referensi S2(t) – S1(t) = 2A cos ct , yang sudah disinkronkan dalam bentuk frekuensi dan phasa dengan sinyal yang datang.
Agar data yang diterima pada penerima bisa optimum, maka harus mengoptimumkan penerima. Dengan mengoptimumkan pada penerima, berarti akan didapatkan peluang kesalahan bit (Pe) yang minimum.
2. DPSK Untuk mendapatkan suatu referensi sinyal koheren pada penerima, maka skema pensinyalan DPSK memerlukan suatu teknik baru. Untuk memodulasi, fasa referensi dapat diperoleh dari fasa pembawa ketika penerima membaca informasi digital pada metode pensinyalan DPSK.
Pada DPSK tidak memerlukan referensi lokal pada penerima, maka perlu menambah daya untuk digunakan pada metode pensinyalan DPSK. Pendeteksian pada metode DPSK tidak bisa secara non-koheren, karena pesan informasi selalu berada dalam bentuk fasa, sehingga transmisi data terhindar dari transmisi tak sinkron. Blok diagram dari sistem DPSK dapat dilihat pada gambar 3.5
Terimakasih