FASE PENGEMBANGAN (bag 2) MPSI sesi 10
The Waterfall Model terdiri atas tahap-tahap pengembangan software seperti pada pengembangan sub-bab berikut ini REQUIREMENTS DESAIN SISTEM DAN SOFTWARE PEMBANGUNAN SOFTWARE QUALITY ASSURANCE(QA) DOKUMENTASI
PEMBANGUNAN SOFTWARE Pemrograman Integrasi Sistem Debugging Programmer
1. Pemrograman Paradigma Pemrograman Kolaborasi Penyimpanan dan Dokumentasi
a). Paradigma Pemrograman Pada tahun 1980-an, sistem operasi masih berbasis teks, maka pemrograman juga menggunakan alat bantu dan memberikan hasil yang berbasis teks pula. Kemudian ketika sistem operasi sudah berbasis grafis, maka alat bantu dan teknik pemrograman juga mengalami perkembangan yang signifikan. Salah satu perkembangan yang menarik adalah hadirnya teknologi visual sehingga dalam melakukan pemrograman, programmer semakin dipermudah terutama dalam melakukan pemrograman terhadap antarmuka pengguna.
Jenis Pemrograman Structured Programming Procedural Programming Event-Drivent Programming Object Oriented Programming
B). Kolaborasi Dalam pengembangan sistem informasi skala besar, pada fase pengembangan tentu tidak mungkin hanya mengandalkan satu atau dua orang programmer saja. Memerlukan satu tim programmer yang harus saling berbagi pekerjaan. Proses ini disebut kolaborasi pemrograman (collaboration programming).
C). Penyimpanan dan Dokumentasi Program yang telah dan sedang dibuat harus disimpan dengan pengaturan yang harus ditentukan baik oleh pimpinan tim programmer maupun oleh manajer proyek. Menyimpan source code saja tidak cukup. Harus disertai dengan dokumen penjelasan bagaimana software tersebut digunakan.
2. Integrasi Sistem Setelah pemrograman dilakukan dan telah mencapai tahap penyelesaian maka berikutnya adalah menyatukan setiap hasil kerja dari anggota tim programmer ke dalam satu kesatuan sistem yang utuh. Setiap modul yang dibangun akan saling berinteraksi dan informasi yang diharapkan dapat dihasilkan sesuai requirements.
3. Debugging Secara umum istilah debugging pertama kali digunakan ketika masa-masa awal komputer yang masih menggunakan tabung hampa. Pada masa komputerisasi modern, istilah debugging digunakan untuk mendeskripsikan aktivitas yang dilakukan oleh programmer untuk menemukan masalah ataupun potensi masalah dalam program yang dibuatnya.
4. Programmer Profesi programmer kadang dapat dikatakan sebagai seni daripada teknis. Programmer harus mampu menerjemahkan requirements yang telah dituangkan dalam desain menjadi kode-kode program yang jika dikompilasi akan menjadi software yang merrupakan inti dari sistem informasi. Back
QUALITY ASSURANCE(QA) Dalam QA akan dilakukan pengujian sebelum masuk ke dalam fase delivery dimana software sudah diyakini sudah memenuhi user requirements specification. Idealnya juga dalam segi penggunaannya harus memenuhi standar user friendliness. Meskipun proyek telah diselesaikan tepat waktu dan memenuhi semua kriteria requirements, namun bisa saja software yang dihasilkan tidak memuaskan bagi klien.
Ada dua hal mengenai kualitas yang menjadi perhatian, yaitu: Kualitas deriverables, yaitu kualitas dari sistem informasi yang dihasilkan oleh pelaksana proyek. Kualitas proyek, yaitu kualitas yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan dalam proyek.
1. Rencana Kualitas (Quality Plan) Langkah-langkahnya adalah: Menentukan sasaran, yang bersifat kuantitatif, sehingga pencapaiannya dapat diukur. Menentukan ukuran dari apa yang sedang dibangun. Pelaksanaan aktivitas untuk mengurangi kesalahan dalam software
2. Testing Dalam testing, software yang dihasilkan harus mampu melalui berbagai tahap pengujian. Hasil yang diharapkan adalah software bugs yang sudah diminimalisir dan memenuhi semua kriteria dalam requirements. Untuk melakukan testing, organisasi proyek harus memiliki tim yang melakukan tugas ini dan bekerja secara independen.
3. Metodologi Testing
4. Strategi Testing Tim testing akan melakukan analisis requirements, menyusun strategi testing, dan membahas rencana dengan tim proyek. Untuk menyusun strategi testing dibutuhkan deskripsi hardware dan software termasuk juga alat bantu test.
5. Rencana Test (Test Plan) Testing unit. Testing integrasi sistem Testing fungsional Testing kasus Testing paralel Testing usability Testing end-to-end Testing regresi Testing kinerja Testing beban Testing instalasi Testing keamanan Testing recovery/error Testing kompabilitas Testing perbandingan Testing penerimaan Testing alpha Testing beta Back
DOKUMENTASI Dokumentasi dalam proyek ini adalah dokumentasi yang berisi tentang aktivitas- aktivitas dalam proyek, dimana dokumen tersebut menjadi bagian dari komunikasi internal proyek maupun untuk stakeholder lainnya. Dalam proyek berskala kecil, dokumen mungkin hanya terdiri dari beberapa folder saja, sedangkan dalam proyek berskala besar bisa menempati sampai beberapa lemari arsip.
1. Dokumentasi Proses Rencana, estimasi, dan jadwal, dokumen-dokumen ini dihasilkan oleh manajer proyek dan digunakan untuk memprediksi dan mengontrol proses pengembangan software. Laporan-laporan, merupakan dokumen yang menjelaskan sumberdaya dalam proyek selama proyek tersebut berlangsung. Standar, yaitu dokumen yang menjelaskan bagaimana proses diimplementasikan, yang bisa dibuat berdasarkan standar internal, nasional maupun internasional. Kertas-kertas kerja, yang umumnya merupakan dokumen komunikasi teknis dalam proyek, yang mencatat berbagai gagasan dan pemikiran dari anggota-anggota tim proyek dan merupakan versi sementara dari dokumen produk. Memo dan pesan-pesan e-mail, yang mencatat bagian dari komunikasi harian anggota tim proyek.
2. Dokumentasi Produk Dokumentasi pengguna Dokumentasi sistem Pengguna akhir Administrator Dokumentasi sistem Dokumen requirements Dokumen yang menjelaskan arsitektur sistem Dokumen yang menjelaskan modul Dokumen yang menjelaskan fungsionalitas antar muka Daftar kode sumber program Dokumen validasi Petunjuk maintenance
3. Kualitas Dokumen Struktur dokumen Standar dokumen Gaya Penulisan Dokumentasi on-line
4. Standard Operating Procedure (SOP) SOP adalah sekumpulan instruksi tertulis yang didokumentasikan aktivitas rutin atau berulang yang dilakukan dalam organisasi atau perusahaan. SOP mendokumentasikan cara pelaksanaan aktivitas yang dijalankan agar sistem konsisten secara teknis dan kualitas juga mendukung kualitas data.
5. Disaster Recovery Plan (DSP) DSP adalah dokumen yang menyerupai SOP yang bersifat khusus dan tidak dilakukan secara rutin. Berikut ini beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun DSP: Siapkan tim penyusun rencana Lakukan penilaian dan audit resiko Tentukan prioritas aplikasi dan jaringan Susun strategi pemulihan Siapkan inventaris dan dokumentasi rencana Susun kriteria dan prosedur Implementasikan rencana