KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Dasar Komunikasi Interpersonal Littlejhon dalam Theories of Human Communication mendefinisikan komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara individu-individu. Pengertian lainnya Komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara terorganisasi maupun pada kerumunan orang (Wiryanto, 2004).
Komunikasi antarpribadi pada dasarnya merupakan jalinan hubungan interaktif antara seorang individu dan individu lain di mana lambang-lambang pesan secara efektif digunakan, terutama lambang-lambang bahasa. Penggunaan lambang-lambang bahasa verbal, terutama yang bersifat lisan di dalam kenyataan kerapkali disertai dengan bahasa isyarat terutama gerak atau bahasa tubuh (body language), seperti senyuman tertawa, dan menggeleng atau menganggukan kepala.
Ciri-ciri dalam komunikasi antarpribadi itu sendiri menurut Rogers adalah : a) arus pesan dua arah; b) konteks komunikasi dua arah; c) tingkat umpan balik tinggi; d) kemampuan mengatasi selektivitas tinggi; e) kecepatan jangkauan terhadap khalayak relatif lambat; f) efek yang terjadi perubahan sikap.
Jalaludin Rakhmat (1994; 80-120) meyakini bahwa komunikasi antarpribadi dipengaruhi oleh Persepsi interpersonal Konsep diri Atraksi interpersonal Hubungan interpersonal.
PENTINGNYA Komunikasi Interpersonal Komunikasi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. Identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain. Memahami realitas di sekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia Kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain
Cara Meningkatkan Kemampuan Mendengarkan Anda Diamlah untuk beberapa saat Mendengarkan beberapa suara Menikmati suara-suara yang Anda tidak suka Mengubah posisi mendengarkan Anda, RASA merupakan singkatan dari kata Receive, Appreciate , Summarize, Ask. (menerima, menghargai, meringkas dan bertanya) Mendengarkan Dengan Aktif
pendengar aktif Berikan Perhatian Berikan Penghargaan Berikan Pernyataan Berikan Pertanyaan
Memahami Hubungan Antarpribadi Sejumlah penelitian menunjukan bahwa hubungan antar pribadi membuat kehidupan menjadi lebih berarti. Sebaliknya hubungan yang buruk bahkan dapat membawa efek negative bagi kesehatan. Seperti yang ditemukan oleh Patel (Reardon; 1987; 159) bahwa hubungan antar pribadi dalam keluarga dan tempat kerja yang penuh stress dapat meningkatkan kemungkinan seseorang untuk hipertensi. Sebaliknya pasangan suami istri yang saling mencintai dan mereka yang memiliki jaringan teman yang menyenangkan cenderung terhindar dari hipertensi. Memahami Hubungan Antarpribadi
Orang memerlukan hubungan antarpribadi terutama untuk dua hal, yaitu perasaan (attachment) dan ketergantungan (dependency). Perasaan mengacu pada hubungan, yang secara emosional intensif. Sementara ketergantungan mengacu pada instrument perilaku antarpribadi, seperti membutuhkan bantuan, membutuhkan persetujuan, dan mencari kedekatan. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah, jenis dan kualitas hubungan yang kita miliki, yang direncanakan maupun yang tidak kita rencanakan. Misalnya status sosial ekonomi, umur dan gender (jenis kelamin)
Tahap-tahap perkembangan hubungan Model tahapan hubungan yang menunjukan bahwa orang mempertimbangkan untuk menuju hubungan yang lebih akrab dengan orang lain. Menurutnya hubungan berkembang melalui lima tahap, yaitu inisiasi, eksperimen, intensifikasi, integrasi dan ikatan. Tahap-tahap perkembangan hubungan
Inisiasi biasanya mencakup percakapan singkat dan saling memberi salam. Selama tahap eksperimen, masing-masing akan mengungkap informasi mengenai partnernya. Percakapan pada tahap ini berfungsi untuk menjajaki terjadinya hubungan lebih lanjut, dan membantu dalam mengungkap persamaan atau perbedaan kepentingan. Tahap intesifikasi melibatkan penyelidikan yang lebih mendalam pada kepribadian masing-masing. Tahap integrasi menciptakan rasa “bersama”, rasa kami/kita, dimana keduanya bertindak sebagai satu unit dan bukan sebagai individu yang terpisah. Keputusan yang dibuat pada tahap ini biasanya dilakukan berdua.. Sementara tahapan terakhir yaitu ikatan, terjadi ketika keduanya masuk kepada suatu ritual yang secara formal mengakui hubungan jangka panjang.
Tahap-tahap MENGAKHIRI hubungan GANGGUAN: ketidakpuasan dengan hubungan Tahap Awal: Saya tidak bisa begini terus-menerus FASE INTRA PSIKIS Memusatkan perhatian pada perilaku partner. Menilai pantas tidaknya peran yang ditampilkan partner. Melukiskan dan mengevaluasi aspek-aspek negatif jika tetap tinggal dalam hubungan. Mempertimbangkan costs jika meninggalkan hubungan. Menilai aspek-aspek positif dari hubungan alternatif. Raut wajah yang mengekspresikan/menahan dilema. Tahap awal: saya memilih untuk menarik diri
FASE DYADIC Raut wajah yang menantang/menghindari dilema. Menghadapi partner. Negosiasi tentang “membicarakan hubungan kita”. Berusaha memperbaiki dan berdamai? Menilai costs dari penarikan diri/pengurangan keakraban Tahap Awal : saya bersungguh-sungguh/saya putuskan
FASE SOSIAL Negosiasi mengenai keadaan sesudah hubungan berakhir. Menyebar gosip/membicarakan dengan jaringan sosialnya. Membuat cerita untuk menyelamatkan diri/menimpakan kesalahan. Mempertimbangkan dan menghadapi efek sosial jika ada. Mengundang kelompoknya untuk melakukan intervensi. Tahap awal: sekarang sudah tidak dapat dihindari lagi
FASE GRAVE DRESSING Kegiatan ‘penyembuhan’. Retrospeksi: memformulasikan kembali atribusi-atribusi. Menyebarkan cerita versi sendiri mengenai berakhirnya hubungan kepada lingkungan yang lebih luas.
EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL 1. Keterbukaan (Openness) Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Harus ada kesediaan untuk membuka diri mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan pengungkapan diri ini patut. Kedua, mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang. Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan peserta percakapan yang menjemukan. Ketiga, menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran (Bochner dan Kelly, 1974). Terbuka dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya EFEKTIVITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL
2. Empati (Empathy) Henry Backrack (1976) mendefinisikan empati sebagai ”kemampuan seseorang untuk ‘mengetahui’ apa yang sedang dialami orang lain pada suatu saat tertentu, dari sudut pandang orang lain itu, melalui kacamata orang lain itu.” Bersimpati, di pihak lain adalah merasakan bagi orang lain atau merasa ikut bersedih. Sedangkan berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya, berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang sama. Orang yang empatimampu memahami motivasi dan pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa mendatang.
3. Sikap mendukung (Supportiveness) Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic, dan (3) provisional, bukan sangat yakin. 4. Sikap positif (Positiveness) Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat penting untuk interaksi yang efektif.
5. Kesetaraan (Equality) Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara. Artinya, harus ada pengakuan secara diam-diam bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan.
Hatur Nuhun