ANATOMI - FISIOLOGI HIDUNG & SINUS PARANASAL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bab 7 SISTEM PERNAPASAN XI IPA 1 Oleh kelompok 2: Anggari Kirana Dewi
Advertisements

Standar kompetensi & kompetensi dasar
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BIOLOGI
ALAT INDRA MANUSIA BAB 2 IPA.
Saluran respirasi. Perkembangan, diferensiasi, migrasi, kondensasi, sel, jaringan. Ekspresi gen yang mengontrol proses perkembangan. Regulasi gen. Paradigma.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
1. FRANKY MARTION(17) 2. MIM JAZULI(25) 3. OKI RISKI KARLISNA(31) 4. RONALD GUNTORO(35) 5. UMMUL AMANIA SARI(38) 6. YOGA ARFYAN(41) INDERA PENCIUMAN.
Susunan respirasi. Gambaran anatomi sistem pernafasan
Dr. Citra Maharani BAGIAN HISTOLOGI FKIK UNJA
Paru (pulmo / lung / pneumo)
Citra Maharani BAGIAN HISTOLOGI FKIK UNJA
SISTIM PERNAFASAN. SISTIM PERNAFASAN Tujuan pembelajaran: Menjelaskan struktur dan fungsi kavitas nasalis dan faring Menjelaskan struktur laring dan.
MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISTEM PERNAFASAN MANUSIA
Respiratory System dr. Ch. Tri Nuryana, M.Kes.
Dr. Rini Rahmawati Kadir, Mkes, CWCCA
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
SISTEM RESPIRASI drh. Handayu Untari.
Perkembangan hidung dan telinga.
Perkembangan bentuk (perkembangan morfologis) pada masa janin Saluran Respirasi. Perkembangan bentuk mulai dari satu sel zygote, pembentukan embrioblast,
System Respiratory Dosen Pengampu : Prof.Dr.Ir. Woro Busono, MS
PERNAPASAN PULMONAL DR.SUGENG RIYADI.
SISTEM PERNAPASAN MANUSIA
Hidung dan Sinus paranasal
MIMISAN Kelompok FCP 1B:
Penciuman – penglihatan- pendengaran- peraba - pengecap
Saluran nafas atas.
ANATOMI SISTEM PERNAFASAN
ANATOMI & FISIOLOGI MATA
Anatomi tubuh manusia.
TUTORIAL KLINIK : ANATOMI MATA
SISTEM RESPIRASI R Bayu Kusumah N.
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
HIDUNG BUNTU (OBSTRUKSI NASI)
Dasar anatomi dan fisiologi
R Bayu Kusumah N, S.Kep.Ners.,M.Kes
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN
SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIA
Nama Kelompok 2A : Anggi Dwi Prasetyo Ahmad Fahrozi Ester Veny Junita Muhammad Tarmizi Novita Amelia Nela Dita Sari Reza Nita Pertiwi Rana Nurfariski Randi.
Tugas pokok respirasi :
HISTOLOGI PADA ORGAN PENYUSUN SISTEM RESPIRASI
Tugas pokok respirasi :
Angiofibroma Nasofaring Juvenilis
Akper Pemkab Cianjur tahun 2015
Tugas pokok respirasi :
KARSINOMA NASOFARING.
Tugas pokok respirasi :
REGIO FACEI LATERALIS PROFUNDUS
dr. Huriatul Masdar, M.Sc 21 November 2011
(SISTEM RESPIRATORIUS)
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Asal : Pembengkakan mukosa hidung atau sinus yg berisi.
SYSTEMA RESPIRATORIUM Nur Auliyah Firdaus, S.ST.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
Adiatus laringis dan glotis.
ANATOMI SISTEM RESPIRASI Oleh : dr. Neni Destriana.
RINITIS VASOMOTOR Etiologi: Belum diketahui dgn pasti
HISTOLOGI HIDUNG.
Osteologi Kepala dan Leher
Pembuluh darah kepala. Perdarahan arteri kepala berasal dari a.karotis komunis dan a.subklavia untuk mendarahi alat-alat di kepala yaitu tulang, jaringan.
Indera Penciuman Kelompok Disusun oleh Dwi Riska Putri
ANATOMI JANTUNG Ns. Mira Fajarina, S.Kep.
Yusiska Wahyu Indrayani G
Polip Hidung Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan, bening licin dlm rongga hidung. Adalah : massa lunak bertangkai. putih atau keabuan,
Eka Maharani Neilis Sa’adah Muhammad keprianto Okkie fernando Khairul Nasri Devitasari Fitri Yani INDERA PENCIUMAN.
Kuliah Rinologi Tadulako
TUJUAN PEMBELAJARAN Jenis-jenis Pernapasan Penyakit atau Gangguan pada Sistem Pernapasan Mekanisme Pernapasan Struktur Organ Pernapasan Fase Pernapasan.
ANATOMI JANTUNG.
SISTEM PERNAFASAN (SISTEM RESPIRATORIUS). SISTEM PERNAFASAN (SISTEM RESPIRATORIUS) Fungsi : mengambil O2 dari lingkungan penggunaan O2 oleh sel & membuang.
PEMBIMBING : Zaenal Arifin, S.Kep.Ns, M.Kes
1.Sebutkan anatomi saluran pernapasan dari luar hingga ke dalam? 2.Sebutkan organ-organ yang termasuk dalam Saluran Pernapasan Atas dan Saluran Pernapasan.
Transcript presentasi:

ANATOMI - FISIOLOGI HIDUNG & SINUS PARANASAL dr M Arief R., Sp THT-KL 1

BAHASAN Struktur : Infra struktur: Fungsi : Nasus rksternus Nasus internus Cav nasi Konkha septum Sinus Paranasalis Infra struktur: Inervasi Vaskularisasi Mukosa Fungsi : Respirasi Olfaktori Resonansi Suara Drainase dan ventilasi Reflek Nasal Estetika

1. NASUS EKSTERNUS Bentuk piramid Pangkal (radix) KERANGKA TULANG Batang (dorsum) Puncak (apex) Ala nasi Kolumela Lubang (nares anterior) KERANGKA TULANG Os nasal D et S Proc Frontalis Os Maxilla D et S Proc Nasalis Os Frontal D et S KERANGKA TULANG RAWAN Kartilago Lateralis Superior D et S Kartilago Lateralis Inferior D et S ( alar mayor ) Kartilago Alar Minor D et S Tepi anterior Kartilago Septum APERTURA PIRIFORMIS Lubang pd tengkorak ~ buah per Os nasal D et S Proc Frontalis Os Maxilla D et S Proc Alveolaris Os Maxilla

Bentuk piramid di apertura piriformis Pangkal (radix) Batang (dorsum) Puncak (apex) Sayap (Ala nasi) Kolumela Lubang (nares anterior) APERTURA PIRIFORMIS Lubang pd tengkorak ~ buah per Os nasal D et S Proc Frontalis Os Maxilla D et S Proc Alveolaris Os Maxilla

KERANGKA HIDUNG Tulang Pros Frontalis os Maxillaris Tulang Rawan Os nasalis Pros Frontalis os Maxillaris Tulang Rawan Kartilago lateral hidung Kartilago alaris mayor kaki lateral kaki medial Kartilago alaris minor

2. HIDUNG DALAM (Nasus Internus) VESTIBULUM NASI Dari nares anterior ke blkg atas ( limen nasi ) ke cavum nasi Epitel kulit dg vibrise & kelenjar sebasea CAVUM NASI Dibatasi oleh vestibulum nasi (anterior) & nares posterior /koana ( posterior) Terbagi 2 bagian kanan & kiri oleh septum nasi di tengah Mempunyai: dasar (lantai), atap, dinding lateral & medial

...cavum nasi... DASAR MEDIAL  SEPTUM NASI Proc. Palatinus Os Maxilla ( ¾ depan ) Proc. Horizontalis Os Palatinus ( ¼ blkg ) MEDIAL  SEPTUM NASI Bagian Tulang Lamina Perpendikularis Os Ethmoid Vomer Krista Nasalis Os Maxilla Krista Nasalis Os Palatina Bagian Tulang Rawan Lamina Kuadrangularis ( kartilago septum ) Kolumela ATAP Proc. Nasalis Os Frontalis ( depan ) Lamina Cribosa Os Ethmoidalis ( tengah ) Os Sphenoidalis ( blkg )

...cavum nasi... KONKA NASI MEDIUS Dibawahnya ada Meatus Nasi Medius muara Sinus Frontalis, Etmoid Anterior & Maxillaris Kompleks Ostiomeatal ( KOM ) Proc. Unsinatus Infundibulum Ethmoid Hiatus Semilunaris Bula Ethmoid Agger Nasi Recessus Frontal LATERAL Berbatasan dg dinding medial Sinus Maxillaris Os Maxilla Terdapat 4 konka KONKA NASI INFERIOR Terbesar & terpanjang Kaya pembuluh darah  Plx. Cavernosus Concharum Dibawahnya ada Meatus Nasi Inferior muara Duct. Nasolacrimalis ( Katub Hasner ) KONKA NASI SUPERIOR Dibawahnya ada Meatus Nasi Superior muara Sinus Ethmoid Posterior & Sphenoid KONKA NASI SUPREMA Terkecil & biasanya rudimenter

Dinding Lateral Rongga Hidung Konka (tonjolan tulang, dilapisi mukosa): konka inferior (KI), medius (KM) superior (KS) Meatus nasi: Meatus nasi inferior: antara dasar rongga hidung dengan konka inferior Meatus nasi medius: antara konka inferior dan medius Meatus nasi superior: antara konka medius dan superior septum KM KI 10

Dinding Lateral Rongga Hidung . . . . Berbatasan dg dinding medial Sinus Maxillaris Os Maxilla Terdapat 4 konka Konka nasi inf. (KI) Konka nasi med. (KM) Konka nasi sup. (KS) Konka supreme 11

SF RSE KS MS KM MM SS KI MI OT Sinus Sfenoid (SS), Sinus Frontal (SF),konka Inferior (KI), Konka Medius (KM), Konka Superior (KS), Meatus Superior (MS), Meatus Medius (MM), Meatus Inferior (MI), Ostium Tuba Eust. (OT), Resesus Sfeno-etmoid (RSE)

Krista maksila dan Krista palatina (bawah)(KM,KP) Kaki medial KAM (x) KERANGKA SEPTUM NASI Kartilago kuadrangularis (anterior) (KK) Lamina Perpendikularis tulang etmoid (atas) (LP) LP KK V x KP KM KM Krista maksila dan Krista palatina (bawah)(KM,KP) Kaki medial KAM (x) Tulang vomer (V) (Belakang) 14

LP KK V KP KM 15

MUKOSA MUKOSA OLFAKTORIUS Septum nasi 1/3 atas Atap cavum nasi Konka superior Epitel Pseudostratified Columnar Non Ciliated (Epitel Torak berlapis semu tanpa silia) Tdd 3 sel Supporting Cell Basal Cell Olfactory Cell MUKOSA MUKOSA RESPIRATORIUS Septum Nasi 2/3 bawah Dasar cavum nasi Dinding lateral cavum nasi dibawah Konka Superior Nasofaring ½ atas Sinus Paranasalis Epitel Pseudostratified Columnar Ciliated (Epitel Torak berlapis semu bersilia) Jar. Ikat sub epitel longgar kaya kavernosa erektil & sel goblet Diatur saraf Otonom

Mukosa respirasi Mukosa Respiratori = Epitel Kolumnar berlapis semu bersilia Jaringan ikat sub epitel longgar ; banyak pembuluh darah (jaringan kavernosus) ➜ mudah vasodilatasi /vasokontriksi yg diatur oleh saraf otonom) berfungsi pada pengaturan volume, temperatur, kelembaban udara dihirup (air conditioning)

Terdapat sel-sel Goblet (sel kelenjar mukus) Terdapat sel-sel Goblet (sel kelenjar mukus). Pergerakan silia yg diselimuti selaput lendir (mucosal Blanket) berperan pada auto clearance Meliputi - 2/3 bag bawah septum nasi, dinding lateral kavum nasi dibawah konkha superior, dasar cavum nasi, 1/2 bag atas Nasopharynx dan sinus Paranasalis

Mukosilier Hidung Epitel merupakan: “ciliated pseudo stratified columnar epithelium”. Mengandung sel goblet serta kelenjar serus dan mukus Silia berjumlah 25-100/sel dan selalu mengadakan gerakan menyapu (“stroke”) ke arah belakang (koana) untuk mendorong selimut lendir ke nasofaring (1300 gerakan/menit) 19

VASKULARISASI

Pleksus Kiesselbach (Little’s area)  anastomose a. sfenopalatina. A. etmoid anterior, a. labialis superior & a. palatina mayor yg terletak superfisial di bagian depan septum Pleksus Woodruff  anastomose a. sfenopalatina & a. faringeal posterior yg terletak di bawah posterior ujung akhir konka inferior

Saraf Pembau : N. Olfactorius Saraf Sensoris : cab. N. Trigeminus INERVASI Saraf Pembau : N. Olfactorius Saraf Sensoris : cab. N. Trigeminus N. Opthalmicus  N. Ethmoidalis Anterior N. Maxillaris melalui Ganglion Sphenopalatina 3. Saraf Otonom Simpatis : Ganglion Cervikalis Superior  Ganglion Sphenopalatina Parasimpatis : N. Facialis  N. Vidianus

Gambar : Suplai Saraf

FUNGSI HIDUNG I. FUNGSI PERNAFASAN Menyiapkan udara ~ keadaan fisiologis paru 1. Mengatur jumlah udara yang masuk

2. Menyiapkan udara pernafasan a. Menyaring Vibrissae  partikel kasar Mucous Blanket ( palut lendir)  partikel halus b. Melembabkan Sel Goblet  palut lendir c. Memanaskan Conchae nasi ( terutama konka inferior), kaya pembuluh darah 3. Desinfeksi a. Mucous Blanket b. Enzym Lyzozym c. Suasana asam (Ph 6,5) d. S i l i a e. Sel fagosit, limfosit, histiosit (sub mucosa) f. Kelenjar getah bening regional mucocillary blanked

II. FUNGSI PENGHIDU mukosa olfaktorius di atap cavum nasi, concha superior & 1/3 bagian atas septum bekerja sama dengan fungsi pengecapan III. FUNGSI RESONANSI SUARA & PROSES BICARA Bila buntu hidung  bindeng sulit mengucapkan huruf m, n, ng, ny, (rinolalia oklusa). Bila hidung terbuka, mis celah bibir (labioshcisis) dan celah langit-langit (palatoshcisis) sulit mengucapkan huruf b, d, p, k, g, t (rinolalia aperta) IV. FUNGSI DRAINASE & VENTILASI  dari sinus paranasales & kelenjar lacrimalis V. REFLEK NASAL

 Bila mekanisme pembersihan yg diatas Reflek Nasal.  Bila mekanisme pembersihan yg diatas blm efektif  Mengiritasi terjadinya bersin (bakteri dan debu dlm palud lendir, partikel-partikel lbh besar, benda asing, bau tertentu) Mekanisme spt batuk, ttp epiglotis menutup → semburan melalui hidung - Kecepatan 160 km /jam, semua dilontarkan Mata terpejam  duktus nasolakrimalis tertutup  tak ke mata Kl ditanyakan didaerah kenapa dianjurkan mengucap Alhamdulillah ? ! 27

(adl rongga didalam tulang disekitar hidung) SINUS PARANASAL (adl rongga didalam tulang disekitar hidung) SINUS MAKSILA SINUS FRONTAL SINUS (SEL) ETMOID (GRUP ANTERIOR & POSTERIOR) SINUS SFENOID

Posterior Group - Sinus Ethmoidalis Posterior - Sinus Sphenoidalis bermuara pada meatus nasi nasi superior Anterior Group - Sinus Maxillaris - Sinus Frontalis - Sinus Ethmoidalis Anterior  bermuara pada meatus nasi medius (KOM)

30

Sinus Maksila (SM) SM Terletak di tulang maksila kanan dan kiri Sinus paling besar Atap : dasar orbita(X) Dinding medial sinus = Dinding lateral rongga hidung(XX) Dasar sinus tempat akar gigi geraham atas (P2 M1dan M2) Lantai sinus maksila 5 – 10 mm lebih rendah dp dasar cavum nasi Ostium di meatus nasi medius (di KOM) X Ost SM XX DS 31

Sinus (sel) Etmoid (SE) Terdiri banyak sel di dalam tulang etmod, dibagi : grup anterior dan grup posterior Grup anterior drainase ke meatus nasi medius di KOM, Grup posterior ke meatus nasi superior Atap berbatasan dengan fosa kranii anterior, dinding lateral: lamina papirasea (dinding medial orbita) SE SE SS SS 32

Sinus Frontal (SF) Pada os frontal (tulang dahi) Sepasang, kanan dan kiri, tidak sama besar, kadang-kadang hanya tumbuh sebelah Ke atas dan belakang berbatasan dengan fosa kranii anterior Ke bawah berbatasan dengan rongga orbita Ostium di meatus nasi medius (di KOM) SF SF 33

Sinus Sfenoid (SS) Di tulang sfenoid, kanan dan kiri Ostium di resesus sfeno-etmoid Ke atas berbatasan dengan hipofise Ke lateral berbatasan dengan fosa kranii medius Ke bawah berbatasan dengan nsofaring SS SS S 34

DRAINASE SINUS Anterior FRONTALIS & MAKSILARIS 35

DRAINASE SINUS Posterior ETMOIDALIS & SFENOIDALIS

DRAINASE DUKTUS NASOLAKRIMALIS Di meatus Nasi Inferios 37

HIDUNG & SINUS PARANASAL PEMERIKSAAN HIDUNG & SINUS PARANASAL

HIDUNG & SINUS PARANASAL PEMERIKSAAN HIDUNG & SINUS PARANASAL Anamnesa - bersin - sekret hidung (pilek / post nasal drip) - hidung buntu - nyeri di wajah & kepala - mimisan (epistaxis) - gangguan penghidu (anosmia / hiposmia) - edem, deformitas - ngorok (snoring) - suara bindeng (rinolalia oklusa / aperta)

Pemeriksaan fisik 1. Inspeksi - Dorsum Nasi: - Deformitas (melebar, asimetri) - Tanda radang - Vestibulum Nasi: - Sekret - Maserasi

- Dorsum Nasi: - Crepitasi 2. Palpasi - Dorsum Nasi: - Crepitasi - Dislokasi - Tumor - Vestibulum nasi : tekan ala nasi - Sinus frontal : tekan lantai / dasar & dinding depan Sinus Frontalis dengan ibu jari - Sinus maksila : tekan Fossa Canina dg ibu jari tenaga optimal simetris kanan & kiri, hindari Foramen Supra/ Infra Orbitalis

3. Rhinoscopia Anterior Pemeriksaan Cavum Nasi dari depan (Nares) dengan bantuan lampu kepala & spekulum hidung (Hartmann Speculum) Untuk memeriksa : Dasar Cavum Nasi Choncha Nasi Inferior & Media Meatus Nasi Inferior & Media Septum Nasi Palatum Mole Phenomena

4. Rhinoscopia Posterior Pemeriksaan Cavum Nasi dari belakang (Choane) dengan bantuan lampu kepala, spatula lidah & kaca cermin kecil bertangkai Untuk memeriksa Nasopharynx Choanal Tepi dorsal septum nasi Cauda concha nasi superior & media Ostium tuba Eustachius

... rinoskopi posterior ...

Pemeriksaan Sinus dengan bantuan lampu dalam kamar gelap 5. Transiluminasi / Diaphanoscopia Pemeriksaan Sinus dengan bantuan lampu dalam kamar gelap Sinus Frontalis Lampu diletakkan di dasar sinus lihat kedua sisi kanan-kiri secara bergantian, pancaran sinar pada dahi penderita

Sinus Maxillaris lampu dimasukkan dalam rongga mulut  lihat pancaran lampu didaerah infra orbital kanan / kiri lampu diletakkan di Fossa Canina kanan / kiri bergantian  lihat pancaran lampu pada dasar Sinus & Palatum. Hasil bermakna jika terdapat perbedaan antara kanan & kiri.

6. Pemeriksaan Radiologik - X. Foto Posisi Water’s Terutama untuk Sinus Maxillaris  Air fluid level, perselubungan, Penebalan mukosa, Tumor, Destruksi dinding tulang, dll X. Foto Posisi Caldwel (PA)  Sinus Frontalis - X. Foto Posisi Lateral  Sinus Frontalis, Ethmoidalis & Sphenoidalis

7. Punksi Percobaan 8. Biopsi 9. Laboratorium Hanya dikerjakan untuk Sinus Maxillaris, untuk diagnostik sekaligus terapi 8. Biopsi Dapat dilakukan untuk Tumor pada Cavum Nasi maupun Sinus Paranasales 9. Laboratorium Sitologi Immunologi Histopatologi Bakteriologi Rutin

10. Pemeriksaan Endoskopi Nasoendoskopi Sinoskopi

CT SCAN SINUSES

52

53

54

55

56

57