Trakeostomi.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSIAPAN PASIEN UNTUK PENGAMBILAN SPECIMEN PEMERIKSAAN MIKROBA
Advertisements

Standar kompetensi & kompetensi dasar
PEMBERIAN OKSIGEN DENGAN MEMASANG KANUL NASAL
PRINSIP DASAR PENCEGAHAN
PENGAMBILAN, PENYIMPANAN dan PENGIRIMAN BAHAN PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGIK RINI R. KADIR.
FIRST AID “Pertolongan Pertama Selamatkan Jiwa” Anchi PP KSR Dasar
Pertolongan Persalinan Normal
DALAM PERTOLONGAN PERTAMA
BATUK EFEKTIF OLEH: KELOMPOK 6.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
FISIOTERAPI PERNAFASAN
Tubektomi atau Kontap Wanita Merupakan tindakan operasi Tuba falopi (saluran telur) yang menghubungkan indung telur dan rahim dipotong dan disumbat (rahim.
 Salah satu dampak perkembangan teknologi kesehatan adalah harapan dan tuntutan masyarakat untuk peningkatan kualitas pelayanan dan jaminan mutu dari.
Perawatan dan pengelolaan pasca stroke
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
Latihan Nafas Dalam dan Batuk Efektif
Askep pada pasien dengan Terapi Nebulasi dan Suction
Sistem Pernapasan Manusia
PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN OBAT
Fisioterapi dada.
TEKNIK PEMBERIAN INJEKSI IV
Konsep Kebutuhan Personal Hygiene
OKSIGENASI Ns.Ika Kartika,S.Kep.
KHEMOPORT/PORT-A-CATH
OBSTRUKSI LARING.
Perawatan tracheostomi
ANAMNESA,PEMERIKSAN FISIK,ANAMNESA DAN ASUHAN PADA BAYI BARU LAHIR
FISIOTERAPI DADA.
Keperawatan Dasar I Memandikan Pasien
Akper Pemkab Cianjur tahun 2015
SIRKUMSISI TEHNIK DORSUMSISI
LUKA & PERDARAHAN YULIATI, SKp.,MM.,M.Kep.
Membuka jalan napas dengan alat (OPA) atau tanpa alat
PERAWATAN LUKA PADA BEDAH KEBIDANAN
KONSEP PEMBALUTAN & PEMBIDAIAN Rudiyanto PSMK FK UB.
TRAKEOTOMI DAN SUMBATAN JALAN NAPAS ATAS
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PERNAFASAN
Luka dan Perawatan luka
Vulnus Laceratum & Vulnus Exoriasi
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
Kelompok 3 PARU - PARU.
PENDAHULUAN.
Vulva Higiene.
PENILAIAN PENDERITA.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
Amniotomi dan episiotomi
The Member of Group: Angga Maulana Darmanto Dea Novia Lista
- FIRST AID - PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN
Terapi Modalitas Sistem Pernafasan
PENCEGAHAN LUKA DIABETES DAN PERAWATAN LUKA DIABETES.
PERDARAHAN DAN SYOK Perdarahan : Perdarahan Nadi ( Arteri )
-FIRST AID- PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN dr. Margaretha.
Dr.Hendry Widjaja,MARS. Tujuan Utama : Mempertahankan penderita tetap hidup Membuat keadaan penderita tetap stabil Mengurangi rasa nyeri,
Sistem Pernapasan Manusia
PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN KERJA
M. Siauta. CMPK Setelah mempelajari pokok bahasan ini, mahasiswa mampu melakukan tindakan Irigasi Lambung CMPK Setelah mempelajari pokok bahasan ini,
Luka Bakar (Combutio) dr. Ketut Aditya Rahardja Puskesmas Lindi.
Perawatan Luka Bakar OLEH : Ns. EFENDI. DEFINISI Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber.
PERAWATAN LUKA (Ketrampilan Dasar Kebidanan). DEFINISI LUKA Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda.
KOMITE PPI RSUP Soeradji Tirtonegoro Klaten
NAMA KELOMPOK 1. Adam bagas 2. Hartinus alif.A. 3. Herinda nabila putri.W. 4. May citra a 5. Pandu F.
Transcript presentasi:

trakeostomi

Anatomi

Anatomi trakea

Definisi trakeostomi Trakeostomi merupakan tindakan operatif yang memiliki tujuan membuat jalan nafas baru pada trakea dengan mebuat sayatan atau insisi pada cincin trakea ke 3.

Fungsi trakeostomi Mengurangi tahanan aliran udara pernafasan Proteksi terhadap aspirasi Memungkinkan pasien menelan tanpa reflek apnea, Memungkinkan jalan masuk langsung ke trakea untuk pembersihan Memungkinkan pemberian obat-obatan dan humidifikasi ke traktus respiratorius.

Kontraindikasi Trakeostomi Kontraindikasi yang paling umum adalah sumbatan jalan napas karena karsinoma laring Obstruksi Faring Obstruksi Laring Penimbunan Sekret di Saluran Pernapasan Rencana Melakukan Operasi di Daerah Laring dan Radioterapi

Klasifikasi Trakeostomi letak atas Trakeostomi letak bawah Menurut letak insisinya Trakeostomi letak atas Trakeostomi letak bawah Menurut waktu dilakukannya tindakan trakeostomi darurat (emergency) trakeostomi berencana (persiapan sarana cukup) Menurut lamanya pemasangan Tracheal stoma post laryngectomy Tracheal stoma without laryngectomy

Alat-Alat Trakeostomi

Jenis Pipa Trakeostomi 1. Cuffed Tubes 2. Uncuffed Tubes

3. Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam) Kanula luar (outer canula) Kanula dalam (inner cannula)

4. Silver Negus Tubes 5. Fenestrated Tubes

Ukuran dari tuba trakea yang dipakai bergantung dari kelompok usia dan berat badan pasien :

Indikasi jenis tube trakeostomi Tuba dengan kaf dan kanula disposable Digunakan untuk membuat ventilasi sirkuit tertutup Tuba dengan kaf dan kanula reusable

JENIS INDIKASI Tuba tanpa kaf dengan kanula disposable Digunakan untuk pasien dengan masalah trakea & untuk pasien yang siap dilakukan dekanulasi Tuba tanpa kaf dengan kanula reusable Tuba berfenestra dengan kaf Digunakan bagi pasien dengan ventilator yang tidak mampu berbicara melalui speaking valve

JENIS INDIKASI Tuba berfenestra tanpa kaf Digunakan bagi pasien dengan ventilator yang tidak mampu berbicara melalui speaking valve Tuba trakeostomi metal Sudah jarang digunakan

TEKNIK TRAKEOSTOMI J Trakeostomi dilakukan dengan pasien dalam posisi tidur telentang (supinasi), bahu diganjal Kulit daerah leher dibersihkan secara aseptik dan antiseptik dan ditutup dengan kain steril Anestesi lokal infiltrasi kulit (dipertengahan cricoid dengan fosa suprasternal)

TEKNIK TRAKEOSTOMI 4. Insisi kulit dapat vertical digaris tengah leher mulai di bawah cricoid sampai fosa suprasternal . Sayatan jangan terlalu sempit, dibuat kira-kira 5 cm

TEKNIK TRAKEOSTOMI Dengan gunting panjang tumpul kulit serta jaringan di bawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul. Pembuluh darah vena jugularis anterior yang tampak ditarik ke laterl. Istmus thyroid yang ditemukan ditarik ke atas supaya cincin trakea jelas terlihat

TEKNIK TRAKEOSTOMI Dengan gunting panjang tumpul kulit serta jaringan di bawahnya dipisahkan lapis demi lapis dan ditarik ke lateral dengan pengait tumpul.

Letak kanul

Perawatan trakeostomi Humidifikasi. Fiksasi harus aman dan ganti setiap hari. Bersihkan luka setiap 6 jam atau sesering yang diperlukan. Penghisapan trakeobronkial dilakukan dengan mengindahkan kaidah antisepsis. Gunakan kateter dan sarung tangan steril. Pipa dipertahankan selama 7 hari setelah itu ganti setiap 4 hari. Bila digunakan pipa metal, pipa bagian dalam dapat sering diganti tanpa mengganti pipa utama. Kultur luka dan sputum harus diperiksa.

Dekanulasi Pipa trakeostomi jangan dibiarkan lebih lama dari waktu yang diperlukan, terutama pada anak. Harus diangkat secepat mungkin untuk menghindari terjadinya trakeobronkitis, ulserasi trakea, stenosis trakea, trakeomalasia dan fistula trakeokutan menetap. Kemudian pipa ditutup dan dinilai apakah jalan napas adekuat, kemampuan menelan dan mengeluarkan sekret. Jika pipa dapat ditutup selama 8 sampai 12 jam.

Komplikasi trakeostomi Keterangan Gambar : A. Trakea tertekuk ke depan B. Tukak dinding depan trakea karena ukuran kanul terlalu besar C. Emfisema subkutis karena dislokasi kanul D. Tukak karina karena kateter isap E. Manset ditiup terlalu kuat sehingga menyebabkan penutupan kanul F. Manset kanul terlepas di trakea G. Nekrosis cincin trakea karena manset ditiup terlalu kuat H. Cedera dinding belakang (hati – hati fistel trakeo-esofagus)

Keuntungan dan Kerugian Trakeostomi Mengurangi terjadinya dead space pada cabang trakeobronkial Cabang bronkial lebih mudah diaspirasi Penderita lebih bebas bernapas Filtrasi udara tidak sempurna Humidifikasi kurang sempurna Sering menimbulkan jaringan parut di leher

Indikasi pelepasan trakeostomi Pasien mampu bernafas dengan nyaman dengan trakeostomi yang sudah ditutup. Analisis tekanan gas arteri normal. Kemampuan pasien untuk batuk dan mengeluarkan sekresi semakin meningkat

Definisi Trakheostomi Trakheostomi adalah prosedur dimana dibuat lubang kedalam trakea. (Smeltzer & Bare, 2002). Trakheostomi adalah insisi operasi dimana memasukkan selang ke dalam trakea agar klien dapat bernafas dengan lebih mudah dan mengeluarkan sekretnya. ( Putriardhita, C, 2008).

Perawatan Trakheostomi Mulanya, sebuah trakeostomi mungkin memerlukan pengisapan dan di bersihkan sesering mungkin setiap 1-2 jam. Setelah respons inflamasi awal reda, perawatan trakeostomi mungkin perlu di lakukan satu atau dua kali perhari, bergantung pada klien. Sebagai bagian dari perawatan trakeostomi, balutan trakeostomi dan tali ikat perlu di ganti jika kotor.    

Asuhan Keperawatan Trakheostomi PENGKAJIAN Status pernafasan termasuk kemudahan bernafas, frekuensi, irama kedalaman, dan suara paru. Frekuensi nadi. Karakter dan jumlah sekret dari tempat pemasangan trakeostomi. Adanya drainase pada balutan trakeostomi atau tali ikat. Tampilan insisi (perhatikan adanya kemerahan, pembengkakan, rabas purulen, atau bau)

B. Perencanaan Perawatan trakeostomi melibatkan penerapan ilmu pengetahuan, teknik steril, dan pemecahan masalah, sehingga perlu di lakukan oleh seorang perawat.

C. IMPLEMENTASI Perlengkapan : Set alat pembersih trakeostomi disposabel yang steril mencakup wadah steril, sikat nilon steril, dan/atau pembersih pipa, alat aplikasi steril, kasa segi empat. Handuk atau kain untuk melindungi kain sprai. Set peralatan kateter pengisap steril (kateter pengisap dan wadah steril untuk larutan). Hidrogen peroksida dan salin normal steril. Sarung tangan steril (2 pasang).

Lanjutan... Sarung tangan bersih. Kantong anti air. Balutan trakeostomi steril yang tersedia secara komersil atau balutan kasa steril berukuran 10 x 10 cm. Tali ikat katun. Gunting bersih.

Pelaksanaan : Jelaskan kepada klien apa yang akan anda lakukan, mengapa hal tersebut perlu di lakukan,dan bagaimana klien dapat bekerjasama. Cuci tangan dan observasi prosedur pengendalian infekdi lainnya yang sesuai. Beri privasi klien. Persiapan klien dan perlengkapan. Lakukan pengisapan slang trakeostomi. Bersihkan kanula dalam.

Pasang kembali kanula dalam, fiksasi dengan baik. Bersihkan tempat insisi dan flange. Pasang balutan steril. Ganti tali ikat trakeostomi. Plester dan beri bantalan pada simpul tali. Periksa kencangnya tali. Dokumentasikan seluruh informasi yang relevan.

D. EVALUASI Lakukan tindak lanjut yang sesuai seperti ; karakter dan jumlah sekret, drainase dari trakeostomi, tampilan insisi trakeostomi, frekuensi nadi dan status pernafasan yang di bandingkan dengan data dasar, keluhan nyeri atau ketidak nyamanan pada tempat trakeostomi. Hubungkan temuan dengan data pengkajian sebelumnya bila tersedia. Laporkan penyimpangan yang signifikan dari normal pada dokter.

Ketika klien bernapas melalui trakeostomi udara tidak lagi di saring dan di lembabkan lagi seperti ketika melewati jalan nafas bagian atas. Oleh karena itu, tindakan kewaspadaan khusus perlu di lakukan diantaranya: Humidifikasi Menyumbat Slang Trakeostomi