ANATOMI TERAPAN, KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK BAHU Pertemuan ke 4

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
OTOT LENGAN.
Advertisements

TULANG DAN PERSENDIAN EXTREMITAS SUPERIOR
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK PELVIC HIP COMPLEX Pertemuan ke
BIOMEKANIK INTRODUKSI Pertemuan ke 1
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK PERG. KAKI DAN KAKI Pertemuan ke
BUGNET EXCERCISE.
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK THORACAL SPINE
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK LUMBAR SPINE
PROSES ASSESSMENT MANUALTERAPI II Pertemuan 2
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK CERVICAL SPINE
~ Through the Looking-Glass by Lewis Carroll
Oleh: Sugijanto Disampaikan pada kuliah reguler Manualterapi II
MANUALTERAPI SHOULDER COMPLEX INTERVENSI Pertemuan ke 6
MANUAL TERAPI I NEUROMUSKULOSKELETAL UPPER EXTREMITY
PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI SHOULDER COMPLEX
INTRODUKSI INTERVENSI MANUALTERAPI I Pertemuan ke 4
Assalamualaikum wb.
Disampaikan pd Pelatihan Manual terapi spine,
WRIST AND HAND ANATOMI TERAPAN.
MANUAL TERAPI ELBOW COMPLEX INTERVENSI Pertemuan ke 10
MANUAL TERAPI ELBOW COMPLEX ANATOMI TERAPAN DAN BIOMEKANIK Pertemuan 8
ANATOMI TERAPAN ELBOW COMPLEX.
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK WRIST- HAND AND FINGER Pertemuan ke
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK KNEE JOINT Pertemuan ke
Oleh: Sugijanto disampaikan pada kuliah reguler MK : Manualterapi 2
ANATOMI TERAPAN SHOULDER COMPLEX.
MANUALTERAPI KNEE JOINT ASSESSMENT Pertemuan ke 9
PENGUKURAN INTEGRITAS SENDI DAN RANGE OF MOTION
MODULE PRAKTIKUM KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK TEMPOROMANDIBULAR JOINT
MENU Istilah Lazim dalam Anatomi dan Fisiologi Struktur Tubuh Manusia
KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK PERG. KAKI DAN KAKI Pertemuan ke
PRAKTIKUM KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK SHOULDER
Oleh: Sugijanto disampaikan pada kuliah responsi MK : Manualterapi 2
INTRODUKSI INTERVENSI MANUALTERAPI I Pertemuan ke 3
Oleh: Sugijanto Disampaikan pada: Kuliah responsi Manual terapi II
Pendahuluan Terminologi ini merupakan istilah yang sudah standar, sehingga dapat membantu profesi di bidang pelayanan kesehatan dalam komunikasi untuk.
MODULE DISKUSI- PRAKTIKUM SPINE
BIOMEKANIK SHOULDER KOMPLEKS
ANATOMI BIOMEKANIK THORACAL SPINE
MODULE PRAKTEK PENGUKURAN RANGE OF MOTION
MANUALTERAPI TANGAN – PERGELANGAN INTERVENSI Pertemuan ke 14
KINESIOLOGO DAN BIOMEKANIK TANGAN - PERGELANGAN Pertemuan ke 5
ANKLE AND FOOT ANATOMI TERAPAN.
Oleh Sugijanto Disampaikan pada kuliah reguler Manualterapi I
Oleh Lenny Disampaikan pada kuliah reguler Manualterapi I
PRAKTIKUM DAN DISKUSI PROSES ASSESSMENT MANUALTERAPI II Pertemuan 2
ANATOMI TERAPAN DAN BIOMEKANIK SPINE
PRAKTIKUM INTERVENSI MANUALTERAPI KNEE JOINT Pertemuan ke 10
Praktikum intervensi MANUALTERAPI PELVIC-HIP COMPLEX Pertemuan ke 6a
MANUALTERAPI SHOULDER COMPLEX INTERVENSI Pertemuan ke 6
Disampaikan pd Pelatihan Manual terapi spine,
MANUAL TERAPI ELBOW COMPLEX INTERVENSI Pertemuan ke 10
PENGANTAR ANATOMI Nia Kurniawati, SSt.FT.
PRAKTIKUM INTERVENSI MANUALTERAPI ANKLE AND FOOT JOINT Pertemuan ke 10
PRAKTIKUM ANATOMI TERAPAN DAN ASSESSMENT MANUALTERAPI TMJ
Disampaikan pada Kuliah Reguler Kinesiologi dan biomekanik
KNEE JOINT ANATOMI TERAPAN.
BUGNET EXCERCISE.
PRAKTIKUM INTERVENSI MANUALTERAPI PADA TEMPOROMANDIBULAR JOINT
MANUALTERAPI PADA TEMPOROMANDIBULAR JOINT INTERVENSI
Disampaikan pada kuliah responsi Kinesiologi dan biomekanik
TES CEPAT TEMPORO MANDIBULAR JOINT: depression & elevation
Introduction to Anatomy
INTRODUKSI INTERVENSI MANUALTERAPI I Pertemuan ke 4
OLEH SUDARYANTO, SST.Ft, M.Fis
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
BIOMEKANIK ELBOW AND FOREARM (LENGAN BAWAH)
Dipresentasikan oleh Enggar. Anatomi adalah: ilmu urai atau ilmu yang mempelajari tentang susunan tubuh dan hubungan bagian yang satu dengan yang lain.
SIKAP DAN GERAKAN ANATOMI
Transcript presentasi:

ANATOMI TERAPAN, KINESIOLOGI DAN BIOMEKANIK BAHU Pertemuan ke 4 Oleh : Sugijanto Disampaikan pada Kuliah reguler Kinesiologi dan Biomekanik

TUJUAN INSTRUKSIONAL Mahasiswa memahami Kinesiologi dan biomekanik shoulder complex dengan cara : Mampu mendefinisikan struktur jaringan spesifik shoulder complex Mampu memilah hubungan antara sendi glenohumeralis, acromioclavicularis, sternoclavicularis, scapulo thu8racalis, intervertebrali dan costovertebralis. Mampu membedakan topografis dan fungsi antara tiap struktur jaringan spesifik shoulder complex Mampu merinci tentang gerak shoulder complex Mampu menghubungkan struktur jaringan spesifik dengan patologi

PERTANYAAN STUDI & EVALUASI Sebutkan sendi pembentuk shoulder complex Sebutkan MLPP dan CPP sendi glenohumeral. Uraikan stabilitas pasif dan pasif sendi glenohumeral. Uraikan osteokinematik dan artrokinamatik sendi glenohumeral. Uraikan pembatas gerak abduksi; rotasi internal dan rotasi eksternal Uraikan arah traksi dan translasi sendi glenohumeral pada gerak abduksi; rotasi internal dan rotasi eksternal.

Uraikan fungsi setiap jaringan spesifik pada sendi suprahumeral Berikan posisi palpasi pada: Bursa subdeltoidea; m. Supraspinatus: m. Infraspinatus; m. Subscapularis dan Biceps caput logus. Uraikan osteokinamatik dan artrokinematik sendi Acromioclavicularis; Sternoclavicularis dan Scapulothoracalis. Uraikan keterlibatan intervertebral dan costovertebral-costosternal dalam fungsi shoulder complex Uraikan Scapulohumeral rhythm

GLENOHUMERAL SYSTEM Posisi/sikap dan gerakan yang terjadi pada sendi glemohumeralis selalu berkaitan dengan seluruh sub sistem dalam scapulohumeral system.

GLENOHUMERAL JOINT Merupakan ‘ball and socket joint’ dibentuk oleh glenoid cavity yang cekung menghadap ke lateral serong cranioventral dengan caput humeri yang berbentuk cembung. Memiliki 3 derajad kebebasan gerak dalam 3 bidang gerak dan 3 sumbu utama: Sumbu transversal mengontrol gerak fleksi-ekstensi dalam bidang sagital Sumbu antero-posterior mengontrol gerak abduksi-adduksi dalam bidang frontal Sumbu vertikal mengontrol gerak fleksi-ekstensi dalam bidang horizontal pada posisi lengan abduksi 900 Pada sumbu longitudinal humerus terjadi gerak rotasi

Grk dlm bd sagital Gerak fisiologis flexion - extension ROM. Flx : 1800 bersamaan rotasi axial, Ext : 30-450 stretched end feel (elastic) dan gerak osteokinematic nya yang utama berupa : spin. Gerak artrokinematik nya yang utama spin

Gerak aktif Fleksi berlangsung tiga tahap, tahap I yaitu lingkup 00 sampai 50-600, dilakukan oleh otot: M. Deltoid anterior (n. axilaris, radiks C5,C6) M. Coracobrachialis (n. musculocutanius, radiks C6,C7) M. Pectoralis mayor serabut clavicular Tahap II yaitu lingkup 60-1200, dilakukan oleh otot: Ditambah m. serratus anterior M. Trapezius ascendence M. Latissimus dorsi Tahap III yaitu lingkup 120-1800, dilakukan oleh otot: m. serratus anterior m. Erector spine.

Gerak aktif Ekstensi (dan adduksi) oleh: M. Latissimus dorsi (n. thoraco dorsal, radiks C6,C7) M. Teres mayor (n. subscapularis inferior, C5,C6) M. Deltoideus posterior (n. axilaris, radiks C5,C6)

Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang sagital dewasa ROM Fleksi : 1800 elastic end feel, dan ROM Ekstensi : 600 elastic end feel. gerak arthrokinematic nya yang utama berupa : spin

Abduction Gerak fisiologis Abduction dalam bidang frontal dengan ROM 900 dan end feel elastic harder. Peregangan posterior capsile) Gerak arthokinematic nya berupa caudal translation Gerak aktif abduksi dilakukan oleh otot: M. Deltoid medius (n. axilaris, radiks C5,C6) M. Supraspinatus (n. subscapularis C5) Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang frontal orang dewasa ROM Abduksi: 900 hard end feel. Gerak isometric Terutama gerak abduksi dilakukan dengan tahanan manual untuk melihat patologi m. Supraspinatus.

Internal rotation Gerak fisiologis Internal rotation dalam bidang tranversal dengan ROM 900 dan elastic end feel. Dan gerak arthokinematic nya berupa dorsal translation. Gerak aktif Internal rotation M. subscapularis (n. subscapularis superior & inferior, C5,C6) M. Pectoralis mayor (n. pectoralis medialis & lateralis,C5-8,T1) M. Latissimus dorsi (n. thoraco dorsal, radiks C6-8) M. Teres mayor (n. subscapularis inferior, C5,C6) Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang transversal pada orang dewasa ROM rotasi internal: 900 elastic end feel. Gerak isometric Gerak rotasi internal dilakukan dengan tahanan manual untuk melihat patologi m. subscapularis.

External rotation Gerak fisiologis External rotation dalam bidang tranversal dengan ROM 800 dan elastic end feel serta dengan gerak arthokinematic nya berupa ventral translation. Gerak aktif External rotation M. Infraspinatus (n. suprascapular, C5,C6) M. Terses minor (n. axilaris, C5) Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang transversal pada orang dewasa ROM rotasi eksternal: 900 elastic end feel. Gerak isometrik Gerak rotasi eksternal dilakukan dg tahanan manual utk melihat patologi m. infraspinatus.

Horizontal Abduction dan Horizontal Adduction Gerak fisiologis Horizontal Abduction dan Horizontal Adduction dalam bidang trasversal ROM 1200 dan 300 dengan elastic end feel Gerak arthokinematic nya berupa ventral translation dan dorsal translation. Gerak aktif Horizontal Abduction M. Deltoideus posterior (n. axilaris, C5) Gerak aktif Horizontal Adduction M. Pectoralis mayor(n. pectoralis medialis & lateralis,C5-8,T1) M. Deltoideus anterior (n. axilaris, radiks C5,C6) Gerak pasif dengan tangan (fisioterapis) pada bidang transversal pada orang dewasa ROM abduksi horizontal: 300 adduksi horizontal: 1400 elastic end feel.

arthrokinematic Seluruh komponen diatas memiliki gerak arthrokinematic Traction dengan arah lateral sedikit serong ventrocranial

Maximally Lose Pack Position dan Close Pack Position Maximally Lose Pack Position adalah posisi dimana kekendoran capsuloligamentairnya maksimal, yaitu flexion – abduction  300 dan sedikit internal rotation. Close Pack Position adalah posisi sendi dimana terjadi penguncian permukaan sendi atau koaptasi maksimal, yaitu posisi abduction – flexion penuh

SUPRAHUMERAL (JOINT) Bukan merupakan sendi yang sebenarnya tetapi merupakan celah antara acromion pada bagian atas dan head of humeri bagian bawah. Terdapat Bursa subdeltoidea atau subacromialis dan rotator cuff muscles yang terdiri atas subscapular m, supraspinatus m, dan infraspinatus m, serta tendon long head biceps. Pada saat abduction-elevation terjadi benturan antara head of humerus dengan acromion, kemudian diantisipasi dengan humerus external rotation dan atau scapular abduction.

ACROMIOCLAVICULAR JOINT Merupakan plane joint dimana acromion konkaf menghadap ke medial dan clavicula konveks. Dalam klinis gerakan yang dijumpai adalah Elevation - Depression dan Protraction - retraction Karena yg bergerak acromion yg merupakan permukaan konkaf maka gerak arthrokinematic nya mengikuti gerak osteokinematic tersebut, yaitu saat elevation terjadi translasi acromion ke cranial dan saat depression terjadi translasi acromion ke caudal. Demikian pula saat protraction terjadi translasi acromion ke ventral dan saat retraction terjadi translasi acromion ke dorsal. Gerak arthrokinematic Traction nya selalu kearah lateral searah acromion ditarik. MLPP pada posisi netral dan CPP pada posisi protraction penuh.

STERNOCLAVICULAR JOINT Merupakan sendi jenis ‘Saddle joint’ dimana clavicula konkaf kearah anteroposterior dan konveks kearah craniocaudal. Gerak fisiologis dalam klinis seperti pada AC Joint sesuai gerak osteokinematicnya, gerak arthrokinematicnya saat elevation – depression terdapat unsur arthrokinematicnya caudal translation – cranial translation, dan saat protraction – retraction terdapat unsur arthrokinematic ventral – dorsal translation. Gerak arthrokinematic Traction selalu searah dengan tarikan sepanjang axis claviculae MLPP posisi netral. CPP posisi protraction penuh seperti pada AC Joint.

SCAPULOTHORACAL (JOINT ) Bukan merupakan sendi yg sebenarnya, tetapi merupakan pertemuan antara scapula dengan dinding thorax yang dibatasi oleh subscapular m.dan serratus anterior m, dan dipertahankan oleh otot-otot trapezius, rhomboideus major –minor, serratus anterior, dan levator scapula, serta bersama SC joint merupakan tempat bertumpunya extremitas atas terhadap tubuh. Gerak yg terjadi pd scapulothoracal adalah elevation – depression sesuai dengan translationnya, dan abduction – adduction sesuai dengan translationnya. Gerak arthrokinematic Traction nya adalah gerak scapulae menjauh terhadap dinding thorax

INTERVERTEBRAL JOINTS Sendi intervertebral yang ikut terlibat dalam cervical bawah (C6-7-Th1) dan thoracal atas (Th1-2-3-4) dimana saat gerak bahu flexion atau abdudtion penuh terjadi rotation kearah ipsilateral dan lateral flexion juga kontralateral. Tinjauan osteo- dan arthro kinematic nya dibahas dalam Cervical- dan thoracal-spine.

COSTOVERTEBRAL (TRANSVERSAL) Costa 1 – 2 – 3 – 4 secara bertahap mengikuti gerak lengan seperti pada intervertebral joint dengan winging dan rotation. Gerak osteo- dan arthrokinematic nya dibahas dalam thoracal spine.

SCAPULOHUMERAL RHYTHM Abduction-elevation of shoulder. Pada selama gerakan shoulder abduction – elevation dan juga selama flexion terjadi gerakan osteokinematic yang proporsional antara humerus dan scapula, yang disebut scapulohumeral rhythm

Pada awal gerak abduction 0-300 terjadi gerak humerus 300 sementara scapula pada posisi tetap atau bahkan sedikit adduction. Pada range 300 - 600 terjadi gerakan yang proporsional antara abduction humerus : scapula sebesar 2 : 1. Selanjutnya pada abduction 600 – 1200 juga terjadi humerus external rotation secara bertahap sebesar 900 karena menghindari benturan acromion dengan head of humerus. Sementara gerak proporsional antara humerus dan scapula 2 : 1 tetap berlanjut. Pada abduction 1200 – 1800 gerak proporsional tersebut tetap berlanjut. Pada range ini mulai terjadi gerakan intervertebral dan costae dan bermakna pada akhir ROM

DAFTAR PUSTAKA Frankle and Nordin, Biomechanic, Churchill Livingstone, Eidinburgh, Ed. 4, 1998. Goodman, c.c. and Boissonault, W.G., Pathology, implication for the hpysical therapist, WB Saunders Co, Philadelphia, 1998. Hall, SJ, Basic biomechanic, Mc Graw Hill, Boston, 2003 Kapanji, IA. Physiology of joint Vol I Upper extremity, Churchill Livingstone, Eidinburgh, 1986. Rasch, PJ, Kinesiology, Lea and Febiger, Philadelphia, 1998